Anda di halaman 1dari 8

INTEGRASI NASIONAL

I
N
T
E
G
R
A
S
I

N
A
S
I
O
N
A
L

INTEGRASI NASIONAL

Faktor penunjang Integrasi


Nasional

Faktor Penghambat
Integrasi Nasional

1. Sejarah

1. Keanegaragaman budaya

2. Keinginan bersatu

2. Wilayah kepulauan luas

3. Rasa cinta tanah air


4. Rasa rela berkorban

3. Ancaman dalam dan luar


negeri

5. Kesepakatan atau
konsesus nasional

4. Ketidakseimbangan
pembangunan

6. Simbol kenegaraan

5. Etnosentrisme
6. Lemahnya nilai

Perwujudan Integrasi Nasional


Terdiri dari
1.Pakaian 2. Bahasa 3. lambang 4. idiologi 5 prilaku
dan identitas

6. lembaga

Integrasi Nasional terdiri dari dua kata dasar


yaitu, integrasi dan nasional.

Integrasi berasal dari kata latin yaitu integrate


yang berarti memberi tempat dalam suatu
keseluruhan. Kata nasional berasal dari bahasa
inggris yaitu Nation yang berarti bangsa.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,


integrasi nasional mempunyai arti dua macam,
yaitu:
1. Secara politis, integrasi nasional adalah
proses penyatuan berbagai kelompok budaya
dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional
yang membentuk suatu identitas nasional.
2. Secara antropologis, integrasi nasional adalah
proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda, sehingga mencapai
suatu keserasian fungsi dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa.

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI


BERIKUT:

1. Faktor sejarah yang


menimbulkan rasa senasib dan
seperjuangan.
2. Keinginan untuk bersatu di
kalangan bangsa Indonesia
sebagaimana dinyatakan
dalam Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air di
kalangan bangsa Indonesia,
sebagaimana dibuktikan
perjuangan merebut,
menegakkan, dan mengisi
kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk
kepentingan bangsa dan
Negara, sebagaimana
dibuktikan oleh banyak
pahlawan bangsa yang gugur
di medan perjuangan.

5. Kesepakatan atau
konsensus nasional dalam
perwujudan Proklamasi
Kemerdekaan, Pancasila dan
UUD 1945, bendera Merah
Putih, lagu kebangsaan
Indonesia Raya, bahasa
kesatuan bahasa Indonesia.
6. Adanya simbol kenegaraan
dalam bentuk Garuda
Pancasila, dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.
7. Pengembangan budaya
gotong royong yang
merupakan ciri khas
kepribadian bangsa Indonesia
secara turun temurun.

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT INTEGRASI NASIONAL


SEBAGAI BERIKUT:
1. Masyarakat Indonesia yang heterogen
(beraneka ragam) dalam faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing
kebudayaan daerahnya, bahasa daerah,
agama yang dianut, ras dan sebagainya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri
atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh
lautan luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan yang
merongrong keutuhan, kesatuan dan
persatuan bangsa, baik yang berasal dari
dalam maupun luar negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan
ketidakmerataan pembangunan dan hasilhasil pembangunan menimbulkan berbagai
rasa tidak puas dan keputusasaan di
masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan
Antar-golongan), gerakan separatisme dan
kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.

5. Adanya paham etnosentrisme di


antara beberapa suku bangsa yang
menonjolkan kelebihan-kelebihan
budayanya dan menganggap rendah
budaya suku bangsa lain.
6. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa
akibat kuatnya pengaruh budaya asing
yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa, baik melewati kontak
langsung maupun kontak tidak
langsung.
Kontak langsung, antara lain melalui
unsur-unsur pariwisata, sedangkan
kontak tidak langsung, antara lain
melalui media cetak (majalah, tabloid),
atau media elektronik (televisi, radio,
film, internet, telepon seluler yang
mempunyai fitur atau fasilitas lengkap).

PERWUJUDAN INTEGRASI NASIONAL

PAKAIAN

BAHASA

LAMBANG- LAMBANG DAN


IDETITAS KEBANGSAAN

LANDASAN IDEOLOGI

PERILAKU

LEMBAGA

CONTOH WUJUD INTEGRASI NASIONAL, ANTARA LAIN


SEBAGAI BERIKUT:

1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah

Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini
Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27
provinsi). Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya
di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.
2. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman,
tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
3. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau
mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar
menari legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari semua
propinsi di Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat
bangunan tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu masjid (untuk
agama Islam), gereja (untuk agama Kristen dan Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan
wihara (untuk agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama resmi di
Indonesia baru 5 (lima) macam.
4. Diadakan Pekan Olahraga Nasional (PON), yaitu perlombaan bidang olahraga tingkat
nasional yang diselenggarakan setiap 4 (empat) tahun sekali. Melalui Pekan Olahraga
Nasional akan terpupuk persatuan Indonesia dan menggali potensi para atlet daerah
untuk dapat berkembang mewakili negara di tingkat internasional.

Anda mungkin juga menyukai