Anda di halaman 1dari 45

Oleh : dr.

Yuniar Lestari, MKes

YL-BLOK 1.1- 2015


Etika
Merupakan bagian ilmu filsafat yang meliputi
hidup baik, menjadi orang yang baik, berbuat
baik dan menginginkan hal yang baik dalam hidup
(mempelajari moralitas) mengandung
permusyawaratan dan argumen eksplisit untuk
membenarkan tindakan tertentu etika praktis

Asas yang mengatur karakter manusia ideal atau


kode etik profesi tertentu etika normatif

Etika menjadi alasan untuk memilih nilai yang


benar di tengah belantara norma
YL-BLOK 1.1- 2015
terminologi
etika cenderung merujuk
kepada kajian tentang prilaku moral (the
study of moral conduct),

terminologimoral lebih memfokuskan pada


perbuatannya itu sendiri (to refer to the
conduct itself) yang dikaitkan dengan benar
dan salah.

Moralitu sendiri merupakan landasan bagi


setiap prilaku etik, dan bahkan hukum

YL-BLOK 1.1- 2015


jika dokter berkata bahwa aborsi merupakan
perbuatan salah (immoral) maka apa yang
sedang dibincangkannya itu adalah tentang
moral

tetapi jika seorang dokter ahli kandungan


menimbang-nimbang akan melakukan aborsi
atau tidak terhadap pasiennya yang sedang
hamil disertai penyakit jantung atau ginjal
yang berat maka yang sedang ditimbang-
timbang itu adalah tentang etika.

YL-BLOK 1.1- 2015


Bioetika atau Biomedical Ethics
merupakan cabang dari etika normatif
merupakan etik yang berhubungan
dengan praktek kedokteran dan atau
penelitian dibidang biomedis
bukanlah sebuah disiplin
merupakan ilmu sosial yang mencoba
menawarkan solusi terhadap konflik-
konflik moral yang diakibatkan oleh
aplikasi ilmu kedokteran dan biologi

YL-BLOK 1.1- 2015


1. Bioetika teoritis (theoritical bioethics);
dasar intelektual bioetik
2. Bioetika klinik (clinical ethics); membahas
pembuatan keputusan moral sehari-hari
terhadap pasien dalam kedokteran klinik.
3. Bioetika regulasi dan kebijakan (regulatory
and policy bioethics); membahas cara
menciptakan hukum, aturan, dan prosedur
untuk diaplikasikan terhadap kasus spesifik
dan umum
4. Bioetika kultural (cultural bioethics);
mengkaitkan bioetika dengan kontek
sejarah, ideologi, kultur, dan sosial
YL-BLOK 1.1- 2015
Hukum mengatur perilaku manusia dalam
kaitannya dengan ketertiban hubungan antar
manusia, dengan aturan yang tertentu dan
baku.

Etik
mengatur manusia dalam membuat
keputusan dan dalam berperilaku (profesi),
dengan menggunakan dialog antar
beberapa kaidah moral, dengan hasil yang
tidak selalu seragam.

YL-BLOK 1.1- 2015


Contoh cara berpikir Hukum:
Dalam meminta persetujuan tindakan medik,
yang penting adalah formulir persetujuan telah
ditandatangani oleh pasien atau yang
mewakilinya

Contoh cara berpikir etik


Dalam meminta persetujuan tindakan medik,
yang penting adalah keputusan pasien dibuat
setelah memahami semua informasi yang
diperlukan dalam membuat keputusan tersebut.

YL-BLOK 1.1- 2015


NORMA
DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN

ATURAN
PENERAPAN
KEILMUAN
KEDOKTERAN

DISIPLIN

ATURAN
ATURAN
HUKUM
PENERAPAN
KEDOKTERAN
ETIKA
ETIKA HUKUM
KEDOKTERAN
(KODEKI)

YL-BLOK 1.1- 2015


Etika kedokteran yang mencantumkan
kewajiban memiliki standar profesi. Etik
yang memiliki sanksi moral dipaksa berbaur
dengan keprofesian yang memiliki sanksi
disiplin/administratif

Paraahli hukum menganggap standar


prosedur dan standar pelayanan medis
sebagai domain hukum. Sementara profesi
menganggap bahwa pemenuhan standar
profesi adalah bagian dari sikap etis dan
profesi.

YL-BLOK 1.1- 2015


1. Apakah membuka rahasia kedokteran dapat
dibenarkan secara moral?
2. Apakah euthanasia dapat dibenarkan secara
moral?
3. Apakah dibenarkan secara etik apabila dibuat
hukum yang mengharuskan memasukkan
seorang penderita penyakit jiwa ke RS
meskipun bertentangan dengan keinginan
pasien?
4. Apakah dapat dibenarkan aturan yang
membolehkan tindakan medis apa saja yang
diminta oleh pasien, meskipun tidak ada
indikasi?

YL-BLOK 1.1- 2015


ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK

1. NORMA MORAL 1. NORMA DISIPLIN 1. NORMA HUKUM


- MASALAH MORAL ~ STD PROFESI
(KOMPETENSI,
YAN, PRLKU)
2. PELANGGARAN: 2. PELANGGARAN 2. PELANGGARAN
DILEMA NORMA LANGGAR STANDAR NORMA HUKUM
INTERNAL PROFESI (BENAR SALAH)
(BAIK - BURUK) (BENAR - SALAH)
3. DAMPAK 3. KUALITAS PROFESI 3. PENYELESAIAN
- KUALITAS MORAL (LAYANAN, PERILAKU) KONFLIK/
- KEHORMATAN - KEHORMATAN KEDAMAIAN
PROFESI PROFESI
4. LINGKUP 4. KOMPETENSI 4. PERATURAN HK TTG
- PERILAKU ETIK YANMEDIK YAN KEDOKTERAN
PERILAKU PROF
YL-BLOK 1.1- 2015
ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK

5. BENTUK: KODE 5. ATURAN DISIPLIN 5. UU, PP, PERMEN,


ETIK PROFESI KEDOKTERAN KEPPRES DLL
6. DISUSUN: ORG. 6. KOMPILASI OLEH KKI 6. NEGARA (DPR +
PROFESI PEMERINTAH)
7. SANKSI 7. SANKSI 7. SANKSI
- MORAL/HT NURANI ~ TEGURAN - - PID: DENDA/
- NASEHAT/ REEDUKASI PENJARA
TEGURAN ~ CABUT STR /SIP - PDT:
- PENGUCILAN GANTI RUGI
- ADMINISTRASI:
PENCABUTAN
8. YANG MEMERIKSA 8. MKDKI: 8.PENGADILAN:
- MKEK - DOKTER -NEGERI
- MKEKG - DOKTER GIGI -TUN
- ANGG PROFESI - SARJANA HUKUM ANGGOTA: HAKIM

YL-BLOK 1.1- 2015


Bertolak dari Childress & Beauchamp yang
memaparkan adanya 4 kaidah dasar moral
(KDM atau moral principle/principle-based
ethics atau ethical guidelines) dalam buku
sucinya The Principles of Biomedical Ethics
(1994)

yakni beneficence, non-maleficence, justice


dan autonomy.

kemudian ditinjau melalui etika sehingga


merupakan maxim (kaidah dasar) yang berlaku
normatif ketika dokter menghadapi kasus
kongkrit di klinik

YL-BLOK 1.1- 2015


4 KDM Kaidah Dasar Bioetika (KDB)

4 KDB:
1. Tindakan berbuat baik (beneficence)
2. Tidak merugikan (non-maleficence)
3. Keadilan (justice)
4. Otonomi (self determination)

YL-BLOK 1.1- 2015


Prinsip turunan

1. Kejujuran
2. Kesetiaan
3. Privacy
4. Konfidensialitas
5. Menghormati kontrak
6. Ketulusan
7. Menghindari membunuh

YL-BLOK 1.1- 2015


Pertimbangan Pertimbangan
Etik
Keputusan
Medik
Klinik
K

YL-BLOK 1.1- 2015


Pembuatan keputusan klinis pada kasus konkrit

Tidak mudah

Situasi dilematis
Ancaman etikolegal

Teknik pengobatan
pasien adalah seni
Ketidak pastian

YL-BLOK 1.1- 2015


Tergopoh-gopoh spt ini, benar atau tidak ?
YL-BLOK 1.1- 2015
Kalau yang ini 1 dari ratusan
korban tsunami, lumpur panas ?? (di luar RS >>)
YL-BLOK 1.1- 2015
Isu etik adalah titik awal pembahasan
masalah etika klinis dilema etik
Konflik berkepanjangan sering disebabkan
karena klinisi tidak trampil menguak aspek
etik pasien yang dihadapinya
Isu etik dapat ditarik dari KDB ( moral
principle/principle-based ethics/ PBE )
KDB memberi pegangan pembenaran moral
bagi dokter.

YL-BLOK 1.1- 2015


1. Medical Indication
( terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai
dari sisi etik kaidah yang digunakan adalah beneficence
dan nonmaleficence )
2. Patient Preferrence
(terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat dan
beban yang akan diterimanya cerminan kaidah
autonomy)
3. Quality of Life
(aktualisasi salah satu tujuan kedokteran :memperbaiki,
menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insani
terkait dengan beneficence, nonmaleficence &
autonomy)
4. Contextual Features
(menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi
pembuatan keputusan, spt faktor keluarga, ekonomi,
budaya kaidah terkait justice )
YL-BLOK 1.1- 2015
Isu etik sering sudah nampak jelas pada kasus
(insight), karena adanya satu KDB yang dominan
mewarnai kasus tsb.

Contoh kasus sederhana : perlunya informed


consent, jelas isu etiknya adalah keberlakuan
KDB otonomi.

KDB ini yang akan membingkai kasus di atas.

Kemutlakan pemberlakuan 1 KDB atas 1 kasus


konkrit dikenal dengan ketegaran moral (moral
stringency)

YL-BLOK 1.1- 2015


Sukma Ayus (movie star) case
medical futility, similar with Karen Quinlan case

RELEVANSI

YL-BLOK 1.1- 2015


Seorangmahasiswa kedokteran diharap
mampu dengan cepat mengungkap isu etik
dari sebuah kasus.

Tidak jarang pada 1 kasus klinis terdapat


saling pengaruh lebih dari 1 KDB.
Mana yang akan dimenangkan ?

TERGANTUNG !!!
Mengasah ketrampilan
kritis logis mahasiswa

YL-BLOK 1.1- 2015


Dalam pandangan etikolegal, tindakan etis
merupakan lingkup atau rangkaian pola
tindakan hukum.

Tindakanetis sekaligus dasar tindakan hukum


pada kasus klinis mewarnai pilihan konkrit
kebebasan profesi yang dapat dibenarkan
secara moral dan doktrin hukum dalam
bentuk kewajiban etis (moral duty)

Dengan sendirinya sulit atau tidak mungkin


dokter/rumah sakit dijatuhi sanksi, baik etik,
disiplin maupun hukum.
YL-BLOK 1.1- 2015
Merupakan pemilihan 1 KDB terabsah
sesuai konteks (data) yang ada pada kasus.

Dalam penanganan pasien di klinik, setelah


indikasi medik, pengelolaan juga ditentukan
oleh seni berbasis KDB.

Asas prima facie mengisyaratkan KDB yang


lama akan ditinggalkan, diganti dengan KDB
baru yang lebih absah.

YL-BLOK 1.1- 2015


The patients contexts for prima facies choice
(Agus Purwadianto , 2004)

General benefit Elective, educated,


result, most of bread-winner, mature
people, person

Beneficence Autonomy

Non Justice
Time maleficence
Vulnerables,
> 1 person, others
emergency, life
similarity, community /
saving, minor
YL-BLOK 1.1- 2015 socials rights
ketika kondisi pasien merupakan kondisi yang
wajar dan berlaku pada banyak pasien, sehingga
dokter akan melakukan yang terbaik untuk
kepentingan pasien

diterapkan dalam kasus yang simpel dan umum.


Kondisi pasien sadar dan tidak begitu parah

dokter telah melakukan kalkulasi dimana


kebaikan yang akan dialami pasiennya akan lebih
banyak dibandingkan dengan kerugiannya.

YL-BLOK 1.1- 2015


prinsip
prima facienya adalah sesuatu itu
berubah menjadi atau dalam keadaan yang
umum

YL-BLOK 1.1- 2015


Prinsip dasar non-maleficence adalah primum
non nocere, yang artinya pertama-tama jangan
menyakiti.

Prinsip ini melarang dokter berbuat jahat atau


membuat derita pasien, serta mewajibkan
dokter untuk meminimalisasi akibat buruk.

Konteks ketika menghadapi pasien yang gawat


darurat, rentan, mudah dimarjinalisasikan dan
berasal dari kelompok anak-anak atau orang uzur
ataupun juga kelompok perempuan (dalam
konteks isu jender).
YL-BLOK 1.1- 2015
Dalam konteks, prinsip prima-facienya
adalah ketika pasien (berubah menjadi
atau dalam keadaan) gawat darurat
dimana diperlukan suatu intervensi medik
dalam rangka penyelamatan nyawanya

YL-BLOK 1.1- 2015


Otonomi yakni kebebasan bertindak,
memutuskan (memilih) dan menentukan diri
sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi
dirinya yang ditentukan sendiri tanpa
hambatan, paksaan atau campur-tangan
pihak luar

Kaidah ikutannya ialah Tell the truth

Autonomy erat terkait dengan n informed-


consent

YL-BLOK 1.1- 2015


Dalamkonteks autonomy, prima facie disini
muncul (berubah menjadi atau dalam
keadaan) pada sosok pasien yang
berpendidikan, pencari nafkah, dewasa dan
berkepribadian matang.

YL-BLOK 1.1- 2015


Justice = keadilan

menangani kasus yang sama dengan cara


yang sama (Treat similar cases in a similar
way )

Memberi perlakuan sama untuk setiap orang


(keadilan sebagai fairness) pengorbanan
dan sumbangan

YL-BLOK 1.1- 2015


Primafacienya pada (berubah menjadi atau
dalam keadaan) konteks membahas hak
orang lain selain diri pasien itu sendiri.

Hakorang lain ini khususnya mereka yang


sama atau setara dalam mengalami gangguan
kesehatan di luar diri pasien, serta
membahas hak-hak sosial masyarakat atau
komunitas sekitar pasien.

YL-BLOK 1.1- 2015


Kaidah Dasar Bioetika (Principle-based
ethics) merupakan metode tangguh
memunculkan isu etik pasien, sebagai
pendamping isu medik dalam penanganan
klinik.

Hal ini akan memberi dampak cara berpikir


kritis rasional dalam melakukan analisis
pembenaran moral sekaligus ketegaran
moral.

YL-BLOK 1.1- 2015


Ada4 KDB yang masing-masing saling berebut
untuk tampil sebagai acuan dasar isu etik
melalui prinsip prima facienya masing-masing
sesuai dengan ciri-ciri konteks berubah
menjadi atau dalam keadaan pasien.

Prinsipprima facie praktis, menjadi model


berpikir kritis yang dapat diterapkan pada
analisis etik pelbagai kasus konkrit lainnya,
(sebagai subyek penelitian, pasien berdilema
etik dalam perawatan yang memerlukan
pemecahan etis ataupun penelusuran
pelanggaran etik profesi )

YL-BLOK 1.1- 2015


SKENARIO : Ayahku

Dokter Medi harus menghentikan prakteknya dan bergegas menuju


Puskesmas.. ..Setelah pemeriksaan dan pemberian pertolongan dasar,
Dokter Medi menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa berdasarkan
kondisi pasien dan lokasi rumah sakit yang jauh, ia bermaksud untuk
melakukan kuretase secara manual sebelum melakukan rujukan. Dokter
Medi meminta persetujuan pasien secara tertulis.
Setelah itu Dokter Medi kembali ke prakteknya. Seorang Ibu muda meminta
didahulukan gilirannya karena ada keperluan lain. Ia akan terlambat,
karena tadi Dokter Medi menghentikan praktek. Namun Dokter Medi
meminta Ibu tersebut untuk antri sesuai urutan, meskipun Ibu tadi
terlihat kesal. Ia menyuruh pasien berikutnya seorang laki-laki 48 tahun
masuk. Pasien ini mengeluh sejak dibukanya tambang batubara di utara
desa, ia dan keluarganya terkena gatal-gatal di kulit karena sungai
sumber air mereka sudah tercemar. Bagaimana tanggung jawab pemilik
tambang atas akibat kegiatan mereka. Tampak Dokter Medi mengangguk-
anggukan kepala sambil terus memeriksa pasien.
STR , SIP, MKDKI, MKEK atau di tuntut di depan pengadilan.
Anak dokter Medi memandangi ayahnya dengan kagum, karena menjalankan
praktek dengan prinsip yang tegas. Bagaimana sebenarnya prinsip moral,
hukum dan kemanusiaan dalam praktek dokter seperti yang disampaikan
ayahnya tadi beserta konsekuensinya ?

YL-BLOK 1.1- 2015


Penelitian bersubjek manusia :
World Medical Association (WMA) telah
mengeluarkan deklarasi Helsinki, yang
mendasarkan pada :
Sumpah dokter (Deklarasi Jenewa)
kesehatan pasien menjadi pertimbangan
pertama saya
Etik kedokteran dokter harus bertindak
untuk kepentingan pasien.yang mungkin
mengakibatkan melemahnya fisik dan mental
pasien.

YL-BLOK 1.1- 2015


YL-BLOK 1.1- 2015
Kriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan
orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan golden rule principle

YL-BLOK 1.1- 2015


Kriteria
1. Menolong pasien emergensi :
Dengan gambaran sbb :
- pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko
kehilangan sesuatu yang penting (gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter
2. Mengobati pasien yang luka
3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )
4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien
5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
6. Mengobati secara proporsional
7. Mencegah pasien dari bahaya
8. Menghindari misrepresentasi dari pasien
9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
10. Memberikan semangat hidup
11. Melindungi pasien dari serangan
12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan
YL-BLOK 1.1- 2015
Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan
termasuk keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non
emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
13. Menjaga hubungan (kontrak)

YL-BLOK 1.1- 2015


Kriteria
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi)
secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan
kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb

YL-BLOK 1.1- 2015

Anda mungkin juga menyukai