Anda di halaman 1dari 33

MATERI TOT TEKHNIS

Pencanangan Prog. ELF


Ya
Menentukan IU

Penentuan Daerah Endemis dengan :


1. Rapid Mapping
2. Survai Darah Jari SDJ

Daerah
Endemis Tersangka Non Endemis

Pilih Sentinel Sites & Gunakan


lakukan SDJ kartu ICT

Mf >1% Mf <1% Ag >1% Ag <1% Tidak perlu


dilakukan
tindakan
MDA Pilih daerah langsung
tersangka lain
Bertujuan menentukan lokasi tersangka
endemis filariasis.

Media: kuesioner
Jumlah penderita gejala klinis akut dan kronis
pada suatu wilayah kerja Puskesmas.

Kuesioner dikirim ke Dinas Kesehatan


kabupaten dan tembusan ke Propinsi.
Survai darah jari:
Menentukan derajat endemisitas daerah
dengan indikator angka mikrofilaria (mf rate)
dan juga mengetahui intensitas mikrofilaria
(kepadatan mikrofilaria).

Survai klinis:
Untuk mengetahui angka kesakitan akut
(acute disease rate) dan angka kesakitan
kronis (Chronic disease rate).
Tim pelaksana:
Dinas kesehatan kabupaten/kota
Puskesmas:
Tenaga penyuluh kesehatan
Tenaga mikroskopis
Tenaga dokter dan perawat
Tenaga pembantu survai dari desa bersangkutan
Tahap kegiatan:
Persiapan lokasi dan penduduk:
1. Penentuan desa: berdasarkan hasil survai cepat.
2. Jumlah sampel: per desa minimal 500 orang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metoda
obat nyamuk yang dimulai dari rumah penderita.

Jika jumlah sampel sudah 500 orang tapi prevalensi


kurang 1% maka survai dilanjutkan sampai setengah
jumlah desa di wilayah kerja Puskesmas
Prevalensi < 1% dilakukan pengobatan selektif
Pemetaan lokasi dan sensus penduduk:
1. Keadaan lokasi:
Topografi, batas wilayah, iklim

2. Perumahan:
Jumlah rumah, letak rumah

3. Penduduk:
Jumlah kepala keluarga, nama kepala keluarga,
jumah anggota keluarga, pembagian penduduk
menurut umur dan kelamin, jenis pekerjaan dan
pendidikan.
4. Persiapan masyarakat:

Pendekatan pada Pemda setempat.


Penyuluhan kesehatan tentang penyakit
kaki gajah program pengobatan masal.
Pemilihan tenaga pembantu survai.
B. Persiapan bahan dan peralatan survai:
Bahan:
- Kaca benda (slide) - Blood lancet
- Tablet buffer pH 7,2, - Tissue
- Counter - Kapas
- Methanol - Sarung tangan
- Tabung kapiler - Spidol
- Kotak slide - Alkohol 70%
- Aquades - Rak pewarna
- Giemsa stock sol. - Formulir survai.

Perlengkapan lapangan:
- Lampu petromak: 1 buah.
- Senter 3 buah.
- Tas lapangan 1 buah.
Pelaksanaan survai darah jari dan survai
klinis dilakukan bersama-sama.

Pemeriksaan klinis dilakukan sebelum


pemeriksaan survai darah.

Survai darah jari dimulai jam 20.00.


Pemeriksaan klinis akut berdasarkan anamnesa
dan pemeriksaan fisik
Anamnesa berupa pertanyaan tentang riwayat
penyakit dalam 3 bulan terakhir:
Demam berulang-ulang 3 5 hari terutama setelah
bekerja berat.
Pembengkakan kelenjar getah bening di daerah lipat
paha, ketiak dll.
Peradangan saluran kelenjar getah bening menjalar dari
pangkal paha/lengan ke arah ujung kaki/tangan.
Abses
Parut
Demam berulang Limfadenitis Abses di ketiak

Limfangitis Abses yang pecah Parut/Bekas abses


Pembengkakan + peradangan kelenjar getah
bening
Peradangan saluran getah bening, teraba
seperti tali tebal di bagian medial
tungkai/lengan
Pembesaran tungkai/lengan, kantong buah
zakar, payudara
Sembab (pitting oedema) pada organ yang
membesar, infeksi sekunder ?
Luka/parut pada kelenjar getah bening di
bagian medial paha atas, lipat paha/lengan
Untuk mengetahui penderita kronis:
Harus ditanyakan mengenai berapa lama terjadi
gejala pembengkakan yang menetap.

Elefantiasis.
Kantong buah zakar (hidrokel, elefantiasis
skrotum).
Payudara.
Lengan / tangan.
Perhitungan:
Angka kesakitan akut (Acute Disease Rate /ADR):
Jumlah penderita filariasis akut
ADR = ---------------------------------------------- x 100%
Jumlah penduduk yang diperiksa

Angka kesakitan kronis ( Chronic Disease Rate


/CDR atau Elephantiasis rate / ER ) :

Jumlah penderita filariasis kronis


CDR = -------------------------------------------------- X 100%
Jumlah penduduk yang diperiksa
Pembuatan sediaan darah tebal :

- Darah diambil malam hari ( jam 20.00 24.00 )


- Bersihkan ujung jari manis dengan alkohol 70%
- Tusuk ujung jari dengan lancet.
- Buang darah yang keluar pertama kali.
- Darah diisap dengan tabung kapiler tanpa
heparin berukuran 20 mm kubik.
- Tiupkan darah pada kaca benda yang bersih .
- Lebarkan darah dengan ukuran: 2 cm x 1,5 cm.
- Hindarkan dari lalat, lipas dan semut.
- Biarkan sediaan darah tersebut kering .
- Simpan dalam slide box
1. Hemolisis sediaan darah dengan air sampai
warna merah hilang.
2. Keringkan.
3. Fiksasi dengan metil alkohol 1 2 menit.
4. Pulas dengan larutan giemsa selama 15
menit, dgn perbandingan 1: 14.
5. Cuci dengan air (hati-hati jangan sampai
darah tebal terlepas).
6. Keringkan dan periksa di bawah mikroskop.
Kapas alkohol 70%, Lancet, tabung kapiler, kaca benda)
Bersihkan ujung jari tengah dengan
kapas alkohol.
Tusuk ujung jari dengan lancet.

Siapkan kaca benda yang


bersih, dan diberi label :
Nomor , Kode sesuai dgn
formulir survai
Hisap darah + 20 ul dgn
kapiler tube.
Tiupkan darah dalam kapiler
tube pada kaca benda.
Lebarkan darah di kaca benda hingga menjadi
sediaan darah tebal oval dgn ukuran 2 cm x 1,5
cm
Sediaan darah yang rata Sediaan darah tidak rata
Haemolisis Pewarnaan giemsa

Fiksasi Siap diperiksa dibawah mikroskop


Jumlah penduduk disurvai positif mf
Mf. Rate = -------------------------------------------------- x 100%
Jumlah penduduk yang disurvai

Bila mf rate > 1% pengobatan masal.

mf rate < 1% pengobatan selektif.


Menghitung kepadatan mf:
Mf dihitung pada seluruh lapangan pandang pada
sediaan.

Hasil perhitungan dan jenis mf (B.malayi/B. timori /


W. bancrofti) dicatat pada formulir survai.

Kepadatan rata-rata mf hitung dengan logaritma


(geometric-mean).
Kepadatan rata-rata mikrofilaria dari hasil SDJ di satu
desa angka rata-rata mikrofilaria yang dihitung dengan
menggunakan rata-rata geometrik ( geometric-mean ).

Kepadatan mikrofilkaria dari setiap sediaan darah per 20


cu mm, dihitung logaritmanya kemudian dijumlahkan.

Geometric-mean jumlah dari logaritma dibagi dengan


jumlah sediaan yang positif. Kepadatan rata-rata
mikrofilaria adalah anti-log dari geometric-mean.
No. Jumlah Mf per 20 cu mm log. ( Mf. +1 ) Hasil perhitungan

1 1 log ( 1+ 1 ) 0,301
2 5 log ( 5+1 ) 0,778
3 7 log ( 7+1 ) 0,903
4 8 log ( 8+1 ) 0,954
5 9 log ( 9+1 ) 1,00
6 13 log (13+1 ) 1,146
7 30 log ( 30+1 ) 1,491
8 32 log ( 32+1 ) 1,518
9 59 log ( 59+1 ) 1,778
10 76 log ( 76+1 ) 1,886
11 105 log ( 105+1 ) 2,025

Jumlah 13,780
13,780
Rata-rata geometrik : = 1,2527
11

Kepadatan rata-rata mikrofilaria

antilog 1,2527 = 17,89


Pemetaan filariasis adalah gambaran hasil kegiatan
survai penemuan daerah endemis, baik hasil survai
darah jari maupun survai cepat yang dituangkan
dalam peta endemisitas.
Peta distribusi endemis (Mf rate) filariasis sangat
penting artinya dalam pelaksanaan pengobatan
massal.
Pemetaan yang dimaksud adalah Pemetaan tingkat
Kecamatan dan Kabupaten kategori endemisitas (Mf
rate).
A. Pemetaan tingkat Kecamatan / wilayah kerja Puskesmas
Pemetaan tingkat Kecamatan / wilayah kerja Puskesmas terdiri dari :
Desa-desa dengan angka mikrofilaria (mf.rate)
Jumlah penduduk per desa
Batas-batas desa

Peta Kecamatan Z
B. Pemetaan tingkat Kabupaten
Pemetaan tingkat Kabupaten terdiri dari :
1. Rekapitulasi kecamatan
2. Jumlah penduduk per kecamatan

dibagi menjadi 3 katagori yaitu :


a. Warna merah Kecamatan / wilayah Puskesmas yang dari hasil
SDJ dalam kurun waktu 5 tahun terakhir di salah satu atau lebih
desa diwilayah tersebut memiliki Mf rate 1%.
b. Warna hijau Kecamatan / wilayah kerja Puskesmas yang dari
hasil SDJ diseluruh wilayah Kecamatan tersebut dalam kurun waktu
5 tahun terakhir Mf memiliki rate < 1% non endemis.
c. Warna abu-abu Kecamatan / wilayah kerja Puskesmas yang tidak
atau belum diketahui prevalensi mikrofilarianya (Mf rate), belum di
lakukan survai darah jari.
KABUPATEN X
PROPINSI Y
PROPINSI
B. Pemetaan tingkat Propinsi :
Pemetaan tingkat propinsi terdiri dari :
1. Rekapitulasi dari data per Kabupaten
2. Jumlah penduduk / Kec. yang endemis / Kab.
Peta Propinsi Y

Keterangan :
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan

Anda mungkin juga menyukai