Anda di halaman 1dari 12

6.

2 KLASIFIKASI JENIS
PELUMAS
(6.2.1-6.2.5)
Alifa Adinda Pangestu
Agnarindra Rahma Lisadavy
Reni Putri Cahyani
6.2.1 KLASISFIKASI PELUMAS CAIR
Berdasarkan Bentuk: cair(Oli), semi solid(Gemuk)
Berdasarkan bahan pembuatan pelumas: pelumas mineral(minyak bumi),
pelumas nabati(lemak binatang atau tumbuh tumbuhan), pelumas
sintetik(bukan dari nabati ataupun mineral)
Berdasarkan viskositas, menentukan menggunakan SAE: oli monograde, oli
multigrade
Berdasarkan penggunaan minyak pelumas: pelumas untuk mesin bensin,
pelumas untuk mesin diesel
6.2.2 KARAKTERISTIK MINYAK
PELUMAS CAIR
Viskositas: Viscosity atau kekentalan suatu minyak pelumas adalah
pengukuran dari mengalirnya bahan cair dari minyak pelumas, dihitung
dalam ukuran standard.
Index viskositas: Tinggi rendahnya indeks ini menunjukkan ketahanan
kekentalan minyak pelumas terhadap perubahan suhu.
Flash point: Flash point atau titik nyala merupakan suhu terendah pada
waktu minyak pelumas menyala seketika.
Pour point: Merupakan suhu terendah dimana suatu cairan mulai tidak bisa
mengalir dan kemudian menjadi beku.
6.2.2 KARAKTERISTIK MINYAK
PELUMAS CAIR
Total base number: Menunjukkan tinggi rendahnya ketahanan minyak
pelumas terhadap pengaruh pengasaman, biasanya pada minyak pelumas
baru (fresh oil).
Carbon residue: Merupakan jenis persentasi karbon yang mengendap
apabila oli diuapkan pada suatu tes khusus.
Densitas: Menyatakan berat jenis oli pelumas pada kondisi dan temperatur
tertentu.
Emulsification: Sifat pemisahan oli dengan air. Sifat ini perlu diperhatikan
terhadap oli yang kemungkinan bersentuhan dengan air.
6.2.2 KARAKTERISTIK MINYAK
PELUMAS CAIR
Selain ciri-ciri fisik yang penting seperti telah dijelaskan sebelumnya, minyak
pelumas juga memiliki sifat-sifat penting, yaitu:
Sifat kebasaan (alkalinity): Untuk menetralisir asam-asam yang terbentuk
karena pengaruh dari luar (gas buang) dan asam-asam yang terbentuk
karena terjadinya oksidasi.
Sifat detergency dan dispersancy
Sifat detergency Untuk membersihkan saluran-saluran maupun bagian-
bagian dari mesin yang dilalui minyak pelumas, sehingga tidak terjadi
penyumbatan.
Sifat dispersancy Untuk menjadikan kotoran-kotoran yang dibawa oleh
minyak pelumas tidak menjadi mengendap, yang lama-kelamaan dapat
menjadi semacam lumpur (sludge).
6.2.2 KARAKTERISTIK MINYAK
PELUMAS CAIR
Sifat tahan terhadap oksidasi
Untuk mencegah minyak pelumas cepat beroksidasi dengan uap air yang
pasti ada di dalam karter, yang pada waktu suhu mesin menjadi dingin akan
berubah menjadi embun dan bercampur dengan minyak pelumas.
6.2.3 ADDICTIVE PELUMAS CAIR
Kualitas pelumas yang baik tidak hanya didapatkan dengan cara proses
pengolahan maupun pemurnian (purifikasi), tetapi perlu ditambahkan bahan-
bahan kimia tertentu yang lebih dikenal dengan aditif.
6.2.3 ADDICTIVE PELUMAS CAIR
Deterjen: Minyak pelumas yang diberi aditif ini bekerja untuk mesin yang
beroperasi pada temperatur tinggi.
Dispersan: Aditif yang bekerja pada temperatur rendah yang berfungsi
untuk menghalangi terbentuknya lumpur atau deposit di dalam ruang
mesin.
Anti oksidan: Karena lingkungan kerja, minyak pelumas sering berhubungan
(kontak) dengan udara luar pada temperatur dan kondisi kerja tinggi.
Peindung korosi: Berfungsi untuk melindungi bahan-bahan non logam yang
mudah terkena korosi dalam mesin, terutama bantalan yang perlu tahan
terhadap kontaminasi asam dari minyak pelumas.
6.2.3 ADDICTIVE PELUMAS CAIR
Sifat pelumas:
Kelarutannya dalam base oil
Tidak larut dalam air
Volatilitas
Stabilitas
Compatibility
Warna
Fleksibilitas
6.2.4 PEBANDINGAN
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Keuntungan
o Kelebihan yang paling utama adalah sangat cocok digunakan pada mesin-
mesin putaran tinggi.
o Memiliki viskositas rendah sehingga mudah membentuk lapisan film pelumas
di setiap permukaan logam yang dilindungi dan memastikan selalu ada
jarak antara dua permukaan komponen yang bertemu.
o Karena berfase cair maka ia sangat mudah menyerap dan memindahkan
panas.
6.2.4 PEBANDINGAN
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Kelemahan
o Membutuhkan ruang yang lebih besar untuk menampung oli.
o Membutuhkan sistem sealing untuk mencegah oli bocor keluar.
o Membutuhkan tambahan sistem pendingin jika pelumas bekerja pada
temperatur ekstrim.
o Tidak tahan terhadap oksidasi, kontaminasi air, dan pengotor-pengotor
seperti debu atau yang sejenisnya.
6.2.5 PENGGANTIAN JENIS
PELUMAS CAIR
Penggantian pelumas perlu dilakukan secara rutin dan periodie.
Penggantian tergantung dan jenis oli yang digunakan. Umumnya pabrikan
membedakan 2 kondisi operasi, yaitu kondisi operasi normal dan kondisi
operasi berat. Yang digolongkan kondisi operasi berat adalah menarik
beban atau kendaraan atau kendaraan lain, operasi daerah berdebu dan
berlumpur, operasi dengan jarak-jarak pendek serta sering berhenti atau
idle.

Anda mungkin juga menyukai