Anda di halaman 1dari 30

FORMULASI TEKHNOLOGI SEDIAAN OBAT

PADAT
METODE DAN CARA EVALUASI GRANULASI DAN CARA PENGERINGANNYA

DOSEN : Nia Marlina , M.Farm,.Apt

KELOMPOK IV
LOVI NATALLANI G20150094
MAULANI G20150093
HASANAH G20150099
HISAM MUNANDAR G20150064
AYON G20170020
GRANUL

Granul merupakan sediaan multiunit berbentuk agglomerat dari partikel


kecil serbuk. Pemberian granul dapat dilakukan dengan memasukkan granul
kedalam kapsul gelatin lunak atau dibuat menjadi tablet yang bertujuan untuk
meningkatkan aliran serbuk dengan jalan membentuknya menjadi bulatan-bulatan.
Proses granulasi dapat dilakukan dengan metode granulasi kering, granulasi
basah dan kempa langsung
TUJUAN GRANULASI

Tujuan suatu sediaan yang diolah menjadi granul antara lain :


a) Untuk meningkatkan bobot jenis bulk secara keseluruhan.
b) Untuk mendapatkan campuran yang mempunyai sifat alir yang baik (free flowing).
c) Mengurangi debu dari serbuk halus yang digunakan.
d) Mencegah terjadinya segresi /pemisahan akibat perbedaan bobot jenis, kemampuan dikempa.
e) Untuk meningkatkan dan mengontrol kecepatan disolusi (wettability).
PENGARUH GRANULASI

Beberapa pengaruh dari proses granulasi antara lain :


o Keseragaman bobot dalam pembuatan tablet yang disebabkan oleh aliran granul yang kurang baik.
o Memberikan kelarutan pada massa table apabila menggranulasi dengan air pada zat aktif yang larut air.
o Kelengketan pada cetakan tablet saat dilakukan pencetakan, sehingga pada granulasi yang kasar harus
banyak dikurangi.
o Granul yang terlalu halus dan kering akan menyebabkan tablet yang mudah hancur dan terbelah.
METODE GRANUL

Granulasi Kempa
Basah Langsung

Granulasi
Kering
GRANULASI BASAH

Granulasi basah merupakan salah satu metode pembuatan


tablet,metode ini memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab
yang dapat digranulasi
KEUNTUNGAN GRANULASI BASAH

KEUNTUNGAN GRANULASI BASAH :


1. MENINGKATKAN KOHESIFITAS DAN KOMPAKTIBILITAS SERBUK SEHINGGA DIHARAPKAN TABLET
YANG DIBUAT DENGAN MENGEMPA SEJUMLAH GRANUL PADA TEKANAN KOMPRESI TERTENTU
AKAN MENGHASILKAN BENTUK TABLET YANG BAGUS, KERAS DAN TIDAK RAPUH.
2. ZAT AKTIF YANG KOMPAKTIBILITASNYA RENDAH DALAM DOSIS YANG TINGGI DIBUAT
DENGAN METODE GRANULASI BASAH, KARENA JIKA DIGUNAKAN METODE CETAK LANGSUNG
MEMERLUKAN BANYAK EKSIPIEN (BAHAN TAMBAHAN) SEHINGGA BERAT TABLET TERLALU BESAR.
3. ZAT AKTIF YANG LARUT DALAM DOSIS KECIL, MAKA DISTRIBUSI DAN KESERAGAMAN ZAT AKTIF
AKAN LEBIH BAIK KALAU DICAMPURKAN DENGAN LARUTAN BAHAN PENGIKAT.
KERUGIAN GRANULASI BASAH

Kerugian dari metode ini adalah perlu waktu dan biaya yang
cukup besar termasuk para pekerja, perolahan, energi dan ruangan.
Pada saat granulasi terjadi perubahan patikel bahan baku menjadi
granul dengan ukuran lebih besar dan lebih seragam sehingga fluiditas
(sistem alir) dan kompresibilitas (ukuran perubahan volume) serbuk
lebih baik
GRANULASI KERING

Metode granulasi kering disebut juga slugging,


merupakan salah satu metode pembuatan tablet dengan cara
mengempa campuran bahan kering (partikel zat aktif dan
eksipien) menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi
untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar
(granul) dari serbuk semula
KEUNTUNGAN GRANULASI KERING
Tablet hasil dari metode granulasi kering ini lebih rapuh dibandingkan tablet yang didapatkan
dari proses granulasi basah, tetapi cara ini memiliki beberapa keuntungan antara lain :
peralatan dan ruang yang digunakanlenih sedikit serta waktu prosesing lebih singkat
dibandingkan cara granulasi basah.
Bahan aktif yang sensitif terhadap panas dapat dilakukan dengan cara ini karena tidak
ada proses pengeringan.
Waktu hancur tablet umunya lebih cepat karena daya hancur dari amilum tidak dikurangi
oleh bahan pengikat yang ada pada granulasi basah.
Proses ini dapat digunakan untuk menghasilkan tablet buih, dimana senyawa asam dan
basa dapat bereaksi dengan sempurna bila dimasukkan kedalam air.
KEKURANGAN CARA GRANULASI KERING

Kekurangan cara granulasi kering adalah:


1. Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
2. Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
3. Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadiny
akontaminasi silang
KEMPA LANGSUNG

Kempa langsung, yaitu dikempa langsung atau dicetak


langsung. Dibuat dengan cara pengempaan dengan
memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan
pons/cetakan baja

KEUNTUNGAN METODE KEMPALANGSUNG


Keuntungan metode kempalangsung yaitu :
a) lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
B) lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, makawaktu
yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenagadan mesin
yang dipergunakan juga lebih sedikit.
C) dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
D) waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul,tetapi
langsung menjadi partikel. Tablet kempa langsung berisi partikel halus,sehingga
tidak amelalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.
KERUGIAN METODE KEMPA LANGSUNG

Kerugian metode kempa langsung :


A) perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan
pengisidapatmenimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat
menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
B) zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karenaitu
biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan
sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.
Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawaamin dan
laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempalangsung mungkin terjadi aliran statik
yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul
terganggu. Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah
mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik.
PRINSIP GRANULASI

1. PRINSIP GRANULASI BASAH ADALAH MEMBASAHI SERBUK ATAU CAMPURAN SERBUK YANG
DIINGINKAN DENGAN PASTA PENGIKAT DAN DIAYAK DENGAN AYAKAN MESH TERTENTU
UNTUK MENDAPATKAN UKURAN GRANUL YANG DIINGINKAN. TAHAPAN YANG BERBDEDA
DARI METODE LAINNYA ADALAH BAHAN YANG DI BASAHIN, PENGGILINGAN BASAH SERTA
PENGERINGAN.
2. PRINSIP GRANULASI KERING ADALAH MEMBUAT GRANUL SECARA MEKANIS, TANPA
BANTUAN BAHAN PENGIKAT DAN PELARUT, IKATANNYA DIDAPAT MELALUI GAYA.
EVALUASI SEDIAAN

Evaluasi sediaan dilakukan untuk mengetahui


karakteristik sediaan sehingga dapat diketahui kualitas
sediaan untuk bertahan pada lambung. Evaluasi yang
dilakukan pada sediaan meliputi pengujian distribusi ukuran
partikel, laju air, uji keterapungan, uji daya mengembang,
penentuan kandungan obat dan uji pelepasan obat secara in
vitro (uji disolusi).
DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL

PENENTUAN DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL DILAKUKAN UNTUK MENGETAHUI DISTRIBUSI


UKURAN GRANUL YANG DIHASILKAN DARI PROSES GRANULASI.
LAJU ALIR
Evaluasi laju alir dilakukan untuk mengetahui sifat aliran granul
terutama untuk granul yang akan dimasukkan kedalam kapsul atau
dicetak menjadi tablet. Laju alir granul ditentukan dengan menggunakan
alat flowmeter.
Flowmeter adalah alat untuk mengukur jumlah atau laju aliran
dari suatu fluida yang mengalir dalam pipa atau sambungan terbuka.
Alat ini terdiri dari primary device, yang disebut sebagai alat utama dan
secondary device (alat bantu sekunder). Flowmeter umumnya terdiri dari
dua bagian, yaitu alat utama dan alat bantu sekunder. Alat utama
menghasilkan suatu signal yang merespons terhadap aliran karena laju
aliran tersebut telah terganggu. Alat utamanya merupakan sebuah orifis
yang mengganggu laju aliran, yaitu menyebabkan terjadinya penurunan
tekanan. Alat bantu sekunder menerima sinyal dari alat utama lalu
menampilkan, merekam, dan/atau mentrasmisikannya sebagai hasil
pengukuran dari laju aliran.
UJI KANDUNGAN OBAT

Uji kandungan obat dilakukan untuk mengetahui kadar


obat yang terkandung dalam suatu sediaan. Untuk menjamin
bahwa kandungan obat yang terdapat dalam sediaan sesuai
dengan dosis yang ditentukan agar dapat memberikan efek
terapeutik yang diinginkan.
UJI KETERAPUNGAN

Uji keterapungan dilakukan untuk mengetahui waktu


yang dibutuhkan sediaan untuk mulai mengapung dan
lamanya sediaan mengapung dalam medium hcl 0,1 n.
Semakin sediaan mengapung maka semakin lama sediaan
tersebut dapat bertahan dilambung.
UJI DAYA MENGEMBANG

Uji daya mengembang dilakukan untuk mengetahui kekuatan


mengembangkan sediaan dengan polimer tersebut. Uji dilakukan untuk
mengetahui kekuatan mengembang polimer dalam medium asam
sehingga dapat membentuk lapisan gel yang akan memerangkap ngas
co2 yang terbentuk
UJI DISOLUSI

Uji disolusi dilakukan untuk mengukur laju dan jumlah obat yang terlarut
dalam medium sehingga dapat menggambarkan profil pelepasan obat didalam
tubuh. Faktor yang mempengaruhi laju pelepasan obat ialah :
1. Kelarutan obat
2. Karakteristik polimer
3. Perbandingan antara polimer dan obat dalam sediaan
EVALUASI GRANUL

Evaluasi granul dan massa cetak yang dilakukan meliputi bobot


jenis benar menggunakan piknometer, bobot jenis nyata dan bobot
jenis mampat menggunakan tap volumeter, kompresibilitas, faktor
hausner, porositas, pengukuran sifat alir dan sudut diam menggunakan
corong alir, penentuan sudut angkat menggunakan silinder, dan uji
kadar air menggunakan alat moisture balance.
Beberapa parameter uji sediaan granul diantaranya adalah
granulometri, bj, kadar pemampatan, metode alir, kompresibilitas dan
kelembaban.
Granulometri

Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran


ukuran-ukuran granul). Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan
pengayak dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan
dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil.
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul.
Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan
dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan, aliran akan lebih baik.
Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva
BOBOT JENIS
BJ SEJATI DAPAT DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PIKNOMETER, YAITU
DENGAN CARA DITIMBANG BOBOT PIKNOMETER KOSONG, MASUKKA 1 GRAM GRANUL PADA
PIKNOMETER YANG TELAH DITIMBANG TADI, KEMUDIAN MASUKKAN 1 GRAM GRANUL DAN
CAIRAN PENDISPERSI PADA PIKNOMETER YANG KEDUA, DAN BERIKUTNYA MASUKKAN CAIRAN
PENDISPERSI PADA PIKNOMETER KETIGA, CATAT HASIL YANG DIPEROLEH KEDALAM RUMUS
SEBAGAI BERIKUT :
BJ = (B A) X BJ CAIRAN PENDISPERSI
(B+D)(A+C)
A = BOBOT PIKNOMETER KOSONG
B = BOBOT PIKNOMETER 1 GRAM GRANUL
C = BOBOT PIKNOMETER 1 GRAM GRANUL DAN CAIRAN PENDISPERSI
D = BOBOT PIKNOMETER CAIRAN PENDISPERSI.
KADAR PEMAMPATAN

Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran.


Alat dan metode nya hampir sama seperti pada saat melakukan BJ
mampat.
%T = VO V500 DIKALI 100%
VO
%T = KADAR PEMAMPATAN
VO = VOLUME SEBELUM PEMAMPATAN
V500 = VOLUME SETELAH PEMAMPATAN 500 X
%T < 20 ATAU ^V<20 M GRANUL MEMILIKI ALIRAN YANG BAIK
ALIRAN
Metode corong
Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong kaca
dengan dimensi sesuai. Metode corong dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. Cara bebas
2. Cara tidak bebas (paksa) digetarkan
Menggunakan corong yang dipasang pada statif yang diletakkan dengan
ketinggian tertentu. Awalnya granul ditimbang, berat granul dicatat sebagai m.
Lalu granul tersebut dialirkan melalui corong dan ditampung pada bagian
bawahnya. Waktu yang diperlukan granul untuk melewati corong dicatat sebagai t.
KOMPRESIBILITAS

Merupakan pengukuran persen kemampatan. Pada uji ini


menggunakan gelas ukur bervolume besar, kemudian seluruh granul
dimasukkan ke dalam gelas ukur. Tinggi awal granul dicatat, kemudian
gelas ukur diketuk-ketukkan sebanyak 500 kali ketukan dengan
kecepatan konstan.
PROSES PENGERINGAN
1. Granulasi Basah

Proses pengeringan dimaksudkan untuk menghilangkan pelarut dan megurangi kelembaban sampai pada tingkat
yang optimum. Yang memegang peranan penting adalah ikatan antara partikel. Setelah pengeringan granul diayak kembal.

2. Granulasi Kering

Granul dibentuk oleh pelembaban bahan pengikat kedalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara
memadatkan massa yang jumlahnya besar dari campuran serbuk, dan setelah itu memecahkannya dan menjadikan pecahan-
pecahan kedalam granul yang lebih kecil. Dengan metode ini, baik bahan aktif maupun pengisi harus memiliki sifat kohesif
supaya massa yang jumlahnya besar dapat dibentuk. Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah
dengan metode granulasi basah, karena kepekaanya terhadap uap air atau karena untuk mengeringkannya diperlukan
temperatur yang dinaikkan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai