Anda di halaman 1dari 32

SAJIAN KASUS

Departemen Ilmu Penyakit Mata


ELIATA SETYOWATI
406147035

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata


Periode 18 Januari 19 Februari 2016
RS Bhayangkara Semarang
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Identitas Pasien

Nama Pasien Tn. R

Umur 48 tahun

Alamat Jl. Tlogo Kenanga No. 2 Perum. Pondok Indah, Semarang

Jenis Kelamin Laki-laki

Pekerjaan Karyawan Swasta

Agama Kristen

Pendidikan D3

Status Pernikahan Menikah

No. RM 16-02-127401

Diagnosis ODS Miopia, Presbiopia, Anisometropia


Anamnesis
Autoanamnesa dari pasien pada 5 Februari 2016 pukul 09.55 WIB

KELUHAN KELUHAN
UTAMA TAMBAHAN
Pandangan kedua Pandangan kedua
mata kabur saat mata kabur saat
melihat jauh
membaca
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
2000
tahun1990
Pandangan mata kabur lagi
Pandangan kedua mata Ganti kacamata dengan
kabur saat melihat ukuran -2,00 ODS Penglihatannya lebih baik
jarak jauh dengan bantuan kacamata
Memakai kacamata 2014 ukuran -3,00 OD, -0,25
pertama kali dengan OS
ukuran -1,00 ODS Operasi katarak pada mata kiri
dengan pemasangan lensa
tanam

5 Februari 2016
Poliklinik Mata RS Bhayangkara Semarang
Pandangan kedua mata kabur saat melihat jauh sejak 1 bulan yang lalu
sehingga pasien harus memicingkan mata meskipun sudah memakai
kacamata.
Pasien mengeluh pandangannya kabur saat membaca. Pasien merasa cepat
lelah saat membaca dan lebih suka melepas kacamatanya daripada
memakainya bila membaca.
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Riwayat Kebiasaan
Dahulu Keluarga Pasien jarang
Riwayat operasi Riwayat katarak (+) membaca sambil
katarak pada mata kiri yaitu ayah pasien tiduran ataupun di
dengan pemasangan Riwayat rabun jauh tempat yang gelap
lensa tanam pada (+) yaitu kakak pasien Pasien selalu memakai
tahun 2014 Riwayat kencing manis kacamata saat melihat
Riwayat trauma pada (-) jauh
mata (-)
Riwayat kencing manis
(-)
Kesimpulan Anamnesis

Pandangan kedua mata kabur saat


melihat jauh dan saat membaca
sejak 1 bulan yang lalu

Riwayat memakai kacamata saat


kuliah ( tahun 1990) dengan
ukuran -1,00 ODS

Riwayat operasi katarak pada


mata kiri dengan pemasangan
lensa tanam pada tahun 2014
ANAMNESIS
SISTEM
Cerebrospinal Dalam batas normal
Cor Dalam batas normal

Respirasi / Pulmo Dalam batas normal

Abdomen Dalam batas normal


Urogenital Dalam batas normal
Extremitas /
Dalam batas normal
Musculoskeletal
Penilaian
Pemeriksaan OD OS
Dikerjakan Tidak
Visus Jauh 4/60 ph 0,3 0,5 F1 ph 0,7
Refraksi S 3,25 D S -0,75 D
Koreksi 1,0 1,0
Visus Dekat Add S +2,00 D Add S +2,00 D
Proyeksi sinar +/LPB +/LPB
Persepsi Warna - -
ACT - -
PEMERIKSAAN OBYEKTIF
(Dilakukan pada tanggal 5 Februari, pukul 10:00 WIB)

Penilaian
Pemeriksaan OD OS
Dikerjakan Tidak
1. Posisi mata Ortoforia Ortoforia
2. Gerakan bola mata

3. Lapang pandang Menyempit Menyempit


4. Kelopak mata S I S I
(Superior et Inferior)
Benjolan - - - -
Edema - - - -
Hiperemis - - - -
Ptosis - - - -
Lagophthalmos - - - -
Ectropion - - - -
Entropion - - - -
5. Bulu mata
Trikiasis - -
Madarosis - -
Krusta - -
Penilaian
Pemeriksaan OD OS
Dikerjakan Tidak
6. Aparatus Lakrimalis
Sakus lakrimal
Hiperemis - -
Edem - -
Fistel - -
Punctum lakrimal
Eversi - -
Discharge - -
7. Konjungtiva
K. Bulbi
Warna Transparan Transparan
Vaskularisasi - -
Nodul - -
Edema - -
K. Tarsal superior
Hiperemis - -
Folikel - -
Papillae - -
Korpus alineum - -
Penilaian
Pemeriksaan OD OS
Dikerjakan Tidak
K. Tarsal inferior
Hiperemis - -
Folikel - -
Papillae - -
Korpus alineum - -
8. Sklera
Warna Putih Putih
Inflamasi - -
9. Kornea
Kejernihan Jernih Jernih
Ukuran 12 mm 12 mm
Permukaan Licin Licin
Limbus Jernih Jernih
Infiltrat - -
Defek - -
Edema - -
10. Camera oculi anterior
Kedalaman Cukup Cukup
Hifema - -
Hipopion - -
Penilaian
Pemeriksaan OD OS
Dikerjakan Tidak
11. Iris
Warna Coklat Coklat
Sinekia - -
Iridodonesis - -
Neovaskularisasi - -
12. Pupil
Ukuran 3 mm 3 mm
Bentuk Bulat Bulat
Tepi Rata Rata
Simetris Simetris Simetris
Refleks direk + +
Refleks indirek + +
13. Lensa
Kejernihan - -
Luksasio - -
Afakia - -
IOL - +
14. Reflek fundus +cemerlang +cemerlang
15. Korpus vitreum - -
16. Tekanan intra okuler
Normal Normal
dengan palpasi
Kesimpulan Pemeriksaan
OD OS

VOD = 4/60 ph 0,3 VOS = 0,5 F1 ph 0,7


Koreksi S -3,25 D (1,0) Koreksi S -0,75 D (1,0)
ADD S +2,00 D ADD S +2,00 D
IOL(+)
RESUME TOTAL

Telah diperiksa seorang pasien laki-laki berusia 48 tahun yang datang ke Poliklinik Mata
RS Bhayangkara dengan keluhan pandangan kabur pada kedua mata untuk melihat jauh
sejak 1 bulan yang lalu meskipun sudah memakai kacamata. Pasien mengaku harus
memicingkan mata bila melihat jauh. Pasien juga mengeluh pandangan kabur pada kedua
mata bila membaca sehingga kedua mata pasien merasa cepat lelah dan pasien lebih suka
melepas kacamatanya bila membaca. Pasien mengaku pernah melakukan operasi katarak
pada mata kirinya pada tahun 2014 dan dilakukan pemasangan lensa tanam. Pasien sudah
memakai kacamata sejak saat kuliah.
Pada pemeriksaan didapatkan :
VOD = 4/60 ph 0,3 VOS = 0,5 F1 ph 0,7
Koreksi S -3,25 D (1,0) Koreksi S -0,75 D (1,0)
ADD S +2,00 D ADD S +2,00 D

IOL(+) OS
Diagnosis kerja:
ODS Anisometropia
Terapi:
Diagnosis Tambahan: Non farmako :
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya
ODS Miopia
Menyarankan pasien mengkonsumsi banyak buah
ODS Presbiopia dan sayur
Memberikan resep kacamata dengan ukuran yang
sesuai
Menyarankan pasien untuk kontrol ke dokter
mata 6 bulan sekali

Prognosis:
Ad visam : Dubia ad bonam
Ad vitam : Bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Ad fungtionam : Dubia ad bonam
Ad kosmetikam : Dubia ad bonam
Pendahuluan
MEDIA REFRAKSI

Kornea

Aqueous humor

Lensa

Badan kaca

Panjang bola mata


Kelainan
refraksi adalah Pada kelainan refraksi terjadi
keadaan dimana ketidakseimbangan sistem optik
bayangan tegas pada mata sehingga menghasilkan
bayangan kabur.
tidak dibentuk
pada retina
Kemampuan lensa untuk mencembung
AKOMODASI yang terjadi akibat kontraksi otot siliar

Kekuatan akomodasi diatur oleh


refleks akomodasi
Daya bias mata adalah normal, di mana
sinar jauh difokuskan sempurna di
EMETROPIA makula lutea tanpa bantuan akomodasi

Penglihatan normal atau 6/6

Terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea


(mendatar atau mencembung) atau adanya perubahan
panjang (lebih panjang atau lebih pendek) bola mata
AMETROPIA maka sinar normal tidak akan terfokus pada makula

Miopia, Hipermetrop,
Astigmatisma
Keadaan dimana didapatkan perbedaan
status refraksi pada kedua mata.
ANISOMETROPIA

perbedaan refraksi kedua mata


yang terlalu besar atau lebih
dari 2.5 D
Suatu kelainan refraksi pada mata dimana
MIOPIA bayangan difokuskan di depan retina, ketika
mata tidak dalam kondisi berakomodasi

ETIOLOGI

Myopia aksial
Myopia refraktif
FAKTOR RESIKO

GENETIK
RAS/ETNIK
PERILAKU GEJALA
SUBJEKTIF
Kabur bila melihat jauh
Membaca atau melihat benda
kecil harus dari jarak dekat
Lekas lelah bila membaca
Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior

Badan kaca: kekeruhan berupa perdarahan atau


GEJALA OBJEKTIF degenerasi yang terlihat sebagai floaters, atau
benda-benda yang mengapung dalam badan kaca.
Ablasi badan kaca yang dianggap belum jelas
Myopia simpleks: hubungannya dengan keadaan myopia.
Pada segmen anterior ditemukan Papil saraf optik: terlihat pigmentasi peripapil,
bilik mata yang dalam dan pupil yang kresen myopia, papil terlihat lebih pucat yang
relatif lebar. Kadang-kadang meluas terutama ke bagian temporal.
ditemukan bola mata yang agak
menonjol. Makula: berupa pigmentasi di daerah retina,
Pada segmen posterior biasanya kadang-kadang ditemukan perdarahan subretina
terdapat gambaran yang normal atau Retina bagian perifer: degenerasi sel retina
dapat disertai cresen myopia bagian perifer.
(myopiaic crescent) yang ringan di
sekitar papil syaraf optik. Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa
penipisan koroid dan retina. Akibat penipisan
retina ini maka bayangan koroid tampak lebih
jelas dan disebut sebagai fundus tigroid.
MIOPIA STASIONER MIOPIA RENDAH ( < 3,00)

PERJALANAN DERAJAT
MIOPIA PROGRESIF MIOPIA SEDANG (3,00-6,00)
MIOPIA BERAT

MIOPIA MALIGNA
MIOPIA TINGGI ( > 6,00)

Congenital (sejak lahir dan menetap


pada masa anak-anak) Simpel myopia

Youth-onset myopia (< 20 tahun) Nokturnal myopia


UMUR
Early adult-onset myopia (20-40 KLINIS Pseudomyopia
tahun)
Degenerative myopia
Late adult-onset myopia (> 40
tahun)
Induced (acquired) myopia
TATALAKSANA
-Koreksi Lensa Sferis Negatif
(konkaf)
DIAGNOSIS -Bedah Refraksi
-Radial keratotomy (RK)
-Photorefractive keratectomy
-Uji Pinhole (PRK)
-Laser Assisted in Situ Interlameral
-Uji Refraksi Keratomilieusis (lasik)

KOMPLIKASI

Ablasio retina
Vitreal Liquefaction dan Detachment
Miopik makulopati
Glaukoma
Katarak
PRESBIOPIA
Presbiopia merupakan suatu keadaan hilangnya daya akomodasi yang
terjadi bersamaan dengan proses penuaan pada semua orang.
Kelemahan otot akomodasi
Lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis
lensa.

Gejala :
Mata lelah
Setelah
Mata berair membaca
Mata terasa pedas
KOREKSI Kacamata baca lensa sferis positif

Kekuatan dioptri yang ditambahkan


berbeda sesuai dengan usia penderita,
seperti:
S +1,00 D untuk usia 40 tahun
S +1,50 D untuk usia 45 tahun
S +2,00 D untuk usia 50 tahun
S +2,50 D untuk usia 55 tahun
S +3,00 D untuk usia 60 tahun atau
lebih
Pembahasan
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan pasien didiagnosis
dengan diagnosis utama ODS Anisometropia. Diagnosis utama diambil dari
keluhan pasien dan dari pemeriksaan yang dilakukan.

Diagnosa anisometropia ditegakkan berdasarkan:


Keluhan berupa pandangan kabur pada mata kanan dan kiri
saat melihat jauh maupun membaca
Adanya riwayat operasi katarak pada mata kiri dengan
pemasangan lensa tanam
Hasil koreksi mata kanan dan kiri berbeda -2,50 D
Diagnosis tambahan yaitu ODS miopia dan presbiopia.

Diagnosa miopia ditegakkan berdasarkan: Diagnosa presbiopia ditegakkan


Keluhan berupa pandangan kabur pada berdasarkan :
mata kanan dan kiri saat melihat jauh Keluhan pasien berupa pandangan
meskipun sudah menggunakan kedua mata kabur saat membaca
kacamata Kedua mata cepat lelah dan pasien
Memicingkan mata waktu melihat jauh lebih suka melepas kacamatanya bila
Visus dasar mata kanan 4/60 dan kiri membaca
0,5 F1. Usia pasien 48 tahun
Keluhan menghilang dengan Dengan pemberian lensa addisi S
pemberian lensa koreksi S -3,25 D +2,00 D pada mata kanan dan kiri,
pada mata kanan dan S -0,75 D pada pasien merasa lebih jelas untuk melihat
mata kiri. dekat atau baca.
Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari anamnesa pasien, pemeriksaan subyektif,


pemeriksaan objektif, serta dasar teori yang saya peroleh dari tinjauan
pustaka didapatkan kesimpulan bahwa pasien mengalami ODS
Anisometropia, ODS Miopia dan Presbiopia. Pasien saat ini diberi
kacamata sferis negatif untuk melihat jauh pada mata kanan dan mata
kirinya, serta diberikan kacamata sferis positif untuk melihat dekat atau
baca untuk mata kanan dan kirinya. Serta dilakukan edukasi pada pasien
agar rutin kontrol ke dokter mata setiap 6 bulan, makan banyak sayur
dan buah.
Daftar Pustaka
1. Eva PR. Optics and refractions. In : Eva PR, Whitcher JP, editors. Vaughan
& asburys general ophthalmology. 17thed. New York : McGraw Hill;2007.
p.392-5.
2. Ilyas, S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kelima. Balai Penerbit FKUI,
Jakarta;2014.
3. Fletcher EC, Chong NHV, Shetlar DJ. Rettina. In : Eva PR, Whitcher JP,
ediotrs. Vaughan and asburys general ophtalmology. 17th editon. New
York : McGraw Hill; 2007. p. 196-8.
4. Sherwood, L. Fundamentals of Human Physiology. Edisi IV. USA:
Brooks/Cole; 2012.
5. Irwana, Olva, et al. 2009. Miopia tinggi. [Cited 23 November 2015)].
Available from: http://www.Files-of-DrsMed.tk
6. Myopia. [Cited 23 November 2015)]. Available from:
http://www.emedicinehealth.com/nearsightedness_myopia-
health/article_em.htm

Anda mungkin juga menyukai