Anda di halaman 1dari 97

BAYI BERAT LAHIR

RENDAH (BBLR)
Dr R Soerjo Hadijono SpOG(K), DTRM&B(Ch)
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi
BATASAN
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah
bayi yang lahir dengan berat < 2500
gram tanpa memandang masa
gestasi (berat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam 1 jam setelah
lahir).
PRINSIP DASAR
BBLR sampai saat ini masih
merupakan masalah di Indonesia,
karena merupakan penyebab
kesakitan dan kematian pada masa
neonatal. Menurut SKRT 2001, 29%
kematian neonatal karena BBLR
Masalah yang sering timbul sebagai
penyulit BBLR adalah Hipotermia,
Hipoglikemia, Hiperbilirubinemia,
Infeksi atau sepsis dan gangguan
minum
Persalinan kurang bulan / prematur
Bayi lahir pada umur kehamilan antara
28 minggu sampai 36 minggu.
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya
karena ada hambatan pertumbuhan saat
dalam kandungan (Janin tumbuh
lambat).
Faktor predisposisi
Faktor ibu
Umur, jumlah paritas, penyakit
kehamilan, gizi kurang atau malnutrisi,
trauma, kelelahan, merokok, kehamilan
yang tak diinginkan.
Faktor plasenta
penyakit vaskuler, kehamilan ganda,
Faktor janin
kelainan bawaan, infeksi
TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta
akan mampu :
Menjelaskan tentang penyebab dan
komplikasi BBLR
Melakukan manajeman BBLR dengan
berbagai penyulitnya sesuai dengan
fasilitas yang tersedia
TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan bab ini, peserta akan memiliki
kemampuan untuk::
Menjelaskan beberapa penyebab dan faktor predisposisi
BBLR.
Mengindentifikasi BBLR menurut masa gestasi
Melakukan manajemen umum BBLR.
Mengindentifikasi tanda, gejala dan diagnosis serta
manajemen hipotermi
Mengindentifikasi tanda, gejala dan diagnosis serta
manajemen hipoglikemi
Mengindentifikasi tanda, gejala dan diagnosis serta
manajemen ikterus Kremer II ke atas (hiperbilirubinemi)
Mengindentifikasi tanda, gejala dan diagnosis serta
manajemen infeksi neonatal
Mengindentifikasi tanda, gejala dan diagnosis serta
manajeman masalah pemberian minum.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Umur ibu
Riwayat persalinan sebelumnya
Jumlah paritas, jarak kelahiran
sebelumnya
Kenaikan berat badan selama hamil
Aktivitas
Penyakit yang diderita selama hamil
Obat-obatan yang diminum selama
hamil
Pemeriksaan fisik
Berat lahir kurang 2500 gram
Untuk BBLR Kurang Bulan :
Tanda prematuritas :
Tulang rawan telinga belum terbentuk
Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)
Refleks refleks masih lemah
Alat kelamin luar
Untuk BBLR Kecil untuk Masa Kehamilan :
Tanda Janin Tumbuh Lambat :
Tidak dijumpai tanda prematuritas
Kulit keriput
Kuku lebih panjang
Pemeriksaan Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan
penunjang diagnosis
Bayi terpapar dengan Menangis lemah Suhu tubuh
suhu lingkungan yang Kurang aktif, malas kurang 36.5 0 C
rendah minum
Waktu timbul < 2 hari Kulit teraba dingin
Hipotermi
Kulit mengeras
kemerahan
Frek. jantung < 100 /men
Napas pelan dan dalam
Kejang timbul saat lahir Kejang, tremor, letargi Kadar glukose
sampai dengan hari ke 3 atau tidak sadar darah < 45
Hipoglikemia
Riwayat ibu Diabetes mg/dL (2.6
mmol/L)
Ikterik timbul saat lahir - Kulit , konjungtiva
hari ke 3. berwarna kuning
Berlangsung > 3 minggu. Pucat
Ikterus/
Riwayat infeksi maternal
Hiperbilirubin
Riwayat ibu pengguna
emia
obat.
Riwayat Ikterus pada bayi
yang lahir sebelumnya
Pemeriksaan Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan
penunjang diagnosis
Ibu tidak dapat atau Bayi kelihatan bugar Kenaikan berat bayi
tidak berhasil menyusui kurang 20 Masalah
Malas atau tidak mau gram/hari selama 3 pemberian
minum hari minum
Waktu timbul sejak lahir
Ibu demam sebelum Bila ditemukan > 1 Laboratorium
dan selama persalinan tanda: darah:
Ketuban Pecah Dini Bayi malas minum Jumlah lekosit
Persalinan dengan Demam tinggi atau lekositosis atau
tindakan hipotermi lekopenia), Infeksi atau
Timbul asfiksia pada Bayi letargi trombositopenia Curiga Sepsis
saat lahir Gangguan napas Gambaran darah
Bayi malas minum Kulit ikterus tepi (bila tersedia
Timbul pada saat lahir Sklerema/skleredema fasilitas)
sampai 28 hari Kejang

Bayi KMK / lebih bulan Lahir asfiksia Pemeriksaan


Air ketuban bercampur Air ketuban + Radiologi dada (bila Sindroma
mekonium mekonium tersedia) Aspirasi
Lahir dengan riwayat Tali pusat berwarna mekonium
asfiksia kuning kehijauan
MANAJEMEN UMUM
Stabilisasi suhu, jaga bayi tetap hangat
Jaga patensi jalan napas
Nilai segera kondisi bayi tentang tanda
vital: pernapasan, denyut jantung, warna
kulit dan aktifitas
Bila bayi mengalami gangguan napas,
dikelola gangguan napas
Bila bayi kejang, potong kejang dengan anti
konvulsan
Bila bayi dehidrasi, pasang jalur intravena,
berikan cairan rehidrasi IV.
Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau
komplikasinya
Pemberian minum
Bila bayi mendapat ASI, harus tersedia
jumlah cukup dengan cara apapun:
Periksa apakah bayi puas setelah menyusu
Catat jumlah urine setiap bayi kencing untuk
menilai kecukupan minum (min. 6 kali sehari)
Timbang bayi setiap hari, hitung
penambahan / pengurangan berat,
sesuaikan pemberian cairan / susu:
Bayi 1500 - 2500 g tidak boleh kehilangan berat
> 10% dari berat lahirnya pada 4-5 hari pertama
Bila kenaikan BB tidak adekuat, tangani sebagai
Masalah kenaikan berat badan tidak adekuat.
Bila bayi menyusu, perhatikan cara pemberian
ASI dan kemampuan bayi mengisap min. 1x/hr
Bila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan
beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari berturut-
turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Bayi sehat 1750-2500 g
Biarkan bayi menyusu ke ibu semau bayi.
Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa
letih dan malas minum, anjurkan bayi
menyusu lebih sering (misal setiap 2 jam)
bila perlu.
Pantau pemberian minum dan kenaikan
berat badan untuk menilai efektivitas
menyusui. Apabila bayi kurang dapat
mengisap, tambahkan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif cara
pemberian minum
Bayi sakit 1750-2500 g
Bila ada gangguan napas, kejang dan
gangguan minum segera lakukan rujukan
Bila bayi dapat minum per oral dan tidak
memerlukan cairan IV, berikan minum
seperti pada bayi sehat.
Apabila bayi memerlukan cairan IV:
Hanya berikan cairan IV selama 24 jam pertama;
Mulai berikan minum per oral pada hari ke 2 atau
segera setelah bayi stabil. Anjurkan pemberian ASI
apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-
tanda siap untuk menyusu;
Apabila masalah sakitnya menghalangi proses
menyusui (misal gangguan napas, kejang),
berikan ASI peras melalui pipa lambung:
Bayi sakit 1750-2500 g
Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal
3 jam sekali). apabila bayi telah mendapat
minum 160 ml/kg berat badan per hari
tetapi masih tampak lapar berikan
tambahan ASI setiap kali minum
Biarkan bayi menyusu apabila keadaan
bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan
keinginan untuk menyusu dan dapat
menyusu tanpa terbatuk atau tersedak
Tabel 8.2 Jumlah cairan yang dibutuhkan bayi (mL/kg)

Hari ke 1 2 3 4 5+
Berat
> 1500 g 60 80 100 120 150
< 1500 g 80 100 120 140 150

Tabel 8.3 Jumlah cairan IV dan ASI untuk bayi sakit berat
1750 - 2500 g
U m u r (hari)
Pemberian
1 2 3 4 5 6 7

Kecepatan cairan IV 5 4 3 2 0 0 0
(mL/jam atau tetes
mikro/menit)
Jumlah ASI setiap 3 jam 0 6 14 22 30 35 38
(mL/kali)
Pemantauan
I. Kenaikan berat badan dan pemberian
minum setelah umur 7 hari
Bayi akan kehilangan berat selama 7-10
hari pertama. Bayi dengan berat lahir >
1500 g dapat kehilangan berat sampai
10%. Berat lahir biasanya tercapai kembali
dalam 14 hari kecuali apabila terjadi
komplikasi.
Setelah berat lahir tercapai kembali,
kenaikan berat badan selama tiga bulan
seharusnya:
150200 g seminggu untuk bayi < 1500 g
(mis. 2030 g/hari)
200250 g seminggu untuk bayi 1500 2500
g (mis. 3035 g/hari).
Pemantauan
Bila bayi sudah mendapat ASI secara
penuh (pada semua kategori berat)
dan telah berusia lebih dari 7 hari:
Tingkatkan jumlah ASI dengan 20
mL/kg/hari sampai tercapai jumlah 180
mL/kg/hari;
Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan
kenaikan berat badan bayi agar jumlah
pemberian ASI tetap 180 mL/kg/hari;
Apabila kenaikan berat tidak adekuat,
tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai
200 mL/kg/hari;
Pemantauan
Apabila kenaikan berat tetap kurang
dari batas yang telah disebutkan
diatas dalam waktu lebih seminggu
padahal bayi sudah mendapat ASI
200 mL/kg BB per hari, tangani
sebagai Kemungkinan kenaikan berat
badan tidak adekuat.
Tanda kecukupan
pemberian ASI
Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam
Bayi tidur lelap setelah pemberi-an
ASI
Peningkatan berat badan setelah 7
hari pertama sebanyak 20 gram
setiap hari.
Pemulangan penderita
Bayi suhu stabil
Toleransi minum per oral baik,
diutamakan pemberian ASI. Bila tidak
bisa diberikan ASI dengan cara
menetek dapat diberikan dengan
alternatip cara pemberian minum
yang lain.
Ibu sanggup merawat BBLR di rumah
HIPOTERMI

Hipotermi adalah suhu tubuh kurang


dari 36.5C pada pengukuran suhu
melalui ketiak
PRINSIP DASAR
Hipotermi sering terjadi pada neonatus
dengan BBLR karena pusat pengaturan
suhu tubuh bayi yang belum sempurna,
permukaan tubuh relatif luas,
kemampuan produksi dan menyimpan
panas terbatas.
Suhu tubuh rendah dapat disebabkan
oleh karena terpapar lingkungan yang
dingin (suhu lingkungan rendah,
permukaan dingin / basah) atau bayi
dalam keadaan basah atau tidak
berpakaian.
PRINSIP DASAR
Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya
karena dapat menyebabkan terjadinya
perubahan metabolisme tubuh yang akan
berakhir dengan kegagalan fungsi jantung
paru dan kematian
Mekanisme kehilangan
panas
Radiasi: dari bayi ke
lingkungan dingin terdekat.
Konduksi: langsung dari bayi
ke sesuatu yang kontak dg bayi
Konveksi: kehilangan panas
dari bayi ke udara sekitar
Evaporasi: penguapan air dari
kulit bayi
TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan bab ini
peserta akan mampu menjelaskan
tentang hipotermi, penyebab dan
mampu melaksanakan penanganan
atau manajemennya
TUJUAN KHUSUS
Setelah pelatihan ini, peserta
mengetahui dan mampu:
Melakukan langkah-langkah promotif
/ preventif hipotermi
Menjelaskan klasifikasi hipotermi
Melaksanakan tata laksana hipotermi.
LANGKAH PROMOTIF /
PREVENTIF
Rawat bayi kecil di ruang yang hangat
(tidak kurang 25C dan bebas dari aliran
angin).
Jangan meletakkan bayi dekat dengan
benda yang dingin (misal dinding dingin
atau jendela) walaupun bayi dalam
inkubator atau di bawah pemancar panas.
Jangan meletakkan bayi langsung di
permukaan yang dingin (mis. alasi tempat
tidur atau meja periksa dengan kain atau
selimut hangat sebelum bayi diletakkan).
LANGKAH PROMOTIF /
PREVENTIF
Pada waktu dipindahkan ke tempat lain,
jaga bayi tetap hangat dan gunakan
pemancar panas atau kontak kulit dengan
perawat.
Memakai pakaian dan mengenakan topi.
Bungkus bayi dengan pakaian yang kering
dan lembut dan selimuti.
Buka bagian tubuh yang diperlukan untuk
pemantauan atau tindakan.
Berikan tambahan kehangatan pada
waktu dilakukan tindakan (mis.
menggunakan pemancar panas).
LANGKAH PROMOTIF /
PREVENTIF
Ganti popok setiap kali basah.
Bila ada sesuatu yang basah ditempelkan
di kulit (mis. kain kasa yang basah),
usahakan agar bayi tetap hangat.
Jangan memandikan atau menyentuh
bayi dengan tangan dingin.
Ukur suhu tubuh sesuai jadwal pada tabel
(lihat lampiran)
Frekuensi
Keadaan bayi
Pengukuran
Bayi sakit Tiap jam
Bayi kecil Tiap 12 jam
Bayi keadaan
Sekali sehari
membaik

Berat Suhu inkubator (oC) menurut umura


bayi 35 oC 34 oC 33 oC 32 oC
< 1500 1-10 11 hari 3-5 >5
g hari 3 minggu minggu minggu
1500- 1-10 hari 11 hari4 >4
2000 g minggu minggu
2100- 1-2 hari 3 hari-3 >3
2500 g minggu minggu
> 2500 1-2 hari > 2 hari
g
a Bila jenis inkubatornya berdinding tunggal, naikkan suhu inkubator 1 oC
setiap perbedaan suhu 7 oC antara suhu ruang dan inkubator.
CARA PETUNJUK PENGGUNAAN
Kontak Untuk semua bayi
kulit Untuk menghangatkan bayi dalam
waktu singkat, atau menghangatkan
bayi hipotermi (32 36,4oC) apabila
cara lain tidak mungkin dilakukan
Kangaroo Untuk menstabilkan bayi dengan berat
Mother badan < 2500 g, terutama
Care direkomendasikan untuk perawatan
(KMC) berkelanjutan bayi dengan berat badan
< 1800 g
Tidak untuk bayi yang sakit berat
(sepsis, gangguan napas berat).
Tidak untuk Ibu yang menderita
penyakit berat yang tidak dapat
merawat bayinya.
Pada ibu yang sedang sakit, dapat
dilakukan oleh keluarga (pengganti ibu)
CARA PETUNJUK PENGGUNAAN
Pemancar Untuk bayi sakit atau bayi dengan
panas berat 1,500 g atau lebih
Untuk pemeriksaan awal bayi, selama
dilakukan tindakan, atau
menghangatkan kembali bayi
hipotermi
Lampu Bila tidak tersedia pemancar panas,
penghangat dapat digunakan lampu pijar
maksimal 60 watt dengan jarak 60
cm
Inkubator Penghangatan berkelanjutan bayi
dengan berat < 1,500 g yang tidak
dapat dilakukan KMC
Untuk bayi sakit berat (sepsis,
gangguan napas berat)
CARA PETUNJUK PENGGUNAAN
Boks Bila tidak tersedia inkubator, dapat
penghangat digunakan boks penghangat dengan
menggunakan lampu pijar maksimal
60 watt sebagai sumber panas
Ruangan Untuk merawat bayi dengan berat <
hangat 2500 g yang tidak memerlukan
tindakan diagnostik atau prosedur
pengobatan,
Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis,
gangguan napas berat)
Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi
Bayi terpapar suhu Suhu tubuh 32 C
lingkungan yang rendah 36.4 C
Waktu timbulnya kurang Gangguan napas
dari 2 hari Denyut jantung < 100 Hipotermia sedang
kali/menit
Malas minum
Letargi
Bayi terpapar suhu Suhu tubuh < 32 C
lingkungan yang rendah Tanda lain hipotermia
Waktu timbulnya kurang sedang
Hipotermia berat
dari 2 hari Kulit teraba keras
Napas pelan dan
dalam
Tidak terpapar dengan Suhu tubuh
dingin atau panas yang berfluktuasi antara 36
berlebihan C 39 C meskipun Suhu tubuh tidak
berada di suhu stabil (lihat Dugaan
lingkungan yang stabil sepsis)
Fluktuasi sesudah
periode suhu stabil
MANAJEMEN
HIPOTERMI BERAT
Segera hangatkan bayi di bawah
pemancar panas.
Gunakan inkubator atau ruangan
hangat, bila perlu.
Ganti baju yang dingin dan basah
dengan pakaian yang hangat, topi dan
selimut hangat.
Hindari paparan panas yang berlebihan
dan posisi bayi sering diubah.
MANAJEMEN
HIPOTERMI BERAT
Bayi dengan gangguan napas (frekuensi
napas > 60 atau < 30 kali/menit,
tarikan dinding dada, merintih saat
ekspirasi), lihat bab tentang Gangguan
napas.
Pasang jalur IV dan beri cairan IV sesuai
dengan dosis rumatan, dan pipa infus
tetap terpasang di bawah pemancar
panas, untuk menghangatkan cairan.
Periksa kadar glukose darah, bila kadar
glukose darah kurang 45 mg/dL (2.6
mmol/L), kelola hipoglikemia.
MANAJEMEN
HIPOTERMI BERAT
Nilai tanda bahaya setiap jam dan
kemampuan minum setiap 4 jam sampai
suhu tubuh dalam batas normal.
Ambil sampel darah dan beri antibiotika
sesuai pengelolaan Kemungkinan besar
sepsis.
Anjurkan ibu menyusui segera setelah bayi
siap :
Bila bayi tidak dapat menyusu, beri ASI
peras
Bila bayi tidak dapat menyusu sama sekali,
pasang pipa lambung dan beri ASI peras
begitu suhu bayi mencapai 35 C.
MANAJEMEN
HIPOTERMI BERAT
Periksa suhu tubuh bayi setiap jam. Bila
suhu naik paling tidak 0.5 C/jam, berarti
upaya menghangatkan berhasil, kemudi-
an lanjutkan setiap 2 jam.
Periksa suhu alat yang dipakai untuk
menghangatkan dan suhu ruang tiap jam.
Setelah suhu tubuh bayi normal:
Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi;
Pantau bayi selama 12 jam kemudian, dan
ukur suhunya setiap 3 jam.
MANAJEMEN
HIPOTERMI BERAT
Pantau bayi selama 24 jam setelah
penghentian antibiotika. Bila suhu bayi
tetap dalam batas normal dan bayi
minum dengan baik dan tidak ada
masalah lain yang memerlukan perawatan
di Rumah Sakit, bayi dapat dipulangkan
dan nasehati ibu bagaimana cara
menjaga agar bayi tetap hangat selama di
rumah.
MANAJEMEN
HIPOTERMI RINGAN
Ganti pakaian yang dingin dan basah
dengan pakaian yang hangat, memakai
topi dan selimuti dengan selimut
hangat.
Bila ada ibu/pengganti ibu, anjurkan
menghangatkan bayi dengan melakukan
kontak kulit dengan kulit (perawatan
bayi lekat).
MANAJEMEN
HIPOTERMI RINGAN
Bila ibu tidak ada:
Hangatkan kembali bayi dengan alat
pemancar panas. Gunakan inkubator
dan ruangan hangat, bila perlu;
Periksa suhu alat penghangat dan
suhu ruangan, beri ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif
cara pemberian minum dan sesuaikan
pengatur suhu.
Hindari paparan panas yang
berlebihan dan posisi bayi lebih
sering diubah.
MANAJEMEN
HIPOTERMI RINGAN
Anjurkan Ibu untuk menyusui lebih
sering. Bila bayi tidak dapat menyusu,
berikan ASI peras menggunakan salah
satu alternatif cara pemberian minum.
Mintalah ibu untuk mengamati tanda
bahaya (mis. gangguan napas, kejang)
dan segera mencari pertolongan bila
terjadi hal tersebut.
Periksa kadar glukose darah, bila < 45
mg/dL (2.6 mmol/L), kelola hipoglike-
mia.
MANAJEMEN
HIPOTERMI RINGAN
Nilai tanda bahaya, Periksa suhu tubuh
bayi setiap jam, bila suhu naik minimal
0.5 C/jam, berarti usaha
menghangatkan berhasil, lanjutkan
memeriksa suhu setiap 2 jam.
Bila suhu tidak naik atau naik terlalu
pelan, kurang 0.5 C/jam, cari tanda
sepsis.
MANAJEMEN
HIPOTERMI RINGAN
Setelah suhu tubuh normal:
Lakukan perawatan lanjutan.
Pantau bayi selama 12 jam berikutnya,
periksa suhu setiap 3 jam. Bila suhu
tetap dalam batas normal dan bayi dapat
minum dengan baik serta tidak ada
masalah lain yang memerlukan
perawatan, bayi dapat dipulangkan.
Nasihati ibu cara menghangatkan bayi di
rumah
HIPOGLIKEMIA

Hipoglikemi adalah keadaan hasil


pengukuran kadar glukose darah
kurang dari 45 mg/dL (2.6 mmol/L)
PRINSIP DASAR
Hipoglikemi sering terjadi pada BBLR,
karena cadangan glukosa rendah.
Hipoglikemi adalah masalah serius pada
bayi baru lahir, karena dapat
menimbulkan kejang yang berakibat
terjadinya hipoksi otak. Bila tidak
dikelola dengan baik akan menimbulkan
kerusakan pada susunan saraf pusat
bahkan sampai kematian.
Kejadian hipoglikemi lebih sering
didapat pada bayi dari ibu dengan
diabetes melitus.
PRINSIP DASAR
Glukosa merupakan sumber kalori yang
penting untuk ketahanan hidup selama
proses persalinan dan hari-hari pertama
pasca lahir.
Setiap stress yang terjadi mengurangi
cadangan glukosa yang ada
TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan bab ini
peserta akan mampu
menjelaskan tentang
hipoglikemi, penyebab dan
mampu melaksanakan
penanganan atau
manajemennya
TUJUAN KHUSUS
Setelah pelatihan ini, peserta
mengetahui dan mampu :
Melakukan langkah-langkah promotif
/ preventif hipoglikemi
Menjelaskan tanda, gejala, diagnosis
hipoglikemi
Melaksanakan penanganan
hipoglikemi dengan jalan memasang
jalur infus intra vena dan atau
memasang pipa nasogastrik
LANGKAH PREVENTIF /
PROMOTIF
Penganan/ pengendalian kadar glukosa
ibu Diabetes Mellitus (Pengelolaan ibu
DM, Buku Panduan Praktis Pelayanan
Maternal dan Neonatal).
Penanganan keadaan yang dapat
mengakibatkan BBLR.
Penanganan keadaan yang dapat
meningkatkan penggunaan glukosa bayi
(mis. pada asfiksia, hipotermi, hiperterm,
gangguan pernapasan)
Pemenuhan kebutuhan nutrisi rumatan
dengan minum ASI dini
Diagnosis
Anamnesis
Riwayat bayi menderita asfiksia,
hipotermi, hipertermi, gangguan
pernapasan
Riwayat bayi prematur
Riwayat bayi Besar untuk Masa Kehamilan
(BMK)
Riwayat bayi Kecil untuk Masa Kehamilan
(KMK)
Riwayat bayi dengan ibu Diabetes Mellitus
Riwayat bayi dengan Penyakit Jantung
Bawaan
Diagnosis
Pemeriksaan klinis
Hipoglikemi sering asimptomatis, terapi sudah
harus dilakukan agar prognosis lebih baik.
Gejala yang sering terlihat adalah:
tremor ("jitteriness")
bayi lemah, apatis, letargik, keringat dingin
sianosis
kejang
apne atau nafas lambat, tidak teratur
tangis melengking atau lemah merintih.
hipotoni
masalah minum
nistagmus gerakan involunter pada mata
MANAJEMEN
Berikan glukose 10% 2 mL/kg secara IV
bolus pelan dalam lima menit.
Jika jalur IV tidak dapat dipasang
dengan cepat, berikan larutan glukose
melalui pipa lambung dengan dosis yang
sama.
Infus Glukose 10% sesuai kebutuhan
rumatan, kemudian lakukan rujukan
Anjurkan ibu menyusui. Bila bayi tidak
dapat menyusu, berikan ASI peras
dengan menggunakan salah satu
alternatif cara pemberian minum
IKTERUS /
HIPERBILIRUBINEMIA
Pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan
mukosa yang terjadi karena meningkatnya
kadar bilirubin dalam darah. Disebut
hiperbilirubinemia apabila didapatkan kadar
bilirubin dalam darah > 5 mg% ( 85
mol/L)
PRINSIP DASAR
Bayi sering mengalami ikterus pada
minggu pertama kehidupan, terutama
bayi kurang bulan.
Dapat terjadi secara normal atau
fisiologis dan patologis.
Kemungkinan ikterus sebagai gejala
awal penyakit utama yang berat pada
neonatus.
Peningkatan bilirubin dalam darah
disebabkan oleh pembentukan yang
berlebihan dan atau pengeluaran yang
kurang sempurna.
PRINSIP DASAR
Ikterus perlu ditangani secara seksama,
karena bilirubin akan masuk ke dalam sel
syaraf dan merusak sehingga otak
terganggu dan mengakibatkan kecacatan
sepanjang hidup atau kematian
(ensepalopati biliaris)
TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan bab ini
peserta akan mampu
menjelaskan tentang ikterus,
penyebab dan mampu
melaksanakan penanganan atau
manajemen nya
TUJUAN KHUSUS
Setelah pelatihan ini, peserta
mengetahui dan mampu :
Melakukan langkah-langkah
promotif / preventif ikterus
Menjelaskan tanda, gejala,
diagnosis ikterus.
Melaksanakan penanganan
ikterus
Langkah Promotif / Preventif

Menghindari penggunaan obat pada ibu


hamil yang dapat mengakibatkan ikterus
(sulfa, anti malaria, nitro furantoin,
aspirin)
Penanganan keadaan yang dapat
mengakibatkan BBLR.
Penanganan infeksi maternal, ketuban
pecah dini (Lihat Bab Infeksi Maternal)
Penanganan asfiksia, trauma persalinan.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi rumatan
dengan minum ASI dini dan ekslusif
Diagnosis
Anamnesis
Riwayat ikterus pada anak sebelumnya
Riwayat penyakit anemi dengan
pembesaran hati, limpa atau
pengangkatan limpa dalam keluarga.
Riwayat penggunaan obat selama ibu
hamil
Riwayat infeksi maternal, ketuban pecah
dini
Riwayat trauma persalinan, asfiksia.
Riwayat infeksi maternal, ketuban
pecah dini
Diagnosis
Pemeriksaan
Pemeriksaan klinis dilakukan dengan
pencahayaan memadai. Ikterus akan
terlihat lebih berat dengan sinar lampu
dan bisa tidak terlihat dengan penerangan
yang kurang. Tekan kulit dengan ringan
memakai jari tangan untuk memastikan
warna kulit dan jaringan subkutan:
Hari 1 tekan pada ujung hidung atau
dahi;
Hari 2 tekan pada lengan atau tungkai;
Hari 3 dan seterusnya, tekan pada
tangan dan kaki.
Diagnosis
Pemeriksaan
Ikterus muncul pertama di daerah wajah,
menjalar ke arah kaudal tubuh, dan
ekstremitas. Pemeriksaan penunjang
kadar bilirubin serum total saat tanda
klinis ikterus pertama ditemukan sangat
berguna untuk data dasar mengamati
penjalaran ikterus ke arah kaudal tubuh.
Tentukan tingkat keparahan ikterus secara
kasar dengan melihat pewarnaan kuning
pada tubuh metode Kremer.
Pemeriksaan
Pemeriksaan kadar bilirubin
Pemeriksaan tanda klinis lain seperti gang-
guan minum, keadaan umum, apnea, suhu
yang labil, sangat membantu diagnosis
disamping keadaan hiperbilirubinemia
Tindak lanjut pada neonatus yang men-
derita hiperbilirubinemia harus dilakukan
setelah bayi dipulangkan terutama pada 7
hari pertama pasca kelahiran.
Bila ikterus menetap sampai minggu ke 2
pasca kelahiran, dianjurkan untuk
pemeriksaan kadar billirubin serum total
dan direk, serta kadar bilirubin dalam urin.
Pembagian ikterus menurut
metode Kremer
Derajat Daerah Ikterus Perkiraan
Ikterus kadar
bilirubin
I Daerah kepala dan 5.0 mg%
leher
II Sampai badan atas 9.0 mg%
III Sampai badan bawah 11.4 mg%
hingga tungkai
IV Sampai daerah 12.4 mg%
lengan, kaki bawah,
lutut.
V Sampai daerah 16.0 mg%
telapak tangan dan
kaki
Perkiraan Klinis derajat ikterus
Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi
Hari 1 Setiap ikterus yang
terlihata
Hari 2 Lengan dan tungkai b
Ikterus berat
Hari 3 dan Tangan dan kaki
seterus
nya
a Bila ikterus terlihat di bagian mana saja dari tubuh bayi pada hari 1,
menunjukkan kondisi bayi sangat serius. Lakukan terapi sinar
sesegera mungkin, jangan menunda terapi sinar dengan menunggu
hasil pemeriksaan kadar bilirubin serum.
b Bila ikterus terlihat pada lengan dan tungkai sampai ke tangan dan

kaki pada hari 2, menunjukkan kondisi bayi sangat serius. Lakukan


terapi sinar sesegera mungkin, jangan menunda terapi sinar dengan
menunggu hasil pemeriksaan kadar bilirubin serum
Pemeriksaan penunjang
Untuk Puskesmas fasilitas penunjang
biasanya jarang tersedia, sehingga
pemeriksaan atau penajaman klinis
sangat diutamakan
Bila tersedia fasilitas, lakukan
pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan golongan darah ibu
pada saat kehamilan dan bayi pada
saat kelahiran.
Pemeriksaan penunjang
Bila ibu memiliki golongan darah O
dianjurkan untuk menyimpan darah tali
pusat pada setiap persalinan untuk
pemeriksaan lanjutan yang dibutuhkan.
Kadar bilirubin serum total diperlukan
bila ditemukan ikterus pada 24 jam
pertama kelahiran.
Diagnosis banding
Pemeriksaan
Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan penunjang /
diagnosis
diagnosis lain
Timbul saat lahir Sangat Ikterus Hb < 13 g/dl, Ht < 39% Ikterus hemolitilk
sampai dengan hari ke Sangat pucat Bilirubin >8 mg/dl pada akibat
2 hari ke 1 atau inkompatibilitas
Riwayat ikterus pada Kadar Bilirubin > darah
bayi sebelumnya 13mg/dl pada hari ke 2
Riwayat penyakit ikterus/ kadar bilirubin
keluarga : ikterus, cepat
anemi, pembesaran Bila ada fasilitas:
hati, pengangkatan Inkompatibilitas gol.
limpa, defisiensi G6 Darah ABO atau Rh
PD
Timbul saat lahir Sangat Ikterus Lekositosis, leukopeni, Ikterus diduga
sampai dengan hari ke Tanda tersangka trombositopenia karena infeksi
2 atau lebih infeksi/sepsis berat/ sepsis
Riwayat infeksi (malas minum, (tangani dugaan
maternal kurang aktif, infeksi berat dan
tangis lemah, foto terapi bila
suhu tubuh diperlukan)
abnormal
Diagnosis banding
Pemeriksaan
Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan penunjang /
diagnosis
diagnosis lain
Timbul pada hari 1 Ikterus Ikterus akibat
Riwayat ibu hamil obat
pengguna obat
Ikterus hebat timbul pada Sangat ikterus Bila ada fasilitas: Ensefalopati
hari ke 2 Kejang Hasil tes Coombs bilirubin (Kern-
Ensefalopati timbul pada Postur abnormal, positif ikterus) (obati
hari ke 3 - 7 letargi kejang dan tangani
Ikterus hebat yang tidak Ensefalopati
atau terlambat diobati bilirubin)
Ikterus menetap setelah Ikterus Faktor pendukung: Ikterus
usia 2 minggu berlangsung > 2 Urin gelap, feses berkepanjangan
minggu pada bayi pucat (Prolonged
cukup bulan dan Peningkatan bilirubin ikterus)
> 3 minggu pada direk
bayi kurang bulan
Timbul hari ke 2 atau Bayi tampak Ikterus pada bayi
lebih. sehat prematur
Bayi Berat Lahir Rendah
MANAJEMEN
Ikterus fisiologis tidak memerlukan
penanganan khusus dan dapat rawat jalan
dengan nasehat untuk kembali jika ikterus
berlangsung lebih dari 2 minggu.
Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu
untuk menyusui secara dini dan ASI
eksklusif minimal setiap 2 jam.
Jika bayi tidak dapat menyusui, ASI dapat
diberikan melalui pipa nasogastrik atau
dengan gelas dan sendok.
Letakkan bayi ditempat yang cukup menda-
pat sinar mata hari pagi selama 30 menit
selama 3-4 hari. Jaga agar bayi tetap
hangat.
MANAJEMEN
Kelola faktor risiko (asfiksia dan infeksi)
karena dapat menimbulkan ensefalopati
biliaris.
Setiap Ikterus yang timbul sebelum 24
jam pasca kelahiran adalah patologis dan
membutuhkan pemeriksaan laboratorium
lanjut; minimal kadar bilirubin serum
total, pemeriksaan kearah adanya
penyakit hemolisis.
Pada bayi dengan Ikterus Kremer III atau
lebih perlu dirujuk ke fasilitas yang lebih
lengkap setelah keadaan bayi stabil
Panduan terapi sinar berdasarkan kadar
bilirubin serum (jika fasilitas tersedia)
Saat Bayi cukup bulan Bayi dengan
timbul sehat faktor risiko
ikterus kadar bilirubin, (kadar bilirubin,
mg/dl; (umol/l) mg/dl;umol/l)
Hari ke 1 Setiap terlihat ikterus Setiap terlihat
ikterus
Hari ke 2 15 (260) 13 (220)
Hari ke 3 18 (310) 16 (270)
Hari ke 4 20 (340) 17 (290)
dst
Faktor risiko : BBLR, penyakit hemolisis karena inkompatibilitas
gologan darah, asfiksia atau asidosis, hipoksia, trauma serebral, atau
infeksi sistemik
MASALAH
PEMBERIAN MINUM
Dr R Soerjo Hadijono SpOG(K)
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan
Reproduksi
MASALAH
Masalah minum sering terjadi pada
bayi baru lahir, bayi berat lahir
rendah, atau pada bayi sakit berat.
Masalah pemberian minum perlu
mendapat perhatian khusus selain
untuk mengurangi risiko terjadinya
penyakit juga untuk memenuhi
tumbuh kembang bayi
Bayi yang semula minum baik
menjadi malas minum
Bayi malas minum sejak lahir
Berat bayi tidak naik
Ibu cemas tentang cara
pemberian minum, terutama
pada bayi kecil, atau bayi
kembar
Setelah menyelesaikan bab ini
peserta akan mampu
menjelaskan masalah pemberian
minum, penyebab dan mampu
melaksanakan penanganan atau
manajemen masalah pemberian
minum
Setelah pelatihan ini, peserta
mengetahui dan mampu:
Menjelaskan beberapa masalah
pemberian minum
Menjelaskan penyebab, tanda,
masalah pemberian minum
Menjelaskan rencana penanganan
masalah pemberian
Melakukan praktek cara pemberian
minum ASI yang tepat pada BBLR,
bayi kembar.
Mampu melakukan pemasangan pipa
lambung dengan baik
Perawatan antenatal yang meliputi
perawatan payudara.
Mencegah kelahiran BBLR
Penanganan infeksi maternal
Perawatan pasca natal yang baik dan
berkualitas
Anamnesis
Riwayat cara pemberian minum
bayi
Riwayat terjadinya masalah
pembeian minum
Riwayat penimbangan bayi
Riwayat infeksi maternal ,
ketuban pecah dini
Diagnosis Banding
Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan
diagnosis
Malas / tidak mau minum Bayi tampak sakit
Sebelumnya minum Tanda infeksi :
dengan baik Kesulitan bernapas, suhu Curiga Infeksi
Timbul 6 jam atau lebih tubuh tidak stabil, iritabel, (sepsis)
setelah lahir kejang, tidak sadar, muntah,
Riwayat infeksi maternal
Malas atau tidak mau Bayi berat lahir < 2500 gram
minum, sebelumnya atau kehamilan kurang dari 37
Bayi kecil
minum baik minggu
Timbul sejak lahir
Ibu tidak dapat menyusui Bayi kelihatan sehat
atau tidak berhasil
Cara pemberian
menyusui
minum salah
Ibu cemas dan khawatir
Kecemasan pada
tidak dapat menyusui
ibu
Waktu timbul 1 hari atau
lebih
Diagnosis Banding
Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan
diagnosis
Bayi regurgitasi, Celah antara palatum dan Celah langit-
beberapa kali tersedak mulut atau keluar minum lewat langit
dan batuk setelah minum hidung
Timbul pada hari ke 1
atau lebih
Bayi regurgitasi sejak Pipa lambung dapat masuk Iritasi lambung
pertama minum Bayi kelihatan sehat
Waktu timbul 1 hari
Air ketuban bercampur
mekonium
Bayi batuk, tersedak dan Pipa lambung tidak dapat Kelainan Bedah
regurgitasi sejak pertama masuk.
kali minum Keluar air liur atau cairan dari
Minum dimuntahkan mulut, walaupun tidak diberi
Waktu timbul sejak lahir minum
MANAJEMEN UMUM
Bila bayi bisa minum tanpa batuk, tersedak
atau muntah sejak pertama kali minum
sesudah lahir, lanjutkan dengan
kemungkinan diagnosis lain.
Bila bayi mengalami batuk, tersedak atau
muntah sejak pertama kali diberi minum
coba pasang pipa lambung.
Bila tidak berhasil kemungkinan adanya kelainan
bedah, pasang jalur infus dengan cairan rumatan
dan pemberian minum ditunda. Rujuk setelah
stabil
Bila pipa lambung berhasil masuk, pastikan pipa
masuk ke lambung, lakukan aspirasi cairan
lambung dan biarkan mengalir sendiri. Kemudian
lanjutkan dengan kemungkinan diagnosis lain
Kecemasan pada ibu
Memberikan pengertian dan cara pemberian
ASI yang tepat.
Perhatikan dan catat berat bayi setiap hari
Menjelaskan dan bekerjasama dengan ibu
mengenai teknik menyusui selama tiga hari
Yakinkan ibu bila cara ibu benar
Nasehati ibu cara yang sesuai
Bila berat bayi meningkat min. 60 g dalam
3 hari yakinkan ibu bahwa ASI nya cukup.
Bila peningkatan berat bayi tidak mencapai
minimal 60 gram dalam 3 hari, kelola
sebagai persangkaan berat tidak naik
dengan adekuat
Persangkaan berat bayi tidak
naik dengan adekuat
Kenaikan berat bayi tidak adekuat jika
ditemukan kenaikan berat bayi kurang
60 gram selama 3 hari berturut-turut.
Periksa penyebab berat tidak naik
sebelumnya
Apakah telah diberi minum sesuai rencana
Apakah suhu lingkungan bayi optimal.
Cari tanda sepsis dan lakukan pengobatan.
Pengobatan infeksi pada mulut jika
ditemukan.
Persangkaan berat bayi tidak
naik dengan adekuat
Bila tidak ditemukan penyebab pasti,
lakukan tindakan meningkatkan jumlah
ASI yang diterima bayi dengan cara :
Menaikkan frekuensi minum, menambah
lamya waktu menyusui
Berganti payudara setiap mulai menyusui
dan pastikan bayi dapat mengosongkan
satu payudara sebelum pindah
kepayudara yang lain.
Ibu cukup minum, gizi dan tidak
kelelahan.
Persangkaan berat bayi tidak
naik dengan adekuat
Bila kenaikan berat masih < 20 gr tiap
hari
Sesudah menyusui, ibu memeras ASI
dan berikan pada bayi dengan cara
alternatif sebagai tambahan.
Bila tidak dapat memeras ASI, beri bayi
10 ml pengganti ASI (PASI), gunakan
gelas atau sendok.
PASI tidak harus diberikan, kecuali jika
yakin :
Tersedia selama, mudah diperoleh, dapat
digunakan secara aman, serta dapat
dipersiapkan sesuai petunjuk.
Persangkaan berat bayi tidak
naik dengan adekuat
Pemberian PASI dilanjutkan hingga
kenaikan berat bayi minimal 20 gram
per hari selama 3 hari berturut-turut,
kemudian turunkan PASI sampai 5 ml
setiap kali minum selama 2 hari.
Bila kenaikan berat badan cukup (> 20
g/hari) selama 2 hari berikutnya,
hentikan PASI seluruhnya.
Bila berat badan turun di bawah 20
g/hari, mulai tambahkan kembali PASI
sebanyak 10 ml setiap kali minum, dan
ulangi kembali proses di atas.
Persangkaan berat bayi tidak
naik dengan adekuat
Setelah PASI dihentikan, monitor
kenaikan berat badan bayi selama 3 hari
berikutnya. Jika kenaikan berat badan
berlangsung dengan kecepatan yang
sama atau lebih baik, bayi dipulangkan
ke rumah
MEMBERI MINUM BAYI KECIL
Terangkan bahwa ASI adalah minuman
terbaik.
Bayi kecil mungkin tidak dapat minum
dengan baik pada hari-hari pertama dan
hal ini normal karena:
Mudah capai dan menghisap masih
lemah
Menghisap dengan singkat kemudian
berhenti
Tertidur saat sedang minum
Ada waktu jeda yang cukup panjang
antara hisapan
Ingin minum lebih sering dibanding bayi
lebih besar.
MEMBERI MINUM BAYI KECIL
Yakinkan ibu bahwa menyusui dengan
ASI akan lebih mudah bila bayi sudah
lebih besar
Hendaknya ibu mengikuti prinsip umum
menyusui ASI:
Bayi disusui minimal 8 kali 24 jam (siang
dan malam) sampai berat 2500 gram.
Bila bayi tidak dapat bangun sendiri,
hendaknya ibu membangunkannya untuk
menyusu.
Bila bayi melepaskan hisapannya dari satu
payudara berikan payudara lainnya
MEMBERI MINUM BAYI KECIL
Selalu memberi minum ASI sebelum
memeras ASI. Bila perlu ibu dapat
meningkatkan aliran ASI dengan sedikit
memeras sebelum menyusui.
Biarkan bayi menyusu untuk waktu yang
lebih lama. Ibu harus membiarkan waktu
jeda yang cukup panjang antara hisapan.
Jangan menghentikan bayi menyusu
selama bayi masih berusaha atau ingin
tetap menyusu.
Jangan memaksakan bila bayi belum mau
menyusu.
Anjurkan agar ibu hanya memberi ASI
untuk 4-6 bulan pertama.
MEMBERI MINUM BAYI KECIL
Bila bayi tidak menghisap dengan baik
untuk menerima sejumlah ASI yang cukup,
anjurkan ibu untuk memberikan ASI peras
dengan menggunakan alternatif cara
pemberian minum dengan cangkir, sendok
atau pipa lambung.
Bila suplai ASI cukup (bayi minum 6 kali
atau lebih dalam 24 jam) tetapi berat bayi
tidak naik dengan adekuat (kurang dari 60
gram selama 3 hari), ibu hendaknya
memeras ASI dalam dua cangkir yang
berbeda. Hendaknya ibu memberikan
pertama kali kepada bayinya pertama kali
ASI peras dalam cangkir ke dua yang
mengandung lebih kaya lemak kemudian
baru ASI yang ada di dalam cangkir
pertama bila bayi masih memerlukan
MEMBERI MINUM BAYI KEMBAR
Yakinkan ASI nya cukup untuk kedua
bayinya.
Bila bayinya kecil, terangkan kepada ibu
bahwa akan memerlukan waktu cukup lama
untuk memulai menyusui ASI dengan
mantap
Hendaknya ibu mengikuti prinsip umum
menyusui, sebagai tambahan ibu harus :
Mulai menyusui salah satu bayinya pada saat
payudara sudah siap untuk dua bayi
Yakin bahwa bayi yang lebih lemah mendapat
cukup ASI
Beri ASI peras dengan menggunakan salah satu
cara alternatif pemberian minum, sesudah selesai
menyusu bila diperlukan
Secara bergantian menggilir payudara setiap kali
menyusui
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIAN ANDA
JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI
JAKARTA 2005

Anda mungkin juga menyukai