Anda di halaman 1dari 38

TEKNOLOGI PEMBAKARAN

( BIO GAS )

OLEH :

HANAFI
ERVIS FEBYAN
ABDIKA LASMANA
JULIANTO

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PENGERTIAN ENERGI
BIOGAS
PROSES PEMBENTUKAN

BENTUK BENTUK
ENERGI FAKTOR - FAKTOR

PERUBAHAN ENERGI TIPE DIGESTER

ENERGI TERBARUKAN METODE BIOGAS

PENGERTIAN BIOGAS ALAT DAN BAHAN

SEJARAH SINGKAT PROSES PEMBUATAN


PERKEMBANGAN
BIOGAS SIKLUS BIOGAS
pengertian energi
Pengertian energi berdasarkan ilmu fisika adalah
kemampuan untuk melakukan usaha. Kemampuan ini
diukur dengan variabel waktu dan besarnya usaha yang
dilakukan.
Perlu anda ketahui bahwa energi tidak mampu
dimusnahkan (tidak akan hilang) akan tetapi berubah
bentuk. Hal ini merupakan hukum kekekalan energi.
bentuk-bentuk energi
Energi mekanik, yaitu energi yang berkaitan dengan gerak atau kemampuan
untuk bergerak.
Energi kinetik, yaitu energi yang dimiliki benda karena geraknya atau
kelajuannya.
Energi potensial, yaitu energi yang dimiliki benda karena posisinya.
Energi listrik, yaitu energi yang disebabkan oleh adanya arus listrik / muatan
listrik yang mengalir.
Energi listrik, yaitu energi yang disebabkan oleh adanya arus listrik / muatan
listrik yang mengalir.
Energi panas / energi kalor, yaitu energi yang dihasilkan oleh gerak internal
partikel partikel dalam suatu zat.
Energi angin, yaitu energi yang dihasilkan oleh angin.
Energi cahaya, yaitu energi yang dihasilkan oleh gelombang elektromagnetik.
Energi gelombang, yaitu energi yang dihasilkan oleh gelombang (bisa dari
gelombang laut atau gelombang sungai).
Energi Kimia, yaitu energi yang didapatkan dari bahan makanan yang dikonsumsi.
Energi Nuklir, yaitu energi yang dihasilkan akibat reaksi nuklir.
Energi bunyi, yaitu energi yang dihasilkan oleh getaran suatu benda.
Perubahan Bentuk Energi
Energi listrik menjadi energi kalor.
Contoh: setrika listrik
Energi listrik menjadi energi cahaya.
Contoh: lampu neon
Energi kimia menjadi energi listrik.
Contoh: aki
Energi listrik menjadi energi gerak.
Contoh: kipas angin
Energi gerak menjadi energi kalor.
Contoh: dua telapak tangan yang digesek-gesekkan.
PENGERTIAN
Energi Terbarukan
Energi terbarukan adalah energi yang bersumber dari alam dan secara
berkesinambungan dapat terus diproduksi tanpa harus menunggu waktu jutaan
tahun layaknya energi berbasis fosil. Sumber energi tersebut tidak dapat habis dan
dapat terus diperbarukan.
contoh contohnya:
Angin
Matahari
Air Laut Pasang
Panas Bumi
Tumbuhan
Biofuel
Air
Biomassa
biogas
pengertian
Biogas adalah bahan bakar yang berupa
gas yang dihasilkan dari proses fermentasi
anaerob oleh mikroorganisme dari bahan
organik, seperti limbah pertanian, kotoran
ternak, kotoran manusia atau campurannya
di dalam suatu alat yang disebut digester.

Komposisi biogas :
Methan (CH4) = 54-70%
Karbon dioksida (CO2) = 27-45%
Nitrogen (N2) = 0.5-3%
Oksigen (O2) = 0.1%
Hidrogen sulfida (H2S) < 0.1%
Sejarah singkat
Sejarah penemuan proses pencernaan anaerobik
untuk menghasilkan biogas tersebar di benua Eropa.
Penemuan ilmuwan Volta terhadap gas yang
dikeluarkan di rawa-rawa terjadi pada tahun 1770.
Beberapa dekade kemudian, Avogadro
mengidentifikasikan tentang gas metana.
Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa biogas
merupakan produk dari proses anaerobik digestion.
Tahun 1884 Pasteur melakukan penelitian tentang
biogas menggunakan kotoran hewan.
Era penelitian Pasteur menjadi landasan untuk
penelitian biogas hingga saat ini.
Perkembangan Biogas
RRC dengan program Chinas 2003-2010 National Rural
Biogas Construction Plan mulai diluncurkan tahun 2003.
Tujuan : meningkatkan penggunaan biogas, dengan target
11 juta untuk total 20 juta rumah tangga pada tahun 2005,
dan membuat satu dari sepuluh rumah tangga petani
sebagai pengguna biogas
Pada tahun 2010, Cina akan meningkatkan penggunaan
biogas skala rumah tangga lebih dari 31 juta untuk total 50
juta rumah tangga, sehingga tingkat penggunaan
meningkat sampai 35 persen.
Subsidi pemerintah China untuk setiap digester biogas
sebesar 1000 yuan (sekitar US $ 150).
Tahun 1981 mulai dikembangkan instalasi
biogas di India.
Pengembangan instalasi biogas dilakukan oleh
Departemen Sumber Energi non-Konvensional
melalui program The National Project on
Biogas Development dengan melakukan riset
terhadap pengembangan model instalasi
biogas.
Tahun 1999, sekitar tiga juta rumah tangga di
India menggunakan instalasi biogas.
Teknologi biogas mulai diperkenalkan di Indonesia pada
tahun 1970-an. Pada awalnya teknik pengolahan limbah
dengan instalasi biogas dikembangkan di wilayah
pedesaan, tetapi saat ini teknologi ini sudah mulai
diterapkan di wilayah perkotaan.
Pada tahun 1981, pengembangan instalasi biogas di
Indonesia dikembangkan melalui Proyek
Pengembangan Biogas dengan dukungan dana dari
Food and Agriculture Organization (FAO) dengan
dibangun contoh instalasi biogas di beberapa provinsi.
Mulai tahun 2000-an telah dikembangkan reaktor biogas
skala kecil (rumah tangga) dengan konstruksi sederhana
yang terbuat dari plastik secara siap pasang dan dengan
harga yang relatif murah .
Pemerintah Indonesia telah menerbitkan
Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor
5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional
untuk mengembangkan sumber energi
alternatif sebagai pengganti bahan bakar
minyak.
Tujuan : untuk mengurangi ketergantungan
terhadap bahan bakar minyak melalui
pengalihan pada sumber daya yang dapat
diperbaharui sebagai alternatif pengganti
bahan bakar minyak.
Proses Pembentukan
Biogas
Tahap I Hidrolisis
Hidrolisa substrat utama seperti karbohidrat, lemak, dan
protein dalam limbah ternak menjadi senyawa-
senyawa sederhana, seperti asam asetat, alkohol, CO2,
NH3, dan sulfida.
Bakteri yang berperan Clostridium acteinum, Bacteriodes
ruminicola, Bifidobacterium sp, Eschericia sp,
Enterobacter sp, dan Desulfobio sp.
Tahap 2 Acidogenesis-Asetogenesis
Bakteri mengoksidasi asam berantai karbon
panjang, seperti asetat dan alkohol yang
dilakukan oleh Lactobacillus sp,
Streptococcus sp.
Tahap 3 Metanogenesis
Bakteri methanogenik menggunakan H2,
CO2, dan asetat untuk pertumbuhannya,
serta memproduksi CH4 dan CO2.
Urea yang berasal dari protein dihidrolisa oleh bakteri
menjadi gas metan (CH4) dan NH4+.
Asam asetat serta asam propionat dari lemak
difermentasi menjadi gas metan dan CO2
CO2 yang dihasilkan direduksi menjadi CH4 dan H2O.
Bakteri yang berperan pada tahap ini adalah
Methanobacterium melianskii, Methanococcus sp, dan
Methanosarcina sp
70% metan dihasilkan dari asam asetat, 15% dari H2
dan CO2, 15% lagi dari reduksi metanol
Anaerobic Digestion

Karbon organik kompleks


Hydrolysis
Monosakarida, Peptida,
Gliserol
Acidogenesis
Asam organik
Acetogenesis
Asetat H2 / CO2
Methanogenesis

CH4 + CO2
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan biogas

C/N rasio = 20-30


kadar air 36 99% meningkatkan produksi biogas
sampai 670%.
kadar air antara 60 78% ( Elizabeth C.Price and Paul
N. Cheremisinof ,1981)
bahan kering sekitar 20-40% (Oleszkiewicz and Poggi-
Varaldo, 1997)
bahan kering lebih dari 50% memerlukan penambahan
air.
Aktivitas mikroorganisme
pH = 6.6 - 7.6
Temperatur = 32-36oC
Tidak mengandung bahan beracun
C / N Rasio
Karbon dibutuhkan oleh bakteri sebagai sumber energi.
Selain unsur karbon, unsur nitrogen juga sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri, khususnya
dalam pembentukan sel.
Jumlah unsur nitrogen ini diharapkan cukup. Bila
jumlah unsur nitrogen terlalu sedikit ( C/N rasio tinggi)
maka nitrogen akan digunakan terlebih dahulu untuk
proses pembentukan sel bakteri, hal ini menyebabkan
proses berjalan lambat.
Bila jumlah nitrogen terlalu banyak ( C/N rasio rendah)
maka karbon akan segera habis dan proses fermentasi
berhenti dan akan terbentuk amonia yang akhirnya akan
menghambat pertumbuhan bakteri.
Masing-masing limbah memiliki C/N rasio yang
berbeda.
Temperatur
Merupakan indikator tingkat pertumbuhan
mikroba dalam memfermentasi limbah
organik.
Peningkatan temperatur berhubungan
dengan peningkatan aktivitas mikroba.

Metanogenetic bakteria sangat sensitif


terhadap perubahan temperatur secara tiba-
tiba. Maka temperatur harus dijaga dalam
level yang konstan
pH
Terjadi penurunan pH karena terbentuknya asam
organik.
Nilai pH paling rendah terjadi ketika asam organik
dalam konsentrasi tinggi.
Bakteri pembentuk metan tidak akan tumbuh
pada pH di bawah 6.5
Tipe-tipe Digester
1. Digester Kubah Tetap (Fixed-dome)
Digester ini disebut juga digester china.
Dinamakan demikian karena digester ini dibuat
pertama kali di China sekitar tahun 1930-an,
kemudian sejak saat itu digester ini berkembang
dengan berbagai model.
Dinamakan kubah tetap karena bentuknya
menyerupai kubah dan bagian ini merupakan
pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed).
Gas yang dihasilkan dari material organik pada
digester akan mengalir dan disimpan di bagian
kubah.
Keuntungan : biaya konstruksi lebih murah
dan perawatannya lebih mudah.
Kerugian : seringnya terjadi kehilangan gas
pada bagian kubah karena konstruksi tetapnya.
Digester Floating drum
Digester jenis terapung pertama kali
dikembangkan di India pada tahun 1937 sehingga
dinamakan dengan digester India.
Digester jenis ini memiliki bagian digester yang
sama dengan digester kubah, perbedaannya
terletak pada bagian penampung gas dengan
peralatan bergerak menggunakan drum.
Drum ini dapat bergerak naik turun yang
berfungsi untuk menyimpan gas hasil fermentasi
dalam digester. Pergerakan drum mengapung
pada cairan dan tergantung dari jumlah gas yang
dihasilkan.
Keuntungan : dapat melihat secara langsung volume gas yang
tersimpan pada drum karena pergerakannya, tekanan gas
relatif konstan
Kerugian : biaya material konstruksi dari drum lebih mahal,
faktor korosi pada drum juga menjadi masalah sehingga
bagian pengumpul gas pada digester ini memiliki umur yang
lebih pendek dibandingkan menggunakan tipe kubah tetap.
Digester Balon
Digester balon merupakan jenis digester yang banyak
digunakan pada skala rumah tangga yang
menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien
dalam penanganan dan perubahan tempat biogas.
Bahan yang digunakan untuk digester biasanya
menggunakan kantong plastik dengan ketebalan yang
lebih dibandingkan dengan balon plastik untuk
menampung gas.
Metode Pembentukan Biogas
Metode Curah / Batch
Digester Batch beroperasi pada satu siklus sampai substrat
habis didegradasi.
Pada akhir siklus pencernaan, Digester Batch dikosongkan,
dibersihkan, diisi ulang dan restart untuk siklus baru.
Digester Batch memiliki kualitas yang terukur karena sekali
jalan, tidak terganggu atau terputus, tetapi kurang praktis.
Metode Kontinyu
Pada digester Kontinyu dilakukan penambahan limbah
organik setiap hari untuk memberikan pengisian.
Sistem kontinyu memiliki biaya modal yang lebih rendah
(hanya perlu satu digester) tetapi membutuhkan
pemantauan ketat dari bahan baku.
alat
BAHAN
dan bahan
Air
Kotoran sapi
ALAT
Bak penampungan sementara sebagai tempat pengenceran
kotoran sapi.
PIPA PVC dan PIPA LOGAM

REGULATOR > KRAN AIR


Digester
Bangunan utama dari instalasi biogas adalah digester. Digester berfungsi untuk
menampung gas metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri.
Jenis digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous feeding
dimana pengisian bahan organiknya dilakukan secara kontinu setiap hari.
Plastik Penampungan Gas
Terbuat dari bahan plastik tebal berbentuk tabung yang berguna untuk
menampung gas methane yang dihasilkan dari digester. Gas metan
kemudian disalurkan ke kompor gas.
Kompor Gas
Berfungsi sebagai alat untuk membakar gas metan untuk
menghasilkan api. Api inilah yang digunakan untuk memasak.
Bak penampungan Kompos
Bak ini dapat dibuat dengan cara mengali lobang sebagai tempat penampungan
kompos yang dihasilkan dari digester.
Tahapan Pembuatan Biogas Kotoran Sapi
1. Rangkai semua alat yang telah dipersiapkan.
2. Campur kotoran sapi dengan air 1 : 1 ,aduk sampai merata kemudian
alirkan ke tempat penampungan (digester).
3. Gas metan sudah mulai di hasilkan pada hari 10 sedangkan pada hari
ke -1 sampai ke - 8 gas yang terbentuk adalah CO2. Pada komposisi CH4
54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala.
4. Pada hari ke -14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk
menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-
14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu
terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi.
5. Digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinu sehingga
dihasilkan biogas yang optimal.
6. Kompos yang keluar dari digester di tampung di bak penampungan
kompos. Kompos cair di kemas ke dalam deregent sedangkan jika ingin
di kemas dalam karung maka kompos harus di keringkan.
SIKLUS PEMBENTUKAN BIOGAS

Anda mungkin juga menyukai