Anda di halaman 1dari 16

KONSEP KEPERILAKUAN DARI PSIKOLOGI DAN

PSIKOLOGI SOSIAL

NAMA KELOMPOK 2

1. LILIS ALFIYANI (201512065)


2. SILVI RAFIKA DEWI (201512141)
3. NURUL ISNAINI (201512224)
1. Memahami Organisasi mempengaruhi perilaku.

2. Peranan Teori.

3. Struktur Sosial dan Budaya.

4. Sikap dan Teori Sikap.

5. Persepsi.

6. Pembelajaran.

7. Kepribadian.
Memahami Organisasi mempengaruhi perilaku.
Organisasi adalah sekelompok orang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam organisasi :
1. Kepribadian, artinya kepribadian dapat mencerminkan cara individu bereaksi dan
berinteraksi dengan orang lain. Bentuk kepribadian masing-masing individu dapat
mempengaruhi perilaku organisasi.
2. Kemampuan, artinya kemampuan seseorang untuk melaksanakan kegiatan dalam satu
pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Pembelajaran atau belajar, artinya dengan belajar tidak hanya mengubah sikap dan pikiran
tetapi yang lebih tetapi dapat mengubah perilaku individu karena adanya pengalaman atau
latian.
4. Sikap, faktor yang harus dipahami agar dapat memahami individu lain, dengan memahami
sikap individu maka organisasi dapat berjalan dengan baik.
5. Persepsi, suatu proses memperhatikan dan menyeleksi, mengorganisasikan, dan
menafsirkam stimulus lingkungan.
6. Kepuasan kerja, kepuasan kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan, semakin puas
individu bekerja maka akan betah berada dildalam organisasi, dan bila individu tidak puas
maka kinerja karyawan akan semakin buruk.
Peranan Teori.

Peran merupakan komponen perilaku nyata yang disebut norma.


Norma adalah harapan dan kebutuhan perilaku yang sesuai untuk
sesuatu peranan tertentu. Tiap peran berhubungan dengan suatu
identitas yang menggambarkan individu dalam hal bagaimana mereka
perlu bertindak dalam situasi khusus.

Peran membedakan perilaku dari orang yang menduduki posisi


organisasi tertentu dan berfungsi untuk mempersatukan kelompok
dengan melengkapi spesialisasi dan fungsi koordinasi.
Struktur Sosial

Studi keperilakuan manusia yang sistematis bergantung pada dua fakta yaitu :
1. Orang-orang bertindak secara teratur dan dengan pola yang berulang.
2. Orang-orang tidak mengisolasikan bentuk, tetapi mereka saling berhubungan satu
sama lain

Untuk mencakup sejumlah aturan dalam perilaku manusia, konsep masyarakat dan
budaya perlu dipertimbangkan. Masyarakat digambarkan sebagai penjumlahan dari
total hubungan manusia. Konsep masyarakat menyiratkan suatu kesinambungan dan
kompleksitas atas hubungan kelembagaan dan hubungan antar pribadi. Sistem
masyarakat social merupakan perhatian utama para akuntan keperilakuan dalam
organisasi bisnis atau masyarakat bisnis. Dalam system social, masih ada subsistem dan
kelompok manusia yang saling berhubungan dan menarik perhatian para akuntan
keperilakukan.
Budaya

Untuk memahami perilaku dalam suatu aturan organisasi, seorang akuntan


keperilakuan harus menyadari gagasan mengenai budaya. Budaya merupakan norma dan
nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Setiap anggota berperilaku sesuai
dengan budaya yang berlaku agar diterima dilingkungan tersebut.
Tiga factor mendasar dalam budaya
1. Struktural
2. Politis
3. Emosional
Sikap

Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan, baik
yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan, tujuan manusia, objek,
gagasan, atau situasi. Sikap bukanlah perilaku, namun sikap menghasilkan suatu
kesiapsiagaan untuk tindakan yang mengarah perilaku.

Komponen sikap terdiri dari :


1. Komponen kognitif.
2. Komponan afektif atau emosional.
3. Komponen perilaku.

Fungsi sikap meliputi :


1. Pemahaman kebutuhan akan kepuasan
2. Defensif ego
3. Pengungkapan nilai
Teori Sikap

1. Teori Perubahan Sikap


Teori perubahan sikap dapat membantu untuk memprediksikan pendekatan yang
paling efektif. Sikap, mungkin dapat berubah sebagai hasil pendekatan dan keadaan.

2. Teori Pertimbangan Sosial


Teori ini menjelaskan bahwa manusia dapat menciptakan perubahan dalam sikap
individu jika mau memahami struktur yang menyangkut sikap orang laindan membuat
pendekatan setidaknya untuk dapat mengubah ancaman.

3. Konsistensi dan Teori Perselisihan


Teori konsistensi menjaga hubungan antara sikap dan perilaku dalam ketidakstabilan,
walaupun tidak ada tekanan teori dalam sistem. Teori perselisihan adalah suatu
variasi dari teori konsistensi.

4. Teori Disonansi Kognitif


Leon Festinger pada tahun 1950-an mengemukakan teori Disonansi Kognitif. Teori ini
menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku. Teori ini dapat membantu
kecenderungan untuk mengambil bagian dalam perubahan sikap dan perilaku.
5. Teori Persepsi Diri
Teori ini mengusulkan fakta bahwa sikap tidak menentukan perilaku, tetapi sikap itu
dibentuk setelah perilaku terjadi guna menawarkan sikap yang konsisten dengan
perilaku.

6. Teori Motivasi dan Aplikasinya


Terdapat keyakinan bahwa perilaku manusia ditimbulkan oleh adanya motivasi.
Dengan demikian, ada sesuatu yang mendorong (memotivasi) seseorang untuk
berbuat sesuatu.

7. Teori Motivasi Awal


Tiga teori spesifik dirumuskan selama kurun waktu tahu 1950-an. Ketiga teori ini adalah
teori hierarki kebutuhan,teori X dan Y, dan teori motivasi higiene. Teori-teori ini bersifat
awal karena: 1) teori-teori ini mewakili suatu dasar dari mana teori-teori kontemporer
berkembang, dan 2) para manajer mempraktikkan penggunaan teori dan istilah-istilah
ini untuk menjelaskan motivasi karyawan secara teratur.

8. Teori Kebutuhan dan Kepuasan


Teorinya menjelaskan bahwa masing-masing individu mempunyai beraneka ragam
kebutuhan yang dapat mempengaruhi perilaku mereka.
9. Teori Prestasi
Teori ini pada awalnya dikembangkan oleh McClelland pada awal tahun 1990. Teori
McClelland mempunyai suatu faktor hierarki yang memotivasi perilaku. Teori ini
digunakan untuk menjawab permasalahan yang berhubungan dengan teori kebutuhan
dan kepuasan.

10. Teori Motivasi


Pada pertengehan tahun 1960-an Herzberg mengajukan suatu teori motivasi yang di
bagi kedalam beberapa faktor. Asumsi terpenting dari bentuk teori Herzberg adalah
factor yang mempunyai pengaruh positif dalam motivasi dan menjadi bahan
perbedaan yang menyenangkan dari seluruh pengaruh negatif.

11. Teori Keadilan


Teori keadilan pertama kali dipublikasikan oleh Adam pada tahun1963. Dalam teori
keadilan, kunci ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh seorang
individu adalah jika orang tersebut membandingkannya dengan lingkungan lainnya.

12. Teori ERG


Teori ERG (existence, relatedness, growth ) menganggap bahwa kebutuhan akan
manusia memilki tiga hierarki kebutuahan, yaitu kebutuhan akan eksistensi ( existence
needs), kebutuhan akan keterikatan ( relatedness needs ) dan kebutuhan akan
pertumbuhan (growth needs ).
13. Teori Harapan
Teori ini dikembangkan sejak tahun 1930-an oleh Kurt Levin dan Edward Tolman. Teori
harapan disebut juga teori valensi atau teori instrumentalis. Ide dasar teori ini adalah bahwa
motivasi ditentukan oleh hasil yang diharapkan akan diperoleh seseorang sebagai akibat
dari tindakannya.

14. Teori penguatan


Teori penguatan memiliki konsep dasar yaitu
Pusat perhatian adalah pada perilaku yang dapat diukur.
Kontinjensi penguatan
Semakin pendek interval waktu antara tanggapan dan respon karyawan dengan pemberian
penguatan, maka semakin besar pengaruh terhadap perilaku.

15. Teori Penetapan Tujuan


Teori ini dikembangkan oleh Edwin Loceke(1986) konsep dasar dari teori ini adalah bahwa
karyawan yang memahami tujuan (apa yang diharapkan organisasi terhadapnya) akan
terpengaruh perilaku kerjanya.
16. Teori Atribusi
Teori ini dikembangkan oleh Fritz Heider yang berargumentasi bahwa perilaku seseorang
ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal dan kekuatan eksternal

17. Teori Agensi


Teori ini mengasumsikan kinerja yang efisien dan bahwa kinerja organisasi ditentukan oleh
usaha dan pengaruh kondisi lingkunngan. Teori ini secara umum mengasumsikan bahwa
principal bersikap netral terdadap risiko sementara agen bersikap menolak usaha dan risiko.
Persepsi
Persepsi adalah Bagaimana orang-orang melihat atau menginterprestasikan
peristiwa, objek, serta manusia. Menurur kamus Bahasa Indonesia Persepsi adalah
sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui panca indra. Sedang dalam lingkup yang lebih
luas Persepsi merupakan suatu proses yang melibatkan pengetahuan sebelumnya
dalam memperoleh dan menginterprestasikan stimulus yang ditunjukkan oleh
panca indra.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi:
1.Faktor Dalam Situasi
Yang terdiri dari waktu, keadan (tempat kerja), keadan social.
2.Faktor Pada Pemersepsian
Yang terdiri dari sikap, motif, kepentingan, pengalaman dan pengharapan.
3.Faktor Pada Target
Yang terdiri dari hal baru, gerakan, bunyi, ukuran, latar belakang, kedekatan.
Nilai

Nilai secara mendasar dinyatakan sebagai suatu modus perilaku atau keadaan akhir
dari eksistensi yang khas dan lebih disukai secara pribadi atau sosial dibandingkan
dengan suatu modus perilaku atau keadaan akhir yang berlawanaan.
Arti Penting Nilai
Dalam mempelajari perilaku dalam organisasi, nilai dinyatakan penting karena nilai
meletakkan dasar untuk memahami sikap serta motivasi dan karena nilai
memengaruhi sikap manusia. Seseorang memasuki organisasi dengan gagasan yang
dikonsepkan sebelumnya mengenai apa yang seharusnya dan apa yang tidak
seharusnya.
Nilai dan Dilema Etika
Permasalahan profesi akuntansi sekarang ini banyak dipengaruhi masalah
kemerosotan standar etika dan krisis kepercayaan. Krisis kepercayaan ini seharusnya
menjadi pelajaran bagi para akuntan untuk lebih berbenah diri, memperkuat
kedisiplinan mengatur dirinya dengan benar, serta menjalin hubungan yang lebih
baik dengan para klien atau masyarakat luas.
Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses dimana perilaku baru diperlukan. pembelajaran terjadi sebagai hasil
dari motivasi, pengalaman, dan pengulangaan dalam merespon situasi.
Pengondisian Keadaan Klasik
Merupakan proses pembelajaran suatu respons dan suatu rangsangan yang tidak terkondisi.
Dengan menggunakan rangsangan yang berpasangan, yang satu memaksa yang lain netral,
rangsangan yang netral menjadi suatu rangsangan terkondisi yang kemudian meneruskan sifat-sifat
dari rangsangan tidak terkondisi.
Pengondisian Operant
Pengondisian operant menyatakan bahwa perilaku merupakan suatu fungsi dari konsekuensi-
konsekuensi.
Pembelajaran Sosial
Walaupun teori pembelajaran sosial merupakan suatu perpanjangan dari pengondisian operant, di
mana teori tersebut mengandalkan perilaku sebagai suatu fungsi dari konsekuensi-konsekuensi,
teori itu juga mengakui eksistensi pembelajaran observasional(lewat pengamatan) dan pentingya
persepsi dalam belajar.
Kepribadian
Kepribadian mengacu pada bagian karakteristik psikologi dalam diri seseorang yang menentukan dan mencerminkan
bagaimana orang tersebut merespon lingkungannya. Kepribadian bersifat konsisten dan kronis. Konsep kepribadian
dan pengetahuan tentang komponennya adalah penting karena kemungkinan untuk memprediksi perilaku.
Penentu Kepribadian
kepribadian seseorang merupakan hasil keturunan atau lingkungan. Kepribadian tampaknya merupakan hasil dari
kedua pengaruh tersebut. Selain itu, dewasa ini dikenal faktor ketiga, yaitu faktor situasi.

a.Keturunan
Pendekatan keturunan beragumentasi bahwa penjelasan paling akhir dari kepribadian seseorang individu adalah
struktur molekul dari gen yang terletak dalam kromosom.

b.Lingkungan
Di antara faktor-faktor yang menekankan pada pembentukan kepribadian adalah budaya dimana seseorang
dibesarkan, pengondisian dini, norma-norma di antara keluarga, temam-teman, dan kelompok-kelompok social, serta
pengaruh lain yang dialmi.

c.Situasi
Faktor ini mempengaruhi dampak keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian. Kepribadian seseorang walaupun
kelihatannya mantap dan konsisten , dapat berubah pada kondisi yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai