Review penelitian model in vitro invivo pada hewan untuk studi mekanisme
eliminasi renal dan identifikasi interaksi interaksi-interaksi obat yang potensial
Review desain percobaan yg digunakan pada identifikasi interaksi obat pada manusia
dengan penekanan dalam memperoleh informasi mengenai mekanisme interaksi
Memberikan rekomendasi mengenai interaksi obat pada ginjal yang potensial dalam
pengembangan obat
Ringkasan
Kesimpulannya : interaksi obat yang signifikan
secara klinis dapat menyebabkan toksisitas
Penyebabnya :
a. Beberapa mekanisme pada level ginjal
nampak relatif jarang.
b. Tidak semua obat harus dilakukan
penyaringan secara in-vitro ketika tahap
pengembangan.
Ringkasan
5 mekanisme potensial yg ada dalam interaksi obat pada
level ginjal :
1. Penggantian pada obat terikat menghasilkan
peningkatan ekskresi obat melalui peningkatan filtrasi
glomerulus
2. Kompetisi pada tempat sekresi tubular menghasilkan
penurunan ekskresi obat
3. Kompetisi pada tempat reabsorpsi tubular
menghasilkan peningkatan ekskresi obat
4. Perubahan pH urin dan/atau perubahan aliran yang
dapat menurunkan atau meningkatan ekskresi obat
yang tergantung pada nilai pKa obat
5. Inhibisi metabolisme obat di renal
Ringkasan
Interaksi obat yang paling banyak diketahui
adalah inhibisi secara kompetisi pada sekresi
tubular, yg akhirnya meningkatkan kosentrasi
obat pada plasma.
Interaksi obat secara klinik signifikan jika klirens
ginjal >30% dari klirens total dan kosentrasi
plasma lebih besar dari konstanta transpor
Michaelis-Menten.
Karena baru setelah itu, farmakokinetik nonlinear
menjadi penting
Ringkasan
Interaksi obat menjadi tidak signifikan jika
klirens ginjal 20%-30% dari klirens total
dan/atau kosentrasi plasma lebih rendah dari
konstanta transpor Michaelis-Menten, kecuali
obat memiliki jendela terapetik yg sempit.
Pendahuluan
Ginjal memiliki peranan dalam eliminasi xenobiotik.
Hal2 yg berefek pada kemampuan ginjal untuk
mengeliminasi obat, dapat menyebabkan perubahan yang
nyata dalam profil farmakokinetik senyawa yg diberikan.
Faktor-faktor tsb a.l:
1. Usia
2. Penyakit
3. Ikatan obat protein
4. Interaksi obat pada tempat klirens (pembersihan)
5. Aliran darah ke ginjal
6. pH urin
Pendahuluan
Dengan memahami mekanisme yang bersangkutan
pada klirens renal, kita mungkin mampu untuk
memprediksi dengan lebih baik bagaimana faktor2 ini
berkontribusi untuk merubah farmakokinetik obat.
Saat ini, metode in vivo dan in vitro tersedia untuk
membantu menduga peran ginjal dalam eliminasi obat.
Naskah ini termasuk diskusi tentang metode-metode
tsb sebagaimana tinjauan peran ginjal dalam klirens
obat.
Tujuan akhir : mengembangkan sebuah strategy untuk
memprediksikan dampak faktor2 tsb terhadap
farmakokinetik yang bisa merubah klirens ginjal.
Peran Ginjal dalam Eliminasi Obat
Fungsi dasar ginjal
Bagian ginjal :
1. Renal kortex ( glomerulli, tubulus proximal,
dan tubulus distal serta bagian luar lengkung
Henle dan pengumpulan duktus, juga enzim
pemetabolisme obat)
2. Renal medulla ( bagian luar lengkung Henle
dan perkumpulan duktus)
Peran Ginjal dalam Eliminasi Obat
Fungsi dasar ginjal
Contoh
pKa fenobarbital = 7,2 (suhu 37)
Peran Ginjal dalam Eliminasi Obat
Reabsorpsi Tubulus
Peran Ginjal dalam Eliminasi Obat
Reabsorpsi Tubulus
Peran Ginjal dalam Eliminasi Obat
Reabsorpsi Tubulus
Peran Ginjal dalam Eliminasi Obat
Reabsorpsi Tubulus