Anda di halaman 1dari 49

Arus listrik & Rangkaian DC

Hambatan
Gerak elektron sebagai pembawa arus listrik dalam bahan
mendapat hambatan karena adanya interaksi dengan
bagian kristal bahan, misalnya ion ion positif.
l (panjang), (konduktivitas listrik), A (luas penampang)
adalah konstan untuk komponen tertentu.

l l l
V I R Rr
A A A
R : Hambatan listrik
r: resistivitas
Hukum II Ohm
Beda potensial sebanding dengan arus dengan
konstanta pembanding adalah hambatan listrik R

V RI I V / R

Dalam rangkaian listrik suatu hambatan atau


resistor atau tahanan R biasa diberi simbol
sebagai berikut.

R R
Hambatan dalam suatu rangkaian listrik
Contoh resistor dalam suatu rangkaian listrik
Color Code
Resistors mempunyai 4 pita warna untuk menyatakan
nilai hambatannya
Color Value
Black 0 1st 2nd 103rd tolerance
Brown 1 Tolerance Value
Red 2 Gold 5%
Orange 3
Silver 10%
Yellow 4
None 20%
Green 5
Blue 6
Violet 7 Ex. What is the value of the resistor?
Gray 8
White 9
Bagaimana menguji berlakunya hukum
Ohm?

Hambat

I
+ Ohmic
V
R
V

Bukan
I

hambat Ohmic
A
V
Resistivitas vs suhu
Sampai dengan suatu selang suhu tertentu, sebuah
konduktor mempunyai resistivitas yang berbanding lurus
dengan suhu

Karena hambatan/resistansi berbanding lurus dengan


resistivitas, maka perubahan hambatan suatu konduktor
terhadap suhu dapat juga dituliskan sebagai berikut.
Resistivitas vs suhu
konduktor
Semikonduktor

Resistivitas vs suhu untuk


bahan semikonduktor
murni seperti silikon dan
germanium
Resistivitas vs suhu untuk
bahan logam seperti tembaga
Resistivitas vs suhu
Ada beberapa logam atau senyawa yang resistansinya turun drastis
menjadi nol jika berada dibawah suhu tertentu yang disebut suhu
kritis, Tc. Bahan ini dikenal sebagai superkonduktor
Resistivitas vs suhu (superconductor)
RANGKAIAN HAMBATAN : Rangkaian Seri

l1 l2
R1 r R2 r
A A
+ R1
l1
A Hambat ekivalen:
V l = l1 +l2
l l
r 1 2 r 1 2 R1 R2
l l l
Rr
R2 l2 A A A A

A Ditinjau dari beda potensial:


V IR IR1 IR2 I ( R1 R2 )
R R1 R2
RANGKAIAN HAMBATAN : Rangkaian Paralel

l
Hambat ekivalen: R r A
1 A A A2 A1 A2 1 1
+ 1
R rl rl rl rl R1 R2

V R1 R2 Ditinjau dari beda potensial:


V IR I1 R1 I 2 R2
I I1 I 2
V V V

A1 A2 R R1 R2
1 1 1

R R1 R2
Daya terdisipasi dalam resistor
Energi potensial = Muatan x Potensial U QV
Daya adalah perubahan energi per satuan waktu:
Satuan daya: Joule / sekon (J/s) atau Watt (W)

U QV Q
P V IV
t t t

Dengan menggunakan hukum Ohm:

(V 2
V2
V IR P I 2R
R

R
Arus listrik: tinjauan
mikroskopik
Arus listrik
Arus listrik, I, adalh laju perubahan aliran
muatan listrik yang melewati suatu
permukaan

Satuan arus listrik


adalah Ampere (A)
Laju hanyutan (Drift Speed)

Arus listrik dibawa oleh pembawa muatan


Jenis jenis pembawa muatan: Elektron bebas
(konduktor); Hole (semikonduktor); Polaron (polimer)

Pada logam, misalnya 1 atau 2


elektron per atom, elektron tsb
bergerak pada jarak singkat
dengan laju sangat tinggi,
sekitar 106 ms-1 secara acak
Apakah laju hanyutan itu ?

Contoh: setiap lebah bergerak secara acak dengan laju


sangat tinggi. Tetapi kerumunan lebah akan bergerak
dengan laju hanyutan yang lebih kecil dari laju masing
masing lebah!

drift

Laju hanyutan elektron: vdrift 10 4 ms 1


Laju hanyutan
vdrift Jumlah muatan yang melalui permukaan
A dalam selang waktu dalam selang
A waktu dt:

l
Q ( Avdriftt )nq
vdrift Avdrift t = Al :volume yang melewati A
n: jumlah pembawa muatan per satuan vol.
q: muatan yang dibawa oleh satu pembawa
A muatan

l Q
I qnAvdrift
t
Pembawa muatan lebih dari satu jenis

* Medan listrik menghasilkan gaya listrik pada


muatan.
* Gaya listrik pada muatan negatif berlawanan arah
dengan pada muatan positif sehingga arah aliran
muatan akan berlawanan
* Arah arus listrik searah dengan arah aliran muatan
positif
*Aliran muatan positif dan negatif berkontribusi
pada arah arus listrik yang sama

Q
I A(qi ni vi )
i t i
Gaya Gerak Listrik (GGL)/ Electromotive
Force (EMF)

Untuk memdapatkan arus yang konstan dalam


rangkaian diperlukan sumber gaya gerak listrik
(GGL) atau Electromotive Force (EMF) atau Power
Supply. GGL bukanlah suatu gaya.

GGL atau EMF adalah kerja persatuan muatan untuk


memindahkan muatan dari kutub negatif ke kutub
positif dalam suatu rangkaian.
Gaya Gerak Listrik (GGL)
Tinjau suatu rangkaian tertutup

Sumber GGL mempunyai hambatan dalam r, sehingga beda


potensial/tegangan antara kutub A dan B dapat dituliskan
sebagai:

Oleh karenanya VAB untuk muatan-muatan melingkari


rangkaian. Jika r = 0, ggl menjadi ggl ideal, dan VAB
GGL
Bayangkan kita bergerak melewati baterei
dari a ke b dan mengukur potensial listrik
pada beberapa titik. Seiring kita bergerak
dari terminal positif ke terminal negatif,
potensial bertambah sejumlah . Tetapi
begitu kita melewati hambatan dalam r,
potensial berkurang sejumlah Ir, dimana I
adalah arus dalam rangkaian.

V AB Ir IR
IR Ir

I
Rr
POTONGAN RANGKAIAN
Di luar baterei, arus mengalir dari
I potensial tinggi ke potensial rendah
dan baterei memberikan DAYA
A + B pada rangkaian sebesar P = EI
dimana E = VAB= VA VB >0

Arus I yang melalui hambatan R akan


memberikan DAYA pada hambatan
sebesar P = IR
I
Arus listrik pada rangkaian mengalir
A B
dari potensial tinggi ke potensial
rendah, jadi VAB = VA VB >0
VAB = IR
RANGKAIAN LISTRIK

B I
A C D
1 2
Pada potongan rangkaian AD, arus mengalir dari A
menuju D, jadi VAD >0
Arus I mengambil daya dari baterei 1 , memberi daya
dari baterei 2 dan R
VAD = VAB + VBC + VCD VAD = IR -
VAD = -1 +2+IR E positif jika arah
VAD = IR (1 +2) hitungan dari ke +
Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchhoff
Hukum I Kirchhoff (aturan titik cabang): Jumlah
arus yang masuk ke suatu titik cabang sama dengan
jumlah arus yang meninggalkannya.

Hukum II Kirchhoff (aturan loop): Jumlah beda


potensial yang melewati seluruh elemen dalam suatu
rangkaian listrik tertutup sama dengan nol.
Hukum I: Kekekalan muatan

Pada dasarnya, arus adalah


I1 aliran muatan.
Karena muatan adalah kekal,
I2 maka jumlah arus yang masuk
ke suatu titik cabang sama
I3
dengan jumlah arus yang
I1 = I2 + I3 meninggalkannya.
Hukum II Kirchhoff: Kekekalan Energi

Pada baterei, tegangan di kutub positif selalu lebih tinggi


dari tegangan di kutub negatif.
Arus di luar baterei mengalir dari kutub positif ke kutub
negatif
Di dalam baterei, arus mengalir dari kutub negatif ke kutub
positif. Aliran muatan ini menggunakan energi kimiawi
baterei
Jadi arus luar akan mengambil daya dari baterei
Hk Kirchhoff untuk loop

I VAA = IR -
R4
1 2 VAA = 0

R1 R3
R2
IR - = 0
IR =
Hukum kekekalan
muatan tetap berlaku I di titik cabang = 0
Arus dalam loop tunggal

i

R

Tinjau rangkaian satu loop di atas, yang terdiri dari satu


sumber ggl dan sebuah resistor R. Dalam waktu dt
sejumlah energi i2Rdt muncul pada resistor sebagai
energi dalam. Dalam waktu bersamaan suatu muatan
dq = idt bergerak melewati sumber ggl, dan sumber ini
melakukan usaha pada muatan ini sebesar:

dW dq idt
Arus dalam loop tunggal
Dari prinsip kekekalan energi:
idt i Rdt
2

Sehingga diperoleh:
i / R
Hukum Kirchhoff II
Hukum Kirchhoff II: Jumlah aljabar dari perubahan
potensial yang dilalui dalam suatu rangkaian
tertutup adalah nol.

a
i
V = 0
R

Tinjau rangkaian di atas. Mulai dari titik a dengan potensial Va,


dan bergerak searah dengan arah jarum jam. Dalam resistor
terdapat perubahan potensial iR. Tanda minus karena bagian
atas resistor memiliki potensial lebih tinggi dibanding bagian
bawah. Kemudian bertemu dengan baterei dari bawah ke atas
dengan potensial yang meningkat + . Jumlah dari perubahan
potensial ini ditambah dengan Va haruslah menghasilkan Va
juga. V iR V
a a
Hukum Kirchhoff II
Diperoleh: Va iR Va

Sehingga: iR 0
(Hukum Kirchhoff II)
Ketentuan dalam menerapkan Hk. Kirchhoff II:
1. Jika resistor dilewati searah dengan arah arus,
perubahan potensial adalah - iR, sebaliknya adalah
+ iR.
2. Jika sumber ggl dilalui dalam arah ggl (arah
panahnya), perubahan potensial adalah + ,
sebaliknya adalah - .
Contoh: Rangkaian Listrik

Tinjau rangkaian berikut


Contoh: Rangkaian Listrik
Contoh: Rangkaian Listrik
Contoh soal-1
Suatu loop tunggal terdiri dari 2 resistor dan 2 baterei
seperti pada gambar.
a) Hitunglah arus listrik dalam rangkaian.

b) Tentukan daya listrik pada masing-masing resistor.


Contoh soal-2
Tentukan arus I1, I2 dan I3 dari rankaian berikut.
Ada 3 variable yang tidak diketahui.
dibutuhkan 3 persamaan
Contoh soal-2
Bagi pers. (3) dengan 2 dan kemudian diatur lagi

Kurangi pers. (4) dengan pers. (5) kemudian eliminasi I2

Masukkan I1 ke pers. (5) untuk memperoleh I2

Akhirnya diperoleh I3
Rangkaian RC
Rangkaian RC
VR=iR
V
a
s

b R
i
C V Vc=q/C

Andaikan kita ingin mengisi kapasitor dengan


menghubungkan saklar S pada posisi a. Dari prinsip
kekekalan energi diperoleh:
q 2

dq i Rdt d
2

2C
atau q
dq i Rdt dq
2
(4
C
Rangkaian RC
Persamaan (4) dibagi dengan dt, diperoleh:
dq 2 q dq
i R
dt C dt
Atau
q dq q
iR R (5
C dt C
Pers. (5) dapat dituliskan menjadi:
dq dt
(6
q C RC
Solusi pers. (6) (untuk q=0 pada t=0) adalah:

(
q C 1 e t / RC
dan dq t / RC
i e
dt R
Rangkaian RC

Besaran RC dikenal sebagai tetapan waktu


kapasitif, c. C RC


Vc VR

t t
Tetapan Waktu
Mengisi kapasitor

Tetapan waktu, Muatan kapasitor


1.0Q
(
q(t ) Q 1 e t RC

0.5Q
RC

0 2 3 4
Contoh: Berapa tetapan waktu untuk suatu
rangkaian RC dengan R=1.0k dan C=500mF?
(1000)(0.0005F ) 0.5s
Pengosongan Kapasitor
VR=iR
V
a
s


b R
i
C V Vc=q/C

Tinjau pengosongan kapasitor dengan menghubungkan


saklar S ke titik b. Tidak ada sumber ggl dalam
rangkaian. q
iR 0
C
dq q
R 0
dt C
Pengosongan Kapasitor

dq q
R 0
dt C
q q0 e t / C
dq q0 t / C
i e
dt RC


Vc VR


t
t
Pengosongan Kapasitor
At t = 0s the capacitor is
discharged through resistor R.
I +
R C
q
iR 0
C Capacitor Charge
t RC
q(t ) Qe 1.0Q

0.5Q

0 2 3 4
Contoh soal-3
Overview

Q
I
t J E I
i
0

Arus Listrik Hukum I Ohm Hukum I


Kirchhoff
I
J
IA V
E IR
A
l
Rapat Arus
Hukum II Ohm
Hukum II
Kirchhoff

Anda mungkin juga menyukai