Anda di halaman 1dari 10

BEBAN DIBAYAR DI MUKA

AUDIT BEBAN DIBAYAR DI MUKA


Bagi banyak entitas, piutang usaha dan persediaan
menunjukan aktiva lancer utama yang masuk dalam laporan
keuangan.
Termasuk juga di kebanyakan laporan keuangan adalah akun
yang disebut sebagai aktiva lain (other asset). Jika aktiva
tersebut memberikan manfaat ekonomis selama kurang dari
satu tahun, maka diklasifikasikan sebagai aktiva lancer dan
disebut beban dibayar di muka (prepaid expenses) Contoh
beban dibayar dimuka yaitu:
Asuransi dibayar di muka
Sewa dibayar di muka
Bunga dibayar di muka
B. PENENTUAN RISIKO BAWAAN-BEBAN DIBAYAR DI MUKA
Risiko bawaan untuk beban dibayar di muka seperti asuransi dibaray di
muka pada umumnya akan ditentukan pada tingkat yang rendah karena
akun ini tidak melibatkan isu akuntansi yang kompleks atau mendalam.
Terlebih lagi salah saji yang mungkin dapat dideteksi pada audit
terdahulu secara umum akan berjumlah tidak material.
Beban yang ditangguhkan dan aktiva tidak berwujud di sisi lain dapat
memerlukan pertimbangan risiko bawaan yang serius. Contohnya,
penilaian dan estimasi umur paten, waralaba dan goodwill melibatkan
pertimbangan mendalam dan dapat mengarah pada perbedaan
pendapatan antara auditor dengan klien. Dalam situasi seperti itu,
auditor dapat menentukan risiko bawaan pada tingkat yang tinggi.
C. PENENTUAN RISIKO PENGENDALIAN-BEBAN DIBAYAR DI MUKA
Transaksi beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan aktiva tidak
berwujud biasanya diproses melalui proses pembelian. Pembahasan yang tersisa
berfokus pada akun asuransi dibayar di muka karena akun tersebut akan ditemui pada
hamper semua perikatan. Bagian dari penentuan auditor atas risiko pengendalian
untuk transaksi asuransi dibayar di muka didasarkan pada efektivitas prosedur
pengendalian dalam proses pembelian. Contohnya, prosedur pengendalian dalam
proses pembelian harus memastikan bahwa polis asuransi yang baru telah diotorisasi
dengan tepat dan dicatat.
Prosedur pengendalian tambahan dapat digunakan untuk mengendalikan
transaksi dan informasi asuransi. Sebagai contoh, daftar asuransi (insurance register)
dapat dibuat sebagai catatan yang terpisah mengenai semua polis asuransi yang masih
berlaku. Daftar asuransi berisi informasi penting seperti hal-hal yang dijamin asuransi
dan tanggal habis masa berlaku tiap polis asuransi. Daftar ini harus di-review secara
berkala oleh orang yang independen untuk memverifikasi bahwa entitas telah memiliki
jaminan asuransi yang konsisten dengan kebutuhannya.
D. PROSEDUR SUBSTANTIF-ASURANSI DIBAYAR DI MUKA
Pada banyak audit, auditor dapat mengumpulkan bukti
yang memadai dan kompeten atas asuransi dibayar di muka
dengan melakukan prosedur analitis substantive. Pengujian
terinci atas transaksi, jika dilakukan, dilaksanakan sebagai
bagian dari pengujian proses pembelian. Pengujian terinci
atas saldo asuransi dibayar di muka biasanya diperlukan
hanya ketika salah saji diperkirakan.
1) Prosedur Analitis Substantif
Karena pada umumnya terdapat beberapa transaksi
pada akun asuransi dibayar di muka dank arena jumlah yang
dilaporkan pada laporan keuangan untuk asuransi dibayar di
muka biasanya tidak material, prosedur analitis substantive
adalah efektif untuk memverifikasi saldo akun. Prosedur
analitis sunbstantif berikut biasanya digunakan untuk menguji
asuransi dibayar di muka:
Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka dan beban
asuransi untuk tahun berjalan dengan saldo tahun lalu setelah
mempertimbangkan adanya perubahan dalam operasi.
Menghitung rasio beban asuransi terhadap aktiva atau
penjualan dan membandingkannya dengan rasio tahun lalu.
2) Pengujian Terinci atas Akun Asuransi Dibayar di Muka
Pengujian terinci atas saldo asuransi dibayar di muka dan
beban asuransi mungkinperlu ketika auditor mencurigai salah
saji berdasarkan audit tahun lalu atau ketika prosedur analitis
substantive menunjukan bahwa saldo akun mungkin
mengandung salah saji. Auditor mulai menguji saldo akun
asuransi dibayar di muka dengan memperoleh skedul dari
klien yang berisi analisis terinci mengenai polis yang termasuk
dalam akun asuransi dibayar di muka.
3) Keberadaan dan Kelengkapan (Existence and
Completeness)
Auditor dapat menguji keberadaan dan kelengkapan
dari polis asuransi yang tercakup dalam analisis akun dengan
mengirimkan konfirmasi kea gen asuransi entitas, meminta
informasi dari tiap nomor polis, cakupan, tanggal akhir masa
berlaku, dan premi. Hal ini merupakan cara yang efektif dan
efisien dalam mendapatkan bukti mengenai dua asersi.
Pendekatan alternative adalah pemeriksaan dokumen
pendukung yang mendasarinya seperti tagihan dan polis
asuransi. Auditor dapat juga menguji kelengkapan dengan
membandingkan polis terinci di daftar asuransi tahun berjalan
dengan polis yang ada di daftar asuransi tahun lalu.
4) Hak dan Kewajiban (Right and Obligation)
Pemegang polis dapat diuji dengan meminta
informasi tersebut dikonfirmasi yang dikirimkan kea
gen asuransi atau dengan memeriksa polis asuransi.
Jika pemegang polis adalah orang lain di luar klien,
auditor dapat memiliki bukti atas kewajiban yang
tidak tercatat atau bukti behwa pihak lain memiliki
klaim atas aktiva yang diasuransikan.
5) Penilaian (Valuation)
Auditor berkepentingan dengan apakah porsi yang
belum jatuh tempo atas asuransi dibayar di muka, dan juga
beban asuransi, telah dinilai dengan tepat. Hal ini dapat
dengan mudah diuji dengan menghitung kembali porsi
asuransi yang belum jatuh tempo setelah mempertimbangkan
premi yang dibayar dan termin polis. Drngan memverifikasi
porsi asuransi dibayar di muka yang belum jatuh tempo,
auditor juga memverifikasi jumlah total beban asuransi.

Anda mungkin juga menyukai