Anda di halaman 1dari 198

PARASITOLOGI

Trichinella Spiralis dan Fillariasis


SEJARAH
Sinonim Trichina spiralis Owen pada tahun
1835
Pertama kali ditemukan dalam bentuk larva
yang terdapat dalam kista didalam otot pasien
yang diotopsi. Richard Owen (1835) yang
pertama kali mendeskripsikan parasit ini
sehingga dinamakan encysted larvae
Trichinella spiralis
Hospes : Manusia, babi, tikus, beruang,
kucing, anjing, babi hutan, dll
Penyakit : trikinosis=trikinelosis=trikineliasis
Penyebaran geografik: kosmopolit, tapi jarang
di negri-negri muslim
Hidup dimukosa vilus usus halus dari
duodenum sampai sekum.
Cara infeksi : makan daging babi mentah/
kurang matang yang mengandung kista berisi
larva T.spiralis
DAUR HIDUP
Parasit masuk ketubuh manusia melalui
daging babi yang dimasak kurang matang. Di
dalam usus manusia, larva berkembang
menjadi cacing muda. Cacing muda bergerak
ke otot melalui pembuluh limfa atau darah
dan selanjutnya menjadi cacing dewasa.
Morfologi
Cacing betina:
vivipar, mengeluarkan 1500 larva, ukuran
3mm x 36, bentuk halus seperti rambut.

Cacing jantan :
ukuran 1,5mm x 36, ekor melengkung
dengan 2bh papel
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
Larva yang menginvasi sel-sel otot bergaris
Nurse cell formation
Perkembangan larva dalam cell nurse
membentuk nurse cell-larva complex.
Gerjala klinis tergantung beratnya infeksi oleh
stadium dewasa dan larva
Cacing dewasa di usus gejala usus
Larva tersebar di otot kira-kira 7-28hari
sesudah infeksi dengan gejala myalgia,
myositis disertai demam dan hipereosinofilia
Infeksi berat (5000 ekor larva/kg.bb)dapat
menimbulkan kematian
Diagnosis
Diagnosis definitif: menemukan nurse cell
parasite complex pada biopsi otot secara
mikroskopik
Deteksi Trichinella specific DNA dan PCR
Tes serologi: ELISA
Pengobatan
Simtomatis
Spesifik: tiabendazol, 25mg/kg.bb, 2xsehari
selama 5-7hari
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class: Secementea
Order: Spirurida
Family: Onchocercidae
Genus : Brugia
Species: B.malayi dan B.timori
HOSPES DAN NAMA PENYAKIT
B.malayi dapat hidup pada manusia dan
hewan, B.timori hanya terdapat pada
manusia.
Penyakit yang disebabkan oleh B.malayi
disebut filariasis malayi dan yang disebabkan
B.timori adalah filariasis timori. Keduanya
kadang disebut filariasis brugia.
DISTRIBUSI GEOGRAFIK
B.malayi hanya terdapat di Asia, dari sampai
jepanh, termasuk indonesia
B.timori hanya terdapat di indonesia bagian
timur yaitu : P.timor, Flores,Rote, dan pulau-
pulau NTT
Filariasis ini disebabkan oleh nyamuk yang
membawa patogen
DAUR HIDUP DAN MORFOLOGI
Cacing dewasa jantan dan betina hidup di
kelenjar linfe, bentuk halus seperti benang
berwarna putih susu
Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria
bersarung. Uk mikrofilaria B.malayi 200.
260x8 mikron, B.timori 280-310x7 mikron
Periodisistas mikrofilaria B.malayi adaah
periodik nokturna, subperiodik nokturna atau
non periodik.
Periodisistas B.timori adalah periodik
nokturna
VEKTOR
B.malayi yang hidup pada manusia: Anopheles
barbirostris
B.malayi pada manusia dan hewan : Mansonia
B.timori : Anopheles barbirostris
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
Gejala klinis filariasis malayi dan filariasis
timori sama, tapi gejala klinis keduanya
berbeda dengan gejala klinis filariasis
bankrofti
Stadium akut ditandai dengan serangan
demam dan peradangan saluran dan kelenjar
limfe, yang hilang timbul berulang kali.
Linfadenitis mengenai kelenjar limfe inguinal
di satu sisi, yang timbul setelah bekerja berat.
Khas filariasis: limfangitis retrograd, tampak
seperti garis merah yang mejalar kebawah dan
peradangan dapat menjalar kejaringan
sekitarnya,menginfiltrasi seluruh paha
tungkai bawah ikut membengkak
Limfadenitis---bisulpecahulkusjika
sembuh menimbulkan bekas jaringan parut
merupakan tanda obyektif filariasis limfatik
Pada filariasis brugia,sistem limfe alat kelamin
dan payudara tidak pernah tertkena.
Setelah serangan berulang timbul
elephantiasis biasanya mengenai tungkai
bawah, dibawah lutut, kadang-kadang lengan
bawah dibawah siku.
Yang sering terkena adalah kelemjar limfe
inguinal, kelenjar limfe medial tungkai, ketiak
dan medial lengan.
DIAGNOSIS
Menemukan mikrofilaria didalam darah tepi
Diagnosis imunologi dengan deteksi IgG4
PENATALAKSANAAN DAN PROGNOSIS
D.O.C : DIETIL KARBAMASIN SITRAT
5mg/kgBB/hari selama 10 hari
DEFINISI:
Penyakit filariasis limfatik yang disebabkan
oleh penghancuran mikrofilaria dalam jumlah
yang berlebihan oleh sistem kekebalan
penderita, yaitu zat anti dalam tubuh hospes
akibat hipersensitivitas terhadap antigen
mikrofilaria
GEJALA
Hipereosinofilia: merupakan satu tanda utama
yang merupakan petunjuk kearah etiologi
penyakit, biasanya diikuti peningkatan jumlah
lekosist.
Peningkatan kadar antibodi Ig E dan antifilaria
IgG4
Jika terkena paru-paru maka gejala klinis
dapat berupa bentuk dan sesak nafas
terutama malam hari, disetai dahak kental dan
mukopurulen. Foto Roentgent
memeperlihatkan garis-garis yang berlebihan
pada kedua hilus dan bercak-bercak halus
terutama dilapangan paru bawah. Kadang
disertai demam subfebril, pembesaran limpa
dan hati.
DIAGNOSIS
Berdasarkan gejala klinis, hipereosinofilia,
peningkatan kadar IgE yang tertinggi,
peningktan zat anti terhadap mikrofilaria dan
dan gambaran Roentgen paru.
Konfirmasi diagnosis dengan menemukan
benda Meyers Kouwenaar (infiltrasi sel-sel
eosinofil pada jaringan kelenjar limfe diparu,
limpa dan hati)
Dengan melihat perbaikan gejala setelah
pengobatan dengan DEC.
PENGOBATAN
DOC adalah DEC dengan dosis 6mg/kg BB
selama 21-28 hari
JARINGAN OTOT
JARINGAN OTOT
Sel otot berasal dari lapisan mesoderm
Terdiri atas sel-sel yang telah berdiferensiasi melalui
proses pemanjangan secara berangsur dan
mengandung protein kontraktil sekaligus sintesis
protein miofibril
Struktur biologis protein ini membangun tenaga
untuk kontraksi sel dan menghasilkan gerakan tubuh
3 jenis otot (otot polos, otot serat lintang, otot
jantung)
Bentuk seperti kumparan (fusiform)
Inti di tengah sel
Sitoplasma: homogen
Otot polos terkecil: pembuluh darah,
terbesar: uterus saat wanita hamil.
Lokasi: pd semua alat yg mampu
melakukan kontraksi di luar kehendak kita
OTOT POLOS
Sel-sel otot polos bebentuk fusiformis
Dg microscopis tdk tampak garis melintang.
Proses kontraksi lambat dan tdk berada dalam
pengendalian kemauan sadar.
Didapatkan pada :
1. Dinding sal cerna.
2. Sal nafas.
3. Saluran keluar kelenjar.
4. Pembuluh darah.
HISTOLOGIS OTOT POLOS
Bentuk spt gelondong/kumparan dg bagian yg
menebal mengandung inti ditengah.
P = 0,2 mm, tebal = 6m. Ukuran terkecil 15-20m
pada PD. Pada Uterus yg mengandung sel otot
membesar dan memanjang sampai 0,5mm.
Inti berbentuk eksentrik, oval/memanjang dg 2
nukleoli dan kromatin halus.
Pada kontraksi selubung inti berkerut.
Pada pewarnaan HE dlm sitoplasma tdk tampak
adanya struktur filamen untuk kontraksi.
Dalam sarkoplasma terdapat butir-butir glicogen
untuk sumber energi.
Untuk nutrisi PD yg bercabang masuk berkas otot.
PERSARAFAN

Menurut cara penghantaran imfuls saraf


oleh Bozler dibedakan 2 tipe :
1. Tipe multi unit.

Apabila tiap sel otot polos mendapatkan


rangsangan dari ujung2 saraf yg berasal dari
sebatang serabut saraf maka setiap sel otot
mendapatkan impuls pd waktu yg sama
sehingga kontraksi berlngsung bersamaan.
contoh : dinding ductus deferens.
2. Tipe viseral
sel selnya banyak gap junction dan relatif
sedikit persarafan dan
STRUKTUR HALUS SEL OTOT
Dalam sitoplasma terdapat 2 jenis miofilamen
yaitu:
1. Miofilamen halus.
2. Miofilamen kasar.
Miofilamen ini berjalan sejajar sumbu otot polos
dan diantara berkas miofilamen terlihat
mitokondria. Ujung-ujung selnya menyusup satu
sama lain pada waktu kontraksi, miofilamen halus
bergeser menyusup antara miofilamen kasar.
Pada ME sarkolema ada lekukan kedalam
dinamakan kaveola-centrotubule berfungsi untuk
merambatkan imfuls lebih cepat.
OTOT SERAT LINTANG
Terdapat pada otot rangka, lidah,diafragma,
oesopagus proksimal dan otot wajah.
Serabut membentuk berkas2 yg digabungkan
dg jar. Pengikat tipis yg melanjutkan diri sbg
pembungkus = endomesium.
Berkas otot digabung menjadi berkas yg lebih
besar = perimisium.
Berkas tingkat II digabung lagi menjadi =
epimisium.
Miofibril didalam serabut otot berakhir pada
permukaan dalam sarkolema.
Oleh gautier dibedakan 3 jenis serabut otot :
1. Serabut otot merah
Serabut otot lebih kecil, banyak mitokondria,
mioglobin dan PD dan memiliki lempeng Z
lebih tebal.
2. Serabut otot putih.
3. Serabut otot peralihan.
STRUKTUR MIKROSKOPIK
Sel otot serat lintang merupakan sel panjang berinti
banyak dg ketebalan yg sama, berukuran 10-100 m
sehingga disebut serabut otot.
Potongan membujur terhadap sumbu panjang
serabut tampak garis2 melintang yg dipisahkan oleh
garis2 pucat sepanjang serabut. Hal ini disebabkan
miofibril2 dalam sarkoplasma yg membias kembar
silih berganti dg yg biasa, semua sejajar memenuhi
serabut.
Dibawah sarkolema sepanjang serabut otot tampak
inti berbentuk kumparan.
Struktur sel otot rangka
Inti di tepi sel
Sitoplasma mpy myofibril, pd mikroskop elektron
tampak myofilamen
Pd potongan membujur: sel-sel berdampingan,
menunjukkan batas sel yg tdk jelas spt sinsitium,
shg nukleus tampak banyak
Kontraksi: disadari
STRUKTUR HALUS OTOT SERAT LINTANG

Sarkolema dg mikroskop terdiri atas :


1. Plasmalema dg strukturnya sbg unit
membrane.
2. Lapisan pembungkus ekstra seluler yg
bhnnya spt lamina basalis.
3. Anyaman halus serabut2 retikuler.
Filamen terdiri atas 2 jenis :
1. Miofilamen tebal, tebal 100 dan panjang 1,5m.
2. Miofilamen halus, tebal 50 dan panjang 2m.

Garis2 melintang sebenarnya berbentuk cakram


atau lempeng/scheibe. Ada 2 macam lempeng :
1. Lempeng A (anisotop)/lempeng Q (quer scheibe =
lempeng melintang).
2. Lempeng I (isotrop).
LEMPENG A
Membias kembar sinar polarisasi.
Pew. HE warna merah.
Ditengah-tengah terdapat lempeng sempit
jernih disebut lempeng H (hensen scheibe) yg
terbagi oleh lempeng yg gelap disebut
lempeng M (mittel scheibe).
LEMPENG I
Tidak membias kembar sinar polarisasi.
Warna terang.
Terbagi oleh lempeng yg tipis dan berwarna
gelap disebut lempeng Z (zwischen scheibe).
Dg perbatasan lempeng A terdapat lempang N
(neben scheibe).
Miofilamen tebal merupakan berkas batang
yg lebih pendek tersusun membentuk
miofilamen sepanjang 1,5 m, molekul
tersebut merupakan protein yg dinamakan
miosin yg dipisahkan menjadi 2 bagian :
1. Light meromyosin (LMM) sepanjang 800
2. Heavy meromyosin (HMM) sepanjang 600
Miofilamen halus tersusun oleh molekul
protein berbentuk benang yg disebut F-actin
terdiri atas 2 untaian molekul berbentuk
bundar yg disebut G-actin.
Dalam alur molekul tersebut terdapat protein
panjang (tropomiosin).
Pada jarak 400 , pada molekul actin terdapat
gugus molekul Troponin melekat pada
ujung tropomiosin.
Organel lain yg terlibat proses kontraksi
adalah sarcoplasmic reticulum yg dapat kita
temukan :
1. Glikogen dalam bentuk butir2 untuk
cadangan energi.
2. Mioglobin digunakan untuk mengikat
oksigen.
3. Endoplasmic retikulum granuler dan ribosom
diabaikan karena otot rangka tdk perlu
mensintesis protein.
MEKANISME KONTRAKSI
Miofilamen halus dalam 1 sarkomer
mendekati miofilamen halus dipihak lain
(diantara miofilamen tebal).
Miofilamen halus bertumpu pada lempeng Z,
maka lempeng Z saling memendek waktu
kontraksi sarkomer diseluruh serabut
memendek.
(teori HUKLEY)
PROSES YG BERLANGSUNG SEBELUM
KONTRAKSI
Tonjolan miofilamen tebal kontak dengan molekul
lain.
Arah miring tonjolan menyebabkan gerakan
miofilamen tebal dan halus dalam arah berlawanan.
Gerakan miofilamen menyebabkan pergeseran
antara filamen sehingga miofibril memendek.
Miofilamen halus menyusup dlm lempeng A sehingga
nampak fenomena lempeng H dan I menyempit
disertai mendekatnya lempeng Z sarkomer
memendek.
Energi selama kontraksi berasal dari ATP menjadi
ADP oleh enzim ATP-ase yg berada pada ujung
tonjolan miosin.
Seluruh siklus diatur oleh kadar Ca2+
Proses kontraksi diawali oleh rangsangan pada
sarkolema sehingga permeabilitas sarkolema
terhadap ion Na+ berubah menyebabkan depolarisasi
pada sarkolema sampai tubul T menjulur ke
retikulum sarkoplasmic mengakibatkan permeabilitas
dindingnya terhadap ion Ca2+ berubah Ca2+ keluar
pergeseran molekul2 aktin terhadap miosin.
OTOT JANTUNG

Sel-sel berbentuk silinder, saling


berhubungan dg hubungan khusus
discus
intercalatus
Sitoplasma mirip otot rangka
Nukleus terlihat jelas, di pusat sel
Satu ciri unik yang dapat membedakan otot
jantung adalah adanya garis gelap melintang
yang melintasi deretan sel-sel jantung dgn
interval yang tidak teratur yang dinamakan
discus interkalaris
discus interkalaris adalah komplek pertautan
yang terdapat pada pertemuan antar sel-sel
otot jantung bersebelahan
HISTOGENESIS JARINGAN OTOT
Histogenesis otot polos berasal dari jaringan mesenkim.
Histogenesis otot serat lintang diawali pembentukan
mioblas berinti satu terletak ditengah sel tanpa miofibril
yg mengadakan fusi membentuk sinsitium diikuti
pembentukn miofibril sehingga inti terdesak ke tepi
dibawah sarkolema.
Histogenesis otot jantung sejak embrio perkembangan
dari splanchnopleura yg terdapat diluar endotel
primordium jantung. Sejak awal setelah terbentuk sel
otot jantung definitif yaitu pada saat pembuluh darah
bersama jaringan pengikat menembus endotel jantung.
REGENERASI JARINGAN OTOT
Regenerasi otot polos terbatas. Sel otot polos baru
berasal dari mitosis sel otot yg masih ada atau sel
mesenchim disekitar PD.
Regenerasi otot rangka dimulai dari serabut yang
ada. Inti yg terlepas dg sarkoplasma akan berfungsi
sbg mioblast yg akan berkembang menjadi serabut
otot baru.
Regenerasi otot jantung sangat sulit. Bila terjadi
kerusakan diganti oleh jaringan pengikat yg berasal
dari sekitarnya.
JARINGAN IKAT
Dr. Ratna Purwaningrum
JARINGAN IKAT
1. Jaringan ikat sejati :
jarang .
padat (teratur dan tidak teratur).
2. Jaringan ikat penyokong :
Tulang dan tulang rawan.
3. Jaringan ikat bersifat khusus
Lemak
Elastin
Hemapoetik
Jaringan mukosa
JARINGAN IKAT LONGGAR TERDAPAT PADA :
Mengisi ruang antar serat dan selubung otot.
Menunjang jaringan epitel.
Membentuk lapisan yang menyelubungi
pembuluh darah dan pembuluh limfe.
Ditemukan pada stratum papilare dermis,
hipodermis, T.Serosa rongga peritoneum dan
Ruang pleura.
Kelenjar dan membran mukosa.
Konsistensi jaringan ikat longgar lembut,
fleksibel, vaskularisasinya baik, dan tidak
tahan regangan.
JARINGAN PENGIKAT
Gambaran Histologi.
Terdiri dari macam-macam sel.
Terdapat substansi interselular.
Berasal dari jaringan mesenkim.
Fungsinya :
Mengikat, menghubungkan dan mengisi
celah antara jaringan lain.
Penyokong atau penopang.
Berfungsi khusus.
Fungsi dan gambaran histologi
dikategorikan beberapa kelompok :
Jaringan pengikat biasa ( connective
tissue proper ).
Jaringan pengikat penyokong yang
mencakup kartilago dan tulang.
Jaringan hemopoetik, darah dan
jaringan limfoid.
KOMPONEN YANG MENYUSUN JARINGAN
PENGIKAT T.A ( KOMPOSISI STRUKTUR )

1. Sel.
2. Substansi Dasar.
Merupakan substansi amorf tempat komfor lain dari
jaringan pengikat terendam.
Substansi dasar ini semacam mukopoli
sakharid t.a as.hialuronik yang tidak
bergugus sulfat dan asam khondroitin sulfat.
Juga terdapat bahan glikoprotein dapat
diwarnai dengan P.A schiff.
Air yang merupakan bagian dari cairan
jaringan.
3. Komponen Fibriler, t.a
Serabut kolagen.
Protein kolagen, ukuran 1m 12 m.
Serabut kolagen terdiri dari gabungan
serabut halus ukuran 0,3 m- 0,5 m yang
disebut : Fibril ( tersusun dari mikrofibril
ukuran 400 ).
Berwarna putih :
Pewarna ( H.E ) : merah muda/ merah.
Pewarna Van Giessen : Merah cerah.
Pewarna mallory : biru.
Dapat diwarnai dengan zat warna asam,
dengan merubah PH dapat diwarnai
dengan zat warna Basa.
Struktur halus
Pengamatan dengan M.E, mikrofibril
menggabungkan garis-garis melintang
dinamakan : Periodisitas aksial sebesar
640 molekul dasar dinamakan
Tropokolagen.
Serabut elastis
Disusun oleh protein elastin yang sangat
tahan terhadap pengaruh kimia. Warna :
kuning
Serabut Retikuler
Dibentuk oleh protein kolagen didalam
jaringan pengikat terdapat serabut-serabut
halus yang saling berhubungan
membentuk jala.
Terdapat gambaran periodisitasaksial
jumlah serabut kolagen.
Dapat diwarnai dengan PAS.
Banyak terdapat sebagai kerangka dalam
jaringan Limfoid dan hemopoetik.
Berdasarkan tingkat diferensiasi jaringan
pengikat dibedakan :
1. Jaringan pengikat Embrional.
2. Jaringan pengikat dewasa.
Jaringan Pengikat Embrional
Ada 2 jenis jaringan embrional yaitu :
a. Jaringan mesenkim, paling banyak
berkembang menjadi jaringan pengikat.
b. Jaringan mukosa, jaringan embrional
yang terdapat dalam tali pusat, humor
vitreus.
Bentuk sel : Oval stelat dengan inti bentuk
sel.
Batas selnya tidak jelas, diantara sel-sel
terdapat serabut atau kolagen yang
berwarna easinofil, juga terdapat bahan
lendir. Pada tali pusat bahan tersebut
dinamakan Wharton Jelly.
Jaringan pengikat dewasa,Terdiri atas :
Jaringan pengikat longgar ( areolar ).
Jaringan pengikat padat.
Jaringan pengikat retikuler.
Jaringan pengikat berpigmen.
Jaringan lemak.
Jenis-jenis sel yang terdapat pada jaringan
pengikat longgar yaitu :
1. Fibroblast
Sel berbentuk kumparan dengan bagian yang
membesar mengandung inti yang berbentuk
avoid dengan butir-butir atau kromatoin halus
dan sebuah nukleus. Sitoplasma fibroblas
mempunyai tonjolan atau pucat. Pembentukan
serabut kolagen dimulai dengan sisntesis
tropokolagen oleh fibroblast yang disekresikan
yang akhirnya dipolimerasisasi diluar sel
menjadi fibril-fibril halus.
2. Sel lemak
Kelompok sel-sel lemak menjadi besar
terbentuklah jaringan lemak. Sel lemak
dibedakan dengan 2 jenis lain dengan adanya
penimbunan tetes-tetes lemak dalam
sitoplasma sampai terjadi penyatuan sehingga
inti bersama sitoplasma terdorong ke tepi.
( gambar : cincin stempel )
Pewarnaan : Sharlach R atau Suden IV
3. Plasmasit
Berasal dari perkembangan sejenis
Limfosit yang dinamakan Limfosit B, akan
menghasilkan antibody. Sehingga bila
dijumpai banyak plasmasit dalam jaringan
menandakan ada aktivitas respon Imun
terhadap Ag Tertentu
Bentuk : Bulat panjang dengan inti bulat yang
terbentuk eksentrik susunan kromatin dalam inti
menyerupai roda sitoplasma bersifat basofil
karena aktif mensintesis Ab yang merupakan
protein.
Dalam sitoplasma dijumpai :
Endoplasmic Reticulum
Ribosom
Sentriole
Kompleks golgi
4. Sel Makrofag
Punya kemampuan fagositosis, sangat
berperan dalam pertahanan tubuh.
Sitoplasmanya mengandung lisosom
yang mengandung enzim untuk melisis
bakteri. Makrofag berasal dari monosit
dalam darah. Bila benda yang difagosit
rendah, maka sel makrofag berfungsi
membentuk sel raksasa / sel benda
asing.
5. Mastosit ( Mast Cell )
Bentuk sel avoid, inti bulat ditengah, Inti sulit
terlihat oleh butir-butir dalam sitoplasma
yang mengandung : Heparin, histamin, dan
enzim yang berhubungan dengan gejala
alergi anafilaksis.
Butir-butir ini dapat terlepas oleh alergen dan
Ab dari Ig jumlah yang menempel pada
permukaan sel. Gejala yang timbul gatal,
udema, sesak nafas dll
6. Sel masenkim muda.
7. Sel Imigran Contoh : Leukosit, Limfosit
dan monosit
Jaringan pengikat padat, t.a :
Jaringan pengikat padat Ireguler
Terdapat sebagai pembungkus organ,
tendo, serabut saraf, otot, dermis pada kulit
Jaringan pengikat Reguler, dibedakan atas
1. Jaringan pengikat padat kolagen reguler
terdapat sebagai tendo, ligamentum,
fascia, aponeuresis dan cornea.
2. Jaringan pengikat padat elastis
Terdapat sebagai ligamen Flavum, ligamen
Vocale, Ligamen Nuchae dan Ligamen
Stylohyoideum. Karena komponen elastis
paling banyak maka dalam keadaan segar
ligamentum berwarna kuning.
Sebagai lembaran misalnya : Fascia
Scarpae pada dinding perut dan membrana
fenestrata pada dinding aorta
Jaringan Retikuler
Serabut bersama sel-selnya membentuk
kerangka atau stroma

Jaringan Pengikat Pigmen


Terdapat sebagai Tunika Suprachoroidea
dan lamina Fusca

Jaringan lemak
Jaringan lemak putih / kuning
Jaringan lemak coklat
JARINGAN LEMAK
Jenis Jaringan Ikat khusus yang t.u t.a sel
lemak.
Pria dewasa normal : 1520% dari BB
Wanita normal : 20-25 % dari BB
Merupakan cadangan energi terbesar dalam
tubuh ( dalam bentuk trigliserida ).
Fungsi :
1. Cadangan energi yang efisien.
2. Isolator suhu bagi tubuh.
3. Lapisan lemak permukaan tubuh :
membentuk permukaan tubuh dan
sebagai bantalan untuk peredam
goncangan tertentu pada telapak tangan
dan kaki.
4. Mengisi celah diantara jaringan lain.
5. Menahan organ-organ tertentu pada
tempatnya.
Jenis Jaringan Lemak
A. Jaringan lemak unilokular kuning / Biasa
Warna dari putih smp kuning tua bergantung
karotenoid yang larut dalam tetes lemak sel
itu. Terdapat pada orang dewasa, ditemukan
diseluruh tubuh kecuali
Kelopak mata
Penis
Scrotum
Aurikula telinga luar
HISTOLOGIS
Ukuran : 50 150 m
Sel cincin cap ( Signet Ring Cell )
Obesitas Hipertrofik : Penimbunan lemak yang
berlebihan pada sel-sel jaringan lemak putih
yang membesar melebihi biasanya.
Obesitas Hiperplastik : Penambahan jumlah sel
lemak
Histogenesis
Mesenkim Lipoblast Sel lemak
B. Jaringan Lemak Multilokular Coklat
Memiliki sejumlah vakuol lemak yang banyak
mitokondria. Warna coklat disebabkan oleh
banyaknya kapiler darah dalam jaringan ini dan
banyaknya mitokondria.
Fungsi :
Jaringan ini penting pada 3 bulan pertama
kehidupan, post natal karena menghasilkan
panas sehingga melindunginya terhadap dingin
dan menyusut pada orang dewasa.
Histologis
Berbentuk poligonal, ukuran < sel jaringan lemak
Unilokuler.
Sitoplasma mengandung tetes lipid.
Inti bulat dipusat.
Mitokondria banyak dengan sejumlah krista
panjang.
Histopatologis
Produksi panas meningkat karena mitokondria yang
ada di sel jaringan memiliki protein trans membran
yang disebut Thermogenin yang memungkinkan
energi yang dibangkitkan tidak digunakan
membentuk ATP tapi dibebaskan sebagai panas
Histogenesis Jaringan Lemak

Pembentukan lemak primer


Pembentukan lemak yang berasal dari
Lipoblast pada waktu embrio yang mula-mula
adalah sel lemak multilokuler dan akhirnya
menjadi sel lemak Unilokuler.
Pembentukan lemak sekunder Pembentukan
jaringan yang berasal dari sel-sel mesenkim
sesudah lahir pada manusia.
Ada keseimbangan antara proses penimbunan dan
pelepasan lemak oleh sel-sel lemak dipengaruhi oleh
faktor hormonal dan sistem saraf otonom. Kelenjar
endokrin yang terlibat adalah :
Glandula hypophysis
Suprarenalis
Thyroid
Hormon sex
Hormon insulin
KARTILAGO
JARINGAN PENGIKAT PENYOKONG
Terdiri atas :
1.Cartilago
2.Tulang
CARTILAGO
Fungsi Utama :
Menyokong jaringan lunak, oleh karena
Permukaannya halus, akan memudahkan
pergeseran bagi persendian.
Terdiri atas:
Bahan intersel (matriks tulang rawan)
Rongga(lakuna)
Mengandung sel tulang rawan
(kondrosit)
Matriknya mengandung serabut kolagen
atau serabut elastin yang mengandung
glikosaminoglikan.
Tidak mempunyai pembuluh darah, nutrisi
didapat dari:
a. Kapiler dalam jaringan penyambungan
didekatnya.
b. Melalui cairan sinovial dari cavum sendi.
Tidak mempunyai pembuluh limfe dan saraf.
Mempunyai kemampuan tumbuh cepat.
Struktur Histologis Cartilago
Cartilago terdiri dari :
Komponen sel.
Serabut serabut.
Substansi dasar yang membentuk matriks.
Pada permukaan cartilago terdapat jaringan
pengikat padat fibrosa yang dinamakan
perichondrium, kecuali pada permukaan
persendian.
Atas dasar jumlah matriks dan komposisi
serabut- serabutnya dalam tubuh dibedakan
3 jenis cartilago :
Cartilago Hialin (terbanyak)
Cartilago Elastin
Cartilago Fibrosa.
Cartilago Hialin
Matriknya mengandung serabut kolagen.
Pada keadaan segar tampak putih bening
(hyalas = gelas).
Khondrosit terdapat dalam ruang yang
dibatasi matriks yang disebut lacuna.
Lacuna diisi oleh 1 atau lebih kondrosit.
Bila lacuna terisi banyak kondrosit
disebut Sarang sel dan sel selnya
dinamakan Sel Isogen karena berasal dari
satu sel induk.
Memiliki sekat interseluler tipis diantara
sel, sehingga lacuna primer t.a.beberapa
lacuna sekunder yang lebih kecil.
Chondrosit
Inti bundar dengan 1 2 nukleoli
Dalam keadaan hidup sitoplasma khondrosit
mengisi seluruh ruang lacuna.
Setelah difiksasi sitoplasma mengkerut
sehingga batas sel berduri duri.
Matriks Cartilago Homogen oleh karena :
Glikosaminoglikan merupakan komponen
utama matriks amorf yang terdiri atas :
As. Hialuronat dan proteoglikan.
Perichondrium
Merupakan jaringan pengikat yang
membungkus cartilago kecuali pada cartilago
artikularis.
Lapisan terluar terdiri dari jaringan padat
fibrosa (lapisan fibrosa).
Sel pada lapisan dalam perichondrium
berpotensi menjadi khondroblast yang akan
berubah menjadi khondrosit.
Lapisan dalam ini di sebut : Lapisan
Khondrogenik
Histogenesis Cartilago Hialin
Dibentuk oleh jaringan mesenchim.
Pada tempat pembentukan cartilago, sel-sel
jaringan mesenkim terdapat dalam substansi
amorf yang selnya mengalami perubahan
(sentrum khondrifikasi atau jaringan
protochondral).
Jaringan mesenchim disekitar Sentrum
khondrifikasi tsb berubah menjadi
perikhondrium.

Lapisan dari jaringan mesenchim yang


berdekatan dengan cartilago selnya relatif
kurang berdiferensiasi sehingga masih
mempunya kapasitas membentuk khondrosit
disebut : lapisan khondrogenik.
Cartilago hyalin didapatkan pada :
Pada waktu embrio
Sebagai rangka sementara sampai diganti
secara berangsurangsur oleh tulang.
Diantara epifisis dan diafisis tulang
panjang yang sedang tumbuh (Diskus
epifisis) berperanan pada pertumbuhan
longitudinal tulang tersebut.
Pada orang dewasa
Dinding saluran pernafasan (hidung
sampai dengan bronchus).
Ujung Ventral Iga.
Permukaan tulang di dalam persendian
(kartilago articularis).
Cartilago Elastin
Matriksnya mengandung serabut kolagen dan
sejumlah besar serabut elastin terdapat pada:
Cuping Telinga.
Dinding Saluran Telinga luar.
Tuba Eustachii.
Epiglotis.
Larynx.
Dalam keadaan segar, berwarna kuning dan
kurang tembus cahaya dan bersifat lentur.
Struktur Histologis
Sel bundar dalam lacuna dan membentuk sel
isogen, Substansi interselulernya merupakan
serabut elastin bercabang tidak searah yang
menyusun anyaman rapat.
Serabut elastin melanjutkan diri kedalam
perichondrium.
Cartilago elastin lebih sulit mangalami
proses degenerasi.
Cartilago Fibrosa
Tidak banyak ditemukan ditubuh,
terdapat pada :
Discus Intervertebralis.
Beberapa Cartilago Articularis.
Syimphisis Osseum Pubis.
Perlekatan tendo pada tulang.
Karena berhubungan erat dengan
jaringan padat maka dapat dianggap
sebagai bentuk peralihan dari cartilago
hyalin ke jaringan pengikat padat.
Struktur Histologis :
Serabut-kolagen terdapat sebagai
anyaman padat dalam matriknya,
diantaranya membentuk berkas tebal
dan mendesak substansi dasar homogen.
Matriks fibrokartilago bersifat acidofilik
karena ia mengandung sejumlah besar
serabut kolagen kasar.
Fibrokartilago tidak mempunyai
perikondrium. Fibrokartilago
berkembang dari jaringan persambungan
padat dengan diferensiasi fibroblas
menjadi kondrosit.
Cartilago dapat mengalami kalsifikasi
pada kondisi :
Khondrosit hipertrofi dan telah dewasa.
Ion kalsium dan fosfat dalam cairan
tubuh cukup tinggi.
PH linkungan yang basa .
Substansi interseluler organik mempunyai
afinitas terhadap garam kalsium bila
konsentrasinya berada disekitar titik
pengendapan garam kalsium diendapkan
dalam substansi organik amorf .
Adanya enzim Alkali Fosfatase yang digunakan
untuk membebaskan ion fosfat dari ester
fosfat, sehingga kadar ion fosfat meningkat.
Khondrosit yang hipertrofi meningkatkan
enzim alkali fosfatase.
Pertumbuhan dan Regenerasi Kartilago
Ada 2 cara pertumbuhan :
Aposisi : Perubahan fibroblas dalam
Perikhondrium.
Interstitial : Hasil mitosis khondrosit yang
telah ada.
Jaringan cartilago lama diganti yang baru
dengan cara metaplasia jaringan
pengikat. Metaplasia ini terjadi pada
jaringan yang mengalami tekanan
mekanik, seperti gesekan dari luar,
sehingga dapat menjelaskan mengapa
pada permukaan persendian terdapat
jaringan cartilago.
TULANG
TULANG
Perbedaan pokok dengan cartilago :
Tulang memiliki sistem kanalikuler yang
menembus substansi tulang.
Tulang memiliki jaringan pembuluh darah
untuk nutrisi sel sel tulang.
Tulang hanya dapat tambah secara aposisi.
Substansi interseluler tulang selalu
mengalami pengapuran.
Fungsi utama tulang sebagai unsur
kerangka tubuh :
Menyokong struktur struktur berdaging.
Melindung organorgan vital seperti
yang terdapat dalam rongga tengkorak
atau dada.
Mengandung sumsum tulang, tempat
pembentukan sel sel darah
Membentuk sistem tuas yang akan
melipat gandakan kekuatan yang timbul
selama kontraksi otot rangka dan
mengubahnya menjadi gerakan tubuh.
Struktur Mikroskopik Tulang Terdiri
Atas :
Substantia Spongiosa
Substantia Compacta
Secara Histologis Jaringan Tulang
Terdiri Atas :
1. Tulang Muda / Tulang Primer.
Serabut kolagennya tersusun secara
acak.
2. Tulang Dewasa / Tulang Sekunder.
Serabut kolagennya tersusun secara
teratur.
Jaringan Tulang Muda/ Primer
Dimulai pada proses kerusakan tulang maka
tulang yang tumbuh (tulang muda/ primer)
bersifat sementara, akan diganti dengan
tulang dewasa. Tetapi pada sutura tulang pipih
cranium dan procesus alveolaris rahang
jaringannya masih tulang primer, walau
tulangnya merupakan tulang dewasa.
Ciri lain :
Garam mineral kandungannya sedikit
Jumlah Osteosit lebih banyak
Jaringan Tulang Dewasa
Terdapat pada kerangka orang dewasa,
dengan ciri ciri :
Serabut serabut kolagen yang tersusun
dalam lamellae (lapisan) setebal 3 -
7m,sejajar & melingkari konsentris
saluran ditengah yang dinamakan :
Canalis Haversi .
Canalis Haversi yang dilalui oleh :
Pembuluh darah.
Serabut saraf.
Disi oleh jaringan pengikat longgar.
Diameter 22 110 m.
Keseluruhan struktur konsentris ini dinamai
Systema haversi atau Osteon.
Sel-sel tulang (osteosit) berada diantara /
didalam lamella.
Didalam setiap lamella serabut-serabut
kolagen berjalan sejajar secara spiral melilit
sumbu osteon.
Diantara masing masing osteon terdapat
substansi amorf yang merupakan bahan
perekat.
Susunan lamellae dalam diaphysis mempunyai pola
sebagai berikut :
Tersusun konsentris membentuk osteon.
Lamellae yang tidak tersusun konsentris
membentuk systema interstitialis.
Lamellae yang melingkari permukaan luar
membentuk: Lamellae Circumferentialis Eksterna.
Lamellae yang melingkari permukaan dalam
membentuk: Lamellae Circumferentialis Interna.
Canalis Volkmanni menembus dari permukaan
tulang secara tegak atau menyerong yang
akan berhubungan dengan pembuluh darah
yang berasal dari Canalis haversi.

Canalis volkmanni selain lebih besar, juga


tidak di kelilingi oleh lamellae.
Periosteum
Adalah bagian luar jaringan tulang yang
merupakan pengikat padat fibrosa.
Mengandung sedikit pembuluh darah yang
terdapat pada periosteum bercabang cabang
dan menembus bagian dalam periosteum
sampai ke canalis volkmanni.
Bagian dalam periosteum disebut : Lapisan
osteogenik mempunyai potensi membentuk
tulang yang diperlukan dalam proses
pertumbuhan tulang.
Periosteum dapat melekat pada jaringan
tulang oleh karena :
1. Pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang
2. Serabut serabut kolagen (Serabut sharpey)
yang masuk kedalam tulang.
3. Serabut serabut elastin
Endosteum
Merupakan lapisan sel sel berbentuk
gepeng, membatasi rongga sum-sum tulang
dan melanjutkan diri keseluruh rongga
rongga dalam jaringan tulang.
Endosteum berasal dari jaringan sum sum
tulang yang berubah potensinya menjadi
osteogenik.
Sel pada jaringan tulang
Dibedakan 4 macam sel yaitu:
I. Sel Osteoprogenitor / Sel Osteogenik
Bersifat osteogenik
Terdapat pada permukaan jaringan tulang yaitu
periosteum bagian dalam dan endosteum.
Sel osteogenik pada periosteum bagian dalam
terutama menghasilkan sel osteoklas.
Sel osteogenik pada endosteum menghasilkan sel
osteoklas dan sel osteoblast.
Berbentuk : Gepeng
Apabila lingkungannya terdapat pembuluh
darah maka sel sel osteogenik akan
berdiferensiasi menjadi osteoblas.
Apabila lingkungannya tidak ada pembuluh
darah maka sel sel osteogenik akan
berdiferensiasi menjadi khondroblas. Hal ini
disebabkan oleh tekanan O2 disekitarnya
(Basset & Herman).
Mempersatukan thymidin (Tonna dan
Cronkite) menyebabkan sel osteo
progenitor berdiferensiasi menjadi sel
osteoklas.
II. Osteoblas
Bertanggung jawab atas pembentukan matriks
tulang, oleh karena itu banyak ditemukan pada
tulang yang sedang tumbuh.
Pada waktu pembentukan matriks, sel
osteoblast tersusun berderet dalam 1 lapisan
pada permukaan jaringan tulang berbentuk
kuboid atau silindris pendek yang saling
berhubungan melalui tonjolan tonjolan
pendek.
Inti pada puncak sel, kompleks golgi di
basal.
Sitoplasma basofil karena mengandung
Ribonukleo protein aktif mensintesis
protein.
III. Osteosit
Komponen sel utama dalam jaringan tulang :
Detail morfologi diketahui dengan sediaan
gosok, didapat :
Bentuk gepeng punya tonjolan yang
bercabang didalam canaliculi.
Tonjolantonjolan yang berdekatan
berhubungan melalui Gap Junction.
Inti terletak ditengah.
Apabila terjadi kerusakan osteosit maka
terjadi kerusakan matriks (osteolisis).
Osteoblas dan osteosit menghasilkan
Alkalin fosfatase diperlukan untuk
melepas fosfat yang diperlukan dalam
pembentukan garam kalsium.
Osteosit yang terlepas dari lacuna punya
kemampuan menjadi sel
osteoprogenitor yang bisa berubah
kembali menjadi osteosit atau sel
osteoklas.
IV. Osteoklas
Sel raksasa, berukuran 20 m 100 m.
Inti sampai dengan 50 buah.
Menurut kollicker tahun 1873, sel
osteoklas berhubungan dengan resorbsi
tulang dibuktikan dengan adanya sel
osteoklas dalam lekukan jaringan tulang
yang disebut Lacuna Howship.
Morfologi Osteoklas
Osteoklas Muda mempunyai permukaan inti
halus,kromatin halus dan tersebar rata,
sitoplasma basofil. Osteoklas Tua mempunyai
permukaan inti berlipat, kromatin terwarnai
gelap, sitoplasma acidofil.
Berasal dari fusi beberapa sel.
Sel osteoklas mengandung enzim hidrolitik
antara lain asam fosfatase .
Matriks Tulang
Merupakan substansi interseluler t.a 2
komponen :
A. Matriks Organik
Serabut kolagen (95%) dan substansi dasar
yang amorf terdiri atas mucopolisakharida
dan glikoprotein.
Matriks organik mempengaruhi kekuatan
tulang.
B. Matriks Anorganik
Bahan mineral yang sebagian besar
berbentuk sebagai kalsiumfosfat,
diendapkan sebagai bentuk amorf yang
kemudian disusun kembali sebagai kristal
kristal sepanjang 600 dan setebal 15 - 30
. Tersusun sepanjang serabut kolagen.
Bahan mineral lain : ion sitrat, karbohidrat,
magnesium dan natrium.
Kekerasan tulang tergantung dari kadar
bahan anorganik dalam matriks.
Kalsifikasi tulang Dipengaruhi oleh:
Pertambahan ion fosfat dan kalsium yang
dipengaruhi oleh alkali fosfatase dari
osteoblast dan hormon parathyroid serta
pemberian vitamin D atau makanan
mengandung garam kalsium yang
berlebihan.
PH karena kondisi asam lebih menjurus ke
pembentukan garam CaHPO4 dari pada
Ca3(PO4)2. CaHPO4 lebih mudah larut dari
pada Ca3(PO4)2.
Resorpsi Tulang Dipengaruhi oleh :
Osteoklas berbentuk primer dengan
melepaskan mineral yang disusul dengan
depolimerisasi molekul-molekul organik.
Osteoklas menyebabkan depolimerisasi
mukopolisakharida dan glikoprotein
sehingga garam mineral yang melekat
menjadi bebas.
Osteoklas berpengaruh pada serabut
kolagen.
Pertumbuhan Tulang Ada 2 osteogenesis (pembentukan
tulang) :
1. Osteogenesis Desmalis / Osteogenesis Intramembranosa
Terjadi dalam membran jaringan, tulang yang terbentuk
disebut tulang desmal. Contoh : tulang atap cranium.
2. Osteogenesis Enchondralis
Contohnya
Tulang-tulang panjang
Ruas tulang belakang
Basis cranium
Pertambahan Memanjang Tulang Pipa
Setelah berlangsung penulangan pada pusat
penulangan sekunder (diujung = epiphysis),
terdapat sisasisa khondrosit diantara
epiphysis & diaphysis.
Jaringan kartilago yang memisahkan
epiphysis dan diaphysis berbentuk lempeng
atau cakram disebut Discus epiphysealis.
Daerah daerah perkembangan, Berturut turut :
a. Zona Proliferasi, sel-sel kartilago membelah diri
menjadi deretan sel-sel gepeng.
b. Zona Maturasi, sel kartilago bertambah besar
c. Zona Hipertrofi, selmembesar dan bervakuola
d. Zona Kalsifikasi, matriks kartilago mengalami
kalsifikasi
e. Zona Degenerasi, sel-sel kartilago berdegenerasi
dan terbukanya lacuna sehingga terbentuk
trabekula.
Pembesaran Diameter Tulang Pipa
Pertambahan diameter tulang pipa dengan
cara pertambahanjaringan tulang melalui
penulangan periosteum lapisan
dalamdisertai pengikisan jaringan tulang dari
permukaan dalamnya. Sehingga walau
diameter tulang bertambah tapi
ketebalannya tetap
Perubahan Struktur Jaringan Tulang
Perubahan dimulai pada tempat yang
tersebar dalam bentuk rongga yang
disebabkan erosi tulang oleh sel sel
osteoklas.
Rongga tersebut meluas sehingga terbentuk
silindris memanjang, disusul masuknya
pembuluh darah dan jaringan sum-sum
tulang.
Bila rongga cukup besar, erosi berhenti dan
mulailah pembentukan tulang oleh
osteoblas, terbentuklah Sistem havers
dengan pembuluh darah ditengahnya,
Pada potongan melintang tulang pipa
didapatkan struktur :
Sistem havers lama
Sistem havers yang sedang dibentuk
Ruang ruang karena erosi
Sisa sisa sistem havers sebagai lamella
intersitiil.
Persendian dan Membrana Synovialis
Berdasarkan keluasan gerakannya dibedakan
atas:
Synarthrosis : gerakan terbatas.
Diarthrosis : gerakan luas.
Pergerakan dari sendi diarthrosis oleh karena
ujung ujung tulangnya terdapat rongga
Disebut Cavum Articularis, rongga ini
berdinding jaringan ikat padat.
Kapsul pada sendi terdiri atas 2 lapisan
yaitu:
Lapisan fibrosa disebelah luar.
Lapisan sinovial disebelah dalam.
Cairan dalam cavum sinovial dihasilkan oleh sel sel
sinovial, permukaan dalam dibatasi sel sel
berbentuk gepeng atau kuboid. Dibawahnya terdapat
jaringan ikat longgar Atau padat dengan jaringan
lemak.
Sel sel membran sinovial berasal dari Jaringan
mesenkhim dengan ME diketahui sel-sel pembatas
membran sinovial Dibedakan 2 jenis :
Sel M
Sel F
KELAINAN PADA JARINGAN GIGI
DAN MULUT YANG MEMERLUKAN
TINDAKAN BEDAH

drg. D. Fiena S Yulia, M.Kes


PEMERIKSAAN PASIEN & DIAGNOSIS
Keluhan utama
Riwayat penyakit
Riwayat pengobatan
Pemeriksaan fisik (inspeksi,palpasi,perkusi,
auskultasi)
Pemeriksaan penunjang
1 laboratoris
2 radiografis (umum dan khusus)
3 teknik diagnosis jaringan (biopsi, biakan )
Diagnosis banding
RADIOGRAFIS
PERIAPIKAL
PANORAMIK
Cara2 diagnosa
KELAINAN PADA JARINGAN GIGI DAN MULUT YANG
MEMERLUKAN TINDAKAN PEMBEDAHAN

INFEKSI ODONTOGENIK
IMPAKSI GIGI
CLEFT LIP AND CLEFT PALATE
PENYAKIT KELENJAR AIR LIUR
FRAKTUR DENTOALVEOLAR
INFEKSI ODONTOGENIK
Disebabkan banyak jenis bakteri,sekitar 5 spesies dlm suatu
infeksi
Bakteri yg biasanya berperan adalah campuran
aerobik,anaerobik, gram positif dan gram negatif
Aerobik, streptococcus 70%, staphylococcus 6%
Anaerobik . Peptostreptococcus, peptococcus 33%
Gram positif batang 15%
Gram neg batang ,bacteriodes 34% fusobacterium 13%
PULPITIS, GINGIVITIS,PERIODONTITIS
ABSES & CELLULITIS
ABSES RONGGA MULUT
ABSES adalah kumpulan
pus ( nanah) yg terletak
dlm suatu kantung dlm
suatu jaringan yg
disebabkan oleh infeksi
bakteri,parasit atau
benda asing lainnya.
Penatalaksanaan
1. Perawatan jaringan keras gigi (penambalan,
perawatan syaraf)
2 .Medikamentosa
Analgetik, antibiotik
3. Incisi abses
4. Pencabutan gigi yg bermasalah.
Incisi abses mandibula
Cellulitis dan Phleghmon
CELLULITIS merupakan infeksi pada kulit dan
jaringan subkutan yg ditandai dengan
kemerahan, pembengkakan,nyeri, jika di tekan
bisa lunak dan bisa keras seperti papan
disertai kenaikan suhu pada penderita. Jenis
bakteri yg ditemukan adalah bakteri aerob
,staphylococcus aureus dan streptococcus
pyogens
Pleghmon atau ludwig angina
Pleghmon adalah penyebaran dari cellulitis,yang
membentuk perluasan radang pada rahang bawah,dagu
serta bawah lidah.Biasanya berasal dari infeksi
odontogenik pada gigi gerahan kedua dan ketiga rahang
bawah. Penyakit ini merupakan bentuk dari penyebaran
berbagai mikroba yg memenuhi rongga di sublingual dan
submandibular. Kondisi ini dapat mengancam jiwa akibat
sumbatan jalur napas.
Penatalaksaan
Memerlukan perawatan di rumah sakit
Diperlukan antibiotik intravena dosis tinggi,
terapi awal gol ampicilin dan metronidazole
Pemberian cairan melalui infus
Drainase eksudat
Penanganan saluran napas, intubasi
endotracheal atau tracheostomi.
Penderita pleghmon dengan selang drainase dan alat bantu
napas,tracheostomi
IMPAKSI GIGI
IMPAKSI GIGI : Malposisi gigi karena benih gigi
yg tumbuh tidak tepat. Sering terjadi pada
wisdom teeth ( geraham terakhir/M3)
Impacted M3
Cleft lip and cleft palate
Bibir sumbing dan celah langit2
Pada 2 bulan pertama dalam rahim, biasanya jaringan yg
membentuk bibir dan langit2 akan mengalami
penutupan (fusi), tapi pada bayi dengan bibir sumbing
atau celah langit,fusi tidak terjadi atau terjadi
sebagian,sehingga meninggalkan lubang atau celah.
Penyebab bisa krn faktor genetik dan faktor lingkungan
(obat,jamu,rokok,virus,dll)
Unilateral cleft lip
PENYAKIT KEL LIUR
MUKOKEL
RANULA
SIALADENITIS
TUMOR WHARTIN
Mucocele dan Ranula
Mucocele adalah lesi pada mukosa mulut yang
diakibatkan oleh pecahnya saluran kelenjar liur dan
keluarnya mucin ke jaringan lunak disekitarnya, biasanya
terjadi pada mukosa bukal,lidah dan bibir.
Ranula adalah terjadinya rupture sal kelenjar sehingga
terhalangnya aliran liur dari kel sublingual atau
submandibular (seperti mucocele tapi ukurannya lebih
besar.
Mucocele pada bibir dan lidah
Ranula
FRAKTUR DENTOALVEOLAR
Fraktur dentoalveolar adalah kerusakan atau putusnya kontinuitas
jaringan keras pada struktur gigi dan alveolusnya disebabkan
trauma.
Klasifikasi menurut WHO
A luka terhadap jaringan keras gigi dan pulpa
B luka terhadap jaringan periodontal
C luka terhadap tulang pendukung
D luka pada gingiva atau mukosa oral
Fraktur yang memerlukan tindakan bedah adalah fraktur pada
tulang alveolar maksila dan mandibula
Fraktur dento alveolar
Fraktur alveolar

Anda mungkin juga menyukai