Anda di halaman 1dari 40

Sutjipto

PELAYANAN BEDAH/OPERASI YANG


BAIK
UNGGULAN
SESUAI STANDAR
UU Nomor 44 Tahun 2009 pasal 40 ayat 1 :
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara
berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali.
AKREDITASI RUMAH SAKIT ADALAH :
SUATU PENGAKUAN YANG DIBERIKAN OLEH PEMERINTAH
KEPADA RUMAH SAKIT, KARENA TELAH MEMENUHI STANDAR
EXCELLENT

SESUAI STANDAR

STANDAR AKREDITASI RS
UU DAN PERATURAN YANG BERLAKU
PEDOMAN ILMIAH TERKINI
OPERASI YANG EXCELLENT

1. RUANG OPERASI YANG EXCELLENT


2. MANAJEMEN KAMAR OPERASI YANG EXCELLENT
3. PERALATAN YANG EXCELLENT
4. PELAYANAN PASIEN YANG EXCELLENT
YANG TERLIBAT :
1. Yang mendesign kamar operasi
2. Pemeliharaan sarana prasarana (IPS)
3. Pemelihara peralatan medis (IPS Medis)
4. Sterilisasi sentral (CSSD)
5. Loundry
6. Pengelola kamar operasi (Kepala Ruang dan Staf)
7. Dokter spesialis Bedah dan Anestesi
8. Perawat Bedah dan Anestesi
9. Administrasi Kamar Operasi
10.DLL
RUANG OPERASI
INSTALASI BEDAH SENTRAL
Zoning Kamar Operasi :
Zona 5 : Zona nuklei steril (Meja Operasi)
Zona 4 : Zona resiko sangat tinggi (Steril dengan prefilter,
medium filter dsn hepa filter,tekanan positif
(Kamar operasi)
Zona 3 : Zona resiko tinggi , semi steril dengan medium filter
(Kompleks kamar operasi)
Zona 2 : Zona tingkat resiko sedang (Normal dg prefilter)
(Area penerimaan pasien)
Zona 1 : Zona tingkat resiko rendah (normal)
(Area diluar Instalasi Bedah)
5.Mej
A
a Op
4. Kamar Bedah

3.Kompleks KamaBedah

2. Area penerimaan
pasien
1. Area diluar Instalasi Bedah
PERSYARATAN KAMAR OPERASI :
1. LUAS :
a. Ruang Operasi Minor : 36 M2 ,
b. Ruang Operasi Umum : 42 M2 ,
c. Ruang Operasi Besar : 50 M2 ,
2. Suhu ruangan : 19 derajat C sampai 24 derajat C
3. Kelembaban udara : 45% - 60%
4. Tekanan udara : positif, aliran udara laminair.
5. Kebisingan maksimum : 45 dB,
dengan waktu pemaparan : 8 jam
6. Sumberdaya listrik reguler (normal) dan
sumberdaya listrik darurat/cadangan
7. Sistem gas medis dan vakum medis, ada alarmnya.
8. Persyaratan lantai, dinding dan plafon
9. Persyaratan pintu-pintu.
ALUR KAMAR OPERASI :
1. ALUR PASIEN
2. ALUR PETUGAS
3. ALUR LINEN DAN ALAT BERSIH
4. ALUR LINEN DAN ALAT KOTOR
PELAYANAN PASIEN BEDAH
STANDAR YANG HARUS DIPERHATIKAN :
1. SKP-I : Ketepatan Identifikasi Pasien
2. SKP-IV : Kepastian tepat lokasi,tepat prosedur, tepat operasi.
3. SKP-V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
4. PPK-1 : Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang
partisipasi pasien dan keluarga dalam pengambilan
keputusan dan proses pelayanan.
5. HPK-2 : Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi dalam proses pelayanan.
6. HPK.6-6.4 : Informed consent
7. PPI.7.1 : Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan menjamin
pembersihan peralatan dan sterilisasi yang memadai
serta manajemen laundry dan linen yang benar.
8. MFK.8 : Uji coba dan pemeliharaan peralatan medis
9. MFK.9-9.1 : Air dan listrik, kondisi emergensi kegagalan pengadaan air
dan listrik.
10. MPO.3.2 : Obat-obatan emergensi tersedia, dimonitor dan aman
bilamana disimpan di luar farmasi.
11. AP.1.5.1 : Asesmen medis awal harus didokumentasikan
sebelum tindakan anestesi atau bedah
11. AP.1.5.1 : Asesmen medis awal harus didokumentasikan
sebelum tindakan anestesi atau bedah
12. PP.2.3 : Prosedur yang dilaksanakan harus dicatat
dalam rekam medis pasien.
13. PP.2.4 : Pasien dan keluarga diberi tahu tentang hasil asuhan
dan pengobatan termasuk kejadian tidak diharapkan.
14. PAB secara keseluruhan
PATIENT CENTERED CARE

PELAYANAN BERFOKUS KEPADA PASIEN


Profesional
Pemberi Asuhan
DPJP
Perawat/
Bidan Apoteker

Psikologi Nurisionis
Klinis Dietisien

Terapis Teknisi Medis


Fisik Penata Anestesi

Profesional Pemberi Asuhan : Lainnya PPA


mereka yg secara langsung memberikan Tugas Mandiri,
asuhan kpd pasien, a.l. dokter, perawat, Tugas Kolaboratif,
bidan, ahli gizi, apoteker, psikolog klinis,
penata anestesi, terapis fisik dsb
KARS Dr.Nico Lumenta Tugas Delegatif
Model Tradisional Asuhan Pasien

Dokter = Captain of the ship


Fisio Perawat
terapis Apoteker
Radio Dokter
grafer
Disease Pasien
centered
care
Ahli
Analis Gizi
Barrier
Lainnya
(Medical paternalism)

Dokter merupakan PUSAT / UNIT SENTRAL dalam Model


Tradisional asuhan pasien, tetapi..
Patient safety tidak terjamin !!
ASESMEN PRA-ANESTESI DAN ASESMEN PRA-INDUKSI
(PAB.4 DAN PAB.5)

ASESMEN PRA BEDAH


(PAB. 7)
PAB.7 : Asesmen Pra Bedah
1. Regulasi dan lokasi pendokumentasian asesmen pra
bedah, pola IAR
2. Asesmen pra bedah dilakukan sebelum pelaksanaan
tindakan
3. Lokasi pendokumentasian, Form tersendiri/yg ada
4. Ada 2 situasi :
1) Pasien yg akan dibedah masuk ranap, segera dioperasi, maka
asesmen awal = asesmen pra bedah
2) Pasien ranap, dapat pasien bedah atau non bedah, masuk
ranap dan akan dibedah ditengah ranap, maka sebelum
dibedah harus melakukan asesmen pra bedah, Form
tersendiri / yg ada al. di CPPT

Rawat Inap

As Pra Bedah As Pra Bedah


= As Awal di form
22
Proses Asuhan Pasien
2 blok proses, oleh masing2 PPA
1. Asesmen Pasien IAR
S 1. INFORMASI DIKUMPULKAN : anamnesa, pemeriksaan Std AP 1
O fisik, pemeriksaan lain / penunjang, dsb I
2. ANALISIS INFORMASI : menghasilkan kesimpulan a.l. Std APK 1, 1.1.1,
Masalah, Kondisi, Diagnosis, A 1.1.2, 3, 4, AP 1.3,
A untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan pasien 1.3.1, 1.2. EP 4, 1.9,
1.11, 4.1, PP 7.

P 3. RENCANA PELAYANAN / Plan of Care, Std PP 2 EP 1, PP


R 2.1, 5, Std AP 2, PAB
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pasien
5, 7, 7.4.

2. Implementasi Std PP 2, EP 2, PP 5
Pemberian Pelayanan EP 2 & 3, PAB 3 EP 5,
5.3, 6, 7.3,
Monitoring
Pemberian pelayanan/asuhan, pelaksanaan rencana, beserta
monitoringnya 23
Site Marking
(Untuk organ kiri/kanan dan multiple)

Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan


dapat dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan
melibatkan pasien di dalam proses penandaan/ pemberi tanda.
(SKP. IV Ep.1)

DPJP bersama PASIEN


*Standar PAB.7.1 Risiko, manfaat, dan alternatif didiskusikan dgn

T orang yg berwenang membuat keputusan


pasien dan keluarganya atau
bagi pasien.

Elemen Penilaian PAB.7.1


1. Pasien, keluarga & pmbuat keputusan diedukasi ttg risiko,
manfaat, komplikasi yg potensial serta alternatif yg berhubungan
dgn prosedur bedah yg direncanakan. (lih. juga HPK.6.4, EP 1)
2. Edukasi mencakup kebutuhan untuk, risiko dan manfaat dari,
T
maupun alternatif terhadap : darah dan produk darah yg
digunakan
3. Dr bedah / petugas lain yg kompeten memberikan edukasi (lih.juga
HPK.6.1, EP 2) 25
PAB.7.1 : Informed (consent) Bedah dan pemberian
darah / produk darah

1. Regulasi dan Form, tanda tangan pasien utk


Informednya dan utk Consentnya

2. Sebagai bagian dari proses Informed consent


tindakan bedah, pemberian darah / produk darah,
dilaksanakan pemberian informasi tentang risiko,
manfaat dan alternatif

3. Dilaksanakan oleh DPJP ybs

26
2/2

Informed Consent
Consent/Persetujuannya
2/2

KARS, Nico A. Lumenta 27


Informed Consent
Consent/Persetujuannya

Sutoto KARS
28
SERAH TERIMA PASIEN DI DI KOMPLEKS KAMAR OPERASI,
DITEMPAT ALUR PASIEN,DIDAERAH TINGKAT RESIKO SEDANG
CHECKLIST KESELAMATAN OPERASI (SURGICAL SAFETY CHECKLIST)

Sebelum induksi anestesi Sebelum incisi kulit Sebelum meninggalkan OK


SIGN IN TIME OUT SIGN OUT
I. Konfirmasi tentang : I. Konfirmasi seluruh I. Perawat melakukan
1. Identitas anggota Tim, konfirmasi secara
2. Lokasi operasi memperkenalkan verbal :
3. Prosedur nama dan peran 1. Nama prosedur
4. IC masing-masing 2. Instrumen,kasa
II. Penandaan lokasi op. II. Dr. Bedah, Dr.Anestesi dan jarum telah
III. Cek mesin anestesi dan Perawat dihitung dg benar
dan obat-obatan melakukan konfirmasi 3. Spesimen tlh
IV. Puls oxymeter : Nama pasien diberi label
terpasang dan Prosedur (termasuk nama
berfungsi Lokasi incisi pasien dan asal
V. Riwayat alergi III. Apakah antibiotik jaringan).
VI. Kesulitan bernapas profilaksis sudah 4. Adakah masalah
dan Risiko aspirasi diberikan 30 menit dg peralatan
VII. Risiko kehilangan sebelumnya. selama operasi.
darah > 500 ml IV. Antisipasi kejadian
(7 ml/kg pd Anak) kritis.
CHECKLIST KESELAMATAN OPERASI (SURGICAL SAFETY CHECKLIST)

Sebelum induksi anestesi Sebelum incisi kulit Sebelum meninggalkan OK


SIGN IN TIME OUT SIGN OUT
IV. Antisipasi kejadian
kritis :
Dokter Bedah :
1. Langkah apa yang
akan dilakukan bila
kondisi kritis atau
kejadian tidak
diharapkan.
2. Lamanya tindakan
3. Antisipasi kehilangan
darah
Dokter Anestesi :
Apa ada hal khusus yg
perlu diperhatikan pd
pasien.
Perawat :
1. Konfirmasi sterilitas
peralatan
CHECKLIST KESELAMATAN OPERASI (SURGICAL SAFETY CHECKLIST)

Sebelum induksi anestesi Sebelum incisi kulit Sebelum meninggalkan OK


SIGN IN TIME OUT SIGN OUT
2. Apakah alat khusus &
inplant tersedia.

Apakah
hasil radiologi/CT.Scan
sudah terpasang .

Dr.Anestesi Dr.Bedah Dr.Bedah


Perawat Dr.Anestesi Dr.Anestesi
Dr.Anak Perawat
Perawat
I II III

7 11
34
MONITORING DURANTE ANESTESI OPERASI (PAB.5.3)
1. Kebijakan & Prosedur tentang kegiatan monitoring
2. Form monitoring
3. Regulasi tentang frekuensi minimum dan tipe monitoring
4. Status fisiologis dimonitor secara terus menerus selama
pemberian anestesi.
5. Hasil monitoring dituliskan ke Form
LAPORAN OPERASI (PAB.7.2)
Regulasi : SPO pembuatan laporan operasi
1. Laporan operasi sekurang kurangnya berisi :
a. Diagnosa pasca operasi
b. Nama Dokter Bedah dan Asisten-Asistennya
c. Nama prosedur
d. Spesimen bedah untuk pemeriksaan
e. Catatan spesifik komplikasi atau tidak adanya
komplikasi selama operasi, termasuk jumlah
kehilangan darah.
f. Tangggal, waktu, dan tanda tangan Dokter
yang bertanggung jawab
2. Laporan tertulis operasi, tersedia sebelum pasien
meninggalkan lokasi pemulihan pasca anestesi.
3. Form laporan operasi
*Standar PAB.7.4 Asuhan pasien setelah pembedahan direncanakan
dan didokumentasikan
Elemen Penilaian PAB.7.4 T
1. Setiap asuhan pasca bedah yg segera pada pasien direncanakan dan
termasuk asuhan medis, keperawatan, dan pelayanan lainnya sesuai
kebutuhan pasien.
2. Rencana pasca bedah didokumentasikan di dalam rekam medis
pasien oleh ahli bedah yg bertangg-jwb / DPJP atau diverifikasi oleh
DPJP yg bersangkutan dengan ikut menandatangani (co-signature)
pada rencana yg didokumentasikan oleh seorang yg mewakili DPJP.
3. Rencana asuhan keperawatan pasca bedah didokumentasikan pada
rekam medis pasien
4. Bila ada kebutuhan pasien itu, maka rencana asuhan pasca bedah
oleh pihak lain didokumentasikan dalam rekam medis pasien
5. Rencana yan didokumentasikan dalam rekam medis pasien dalam 24
jam tindakan bedah.
6. Rencana yan dilaksanakan.
(BAB 5. PAB)
14 STANDAR , 51 ELEMEN PENILAIAN 37
RENCANA ASUHAN PASCA BEDAH (PAB.7.4)
1. Regulasi : SPO
2. Dibuat oleh PPA :
a. Medis : Dokter operator/DPJP/diverifikasi oleh DPJP
b. Perawat
c. PPA yang lain
3. Didokumentasikan didalam rekam medis pasien
dalam 24 jam pasca tindakan bedah.
4. Form Rencana Asuhan Pasca Bedah
39

Anda mungkin juga menyukai