Anda di halaman 1dari 8

NAMA :MARLINA

NIM :019SYEBID16
PELAYANAN GAWAT DARURAT
Konsep Triase
Kata triase (triage) berarti memilih. Jadi triase adalah
proses skrining secara cepat terhadap semua anak
sakit segera setelah tiba di rumah sakit untuk
mengidentifikasi ke dalam salah satu kategori
berikut:
Dengan tanda kegawatdaruratan (emergency signs):
memerlukan penanganan kegawatdaruratan segera.
Dengan tanda prioritas (priority signs): harus
diberikan prioritas dalam antrean untuk segera
mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan tanpa
ada keterlambatan.
Tanpa tanda kegawatdaruratan maupun prioritas:
merupakan kasus non-urgent sehingga dapat
menunggu sesuai gilirannya untuk mendapatkan
pemeriksaan dan pengobatan.
Kategori/ klasifikasi trias
Kategori pengambilan keputusan yaitu dengan menggunakan warna
hartu/status sebagai tanda klasifikasi yaitu Merah (Emergen), kuning (Urgen),
hijau (non Urgen), hitam (Expectant)
1. Merah (Emergent)
Yaitu korban-korban yang membutuhkan stabilisasi segera. Yaitu kondisi yang
mengancam kehidupan dan memerlukan perhatian segera.
2. Kuning (Urgent)
Yaitu korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi perawatan dapat di
tunda sementara. Kondisi yang merupakan masalah medisyang disignifikan
dan memerlukan penata laksanaan sesegera mungkin. Tanda-tanda fital klien
ini masih stabil.
3. Hijau (Non urgent)
Yaitu kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan atau pemberian
pengobatan dapat di tunda. Penyakit atau cidera minor
4. Hitam (Expectant)
Korban yang meninggal bunia atau yang berpotensi untuk meninggal dunia
6% memakai sistem empat kelas yaitu
1. Kelas1: kritis (mengancam jiwa, ekstremitas, penglihatan atau tindakan
segera)
2. Kelas ii: Akut (terdapat perubahan yang signifikan, tindakan segera mungkin)
3. Kelas iii: Urgent (signifikan, tikdakan pada waktu yang tepat)
4. Kelas iv: Non Urgent (tidak terdapat resiko yang perlu segera di tangani)
10% digunakan sistem 5 tingkat yaitu
BHD
Bantuan hidup dasar adalah upaya
mempertahankan hidup seseorang untuk
sementara melalui penguasaan jalan nafas,
memberikan bantuan penafasan dan membantu
mengalirkan darah ke tempat yang penting dalam
tubuh korban, sehingga pasokan oksigen ke otak
terjaga untuk mencegah matinya sel otak.
Bantuan hidup dasar merupakan bagian dari
pengelolaan gawat darurat medik yang bertujuan :
1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya
jalan napas
2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi
dan ventilasi dari korban yang mengalami henti
jantung atau henti napas melalui Resusitasi
Jantung Paru (RJP).
Resusitasi Jantung Paru terdiri dari 2 tahap,
yaitu :
1. Survei Primer (Primary Surgery), yang dapat
dilakukan oleh setiap orang
2. Survei Sekunder (Secondary Survey), yang
hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis dan
paramedis terlatih dan merupakan lanjutan dari
survei
prosedur awal pada korban / pasien, yaitu :
1. Memastikan keamanan lingkungan bagi korban
2. Memastikan kesadaran dari korban
3. Meminta pertolongan
4. Memperbaiki posisi korban / pasien
5. Mengatur posisi penolong
Konsep ABCD
konsep ABCD:
1. Airway
2. Breathing
3. Circulation
4. Defibrilation
SUKRON

Anda mungkin juga menyukai