obstruktif pernapasan dengan karakteristik klinis asma dan ppok Peningkatan frekuensi diagnosa overlap dengan bertambahnya umur, dengan prevalensi diperkirakan <10% <50 tahun dan >50% 80 tahun PENEGAKAN DIAGNOSIS
Zeki et al mengemukakan bahwa ACOS terbagi atas 2
fenotip klinik, yaitu
1. asma dengan obstruksi parsial jalan nafas yang reversibel
dengan atau tanpa emfisema
2. produksi kapasitas difus karbon monoksida (Dlco)
Sedangkan Louie et al, Mengemukakan kriteria mayor : 1.Riwayat atopik(alergi) dengan total IgE 2.Usia >40 tahun, 3.riwayat merokok >10 tahun, 4.hasil FEV1 post bronkodilator <80% dan FVC <70%.
Lalu kriteria minor :
-peningkatan FEV1 >12% atau >200ml post terapi bronkodilator dengan albuterol. GINA 2014, ACOS didiagnosis dengan cara :
Riwayat penyakit obstruksi jalan nafas kronik, spirometri
Riwayat pajanan pajanan asap rokok, dan pencetus lainnya
Sinusitis, wheezing dan ronkhi
foto thoraks
Asma kontrol tes atau PPOK assesment test.
Menggunakan algoritma 5 langkah GINA
Mengevaluasi kepastian diagnosis asma atau PPOK atau menyarankan
ACOS sebagai diagnosis Tujuan untuk mengontrol gejala dan mencegah eksarsebasi dan mengurangi morbiditas dan mortalitas
Sindrom ini sering muncul pada populasi dengan usia tua,
mungkin probabilitas tinggi terhadap adverse reaction pada terapi kortikosteroid inhalasi maupun sistemik Martinez et al,