Anda di halaman 1dari 8

MIRACLE LIAN NATASYA

22106620093
MANAJEMEN C
UTS

1. A. Saudara jelaskan unsur unsur identitas nasional serta identitas nasional apa yang tidak bisa
dimiliki oleh negara lain berikan penjelasan!
B. Jelaskan landasan historis,sosiologis dan politis tentang identitas nasional
Jawab:
A. Identitas Nasional Indonesia merujuk pada sualu bangsa yang majemuk. Ke-majemukan
itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu suku bangsa, agama,
kebudayaan, dan bahasa.
1) Suku Bangsa
Individu memiliki suku bangsa sejak lahir dan tidak mampu untuk memilih mereka
ingin berada di suku apa. Yang dapat dilakukan individu adalah memilih bagaimana
bertingkah laku setelah menjadi bagian dari suku bangsa tersebut.
Suku bangsa ini merupakan salah satu identitas yang dapat terlihat dengan cukup
jelas. Umumnya yang terlihat bukan "suku" nya, melainkan budaya-budaya yang
melekat pada suku tersebut.
Indonesia sendiri memiliki keanekaragaman suku yang tersebar dari Sabang hingga
Merauke. Antara lain ada Suku Dayak, Suku Sasak, Suku Jawa, Suku Minahasa, Suku
Asmat, dan masih banyak lagi.
2) Bahasa
Bahasa merupakan identitas nasional yang sangat integral dan yang paling terlihat.
Masyarakat Indonesia menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
mereka. Hampir semua masyarakat Indonesia bisa menggunakan bahasa ini.
Namun, banyak rakyat kita yang masih menggunakan bahasa daerah mereka dalam
komunikasi sehari-hari. Bahasa daerah juga menunjukkan salah satu kekayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia. Contohnya adalah bahasa Sunda, bahasa Jawa, ataupun
bahasa lokal lainnya.
3) Kebudayaan
Indonesia memiliki budaya nasional yang sangat kaya. Contohnya seperti tarian
tradisional, lagu-lagu daerah, pakaian adat, hingga rumah adat yang beraneka ragam
bentuknya.
Hampir setiap suku memiliki tarian tradisional mereka sendiri. Contoh yang cukup
terkenal adalah tari saman, tari piring, hingga tari tor-tor.
Kemudian pakaian adat biasanya digunakan sebagai salah satu simbol perayaan acara
sakral seperti upacara pernikahan. Pakaian adat ini juga dapat menunjukkan ciri khas
daerah tersebut. Indonesia juga memiliki banyak sekali lagu-lagu daerah dalam
bahasa-bahasa yang sangat beragam pula. Beberapa yang cukup terkenal adalah
Bungong Jeumpo yang berasal dari Aceh, Tokecang dari Jawa Barat, Ampar Ampar
Pisang dari Kalimantan Selatan hingga Yamko Rambe Yamko yang berasal dari
Papua.
4) Agama
Indonesia dikenal sebagai negara majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku
bangsa. Hal ini mengakibatkan Indonesia juga terdiri dari berbagai macam agama
yang dianut oleh warga negaranya. Di Indonesia sendiri agama yang diakui terdiri
dari 6 agama yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, hingga Konghucu.
Meskipun berbeda-beda warga Indonesia tetap harus saling menghargai dan mampu
bersikap toleransi terhadap pemeluk agama lain.
B. Landasan – landasan tentang indetitas nasional:
- Secara Historis
Secara historis, identitas nasional bangsa Indonesia ditandai ketika munculnya
kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa yang sedang dijajah oleh asing pada tahun
1908 yang dikenal dengan masa Kebangkitan Nasional (Bangsa). Rakyat Indonesia
mulai sadar akan jati diri sebagai manusia yang tidak wajar karena dalam kondisi
terjajah. Pada saat itu muncul kesadaran untuk bangkit membentuk sebuah bangsa.
Kesadaran ini muncul karena pengaruh dari hasil pendidikan yang diterima sebagai
dampak dari politik etis (Etiche Politiek). Dengan kata lain, unsur pendidikan
sangatlah penting bagi pembentukan kebudayaan dan kesadaran akan kebangsaan
sebagai identitas nasional.Pembentukan identitas nasional melalui pengembangan
kebudayaan Indonesia telah dilakukan jauh sebelum kemerdekaan.
- Secara politis
Secara politis, beberapa bentuk identitas nasional Indonesia yang dapat menjadi
penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia meliputi: bendera negara Sang
Merah Putih, bahasa Indonesia sebagai Bahasa nasional atau bahasa negara, lambang
negara Garuda Pancasila, dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Bentuk-bentuk
identitas nasional ini telah diatur dalam peraturan perundangan baik dalam UUD
maupun dalam peraturan yang lebih khusus.
Bentuk-bentuk identitas nasional Indonesia pernah dikemukakan pula oleh Winarno
(2013) sebagai berikut: (1) Bahasa nasional atau bahasa persatuan adalah Bahasa
Indonesia; (2) Bendera Negara adalah Sang Merah Putih; (3) Lagu kebangsaan adalah
Indonesia Raya; (4) Lambang Negara adalah Garuda Pancasila; (5) Semboyan Negara
adalah Bhinneka Tunggal Ika; (6) Dasar falsafah Negara adalah Pancasila; (7)
Konstitusi (Hukum Dasar) Negara adalah UUD NRI 1945; (8) Bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia; (9) Konsepsi Wawasan Nusantara; dan (10)
Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional. Semua bentuk
identitas nasional ini telah diatur dan tentu perlu disosialisasikan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
Empat identitas nasional pertama meliputi bendera, bahasa, dan lambang Negara,
serta lagu kebangsaan diatur dalam peraturan perundangan khusus yang ditetapkan
dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara serta Lagu Kebangsaan. Dasar pertimbangan tentang bendera, bahasa, dan
lambang Negara, serta lagu kebangsaan Indonesia diatur dalam undang-undang
karena (1) bendera, bahasa, dan lambang Negara, serta lagu kebangsaan Indonesia
merupakan sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi
simbol kedaulatan dan kehormatan Negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan (2) bahwa bendera,
bahasa, dan lambang Negara, serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan manifestasi
kebudayaan yang berakar pada sejarah perjuangan bangsa, kesatuan dalam
keragaman budaya, dan kesamaan dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
- Secara Sosiologis
Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk dalam proses
interaksi,komunikasi, dan persinggungan budaya secara alamiah baik melalui
perjalananpanjang menuju Indonesia merdeka maupun melalui pembentukan intensif
pascakemerdekaan.
2. A. Mengapa diperlukan integrase nasional
B. Beri penjelasan landasan historis,sosiologis dan politis integrasi nasional
C. Mengapa warga negara Papua masih sulit berintegrasi dengan negara kesatuan Republik
Indonesia apa penyebabnya dan beri solusi pemecahnya.
Jawab:
A. Fungsi paling utama dan paling penting dari integrasi nasional yaitu menjamin kesatuan
suatu negara di tengah banyaknya perbedaan yang dapat menimbulkan konflik. Suatu
negara hanya bisa maju dan sejahtera jika warganya bersatu dan bekerja sama menuju
tujuan bersama.
B. 1. Perkembangan Sejarah Integrasi di IndonesiaMenurut Suroyo (2002), sejarah
menjelaskan bahwa bangsa kita sudah mengalami pembangunan integrasi sebelum negara
Indonesia merdeka. Menurut Suroyo, terdapat tiga model integrasi dalam sejarah
perkembangan integrasi di Indonesia, yaitu model integrasi imperium Majapahit, model
integrasi Kolonial, dan model integrasi nasional Indonesia.
a) Model Integrasi Imperium Majapahit
Model integrasi pertama ini bersifat kemaharajaan (imperium) Majapahit. Struktur
kemaharajaan yang begitu luas ini berstruktur konsentris. Terdapat tiga konsentris
Kerajaan Majapahit. Konsentris pertama disebut wilayah inti kerajaan, yaitu meliputi
pulau Jawa dan Madura yang diperintah langsung oleh raja dan saudara-saudaranya.
Konsentris kedua adalah wilayah di luar Jawa (Mancanegara dan pasisiran) yang
merupakan kerajaan-kerajaan otonom. Konsentris ketiga (tanah sabrang) adalah negara-
negara sahabat dimana Majapahit menjalin hubungan diplomatik dan hubungan dagang,
antara lain dengan Champa, Kambija, dan Ayudyapura (Thailand).
b) Model Integrasi Kolonial
Model integrasi kedua ini lebih tepat disebut dengan integrasi atas wilayah Hindia-
Belanda yang baru sepenuhnya dicapai pada awal abad ke-XX dengan wilayah yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke. Pemerintah kolonial mampu membangun
integrasi wilayah dengan menguasai maritim, sedangkan integrasi vertikal antara
pemerintah pusat dan daerah dibina melalui jaringan birokrasi kolonial yang terdiri dari
ambtenaar-ambtenaar (pegawai) Belanda dan pribumi yang tidak mempunyai jaringan
dengan massa rakyat. Dapat dikatakan bahwa pemerintah kolonial tidak mempunyai
dukungan yang berarti dari rakyat Indonesia. Integrasi model kolonial ini tidak mampu
menyatukan segenap keragaman bangsa Indonesia, tetapi hanya untuk maksud
menciptakan kesetiaan tunggal pada penguasa kolonial.
c) Model Integrasi Nasional Indonesia
Model integrasi ketiga ini merupakan proses berintegrasinya bangsa Indonesia sejak
bernegara merdeka pada tahun 1945. Integrasi model ini berbeda dengan integrasi model
kedua. Integrasi model kedua dimaksudkan agar rakyat jajahan mendukung pemerintah
kolonial melalui penguatan birokrasi kolonial dan penguasaan wilayah. Sedangkan
integrasi model ketiga ini dimaksudkan untuk membentuk kesatuan yang baru yakni
bangsa Indonesia yang merdeka, memiliki semangat kebangsaan (nasionalisme) yang
baru atau kesadaran kebangsaan yang baru.

Pengembangan Integrasi di Indonesia


Howard Wriggins dalam Muhaimin dan Collin MaxAndrews (1995) menyebut ada lima
pendekatan atau cara bagaimana para pemimpin politik mengembangkan integrasi
bangsa. Kelima pendekatan tersebut selanjutnya disebut sebagai faktor yang menentukan
tingkat integrasi suatu negara, yaitu :
- Adanya ancaman dari luar
Adanya ancaman dari luar dapat menciptakan integrasi masyarakat. Masyarakat akan
bersatu, meskipun berbeda suku, agama, dan ras ketika menghadapi musuh bersama.
Contohnya adalah ketika penjajah Belanda ingin kembali ke Indonesia, masyarakat
Indonesia bersatu padu melawannya, sehingga Belanda tidak jadi kembali ke
Indonesia.
Suatu bangsa yang sebelumnya berseteru dengan saudaranya sendiri dapat
berintegrasi ketika ada musuh negara yang datang atau ancaman bersama yang
berasal dari luar negeri. Adanya anggapan musuh dari luar negeri mengancam bangsa
juga mampu mengintegrasikan masyarakat bangsa itu.

- Gaya politik kepemimpinan


Gaya politik para pemimpin bangsa dapat menyatukan atau mengintegrasikan
masyarakat bangsa tersebut. Pemimpin yang karismatik, dicintai oleh rakyatnya, dan
mempunyai jasa-jasa besar umumnya mampu menyetukan bangsanya yang
ssebelumnya tercerai berai. Misalnya adalah Nelson Mandela dari Afrika Selatan.
Nelson Mandela berhasil menangani masalah diskriminasi warna kulit di Afrika
Selatan.
- Kekuatan lembaga-lembaga politik
Lembaga politik juga dapat menjadi sarana pemersatu masyarakat, misalnya
birokrasi. Birokrasi yang satu dan padu dapat menciptakan sistem pelayanan yang
sama, baik, dan diterima oleh masyarakat yang beragam, sehingga pada akhirnya
masyarakat akan bersatu dalam satu sistem pelayanan.
- Ideologi Nasional
Ideologi mertupakan sekelompok nilai-nilai yang diterima dan disepakati. Ideologi
juga memberikan visi dan beberapa panduan bagaimana cara menuju visi atau tujuan
itu. Jika suatu masyarakat menerima satu ideologi yang sama, maka memungkinkan
masyarakat tersebut bersatu, walaupun banyak sekali perbedaan di antara masyarakat
tersebut.
Bagi bangsa Indonesia, nilai bersama yang dapat digunakan untuk mempersatukan
masyarakat Indonesia adalah Pancasila. Pancasila merupakan nnilai sosial bersama
yang bisa diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Nilai bersama tidak harus berlaku secara nasional. Di beberapa daerah bdi Indonesia
terdapat nilai bersama. Dengan nilai itu, kelompok-kelompok masyarakat di daerak
tersebut bersedia untuk bersatu. Misalnya adalah “Pela Gadong” sebagai nilai
bersama yang dijunjung tinggi oleh masyarakat .
- Kesempatan pembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk
menyatukan bangsa Indonesia. Jika pembangunan ekonomi suatu bangsa berhasil dan
menciptakan keadilan, maka masyarakat bangsa tersebut bisa menerima sebagai satu
kesatuan. Namun jika ekonomi menghasilkan ketidakadilan, maka muncul
kesenjangan atau ketimpangan. Orang-orang miskin dan yang dirugikan akan sulit
untuk mau bersatu atau merasa satu bangsa dengan mereka yang diuntungkan serta
yang mendapat kekayaan secara tidak adil. Banyak kasus yang disebabkan oleh
ketidakadilan, maka tidak heran bila ada sebuah masyarakat yang ingin memisahkan
diri dari bangsa yang bersangkutan. Oleh karena itu diperlukan suatu pembangunan
ekonomi yang merata, sehingga hubungan dan integrasi antar masyarakat akan
semakin mudah tercapai.
C. Gagalnya pembangunan infrastruktur sosial juga menjadi akar konflik di Papua. Hal ini
dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa angka harapan hidup orang
Papua dan Papua Barat pada tahun 2019 adalah yang paling pendek se-Indonesia, yaitu
antara 65,65 tahun hingga 65,90 tahun. Ini bahkan jauh lebih rendah dari rata-rata
nasional, yaitu 71,34 tahun. Sedangkan pada sektor pendidikan, rasio buta huruf di
wilayah Papua pada 2018 adalah yang paling tinggi se-Indonesia, yaitu 28,75%. Rasio ini
jauh lebih tinggi dari Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menempati posisi ke-2, yaitu
7,9%. Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah Papua pada 2019
menempati posisi paling rendah di Indonesia, yaitu berkisar antara 64,7 poin untuk Papua
Barat dan 60,84 poin untuk Papua. Angka ini jauh lebih rendah dari rata-rata nasional,
yaitu 71,92 poin.
Untuk Solusinya:
“NKRI harga mati”, demikian slogan bangsa ini terkait kedaulatan dan keutuhan wilayah
teritorial. Kami merasa jumlah korban jiwa dari konflik ini telah lebih dari cukup. Oleh
karena itu, kami menyimpulkan bahwa pemerintah perlu mengubah pendekatan
keamanan terhadap konflik Papua, dan menyarankan pemerintah melakukan pendekatan
humanis yang menyentuh akar penyebab konflik tersebut.
3. A. Cari faktor penyebabnya perubahan UUD 1945 menjadi onstitusi RIS menjadi UUD
Sementara tahun 1950, UUD 1945 diamandemen menjadi 4x
B, sepeti apakah tata urutan perundang undangan di Indonesia menurut ketentutan yang baru
yaitu UU No. 11 thn 2012 bandingkan dengan gambar dengan ketentuan yang lama yaitu UU
No. 10 thn 2004
C, UU apa yang berkaitan dengan bidang studi yang saudara tempuh
Jawab:
A. Faktor penyebab perubahan UUD 1945 menjadi Konstitusi RIS, Konstitusi RIS menjadi
UUD Sementara Tahun 1950, dan UUD Sementara Tahun 1950 kembali ke UUD 1945
sebanyak 4 kali adalah sebagai berikut:
- Konteks politik: Perubahan tersebut terjadi dalam konteks politik yang dinamis,
termasuk perubahan dalam sistem pemerintahan, struktur negara, dan kepentingan politik
kelompok-kelompok yang berbeda.
- Perkembangan situasi nasional: Perubahan konstitusi juga dipengaruhi oleh
perkembangan situasi nasional, seperti konflik politik, perubahan kepemimpinan, atau
perubahan paradigma dalam mengatur negara.
- Keinginan untuk eksperimen politik: Beberapa perubahan konstitusi mungkin
merupakan upaya untuk mencari model pemerintahan yang lebih efektif atau
memperbaiki kelemahan dalam sistem yang ada.

B. Tata urutan perundang-undangan dan peraturan perundang-undangan di Indonesia


mengikuti ketentuan yang baru yaitu UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peraturan
Perundang-Undangan. Dalam tata urutan perundang-undangan yang baru ini, terdapat
tahapan-tahapan sebagai berikut:
- Inisiasi: Proses dimulai dengan inisiasi pembuatan undang-undang atau peraturan
perundang-undangan melalui berbagai instansi, baik dari pemerintah maupun DPR.
- Penyusunan: Setelah inisiasi, dilakukan penyusunan naskah akademik atau rancangan
undang-undang/peraturan perundang-undangan oleh tim penyusun yang ditunjuk.
- Pembahasan: Naskah akademik atau rancangan tersebut kemudian dibahas di lembaga
legislatif, yaitu DPR atau Dewan Perwakilan Daerah (DPD), sesuai dengan pembagian
kewenangan.
- Pengesahan: Setelah melewati tahap pembahasan dan perubahan yang diperlukan,
undang-undang atau peraturan perundang-undangan tersebut disahkan oleh lembaga
legislatif yang berwenang.
- Penyampaian: Undang-undang atau peraturan perundang-undangan yang disahkan
kemudian disampaikan kepada Presiden untuk mendapatkan persetujuan dan
ditandatangani menjadi undang-undang/peraturan.
- Penetapan dan pengumuman: Setelah ditandatangani oleh Presiden,
undang-undang/peraturan perundang-undangan tersebut ditetapkan dan diumumkan
secara resmi.

C. Undang-undang yang berkaitan dengan bidang studi yang Anda tempuh dapat bervariasi
tergantung pada bidang studi tersebut. Namun, beberapa undang-undang yang umumnya
terkait dengan berbagai bidang studi adalah:
- Undang-Undang Pendidikan: Terkait dengan pengaturan sistem pendidikan, kurikulum,
penyelenggaraan pendidikan, dan hak dan kewajiban peserta didik dan pendidik.
- Undang-Undang Kesehatan: Mengatur tentang pelayanan kesehatan, praktek medis,
obat-obatan, dan perlindungan hak-hak pasien.
- Undang-Undang Lingkungan Hidup: Menyediakan kerangka hukum untuk pengelolaan
lingkungan hidup, perlindungan alam, dan pengendalian dampak lingkungan.
- Undang-Undang Perdagangan: Mengatur tentang kegiatan perdagangan, investasi,
perlindungan konsumen, dan persaingan usaha.
Pastikan untuk memeriksa undang-undang yang spesifik yang terkait dengan bidang studi
Anda untuk mendapatkan informasi yang lebih detail.
4. A. Beri penjelasan pengertian hak dan pengertian kewajiban berikut hubungan keduanya
B. Apakah dengan hak dan kewajiban itu dibatasi dalam UUD apa melanggar hak asasi
manusia beri penjelasan dan mengapa demikian

Jawab:
A. Hak adalah hak asasi atau kebebasan yang dimiliki oleh individu sebagai anggota
masyarakat atau warga negara. Hak-hak tersebut mencakup hak sipil, hak politik, hak
ekonomi, hak sosial, dan hak budaya. Kewajiban, di sisi lain, adalah tanggung jawab yang
harus dilaksanakan oleh individu sesuai dengan peraturan dan norma yang berlaku dalam
masyarakat.Hubungan antara hak dan kewajiban adalah saling terkait dan saling
melengkapi. Hak-hak individu dilindungi dan dijamin oleh hukum, sementara kewajiban
adalah kontribusi yang harus diberikan oleh individu dalam rangka mencapai
keseimbangan dan keadilan sosial. Hak dan kewajiban membentuk landasan dalam
menjalankan kehidupan bermasyarakat, di mana individu memperoleh hak-hak tertentu
dan pada saat yang sama juga mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi kewajiban-
kewajiban yang ditetapkan.
B. Dalam konteks hak dan kewajiban yang dibatasi dalam Undang-Undang Dasar (UUD)
suatu negara, terdapat potensi pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Hak asasi
manusia merujuk pada hak-hak yang melekat pada setiap individu secara universal, tak
tergantung pada ras, agama, gender, atau faktor lainnya. Pelanggaran hak asasi manusia
dapat terjadi jika hak-hak tersebut dibatasi atau diabaikan dalam UUD.
Ada beberapa cara di mana hak asasi manusia dapat dilanggar ketika hak dan kewajiban
dibatasi dalam UUD:
Pembatasan yang tidak proporsional: Jika pembatasan yang dijelaskan dalam UUD tidak
proporsional atau melebihi batas yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu, hal itu
dapat melanggar hak asasi manusia. Misalnya, jika UUD membatasi kebebasan
berpendapat atau kebebasan berekspresi secara berlebihan, hal tersebut dapat melanggar
hak atas kebebasan berbicara dan berpendapat.
Diskriminasi: Jika pembatasan dalam UUD menyebabkan perlakuan yang tidak adil atau
diskriminatif terhadap kelompok tertentu berdasarkan ras, agama, gender, atau
karakteristik lainnya, maka hal itu melanggar prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi
dalam hak asasi manusia.
Pembatasan hak fundamental: Jika UUD membatasi hak-hak fundamental secara
signifikan, seperti hak hidup, kebebasan dari penyiksaan, kebebasan dari perlakuan yang
kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat, maka hal tersebut merupakan
pelanggaran hak asasi manusia. Hak-hak ini dianggap universal dan fundamental bagi
setiap individu.
Pembatasan hak politik: Hak-hak politik, seperti hak memilih dan dipilih, serta hak
berpartisipasi dalam proses politik, merupakan elemen penting dalam demokrasi. Jika
UUD membatasi hak-hak politik tersebut dengan cara yang tidak adil atau sewenang-
wenang, maka hal itu dapat melanggar hak asasi manusia.
Penting untuk dicatat bahwa pembatasan terhadap hak dan kewajiban dalam UUD tidak
selalu melanggar hak asasi manusia. Beberapa pembatasan diperlukan untuk menjaga
keamanan, ketertiban, atau melindungi hak-hak orang lain. Namun, penting bagi
pemerintah dan pembuat kebijakan untuk memastikan bahwa pembatasan tersebut sejalan
dengan standar hak asasi manusia yang diakui secara internasional, seperti yang
tercantum dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB.
5. A. Beri penjelasan tentang prinsip prinsip demokrasi menurut Ino Kencana
B, Anda jelaskan pilar pilar demokrasi Pancasila
C. Beri penjelasan nilai nilai demokrasi menurut Islam
Jawab:
A. Prinsip-prinsip demokrasi adalah fondasi sistem pemerintahan demokratis yang
memberikan kekuasaan kepada rakyat dan melindungi hak-hak individual. Berikut adalah
beberapa prinsip dasar demokrasi yang umum diakui:Kedaulatan Rakyat: Prinsip ini
menegaskan bahwa kekuasaan dalam pemerintahan berasal dari rakyat. Rakyat memiliki
hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik dan memilih wakil mereka
dalam proses demokratis.Kebebasan dan Hak Asasi Manusia: Demokrasi menghormati
hak-hak individu dan kebebasan mendasar seperti kebebasan berpendapat, kebebasan
berekspresi, kebebasan berserikat, dan kebebasan beragama. Prinsip ini menjamin
perlindungan hak-hak asasi manusia dalam kerangka demokratis.Pemerintahan Hukum:
Prinsip ini menunjukkan bahwa hukum berlaku untuk semua orang, termasuk pemerintah
itu sendiri. Pemerintahan yang demokratis harus tunduk pada hukum dan melindungi hak-
hak individu serta memberikan perlindungan hukum yang adil bagi semua
warganya.Pemilihan Bebas dan Adil: Demokrasi melibatkan pemilihan umum yang bebas
dan adi sebagai mekanisme untuk memilih para pemimpin dan mewakili kepentingan
rakyat. Pemilihan harus dilakukan secara periodik, terbuka, jujur, dan
transparan.Pluralisme dan Penghargaan terhadap Opini yang Berbeda: Demokrasi
mengakui pentingnya pluralisme, yaitu adanya keragaman pandangan, ideologi, dan
kepentingan dalam masyarakat. Prinsip ini mendorong dialog, diskusi, dan toleransi
terhadap perbedaan pendapat. Akuntabilitas dan Transparansi: Pemerintah dalam sistem
demokratis harus bertanggung jawab kepada rakyat dan harus transparan dalam kebijakan
dan tindakan mereka. Prinsip ini memungkinkan rakyat untuk mengawasi pemerintah dan
memastikan kebijakan yang diambil sesuai dengan kepentingan publik.Prinsip-prinsip
demokrasi ini membentuk dasar dari sistem pemerintahan yang melibatkan partisipasi
aktif rakyat dan perlindungan hak-hak individu. Meskipun penjelasan ini tidak
berdasarkan pemikiran khusus dari "Ino Kencana," demokrasi sebagai prinsip dasar
sistem pemerintahan telah lama didebatkan dan dikembangkan oleh para pemikir politik
dan filosof sepanjang sejarah.
B. Pilar Demokrasi Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia yang mencakup berbagai nilai dan
prinsip dasar, termasuk pilar-pilar demokrasi. Pilar-pilar demokrasi Pancasila mengacu
pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai demokrasi yang diakui dan dihayati dalam konteks
Indonesia. Berikut adalah penjelasan tentang pilar-pilar demokrasi Pancasila:
Keadilan Sosial: Pilar pertama adalah keadilan sosial, yang mengacu pada keadilan dalam
distribusi sumber daya dan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini mencakup hak
untuk hidup layak, akses pendidikan, pelayanan kesehatan, pekerjaan, dan perlindungan
sosial bagi semua warga negara.
Kedaulatan Rakyat: Pilar kedua adalah kedaulatan rakyat, yang mengakui bahwa
kekuasaan politik berasal dari rakyat. Prinsip ini menekankan partisipasi aktif rakyat
dalam proses pengambilan keputusan politik, baik secara langsung maupun melalui
wakil-wakil yang dipilih secara demokratis.Kebhinekaan: Pilar ketiga adalah kebhinekaan
atau keragaman. Pancasila mengakui dan menghargai keberagaman etnis, agama, budaya,
dan bahasa di Indonesia. Prinsip ini menjamin hak setiap individu untuk beragama,
berpendapat, dan mengembangkan identitas budaya mereka tanpa diskriminasi.
Musyawarah dan Mufakat: Pilar keempat adalah musyawarah dan mufakat, yang berarti
mencapai keputusan melalui dialog, konsultasi, dan mencari kesepakatan bersama.
Prinsip ini mendorong penyelesaian perbedaan pendapat melalui dialog yang terbuka dan
adil, dengan tujuan mencapai keputusan yang menguntungkan bagi semua pihak.
Ketatapmasyarakatan: Pilar kelima adalah gotong royong atau ketatapmasyarakatan, yang
mengandung makna kerjasama, solidaritas, dan saling membantu antarwarga negara.
Prinsip ini
mendorong rasa tanggung jawab sosial untuk membantu sesama dan membangun
kehidupan bersama yang harmonis.Pilar-pilar demokrasi Pancasila ini bertujuan untuk
memastikan keberlanjutan dan perlindungan demokrasi di Indonesia dengan menjunjung
tinggi prinsip-prinsip demokrasi yang inklusif dan berkeadilan. Melalui implementasi
pilar-pilar ini, diharapkan tercipta stabilitas politik, pembangunan yang berkelanjutan,
serta kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
C. Nilai-nilai demokrasi dalam konteks Islam dapat bervariasi tergantung pada interpretasi
dan pemahaman individu atau kelompok yang menganut agama tersebut. Islam sebagai
agama memiliki prinsip-prinsip dasar yang dapat memberikan dasar bagi praktek-praktek
demokratis dalam masyarakat Muslim. Berikut adalah beberapa nilai-nilai demokrasi
yang dapat ditemukan atau diperdebatkan dalam kerangka pemikiran Islam:
Keadilan: Keadilan merupakan nilai yang sangat penting dalam Islam. Prinsip-prinsip
keadilan termaktub dalam Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad. Dalam konteks
demokrasi, nilai keadilan menekankan perlakuan yang adil terhadap semua warga negara
tanpa memandang ras, agama, jenis kelamin, atau latar belakang sosial.
Konsultasi (syura): Prinsip konsultasi adalah bagian integral dari sistem pemerintahan
dalam Islam. Syura merujuk pada pengambilan keputusan melalui konsultasi dan
musyawarah antara pemimpin dan rakyat atau antara pemimpin dengan para penasihat.
Ini mencerminkan nilai demokrasi yang melibatkan partisipasi aktif dan memberi suara
kepada rakyat dalam proses pengambilan keputusan.
Persamaan: Nilai persamaan diakui dalam Islam dan mencakup persamaan dalam hak
asasi manusia, tanggung jawab, dan kesempatan. Dalam konteks demokrasi, nilai
persamaan menekankan perlakuan yang sama terhadap semua warga negara dan
memastikan bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam
proses politik dan publik.Kebebasan berpendapat: Kebebasan berpendapat dan
menyampaikan pikiran adalah nilai yang terkandung dalam Islam, selama itu dilakukan
dengan etika dan menghormati hak-hak orang lain. Kebebasan berpendapat memberikan
kesempatan bagi setiap warga negara untuk menyampaikan pandangan mereka,
berpartisipasi dalam perdebatan publik, dan mengkritik pemerintah dengan cara yang
konstruktif.Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas penting dalam Islam. Pemimpin dan otoritas
publik diharapkan bertanggung jawab kepada rakyat dan Allah atas tindakan mereka.
Dalam konteks demokrasi, ini mencerminkan pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan
kontrol publik terhadap pemerintah.Perlindungan minoritas: Islam mengajarkan
perlindungan hak-hak minoritas. Dalam konteks demokrasi, ini berarti memberikan
perlindungan dan jaminan hak-hak minoritas serta mendorong inklusi dan partisipasi
mereka dalam proses politik.
Nilai-nilai demokrasi dalam Islam ini dapat menjadi dasar untuk membentuk sistem
politik dan sosial yang mencakup aspek-aspek demokrasi modern, seperti pemilihan
umum, kebebasan berpendapat, partisipasi publik, dan perlindungan hak asasi manusia.
Namun, penting untuk diingat bahwa interpretasi dan implementasi nilai-nilai ini dapat
berbeda-beda tergantung pada pemahaman individu atau kelompok yang menganut agama
Islam.

Anda mungkin juga menyukai