KOLESTEROL
OLEH :
OLEH
PROFESI APOTEKER C
KELOMPOK 16
II.1.1 Klasifikasi
Familial (primer)
Hiperlipidemia familial diklasifikasikan menurut klasifikasi Fredrickson,
yang didasarkan pada pola lipoprotein pada elektroforesis atau ultrasentrifugasi
yang kemudian diadopsi oleh (WHO). Jenis ini tidak secara langsung
memperhitungkan HDL, dan tidak membedakan gen yang mungkin
bertanggungjawab. Hiperlipidemia familial tetap merupakan sistem klasifikasi
yang populer, namun banyak dipertimbangkan.
Cacat utama pada hiperkolesterolemia familial adalah ketidakmampuan
untuk mengikat LDL ke dalam reseptor LDL (LDL-R). Hal ini menyebabkan
kurangnya degradasi LDL oleh sel dan biosintesis kolesterol yang tidak diatur.
1. Tipe I
Tipe I hiperlipoproteinemia terdapat dalam beberapa bentuk :
a. Defisiensi lipoproteinemia lipase (Tipe Ia), berdasarkan pada defisiensi
lipoprotein lipase (LPL) atau apolipoprotein C2, menghasilkan
peningkatan kilomikron, partikel yang memindahkan asam lemak dari
saluran cerna ke hati.
b. Defisiensi familial apolipoprotein CII (tipe Ib), sebuah kondisi yang
disebabkan oleh peningkatan aktivator lipoprotein lipase.
c. Kilomikronemia berdasarkan pada penghambatan sirkulasi lipoprotein
lipase (tipe Ic)
Tipe I ini biasanya terjadi pada anak-anak dengan erupsi xantomata dan
kolik abdomen. Komplikasi termasuk oklusi vena retina, pankreatitis
akut, stetosis dan organomegali, serta lipaemia retinalis.
2. Tipe II
Hiperlipoproteinemia tipe II, sejauh ini merupakan bentuk yang paling umum,
dikelompokkan menjadi tipe IIa dan tipe IIb, terutama tergantung pada
apakah ada peningkatan kadar trigliserida selain kolesterol LDL.
a. Tipe IIa
Tipe ini mungkin bersifat sporadis (karena faktor diet), poligenik, atau
benar-benar familial sebagai akibat mutasi baik pada gen reseptor LDL
pada kromosom 19 (0,2% populasi) atau gen ApoB (0,2%). Bentuk
familial ditandai dengan tendon xanthoma, xanthelasma dan penyakit
kardiovaskular prematur. Kejadian penyakit ini sekitar 1 dari 500 untuk
heterozigot, dan 1 dari 1.000.000 untuk homozigot.
b. Tipe IIb
Tingkat VLDL yang tinggi disebabkan oleh produksi berlebih dari
substrat, termasuk trigliserida, asetil KoA, dan peningkatan sintesis B-
100. Mungkin juga disebabkan oleh penurunan kadar LDL. Prevalensi
pada populasi adalah 10%.
- Hiperlipoproteinemia kombinasi familial
- Defisiensi lipase asam lisosomal, sering disebut cholesteryl ester
storage disease
- Hiperlipoproteinemia kombinasi sekunder, biasanya dalam konteks
sindrom metabolic, merupakan kriteria diagnostic.
3. Tipe III
Bentuk ini disebabkan oleh tingginya kadar kilomikron dan IDL (intermediate
density lipoprotein). Juga dikenal sebagai penyakit beta luas atau
dysbetalipoproteinemia, penyebab paling umum untuk bentuk ini adalah
adanya ApoE E2/E2 genotipe. Hal ini karena VLDL kaya kolesterol (β-
VLDL). Prevalensinya diperkirakan kira-kira 1 dari 10.000.
4. Tipe IV
Hipotrigliseridemia familial adalah sebuah kondisi dominan autosomal yang
terjadi pada kira-kira 1% populasi.
5. Tipe V
Hiperlipoproteinemia tipe V sangat mirip dengan tipe I tetapi dengan
tingginya VLDL sebagai tambahan pada kilomikron. Tipe ini juga
berhubungan dengan intolerasi glukosa dan hiperurisemia.
Dapatan (sekunder)
Hyperlipidemia dapatan (juga disebut hyperlipidemia sekunder) mungkin meniru
bentuk primer hiperlipidemia dan dapat memiliki konsekuensi serupa. Dapat
menyebabkan peningkatan risiko aterosklerosis dini atau, bila dikaitkan dengan
hipertrigliseridemia yang ditandai, dapat menyebabkan pankreatitis dan
komplikasi sindrom kilomikronemia lainnya. Penyebab paling umum dari
hiperlipidemia dapatan adalah:
1. Diabetes Mellitus
2. Penggunaan obat-obatan seperti diuretik, beta bloker, dan esterogen.
Kondisi lain yang memicu terjadinya hyperlipidemia dapatan temasuk :
- Hipotiroidisme
- Gagal ginjal
- Sindrom nefrotik
- Alkohol
- Beberapa gangguan endokrin dan metabolic yang jarang
1. Pankreatitis,
2. Penyakit jantung koroner premature
3. Serangan jantung
4. Stroke
5. Aterosklerosis
6. Infark miokardial
II.2.2.1 Diet
Diet yang dapat dipakai untuk menurunkan kolesterol LDL adalah diet
asam lemak tidak jenuh seperti MUFA dan PUFA karena faktor diet yang paling
berpengaruh terhadap peningkatan konsentrasi kolesterol LDL adalah asam lemak
jenuh. Penurunan kolesterol LDL yang diakibatkan oleh diet PUFAlebih besar
dibandingkan dengan diet MUFA atau diet rendah karbohidrat. PUFA omega-3
tidak mempunyai efek hipokolesterolemik langsung, tetapi kebiasaan
mengonsumsi ikan (mengandung banyak PUFA omega-3) berhubungan dengan
reduksi risiko kardiovaskular independen terhadap efek pada lipid plasma.
Konsumsi PUFA omega-3 pada dosis farmakologis (>2 gram/hari) mempunyai
efek netral terhadap konsentrasi kolesterol LDL dan mengurangi konsentrasi
TG.Data dari penelitian klinis acak, kasus keloladan kohor menunjukkan bahwa
konsumsi PUFA omega-6 setidaknya 5% hingga 10% dari total energi mereduksi
risiko PJK.Konsumsi PUFA omega-3, PUFA omega-6 dan MUFA berhubungan
dengan peningkatan konsentrasi kolesterol HDL sampai 5% dan penurunan TG
sebesar 10-15%.Asam lemak trans diproduksi dari minyak nabati dengan cara
hidrogenasi, dan dapat ditemukan secara alami di dalam lemak hewani. Asam
lemak trans meningkatkan kolesterol LDL dan menurunkan kolesterol
HDL.Sumber asam lemak trans di dalam diet biasanya berasal dari produk yang
terbuat dari minyak terhidrogenasi parsial seperti biskuit asin (crackers), kue
kering manis (cookies), donat, roti dan makanan lain seperti kentang goreng atau
ayam yang digoreng memakai minyak nabati yang dihidrogenasi.Diet karbohidrat
bersifat netral terhadap kolesterol LDL, sehingga makanan kaya karbohidrat
merupakan salah satu pilihan untuk menggantikan diet lemak jenuh.
Di lain pihak, diet kaya karbohidrat (>60% kalori total) berhubungan
dengan penurunan konsentrasi kolesterol HDL dan peningkatan konsentrasi TG.
Oleh karena itu, asupan karbohidrat dianjurkan kurang dari 60% kalori total.
Asupan lebih rendah dianjurkan bagi pasien dengan peningkatan konsentrasi TG
dan konsentrasi kolesterol HDL rendah seperti yang ditemukan pada pasien
sindrom metabolik.Diet karbohidrat yang kaya serat dianggap diet optimal
pengganti lemak jenuh yang tujuannya meningkatkan efek diet pada konsentrasi
kolesterol LDL dan mengurangi efek yang tidak dikehendaki dari diet kaya
karbohidrat pada lipoprotein lain.Diet makanan tinggi serat seperti kacang-
kacangan, buah, sayur dan sereal memiliki efek hipokolesterolemik langsung.
Walau pengaruh penurunan berat badan terhadap kolesterol total dan LDL
hanya sedikit, untuk semua pasien dengan kelebihan berat badan
direkomendasikan untuk mengurangi 10% berat badan. Setiap penurunan 10 kg
berat badan berhubungan dengan penurunan kolesterol LDL sebesar 8 mg/dL.
Konsentrasi kolesterol HDL justru berkurang saat sedang aktif menurunkan berat
badan dan akan meningkat ketika berat badan sudah stabil. Setiap penurunan 1 kg
berat badan berhubungan dengan peningkatan kolesterol HDL sebesar 4 mg/dL
dan penurunan konsentrasi TG sebesar 1,3 mg/dL.Sebuah studi dengan masa
pemantauan maksimum 13,5 tahun menunjukkan bahwa intervensi gaya hidup
yang intensif pada penderita DM tipe 2 dengan kelebihan berat badan
(overweight) atau obesitas tidak menurunkan kolesterol LDL tetapi menurunkan
HbA1C dan semua risiko kardiovaskular. Studi ini menunjukkan bahwa intervensi
berupa penurunan berat badan minimal 7%, meningkatan aktivitas fisik, dan
mengurangi asupan kalori pada pasien yang mendapat terapi obat proteksi
kardiovaskular tidak menurunkan laju kejadian kardiovaskular.
II.2.2.4. Menghentikan Kebiasaan Merokok
Menghentikan merokok dapat meningkatkan konsentrasi kolesterol HDL
sebesar 5-10%.Merokok berhubungan dengan peningkatan konsentrasi TG, tetapi
menghentikan merokok diragukan menyebabkan penurunan konsentrasi TG.
2. Fibrat
Turunan asam fibrat (fibrate) banyak diresepkan pada 1980‐1990an, tetapi
kemudian menurun ketika data yang mendukung penggunaan statin mulai
banyak. Efek utama fibrat adalah penurunan kadar trigliserida, juga
penurunan kolesterol LDL yang moderat pada pasien yang kadarnya
meningkat dan meningkatkan kolesterol HDL. Empat mekanisme kunci fibrat
adalah:
1. Meningkatkan lipolisis
2. Meningkatkan asupan asam lemak hati dan menurunkan produksi
trigliserida hati
3. Meningkatkan asupan LDL oleh reseptor LDL
4. Menstimulasi transport kolesterol balik sehingga meningkatkan HDL
SWAMEDIKASI
b. Salbutamol
Nama Sediaan : Ascolen, asmacel, astop, azmacon, bromosal,
bronchosal, buventol, cybutol, fartolin, glisend,
grafalin, lasal, salbron, salbutamol, salbuven,
salvasma, suprasma, varsebron, ventab,
ventolin, volmax.
Nama Generik : Salbutamol sulfat
Bentuk Sediaan : Tablet 2mg dan 4 mg, sirup 2 mg dan 5 mg,
inhaler aerosol
Produsen : Armoxindo Farma, Rocella Laboratories,
Novell Pharma, Heroic, Indo Farma, Yarindo
Farmatama, Rajawali Nusindo.
Golongan : OWA 1
Indikasi : Asma, bronkhitis kronis, emfisema, dan
kelainan bronkopulmoner termasuk
bronkospasme.
ghhhhhDonk
Dosis/ Aturan Pakai : Tablet : 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah
makan
Dewasa ; 4 mg 3-4 kali sehari
Anak-anak ; (> 12 tahun) 2-4 mg, 3-4 kali
sehari
(6-12 tahun) 2 mg, 3-4 kali sehari
(2-6 tahun) 1-2 mg, 3-4 kali sehari
Sirup :
Anak-anak: (>12 tahun) 1-2 sendok (5-10 ml) 3-
4 kali sehari
(6 – 12 tahun) : 1 sendok (5 ml), 3 –
4 kali sehari
(2 – 6 tahun) : ½ – 1 sendok (0,25 –
5 ml), 3 – 4 kali sehari
Inhalasi aerosol :
Dewasa : 100-200 mcg (1-2 hirupan). Untuk
gejala yang persisten 3-4 x sehari.
Anak-anak : 100 mcg (1 hirupan) dapat
dinaikkan menjadi 200 mcg (2 hirupan)
bila perlu.
Efek Samping : Tremor halus dari otot rangka, palpitasi, dan
sakit kepala.
Interaksi : Β-blocker dan xantin
Kontraindikasi : Hipertensi, insufisiensi miokardial, hipertiroid,
diabetes, dan gannguan kardiovaskular,
hipersensifitas terhadap salbutamol sulfat.
Gambar :
c. Teofilin
Nama Sediaan : Bufabron, Bronsolvan, Amilex, Neo Eriesma,
Nitrasma, Samcolat, Theobron
Nama Generik : -
Bentuk Sediaan : Kasul/ tablet 130 mg dan 150mg, sirup 150
mg/15ml.
Produsen : Bufa Aneka, kalbe farma, kenrose Ind, Erela,
Konimex, New Interbat
Golongan : Obat bebas terbatas (P. No. 1)
Indikasi : Meredakan gejala & mengobati asma bronkial.
Dosis/ Aturan Pakai : Dewasa : 1 kapsul/tab atau 1 sdm 3x/hari.
Anak-anak : 6-12 thn 1-2 sdt, ½ tab/kap
3x/hari.
Dpt diberikan bersama makanan untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI.
b. Ibuprofen
Nama Sediaan : Mofen, Anafen, Moris, Arbupon, Brufen,
Novaxifen 200, Etafen, Ostarin, Bufect,
Neralgin, Neuralgin Headache, Neuralgin Obat
sakit Kepala
Nama Generik : Ibuprofen
Bentuk Sediaan : Suspensi 40mg/ml, 100mg/5 ml, 200mg/5 ml,
tablet salut selaput 200 mg, tablet 400 mg
Produsen : Erlimpex, Dipa Pharmalab Intersains, Tempo
Scan Pacific Tbk, Errita Pharma, Sanbe farma.
Golongan : Obat bebas terbatas dan OWA 2
Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri
pada penyakit gigi atau pencabutan gigi, nyeri
pasca bedah, sakit kepala, gejala artritis
reumatoid, gejala osteoartritis, gejala juvenile
artritis reumatoid, menurunkan demam pada
anak.
Dosis/ Aturan Pakai : Dewasa: 200-250 mg 3-4 kali sehari.
Anak: 1-2 tahun 50 mg 3-4 kali sehari
3-7 tahun, 100-125 mg 3-4 kali sehari.
8-12 tahun, 200-250 mg 3-4 kali sehari.
Tidak boleh dipergunakan pada anak
dengan berat badan kurang dari 7 kg.
Sebaiknya diminum setelah makan.
Osteoartritis, artritis reumatoid. 1200 mg –
1800 mg 3 kali sehari. Eksaserbasi akut. Dosis
maksimum 2400 mg/hari, jika kondisi sudah
stabil selanjutnya dosis dikurangi hingga
maksimum 1800 mg/hari.
Efek Samping : Dispepsia, diare, mual, muntah, nyeri abdomen,
konstipasi, hematemesis, melena, perdarahan
lambung, ruam. Tidak umum: rinitis, ansietas,
insomnia, somnolen, paraestesia, gangguan
penglihatan, gangguan pendengaran, tinnitus,
vertigo, asma, dispnea, ulkus mulut, perforasi
lambung, ulkus lambung, gastritis, hepatitis,
gangguan fungsi hati, urtikaria, purpura,
angioedema, nefrotoksik, gagal ginjal.
Interaksi : AINS dan penghambat selektif COX-2:
berpotensi menimbulkan efek adiktif. Glikosida
jantung: menurunkan kecepatan filtrasi
glomerulus dan meningkatkan konsentrasi
plasma glikosida jantung. Kortikosteroid:
meningkatkan risiko ulkus atau perdarahan
lambung. Antikoagulan (warfarin):
meningkatkan efek dari antikoagulan.
Antiplatelet dan golongan SSRI (klopidogrel,
tiklopidin): meningkat risiko perdarahan
lambung. Asetosal: meningkatkan risiko efek
samping. Anti hipertensi: menurunkan efek anti
hipertensi. Diuretik: meningkatkan risiko
nefrotoksik. Litium: mempercepat eliminasi
litium. Metotreksat: mengurangi bersihan
metotreksat. Siklosporin dan takrolimus:
meningkatkan risiko nefrotoksik. Zidovudin:
meningkatkan risiko gangguan hematologi.
Kuinolon: meningkatkan risiko kejang.
Aminoglikosida: menurunkan eksresi
aminoglikosida. Mifepriston: jangan gunakan
AINS selama 8 – 12 hari setelah terapi
mifepriston karena dapat mengurangi efek
mifepriston. Ginkgo biloba: meningkatkan
risiko perdarahan.
Kontraindikasi : Lansia, kehamilan, persalinan, menyusui, pasien
dengan perdarahan, ulkus, perforasi pada
lambung, gangguan pernafasan, gangguan
fungsi jantung, gangguan fungsi ginjal,
gangguan fungsi hati, hipertensi tidak
terkontrol, hiperlipidemia, diabetes melitus,
gagal jantung kongestif, penyakit jantung
iskemik, penyakit serebrovaskular, penyakit
arteri periferal, dehidrasi, meningitis aseptik.
Gambar :
c. Asam Mefenamat
Nama Sediaan : Ponstelax, Analspec, Mectan, Mefentan,
Mefinal, Nichostan, Cargesik, Ponstan
Nama Generik : Asam Mefenamat
Bentuk Sediaan : Tablet /kaplet salut selaput 500 mg, Sirup 50
mg/ 5 ml.
Produsen : Combiphar, Prafa Indonesia, Kalbe Farma,
Caprifarmindo Labs, Nicholas Lab Indonesia,
Sampharindo Perdana, Pfizer Indonesia
Golongan : OWA 1
Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala,
sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri
karena trauma, nyeri otot, dan nyeri pasca
operasi.
Dosis/ Aturan Pakai : 500 mg 3 kali sehari sebaiknya setelah makan;
selama tidak lebih dari 7 hari.
Efek Samping : Gangguan sistem darah dan limpatik berupa
agranulositosis, anemia aplastika, anemia
hemolitika autoimun, hipoplasia sumsum
tulang, penurunan hematokrit, eosinofilia,
leukopenia, pansitopenia, dan purpura
trombositopenia. Dapat terjadi reaksi
anafilaksis. Pada sistem syaraf dapat
mengakibatkan meningitis aseptik, pandangan
kabur; konvulsi, mengantuk. Diare, ruam kulit
(hentikan pengobatan), kejang pada overdosis.
Interaksi : Meningkatkan efek antikoagulan kumarin.
Kontraindikasi : Pengobatan nyeri peri operatif pada operasi
CABG, peradangan usus besar.
Gambar :
III.2 Obat-Obat Herbal
1) Daun Bayam
Nama tanaman : Bayam
Spesies : Amaranthus tricolor L.
Khasiat : Meningkatkan kerja ginjal dan memperlancar
pencernaan. Bayam termasuk sayuran berserat yang
sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita
darah tinggi, kolesterol, kencing manis, dan lain-
lain.
Penggunaan : Daun bayam direbus kemudian dikonsumsi, bisa juga
dikonsumsi bersama nasi.
Kandungannya : Protein, lemak, zat besi, karbohidrat, kalium,
amarantin, rutin, purin, asam pithat dan vitamin
(A,B dan C).
2) Buah Alpukat
Nama tanaman : Alpukat
Spesies : Persea Gratissima Gaertn.
Khasiat : Dapat menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol
darah
Penggunaan : Buah alpukat dimakan mentah. Lakukan setiap hari
Kandungannya : Saponin, alkaloid, flavonoid, tannin, asam folat,
asam pantotenat, niasin, vitamin (B1, B6, C, A dan
E), mineral (fosfor, zat besi, kalium, magnesium dan
glutation) juga kaya akan serat dan asam lemak tak
jenuh tunggal.
5) Bawang merah
Nama tanaman : Bawang merah
Spesies : Allium cepa L.
Khasiat : Antioksidan dan menurunkan kadar kolesterol,
trigliserida, dan gula darah
Penggunaan : Bawang merah diiris tipis-tipis, dimakan bersama
nasi. Lakukan 3 kali sehari dengan ukuran yang
sama.
Kandungannya : Flavon glikosida, saponin, Protein, lemak, hidrat
arang, vitamin B1 dan C, mineral (fosfor, zat besi,
dan kalsium)
3) Xamthone Plus
Nama produsen : PT. Sari Bunga Alam Sejati
Komposisi : Buah manggis, bunga rosella, buah anggur, dan madu
murni
Aturan pakai : - Untuk menjaga kesehatan, 2X sehari 30ml
- Untuk penyembuhan penyakit, 3X sehari 30ml
Nomor registrasi : POM TR.083.691.231
DAFTAR PUSTAKA