Anda di halaman 1dari 18

Definisi Forensik Odontologi

0 Forensic odontologi adalah semua aplikasi dari disiplin


ilmu kedokteran gigi yang terkait dalam suatu penyidikan
dalam memperoleh data-data postmortem, berguna untuk
menentukan otentitas dan identitas korban maupun
pelaku demi kepentingan hukum dalam suatu proses
peradilan dan menegakkan kebenaran
0 Odontologi forensic adalah ilmu forensik yang berfokus
pada bukti dental. Menurut Keiser Neilsen (1970),
odontologi forensik adalah cabang dari kedokteran gigi
yang berfokus untuk mengidentifikasi bukti untuk
keperluan pengadilan dengan cara pengamatan bukti-bukti
dental dan evaluasi segala penemuan dental
0 Secara garis besar, odontologi forensik adalah
pengaplikasian ilmu kedokteran gigi terhadap hukum.
Dental forensik berkisar dari identifikasi seseorang
menggunakan dental record hingga identifikasi dan
analisis catatan gigit pada suatu objek seperti
makanan atau catatan gigit pada korban
dibandingkan dengan dugaan atau sebaliknya,
estimasi usia seseorang berdasarkan perkembangan
dental atau karakteristik lainnya.
0 1453 : Kasus identifikasi dental yang pertama sekali
dilaporkan. Pangeran Shewsburry, yang meninggal pada
pertempuran Castillon, berhasil diidentifikasi.
0 1775 : Dr. Paul Revere, forensic odontologist pertama,
mengidentifikasi jenazah korban berdasarkan informasi
protesa yang telah dibuat.
0 1849 : Pemberian hukuman terhadap tersangka
berdasarkan bukti dental pertama sekali terjadi. Buktinya
adalah crown dari korban yang terbakar.
0 1850 : Di Boston, Dr. John Webster dihukum karena
pembunuhan berdasarkan bukti dental. Dia kemudian
digantung.
0 1884 : R. Reid, seorang dokter gigi, membacakan artikel penting kepada BDA
(British Dental Association) pada rapat di Edinburgh tentang penggunaan
ilmu dental untuk deteksi kejahatan.
0 1887 : Godon di Paris merekomendasikan penggunaan gigi pada
identifikasi orang hilang, berdasarkan keakuratan catatan yang disimpan
oleh dokter gigi.
0 1897 : Sebanyak 126 warga Paris mati terbakar di Bazar de la Charite. Dr.
Oscar Amoedo (seorang dokter gigi Cuba yang bekerja di Paris) membantu 2
dokter gigi Prancis, drg. Devenport dan Brault memeriksa dan
mengidentifikasi banyak korban. Insiden ini dipublikasikan sebagai tulisan
pertama dalam kedokteran gigi forensik tentang bencana massal.
0 1898 : Dr. Amoedo menulis tesis mengenai pentingnya ilmu kedokteran gigi
dalam aspek medicolegal. Dia secara universal dikenal sebagai bapak
odontologi forensik.
0 1932 : Edmond Locard merekomendasikan penggunaan sidik bibir dalam
identifikasi.
0 1937 : Percobaan pembunuhan yang gagal dan tersangka dihukum
berdasarkan bukti bite mark untuk pertama kalinya.
0 1946 : Welty dan Glasgow merancang program komputer untuk
menyortir 500 catatan dental.
0 1963 : Tangan, mata, telinga, kulit kepala, dan gigi yang ditambal
dibuang setelah kematian untuk merahasiakan identitas mereka
oleh J. Taylor.
0 1967 : Linda Peacock memiliki bite mark dan bukti lain yang
merujuk pada penghukuman seorang pria muda.
0 1967 : Menurut Keiser-Nielsen (1967), odontologi forensik
didefinisikan sebagai penilaian dan pemeriksaan terhadap dental
evidence, dalam mencari keadilan, maka penemuan dental dapat di
ajukan dan dievaluasi
0 1969 : Para pemrakarsa di Amerika telah mendirikan AAFS, yang
salah satunya adalah kedokteran gigi forensik.
0 1970 : Para pemrakarsa pula mendirikan Organization in Forensic Dentistry.
0 1972/1973 : The International Reference Organization in Forensic Medicine
and Sciences (I.N.F.O.R.M.) mempublikasikan ringkasan dari 1016 referensi
tentang identifikasi gigi dan forensik odontologi yang disusun oleh Dr.
William dan mencakup lebih dari 120 tahun.
0 1980 : Karena kemajuan IPTEK telah dirancang suatu program kompter
dalam suatu peristiwa korban massal untuk kedokteran gigi forensik
walaupun belum sempurna.
0 2000 : Di tanah air telah diselenggarakan suatu kongres Asia Pasifik tentang
identifikasi korban massal (MDVI) di Ujung Pandang. Penyelenggaranya
adalah Kapolda setempat dengan Interpol.
0 2003 : Telah berdiri ikatan peminat ilmu kedokteran gigi forensik di Jakarta
kemudian diresmikan oleh kongres PDGI di Ujung Pandang.
0 2004 : Hingga kini telah dilaksanakan pelatihan identifikasi oleh Direktorat
Pelayanan Gigi Medik DEPKES RI.
1. Identifikasi Gigi
0 mengidentifikasi individu yang sudah meninggal
melalui perbandingan radiografi gigi.
0 metode yang terbilang cepat dan handal.
0 dilakukan dengan membandingkan radiografi gigi
postmortem (setelah kematian) dari orang tak
dikenali dengan radiografi antemortem (sebelum
kematian) dari individu yang dikenali
0 .Ruang gawat darurat berpotensi memiliki radiograf dari daerah
kepala / leher yang mencakup struktur gigi yang ditemukan pada
radiograf gigi.
0 Radiograf gigi yang paling sering digunakan pada proses
perbandingan gigi yaitu bitewing,
0 karena teknik ini umumnya diambil selama pemeriksaan gigi
pada kunjungan reguler dan merupakan radiografi yang paling
sering tersedia
0 Setelah bagan postmortem dan radiografi selesai dan catatan
antemortem telah dihasilkan, proses perbandingan dapat
dimulai.
0 Hasil penilaian secara mendetil dari catatan gigi dan
perbandingan akan menghasilkan identifikasi positif yang
merupakan bagian berharga dari pekerjaan.
Pengumpulan dan Analisis
Bekas Gigitan
0 Area gigitan dapat dievaluasi dalam tiga dimensi
dengan menggunakan bahan cetak gigi yang akurat,
dental stone, atau resin untuk membuat model yang
solid yang nantinya dapat diamati di bawah
mikroskop pembesaran, mikroskop cahaya, atau
dengan pemindaian mikroskop elektron.
0 Model tiga dimensi dari area gigitan ini kemudian
dapat dibandingkan dengan cetakan gigi tersangka.
Estimasi Usia
0 Metode estimasi umur menggunakan gigi adalah
perkembangan gigi dan erupsi, mempelajari
degradasi gigi, pengukuran biokimia dan melacak
perubahan unsur dalam struktur gigi.
0 Beberapa dapat dilakukan melalui analisis gigi, foto
radiograf atau dengan pemeriksaan klinis, lainnya
memerlukan pengujian laboratorium atau perusakan
gigi.
0 Persyaratan individu yurisdiksi dan keterampilan
odontologis dan pengetahuan akan membantu untuk
menetapkan teknik yang sesuai untuk setiap kasus
Kesaksian ahli dalam litigasi
pidana dan perdata
0 Dokter gigi forensik juga dapat dipanggil untuk
memberikan pendapat dalam standar perawatan,
cedera pribadi, penipuan gigi, atau kasus sipil lainnya.
0 Ahli gigi harus menjadi pendorong untuk kebenaran
dan berusaha untuk menemukan kebenaran dengan
penerapan pengetahuan dan keterampilan khusus
mereka.
0 Ahli gigi forensik harus bersikap netral, cermat, dan
tepat.
Lukman, Djohansyah. 2006. Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid I. Jakarta: Sagung Seto

Tugas pertanyaan: apa saja keuntungan gigi sebagai


objek pemeriksaan forensik?
1. Gigi geligi terlindung oleh otot-otot bibir dan pipi sehingga apabila terjadi trauma akan
mengenai otot-otot tersebut terlebih dahulu

2. Gigi merupakan jaringan keras yang sukar untuk membusuk

3. Gigi geligi manusia tidak ada yang sama, kemungkinanannya hanya satu banding dua milyar

4. Gigi geligi memiliki ciri khusus untuk setiap ras

5. Gigi geligi tahan terhadap asam keras.

6. Gigi geligi tahan panas hingga 400 derajat Celcius dan akan menjadi abu jika terpapar panas
pada suhu 649 derajat Celcius

7. Secara radiografis, pada gigi geligi dan tulang rahang, kadang terdapat anomali gigi dan
komposisi tulang rahang yang khas

8. Gigi tiruan dapat menjadi sarana identifikasi

9. Gigi geligi merupakan sarana terakhr dalam identifikasi apabila sarana lain atau organ
tubuh lain tidak ditemukan.
Referensi
0 Lukman, Djohansyah. 2006. Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid I.
Jakarta: Sagung Seto
0 Blackwell, W. 2014. Forensic Odontology An Essential Guide.
0 Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Heidelberg
Springer. 2013.
0 Patel AS, Saxena AS, Ikhar AD, Bhede RR, Saraf HP. Forensic
odontology at a glance. Int J Dent Clin. 2013;5(3):149.
0 Adams C, Carabott R, Evans S, editors. Forensic Odontology: An
Essential Guide. UK: Wiley Blackwell; 2014.
0 Gupta S, Agnihotri A, Chandra A, Gupta OP. Contemporary practice in
forensic odontology. J Oral Maxillofac Pathol. 2014;18(2):24451.
0 Senn DR, Stimson PG, editors. Forensic Dentistry. 2nd ed. US: CRC
Press; 2010.
0 RCPA. Forensic Odontology. Trainee Handb. 2016;

Anda mungkin juga menyukai