Rata-rata luas
Luas Wilayah Jumlah
No Kecamatan wilayah per
(km2) Kelurahan
kelurahan (km2)
1 Kota Baru 77.8 10 7.78
2 Jambi Selatan 34.07 9 3.79
3 Telanaipura 30.39 11 2.76
4 Jambi Timur 20.21 10 2.02
5 Danau Teluk 15.7 5 3.14
6 Pelayangan 15.29 6 2.55
7 Jelutung 7.92 7 1.13
8 Pasar Jambi 4.02 4 1.01
Jumlah 205.4 Rata-rata 3.02
Rencana kecamatan baru
Luas Wilayah
No Kecamatan Persentase
(km2)
1 Kota Baru 40.39 22.71
2 Pelayangan 26.60 14.96
3 Jelutung 24.08 13.54
4 Putri Ayu 19.45 10.94
5 Jambi Selatan 15.41 8.66
6 Jambi Timur 14.52 8.16
7 Alam Barajo 12.94 7.28
8 Danau Teluk 7.74 4.35
9 Telanaipura 7.61 4.28
10 Mekar Jaya 7.37 4.15
11 Pasar Jambi 1.70 0.96
Total 177.82 * 100.00
Kota baru
Alam barajo (40,39)
(12,94)
Rumah Puskesmas
No Kecamatan Puskesmas Posyandu Apotik
Sakit Pembantu
1 Kota Baru 1 4 6 92 12
2 Jambi Selatan 1 5 7 88 7
3 Jelutung - 2 4 47 15
4 Pasar Jambi 1 1 1 16 16
5 Telanaipura 2 3 8 88 25
6 Danau Teluk - 1 3 14 -
7 Pelayangan - 1 3 12 -
8 Jambi Timur 3 3 6 81 15
Jumlah 8 20 38 438 90
Harus diperhatikan apabila akan ada relokasi skala besar karena
menyangkut kepentingan banyak orang
Sarana pendidikan
No Kecamatan SD SMP SMU
1 Kota Baru 28 10 7
2 Alam Barajo 16 3 7
3 Jambi Selatan 28 8 8
4 Mekar Jaya 27 9 5
5 Jelutung 24 8 7
6 Pasar Jambi 7 3 2
7 Telanai Pura 20 3 2
8 Putri Ayu 28 12 11
9 Danau Teluk 11 3 3
10 Pelayangan 9 3 2
11 Jambi Timur 38 9 10
Jumlah 236 71 64
Sistem infrastruktur gas
Direktorat Gas Bumi BPH Migas telah menghasilkan Kajian
Pembentukan Kota Gas Jambi
Secara sistematis gas dari Pipa Transmisi eksisting Grissik Duri atau
Grissik Singapura akan dipasok memenuhi kebutuhan Kota Jambi
Rekayasa infrastruktur yang akan dilakukan ialah pada km 117,4 pipa
transmisi Grissik Duri atau Grissik Singapura untuk jalur pipa dari
Tapping point ke Kecamatan Kota Baru, Telanaipura, Jelutung, dan
Pasar Jambi
Kecamatan Jambi Timur dan Jambi Selatan akan terakses Tapping Point
dari km 111 pipa transmisi Grissik Duri atau Grissik Singapura
Pembangunan yang dilakukan:
Pembangunan pipa distribusi dari tapping point ke masing-masing kecamatan
prioritas dengan panjang keseuruhan 586,776 km
Pipa dinas dari pipa distribusi ke masing masing rumah tangga dengan panjang
keseluruhan 468,036 km.
Jumlah Volume Gas
Kecamatan
Jalur Pipa Rumah MMSCF/
Prioritas (m3/bulan) MMSCFD
Tangga bulan
Wisata
Industri
Kawasan Bandara
Sultan Taha
Transportasi
Terpadu
Pergudangan
Taman industri Pertambangan
Bab V : Rencana Kawasan Strategis
KS Industri
Selincah
KS Lapangan Minyak
Kenali Asam
KS Pemadu Moda
Talang Gulo
Bab VI : Arahan Pemanfaatan Ruang
Peraturan zonasi
Fungsi utama peraturan zonasi:
Instrumen pengendali pembangunan
Pedoman penyusunan rencana operasional
Panduan teknis pengembangan/pemanfaatan lahan
Tujuan peraturan zonasi:
Menjamin pembangunan yang dilaksanakan memenuhi standar
pelayanan minimum (health,safety and welfare)
Menjamin bahwa pembangunan baru tidak mengganggu penghuni atau
pemanfaatan lahan yang telah ada sebelumnya
Memelihara nilai properti dan memelihara kualitas lingkungan
Menyediakan aturan yang seragam di tiap zonanya
Ketentuan umum peraturan zonasi pada wilayah Kota Jambi:
Diijinkan (I)
Diijinkan dengan syarat tertentu (T)
Diijinkan tapi terbatas (B)
Tidak diijinkan (X)
Klasifikasi penggunaan lahan
Hirarki I Hirarki II Hirarki III Hirarki IV Zona
Sempadan Sungai LS-1
Kawasan Perlindungan Kawasan Sekitar Danau/Waduk LS-2
Setempat Kawasan RTH termasuk hutan
kota LS-3
Kawasan Lindung
Kawasan Cagar Budaya LC
Rawan Banjir LR-1
Kawasan Rawan Bencana Rawan Kebakaran LR-2
Rawan Gempabumi LR-3
Kawasan Hutan BH
Kawasan Pertambangan Golongan Bahan Galian Strategis BB
Industri Umum Industri Pengolahan BIU
Kawasan Peruntukan
Pergudangan
Industri Pergudangan
Tertutup BIP
Perumahan BPK-1
Komersil BPK-2
Permukiman Perkotaan
Fasilitas Pelayanan BPK-3
Kawasan
Campuran BPK-4
Budidaya
Kawasan Permukiman Taman Kota RTH-1
Taman BWK RTH-2
Taman Terbuka Hijau
Taman Kecamatan RTH-3
Taman Kelurahan RTH-4
Kawasan Khusus Pemerintahan PMM
Terminal TR-1
Transportasi Stasiun TR-2
Bandara TR-3
Ketentuan perijinan
Izin pemanfaatan ruang diberikan dengan tujuan:
melindungi kepentingan umum
menghindari eksternalisasi negatif
menjamin pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang, standar dan
kualitas minimum yang ditetapkan
Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan terdiri dari
5 jenis, yaitu:
Perijinan kegiatan/lisensi (SIUP, TDP, dll).
Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan (Ijin Lokasi, Ijin Peruntukan
Penggunaan Tanah/IPPT, Ijin Penggunaan Bangunan/IPB).
Perijinan konstruksi (Ijin Mendirikan Bangunan/IMB).
Perijinan lingkungan (Amdal, yang terdiri dari Analisis Dampak Lingkungan, Rencana
Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan; Ijin Gangguan/HO).
Perijinan khusus (pengambilan air tanah, dll).
Pemberian izin dimaksudkan sebagai upaya penertiban pemanfaatan
ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang harus dilakukan sesuai
dengan rencana tata ruang. Izin pemanfaatan ruang terdiri atas:
Izin prinsip, diberikan berdasarkan rencana tata ruang untuk rencana kegiatan
pemanfaatan ruang;
Izin lokasi, diberikan berdasarkan rencana tata ruang untuk penetapan lokasi
pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang;
Izin peruntukkan penggunaan tanah, diberikan berdasarkan rencana tata ruang
untuk penggunaan tanah.
Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik
yang dilengkapi dengan izin maupun yang tidak memiliki izin, dikenai
sanksi adminstratif, sanksi pidana penjara, dan/atau sanksi pidana
denda.
Pemberian insentif dan disinsentif
Tujuan pemberian insentif dan disinsentif dalam penataan ruang:
meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan ruang dalam rangka mewujudkan ruang yang
nyaman, produktif, dan berkelanjutan;
memfasilitasi kegiatan pemanfaatan ruang agar sejalan dengan rencana tata ruang; dan
meningkatkan kemitraan semua pemangku kepentingan dalam rangka pemanfaatan ruang yang
sejalan dengan rencana tata ruang
Ketentuan insentif dan disinsentif yang harus dimuatdalam RTRW kota:
Ketentuan insentif-disinsentif pada masyarakat umum
Ketentuan insentif-disinsentif pada lembaga komersial
Ketentuan insentif-disinsentif pada pemerintahan desa dalam wilayah kabupaten.
Jenis mekanisme insentif dan disinsentif dapat dikelompokkan menjadi:
Pengaturan/ regulasi/ kebijaksanaan
Ekonomi/ keuangan
Pemilikan/ pengadaan langsung oleh pemerintah
Permohonan perubahan pemanfaatan ruang yang disetujui harus dikenakan
disinsentif berupa:
Denda (development charge) sesuai jenis pelanggaran rencana tata ruang.
Pengenaan biaya dampak pembangunan (development impactfee) sesuai dengan eksternalitas
yang harus diatasi dan upaya mengembalikannya ke kualitas sebelum proyek tersebut dibangun
Bab VIII : Hak, Kewajiban dan Peran Serta Masyarakat