PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Periodik paralisis merupakan kelainan pada membran yang sekarang ini dikenal
sebagai salah satu kelompok kelainan penyakit chanellopathies pada otot skeletal.
Kelainan ini dikarakteristikkan dengan terjadinya suatu episodik kelemahan tiba-tiba
yang disertai gangguan pada kadar kalium serum. Periodik paralisis ini dapat terjadi
pada suatu keadaan hiperkalemia atau hipokalemia.
DATA PASIEN
DATA PASIEN
Identitas
Nama : Tn. P
Umur : 37 Tahun
Pekerjaan : Tukang Jahit
Alamat : kucur RT5 RW1 sidomuldi lamongan
Tanggal masuk : 1 maret 2017
No RM : 01.68.87
Keluhan Utama : lumpuh dan kesmuatan di kedua kaki
Motorik
Reflek patologis
Kekuatan 4/4
Hoffman-tromner :-/-
2/ 2 Babinski :-/-
Tonus otot N/N Chaddock :-/-
N/N Gordon :-/-
Oppenheim :-/-
Pemeriksaan sensorik
Eksteroseptif
- Nyeri :-
- Suhu : tidak dievaluasi
- Rasa raba halus : -
Proprioseptif
- Rasa sikap: tde
Nervus cranialis
Kepala :
Posisi : Normal
Penonjolan : Tidak ada
N.II:
Tajam Penglihatan : visus OD >2/60, OS Reflek Cahaya -
Lapang Penglihatan : tde
Funduskopi : tde
N. III
Ptosis - /-, Exoftalmus -/-
Pergerakan bola mata : dbn/ sde
diplopia (-)
Pupil bulat anisokor 3mm/3mm, RC +/+
N.VII
Motorik :
m. Frontalis : dbn/dbn N.X (Vagus)
m. Oblik okuli :dbn/dbn Posisi arkus faring : tde
m. Oblik oris: dbn/dbn Reflek telan : normal / normal
Pengecap 2/3 lidah dpn : tde
N.XI (Acsessorius)
N. VIII
Detik arloji : tde
Angkat bahu: dbn/dbn
Suara berbisik : dbn/dbn Memalingkan kepala: dbn/dbn
Tes weber : tde
Tes Rinne : tde N.XII (Hipoglossus)
Deviasi lidah : -/-
N.IX (Glossofaringeus)
Fasikulasi : -/-
Pengecapan 1/3 blk : tde
Sensibilitas faring : tde Tremor : -/-
Atrofi : -/-
Ataxia : -/-
Kalium serum : 1,8
Natrium serum : 138
Clorida serum : 106
DIAGNOSIS
diagnosa
klinis
hipertensi, tertraplegi , hipokalemi
diagnosa
topis
otot
diagnosa
etiologis
hipokalemi , tetraplegi of flaccid
FARMAKOTERAPI
Inf premix KCL 50meq/24jam
-RL 1000 cc/hari
Inj Antrain 3x1g iv
-Ranitidine 2x1 amp
-Tomit 1amp k/p iv
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi
Susunan Somatomotorik
Susunan Saraf SOMATOMOTORIK
Fungsi :
Gerakan otot-otot kepala (wajah, pengunyah, lidah dll)
2. Traktus kortiko spinalis
Saraf Spinalis
Fungsi :
Gerakan otot-otot Tangan dan kaki
LMN
Dari inti-inti motorik di kornu anterior medula spinalis, menuju radiks anterior, saraf-saraf
spinal, mengikuti perjalanan saraf-saraf tepi, menuju ke otot-otot tubuh dan anggota gerak.
1. Cornu ant
2. The peripheral nerve, (ventral and dorsal nerve roots i.e., radiculopathy or nerve i.e.,
neuropathy) saraf.
3. Neuromuscular junction
4. The muscle
Gangguan pada LMN ditandai :
Lumpuh / Parese
Arefleksi
Tak ada refleks patologis
Atrofi
II Myoneural Junction
Depolarisasi pada motor end plate akan menyebar ke serabut otot dan terjadi
pelepasan ion kalsium di dalam sarkoplasma, sehingga dengan perantara tropomiosin
dan troponin, terjadi interaksi miosin dan aktin. Terjadlah kontraksi otot.
Yaitu semua jaras, inti dan sirkuit yang mempengaruhi aktvitas somatomotorik,
selain lintasan piramidal
Terdiri dari :
1. Korteks motorik
2. Basal ganglia
3. Inti inti talamus dan subtalamus
4. Nukleus ruber dan substansia nigra (mesensefalon)
5. Inti inti di formasio retikularis (pons dan medula oblongata)
6. Sirkuit feedback, jaras dan lintasannya )kotikospinalis,
kortikoretikulospinalis, dan vestibulospinalis)
Susunan ekstrapiramidal dengan formasio retikularis :
Pusat eksitasi / fasilitasi : mempermudah pengantar impuls ke
korteks maupun ke motor neuron.
Pusat inhibisi : menghambat aliran impuls ke korteks/motor
neuron.
Pusat kesadaran
Fungsi susunan ekstrapiramidal :
Berkaitan dengan fungsi lntasan piramidal, terutama dalam memulai dan memperhalus
gerakan gerakan tubuh dan anggota gerak (terutama jari jari)
Disfungsi renal : Asidosis Tubular Ginjal (RTA) ginjal mengeluarkan terlalu banyak
kalium
Hormonal : Aldosteron adalah hormon yang mengatur kadar kalium, aldosteronisme,
atau sindrom Cushing, dapat menyebabkan kehilangan kalium.
Faktor Pencetus
Pencetus Serangan PPH dapat ditimbulkan oleh asupan
tinggi karbohidrat, insulin, stres emosional, pemakaian obat
tertentu (seperti amfoterisin-B, adrenalin, relaksan otot, beta-
bloker, tranquilizer, analgesik, antihistamin, antiasma puff
aerosol, dan obat anestesi lokal
Pencetus lainnya adalah aktivitas fisik, tidur, dan cuaca
dingin atau panas.
Klasifikasi
Pendekatan Klinis
a) History of muscle weakness : History of episodic short-lived paralysis of
one, two, or all four limbs, without loss of consciousness or sphincter
dysfunction is a strong pointer to the diagnosis of periodic paralysis.
b) b) Age : Age of onset is early in childhood in hyperkalaemic primary
periodic paralysis1,2,5 and paramyotonia congenita1,2. Age of onset
soon after puberty but earlier than 25-30 yrs suggests primary
hypokalaemic periodic paralysis. Onset after age of 25 years nearly
always points to secondary periodic paralysis.
c) c) Family history : There is usually a strong family history in primary
periodic paralysis.
d) Timing : Periodic paralysis occurs typically on waking from sleep or on
rest after exercise. It never occurs in the midst of vigorous exercise1,2.
This differentiates it from myasthenia gravis.
d) Timing : Periodic paralysis occurs typically on waking from sleep or on
rest after exercise. It never occurs in the midst of vigorous exercise1,2.
This differentiates it from myasthenia gravis.