Thomas Matulesi
APAKAH KALIAN TAHU SIAPAKAH
TOKOH DI BAWAH INI
IMAM BONJOL
APAKAH KALIAN TAU SIAPAKAH TOKOH
DI BAWAH INI
PANGERAN ANTASARI
APAKAH KALIAN TAU SIAPAKAH TOKOH
DI BAWAH INI
Sentot Alibasya
Kiai Mojo
Untuk mengakhiri perang, Belanda menempuh
beberapa cara:
1. Menarik sebagian pasukannya dari Sumatera
2. Mendatangkan bantuan dari negeri Belanda
3. Menjalankan siasat benteng stelsel yaitu
membangun benteng disetiap daerah yang berhasil
dikuasai, sehingga pasukan Belanda dapat bergerak
dengan cepat dan ruang gerak pasukan menjadi
sempit
4. Jenderal De Kock menjalankan tipu muslihat dengan
mengajak Pangeran Diponegoro untuk berunding, di
meja perundingan ia ditangkap, diasingkan ke
Makasar sampai meninggal tahun 8 Januari 1855
Perang
Jagaraga di
Bali
(1846-1849)
Perang Jagaraga
Sebab terjadinya:
a) Belanda menolak adanya Hukum Tawan Karang
yaitu hak dari raja-raja Bali untuk merampas
semua kapal-kapal asing yang terdampar di
wilayah kerajaannya
b) Belanda menuntut agar seluruh kerajaan di Bali
tunduk dibawah kekuasaan Belanda
JALAN PERANG
Belanda juga menuntut penghapusan Hukum Tawan Karang serta raja-raja
di Bali mau mengakui kekuasaan Belanda dan melindungi perdagangannya
di Bali. Kalau tuntutan itu tidak dipenuhi, Bali akan diserang.
Diprakarsai oleh Patih Buleleng, I Gusti Ktut Jelantik, raja-raja Bali
menolak tuntutan itu dan siap bertempur menghadapi Belanda. Selain itu,
Karangasem juga bersiap-siap membantu Buleleng.
Pada tahun 1846, 1.700 pasukan gabungan Belanda mendarat
di Buleleng dan menyerang perkampungan tepi pantai. Dalam
penyerangan tersebut, ibu kota Kerajaan Buleleng (Singaraja)
dapat diduduki Belanda. Raja dan Patih I Gusti Ktut Jelantik
beserta pasukannya terpaksa mundur ke Jagaraga dan
berdamai dengan Belanda. Pihak Belanda menuntut supaya
semua benteng Kerajaan Buleleng dibongkar, sedangkan
pasukan Belanda akan ditempatkan di Buleleng. Raja harus
menanggung biaya perang. Raja Karangasem dipaksa
membuat perjanjian yang sama.