Anda di halaman 1dari 23

MODEL

& M E T O DPELATIHAN
E
pelatihan adalah suatu bagian
pendidikan yang menyangkut
proses belajar untuk memperoleh
dan meningkatkan keterampilan
diluar sistem pendidikan yang
berlaku, dalam waktu yang relatif
singkat dan dengan metode yang
lebih mengutamakan praktek dari
pada teori.

PENGERTIAN PELATIHAN
Model-model Training Yang Berdasar
Kepada Kebutuhan Pelatihan (Training
Need\assessment).

MODEL PELATIHAN
1. Model Induktif

Model ini digunakan untuk


mengidentifikasi jenis kebutuhan
belajar yang bersifat kebutuhan terasa
(felt needs) atau kebutuhan belajar
dalam pelatihan yang dirasakan
langsung oleh peserta pelatihan

MODEL PELATIHAN
Langkah-langkah Pelaksanaan Model
Pelatihan Induktif

PENGUKURAN KEMAMPUAN PESERTA LATIHAN

PENGELOMPOKAN KEMAMPUAN DALAM KAWASAN PROGRAM


PELATIHAN

MEMBANDINGKAN KEMAMPUAN PESERTA DENGAN MATERI PELATIHAN

MENETAPKAN KESENJANGAN KEMAMPUAN KETERAMPILAN

MENGEMBANGKAN PROSES PELATIHAN (BELAJAR)

MELAKSANAKAN PELATIHAN (PEMBBELAJARAN)

PENELITIAN
2. MODEL
DDEDUKTIF
Pendekatan pada model ini pengajuan pertimbangan
dilakukan secara deduktif, kepada semua peserta
dalam, pengertian bahwa pelatihan (sasaran). Hasil
identifikasi kebutuhan identifikasi diduga
pelatihan dilakukan secara dibutuhkan untuk
umum, dengan sasaran yang keseluruhan peserta pelatihan
luas. (sasaran) yang mempunyai
Apabila akan menetapkan ciri-ciri yang sama. Hasil
kebutuhan pelatihan (belajar) identifikasi macam ini
untuk peserta pelatihan yang digunakan dalam menyusun
memiliki karakteristik yang materi pelatihan (belajar)
sama, maka pelaksanaan yang bersifat massal dan
identifikasinya dilakukan menyeluruh.
Langkah-langkah identifikasi kebutuhan belajar dalam pelatihan model ini
dilakukan secara massal kepada tiga pihak sasaran, yaitu:

(1). Keluarga peserta pelatihan atau di kelas, sasaran ini ditetapkan untuk
anggota masyarakat lain yang mencocokan keinginan dan
berkepentingan dengan pelatihan kemampuan pelatih dalam
(pendidikan). mengembangkan proses dan materi
(2). Pelaksana dan Pengelola pelatihan (pembelajaran).
Pelatihan: Kepala, penyelenggara,
pelatih dll. Sasaran ini memiliki
pengalaman tentang wujud
penyelenggaraan pelatihan yang telah
diselenggarakan serta berbagai hal
yang berkaitan dengan aspek-aspek
kegiatan pelatihan.
(3). Peserta pelatihan, untuk setiap
jenis materi pembelajaran yang akan
3. Model Klasik

Model klasik ini ditujukan untuk menyesuaikan bahan


belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum atau
program belajar dengan kebutuhan belajar yang
dirasakan peserta pelatihan (sasaran). Berbeda dengan
model yang pertama, pada model ini pelatih (tutor) telah
memiliki pedoman yang berupa kurikulum
Langkah-langkah kegiatan pada metode klasik ini:

Mengidentifikasi Kemampuan Pada Tujuan


Pelatihan

Mengidentifikasikan Kemampuan Peserta


Pelatihan (sasaran)

Menetapkan Kesenjangan Kebutuhan


Pelatihan

Mengembangkan Program Pelatihan

Melaksanakan Kegiatan Pelatihan

Penilaian
Model-model Pelatihan berdasar pada Proses
dan Materi Latihan.
Ada beberapa model latihan yang dikembangkan
para ahli yang disesuaikan dengan pendekatan,
strategi serta materi latihan.
Pelatihan-pelatihan tersebut diantaranya adalah :

1. Model latihan keterampilan kerja (Skill training for the job) model
latihan ini dikembangkan oleh Louis Genci .
Model ini mencakup empat langkah yang harus
ditempuh dalam penyelenggaraan pelatihan.
Langkah pertama, mengkaji alasan dan
menetapkan program latihan.
Kedua, merancang tahapan pelaksanaan latihan.
Ketiga, memilih sajian yang efektif
Keempat, melaksanakan dan menilai hasil latihan.
Otto dan Glaser dalam bukunya yang berjudul The Management of Training: A
Handbook for Training and Development Personnel, mengemukakan Model
Pengembangan Strategi Latihan.

Model ini terdiri atas lima langkah:

Pertama, menganalisis masalah latihan.


Kedua, merumuskan dan mengembangkan tujuan-tujuan
latihan.
Ketiga, memilih bahan latihan, media belajar, metode dan
teknik latihan.
Keempat, menyusun kurikulum dan unit, mata latihan, dan
topik latihan.
Kelima, menilai hasil latihan.
Parker mengembangkan Model Rancang Bangunan Latihan dan Evaluasi
(Training Design and Evaluation Model) sebagaimana dimuat Craig dalam buku
Training and Development Handbook: A Guide to Human Resource
Development.

Model ini terdiri atas tujuh tahapan kegiatan. Ketujuh tahapan kegiatan
itu adalah:

1. menganalisis kebutuhan-kebutuhan latihan,


2. mengembangkan tujuan-tujuan latihan,
3. merancang kurikulum latihan,
4. merancang dan memilih latihan,
5. merancang pendekatan evaluasi latihan,
6. melaksanakan program latihan,
7. dan mengukur hasil latihan.

Tahapa-tahapan tersebut merupakan kegiatan berangkai dan berurutan.


Crone dan Hunter , dalam buku From the Field-Tested
Participatory Activities for Trainers,

Memaparkan model pelaksanaan latihan yang


terdiri atas empat langkah (Model empat
langkah):

Langkah pertama adalah mempersiapkan


kelompok belajar.
Langkah kedua ialah mengidentifikasi
kebutuhan belajar dan analisis tujuan latihan.
Langkah ketiga adalah memilih dan
mengembangkan metode serta bahan belajar.
Langkah Keempat yaitu menilai pelaksanaan
dan hasil latihan.
Model latihan lainnya dikembangkan oleh Centre for International Education (CIE)
University of Massachusetts. Model latihan Sembilan Langkah. Urutan langkah model
ini adalah sebagai berikut:

1.Mengidentifikasi kebutuhan, sumber-sumber, dan


kemungkinan hambatan.
2.Merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus latihan.
3.Menyusun dan mengembangkan alat penilaian awal (pre-test)
dan alat penilaian akhir (post-test) peserta latihan
4.Menyususn urutan kegiatan latihan dan mengembangkan bahan
belajar.
5.Melatih para pelatih dan staf program latihan.
6.Melakukan penilaian awal terhadap peserta latihan.
7.Melaksanakan program latihan.
8.Melakukan penilaian akhir terhadap peserta latihan.
9.Melakukan penilaian program latihan dan memberikan umpan
balik.
M E T O D E PELATIHAN

Metode pelatihan merupakan cara yang


ditentukan untuk menjalankan program
pelatihan yang diadakan pihak terkait.

Menurut Cherrington, dikatakan bahwa metode dalam pelatihan dibagi


menjadi dua yaitu on the job training dan off the job training.
ON THE JOB TRAINING
On the job training adalah suatu proses yang
terorganisasi untuk meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, kebiasaan kerja
dan sikap karyawan. Dengan kata lain on the
job training adalah pelatihan dengan cara
pekerja atau calon pekerja ditempatkan dalam
kondisi pekerjaan yang sebenarnya, dibawah
bimbingan dan pengawasan dari pegawai yang
telah bepengalaman atau seorang supervisor.
METODE PELATIHAN
OFF THE JOB TRAINING

Off the job training atau pelatihan di luar kerja


adalah pelatihan yang berlangsung pada waktu
karyawan yang dilatih tidak melaksanakan
pekerjaan rutin/biasa.

METODE PELATIHAN
Metode On-the-Job
Pelatihan Instruksi Kerja
Rotasi Jabatan
Magang dan Coaching
Metode Off-the-Job
Ceramah dan Presentasi Video
Vestibule Training
Role Playing dan Behavior Modeling
Studi Kasus
Simulasi
Belajar Mandiri dan Pembelajaran Terprogram
Pelatihan Laboratorium
Pelatihan Instruksi Kerja: Karyawan langsung belajar
menjalankan pekerjaannya saat ini. Yang menjadi instruktur
bisa pelatih khusus, atasan/supervisor, atau rekan kerja yang
berpengalaman.
Rotasi Jabatan: Karyawan berpindah-pindah dari satu jabatan
ke jabatan lainnya. Ini penting untuk membuat karyawan ahli
dalam berbagai pekerjaan sehingga bisa cepat menggantikan
karyawan lain yang cuti, absen, diberhentikan, atau
mengundurkan diri.
Magang dan Coaching: Dengan magang karyawan belajar
pada karyawan lain yang lebih berpengalaman, meskipun
bisa juga dikombinasikan dengan pelatihan di kelas di luar
jam kerja. Coaching mirip dengan magang karena seorang
coach (pembimbing) berusaha memberi contoh untuk ditiru
karyawan yang sedang dilatih (trainee). Coaching biasanya
dilakukan langsung oleh supervisor atau manajer dari
karyawan yang bersangkutan.
Ceramah dan Presentasi Video: Ceramah dan metode off-
the-job lainnya lebih mengandalkan komunikasi
dibandingkan contoh. Ceramah adalah cara yang populer
dan bisa mengatur bahan belajar untuk disampaikan
dengan baik. Namun, partisipasi, umpan balik, kecepatan
transfer, dan pengulangannya seringkali rendah. Hal ini
bisa diatasi dengan menyisipkan sesi diskusi dalam
ceramah. Presentasi melalui televisi, film, dan slide mirip
dengan ceramah, bahkan hal tersebut bisa lebih menarik
bagi peserta pelatihan.
Vestibule Training: Vestibule training adalah pelatihan
yang menggunakan tiruan dari situasi kerja yang
sesungguhnya, misalnya menggunakan tiruan bank, rumah
sakit, hotel, dan sebagainya.
Role Playing dan Behavior Modeling: Dalam role playing
(bermain peran) para karyawan mencoba memainkan peran
tertentu yang ada dalam situasi kerja yang nyata. Misalkan
saja ada karyawan yang memainkan peran manajer yang
sedang memberi saran kepada bawahannya, dan ada
karyawan yang memerankan bawahan tersebut. Dalam
behavior modeling para karyawan berusaha meniru perilaku
kerja tertentu sampai mereka benar-benar menguasai.
Rekaman video bisa membantu para karyawan untuk
mengamati perilaku mereka sendiri dan memperoleh umpan
balik untuk penyempurnaan.
Studi Kasus: Dengan studi kasus para karyawan mempelajari
situasi nyata atau rekaan yang bisa terjadi dalam pekerjaan
mereka. Di sini mereka bisa meningkatkan kemampuan
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Simulasi: Simulasi biasanya menggunakan mesin canggih
yang bisa memunculkan situasi kerja yang nyata. Mesin itu
disebut simulator, misalnya saja ada simulator pesawat
terbang, kapal laut, kereta api, dan sebagainya. Ada pula
simulator yang berupa program komputer yang bisa
mensimulasikan strategi-strategi dalam bekerja, misalnya
strategi bisnis, olah raga, dan sebagainya.
Belajar Mandiri dan Pembelajaran Terprogram: Para
karyawan bisa mempelajari sendiri pekerjaannya dengan
bantuan bahan-bahan instruksional yang dirancang
sedemikian rupa. Cara ini sangat berguna jika posisi
karyawan tersebar secara geografis sehingga sulit
mengumpulkan mereka pada satu lokasi. Dengan
perkembangan komputer, cara ini menjadi lebih mudah
karena para karyawan bisa lebih cepat memperoleh umpan
balik dan panduan melalui program komputer yang
dirancang sedemikian rupa untuk menyampaikan materi
yang bisa dipelajari sendiri oleh para karyawan.

Anda mungkin juga menyukai