I
N
T
E
G
R
A
S
I
N
A
S
I
O
N
A
L
INTEGRASI NASIONAL
Faktor Penghambat
Integrasi Nasional
1. Sejarah
1. Keanegaragaman budaya
2. Keinginan bersatu
5. Kesepakatan atau
konsesus nasional
4. Ketidakseimbangan
pembangunan
6. Simbol kenegaraan
5. Etnosentrisme
6. Lemahnya nilai
6. lembaga
5. Kesepakatan atau
konsensus nasional dalam
perwujudan Proklamasi
Kemerdekaan, Pancasila dan
UUD 1945, bendera Merah
Putih, lagu kebangsaan
Indonesia Raya, bahasa
kesatuan bahasa Indonesia.
6. Adanya simbol kenegaraan
dalam bentuk Garuda
Pancasila, dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.
7. Pengembangan budaya
gotong royong yang
merupakan ciri khas
kepribadian bangsa Indonesia
secara turun temurun.
PAKAIAN
BAHASA
LANDASAN IDEOLOGI
PERILAKU
LEMBAGA
Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini
Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27
provinsi). Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya
di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.
2. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman,
tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
3. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau
mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar
menari legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari semua
propinsi di Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat
bangunan tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu masjid (untuk
agama Islam), gereja (untuk agama Kristen dan Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan
wihara (untuk agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama resmi di
Indonesia baru 5 (lima) macam.
4. Diadakan Pekan Olahraga Nasional (PON), yaitu perlombaan bidang olahraga tingkat
nasional yang diselenggarakan setiap 4 (empat) tahun sekali. Melalui Pekan Olahraga
Nasional akan terpupuk persatuan Indonesia dan menggali potensi para atlet daerah
untuk dapat berkembang mewakili negara di tingkat internasional.