Anda di halaman 1dari 21

Diare Akut

KELOMPOK 5
Question
Problem Identification
1. a. Buat daftar masalah terapi obat pada pasien.
Disebabkan oleh infeksi rotavirus yang ditandai dengan onset emesis
akut, berlanjut kediare berair dengan mengurangi emesis rotavirus.
Rotavirus ditularkan melalui rute oral tinja dan penyebaran virus biasa
terjadi dirumah sakit. Setelah 48 jam setelah terpapar akan mengalami
demam, muntah dan diare berair. Demam akan mereda setelah 1-2
hari.
Malox Plus (Magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida) pada
obat maalox mengandung magnesium dimana pada penggunaan
obat ini kurang tepat karena bisa menginduksi terjadinya diare.
Prilosec OTC tablet (Omeprazole) memiliki efek samping sakit kepala,
diare. Dilihat dari efek sampingnya penggunaan obat ini kurang tepat
karena obat ini dapat memperparah terjadinya diare.
Riwayat penggunaan obat:
Hidroklorotiazid 25 mg 6 tahun lalu (untuk hipertensi)
Atovarstatin 10 mg 3 tahun lalu
Omeprazole 20 mg per hari
Menz formula (supplement) : multivitamin dan mineral
Polikosanol 20 mg per hari untuk hiperlipidemia
Co-Enxzim Q10 dua kali sehari selama 2 minggu
b. Apa tanda dan gejala yang menunjukkan tingkat keparahan diare?
Tanda dan gejala diare akut: Timbul onset mual, muntah, sakit perut, sakit
kepala, demam, menggigil dan malaise gerakan usus sering dan tidak
perna berdarah. Dan diare berlangsung 12-60 jam. Saat sakit diare pada
usus besar rasanya sangat mencekam dan terasa sakit.
Gejala yang dialami oleh pasien adalah mual, muntah, diare, kram bagian
abdominal, lemah, pusing, demam ringan (38,2C), jantung berdegub,
kurang buang air kecil.
c. Pertanyaan apa yang diajukan tenaga kesehatan kepada pasien untuk
memperoleh informasi tambahan dalam melengkapi assesment/diagnosis
pasien?
Adakah riwayat alergi obat yang dimiliki pasien?
Adakah data laboratorium pasien untuk menegakkan pemilihan
regimen obat?
d. Dapatkah masalah pada pasien disebabkan oleh terapi obat yang
digunakan sebelumnya?
Omeprazole memiliki efek terhadap peningkatan resiko clostridium
difficile terkait diare, dan osteoporosis terkait fraktur. Pusing, kelelahan,
batuk, sakit punggung atau perut, mulut kering, dan ruam.
Atovarstatin memiliki efek samping sakit kepala, perut kembung,
sembelit, dyspepsia, mual, diare, muntah, anoreksia.
Hidroklortiazid memiliki efek samping gangguan elektrolit, kelemahan,
hipotensi, diare, iritasi lambung, mual, anoreksia, demam, reaksi anafilaksis,
ruam.
Policonasol memiliki efek samping buang air kecil tidak normal, sakit perut,
kelelahan, nafsu makan meningkat, pusing.
Coenzyme Q10 memiliki efek samping ruam dan gatal pada kulit, hilang
nafsu makan, tekanan darah rendah, nafas tidak normal, nyeri dada,
diare, kelelahan.
Bisa, dilihat efek samping beberapa obat yang dikonsumsi dapat memicu
terjadinya diare. Meskipun efek samping yang diuraikan masih
dikategorikan secara omprehensif.
Apa kemungkinan lain penyebab diare pada pasien?
Diare dapat disebabkan oleh infeksi, toksin ataupun obat-obatan. Pada
pasien ini, kemungkinan lain yang menjadi penyebab terjadinya diare adalah
riwayat obat yang digunakan yaitu Maalox (mengandung aluminium
hidroksida dan magnesium hidroksida) dan Prilosec (omeprazol). Antasida
yang mengandung magnesium dan PPI (omeprazol) adalah obat-obat yang
dapat menginduksi terjadinya diare. Selain itu, toksin yang berasal dari
makanan pedas (Chinese food) yang dikonsumsi pasien juga memungkinkan
dapat mengiritasi lapisan lambung dan usus. Kondisi ini dapat menyebabkan
makanan melewati saluran cerna lebih cepat dan menimbulkan diare.
Question
Desired Outcome
2. Apa goals therapy yang diharapkan untuk pasien?
Menghilangkan mual dan muntah pada pasien
Mengatasi penyebab diare
Mengatur gangguan sekunder yang menyebabkan terjadinya diare
Menghilangkan diare (mencegah pengeluaran cairan dan elektrolit
berlebih)
Question
Therapeutic Alternatives
3. a. Terapi nonfarmakologi apakah yang disarankan untuk pasien?
Terapi non farmakologi untuk peptic ulcer :
Hindari stres psikologi dan tidak menggunakan NSAID.
Hindari makanan yang dapat memperparah gejala ulcer (makanan
pedas, kafein, dan alkohol)
Terapi nonfarmakologi untuk diare :
Hentikan makanan padat dan produk susu.
Terapi non farmakologi untuk GERD :
Hindari langsung tidur setelah makan
b. Alternatif farmakoterapetik apakah yang bisa digunakan untuk
mengobati diare pasien?
Farmakoterapi alternatif untuk diare pasien :
Kaolin 5,7 g + pektin 130, 2 mg/30 ml. Digunakan setiap selesai BAB
(maksimal 4 kali/hari)
Question
Optimal Plan
4. Apa intervensi nonfarmakologi dan regimen farmakoterapi spesifik yang
direkomendasikan untuk mengobati diare pasien ?
Nonfarmakologi :
Menghentikan makan makanan yang padat dan produk susu
Minum air putih yang banyak
Pemberian oralit
Farmakoterapi spesifik untuk
pasien :
Pasien mengalami diare
akut dan mengalami demam.
Perlu dilakukan cek feses
untuk WBC/RBC, Ova, dan
Parasit
Jika (+) perlu terapi
simptomatik dan terapi
antibiotik
Jika (-) dilakukan terapi
simptomatik (pengganti
cairan dan elektrolit,
pemberian obat loperamide,
diphenoxylate, atau adsorben
Question
Outcome Evaluation
5. Apakah parameter klinik dan laboratorium yang diperlukan untuk
mengevaluasi pencapaian terapi diare pasien dan untuk mendeteksi atau
mencengah efek samping ?
Parameter klinis dan laboratorium yang diperlukan untuk evaluasi diare
terapeutik diarahkan pada :
Pemantauan perubahan frekuensi fases dilakukan setiap hari bersamaan
dengan tanda vital dan peningkatan nafsu makan
Perlu memantau berat badan, osmolalitas serum, elektrolit serum, jumlah
sel darah lengkap, urinalisis, dan kebiasaan yang dilakukan tiap saat
Hal terpenting dengan memantau kultur bakteri dari fases (kultur tinja)
untuk mengetahui dengan pasti penyebab diare sehingga dapat
dilakukan terapi lebih spesifik
Pemeriksaan frekuensi dan karakter gerakan usus masing-masing hari
Memerlukan rawat inap untuk penanganan cepat pulih dalam beberapa
hari
Pada diare berdarah harus dilakukan kultur feses.
Pemeriksaan radiologis, seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya,
Mempertimbangkan terapi antimikrobial untuk patogen spesifik.
Question
Patient Education
6. Informasi apa yang harus diberikan pada pasien untuk meningkatkan
kepatuhan, memastikan terapi yang berhasil, dan meminimalkan efek
samping?
Menjaga cairan dan keseimbangan elektrolit tubuh dengan minum air
putih yang cukup 2L setiap harinya.
Pasien harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi dengan
melakukan pola hidup sehat dan usahakan untuk menghindari
mengonsumsi makanan yang dapat memicu diare, seperti mengurangi
minum kopi dan minuman beralkohol untuk sementara waktu atau
berhenti untuk mengonsumsinya serta sebaiknya mengonsumsi makanan
yang dimasak sendiri di rumah karena lebih terjamin kebersihannya.
Usahakan untuk mengonsumsi obat hipertensi, hiperlipidemia dan GERD
secara rutin serta dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan.
FOLLOW UP-QUESTION
1. Bagaimana mengontrol tekanan darah pasien seteh direhidrasi dan
kembali ke rumah?
Menerapkan gaya hidup sehat, rajin berolahraga, menjaga asupan
garamnya tidak lebih dari 3,8g/hari. Terapi dengan hydroclorthiazid (dosis:
12,5-50 mg, 1 kali sehari) tetap dilanjutkan dengan dosis yang telah
digunakan sebelumnya (25 mg) untuk mengontrol tekanan darahnya
(DiPiro, 2015).
2. Apakah terapi hiperlipidemia pasien perlu diubah?
Penggunaan obat hiprlipidemia yang digunakan pasien tidak perlu
diganti karena kadar kolesterol pasien setelah penggunaan obat kolesterol
(Atorvastatin dan Policosanol) sudah memberikan efek terapi yang baik,
dimana kadar kolesterolnya telah mencapai batas normal (180mg/dL) dan
juga dosis yang digunakan juga sudah sesuai yaitu Atorvastatin 10 mg
(dosis : 10-80mg/ hari) dan Policosanol 20 mg (dosis : 5-20 mg/ hari).
Penggunaan obat kolsterol juga tidak menimbulkan efek samping yang
memperparah keluhan penyakit pasien sekarang ini.
Terima Kasih
KELOMPOK 5

Anda mungkin juga menyukai