KEPERAWATAN PERIOPERATIVE By: Yunita Amilia Paparan Masalah Area perioperative dinilai lebih nyata dibandingkan area lain karena perawat merawat klien yang cenderung mengalami ketidaksadaran selama anastesi dan pembedahan. Berbagai masalah etis antara lain: 1. respek yang kurang terhadap martabat klien; 2. melakukan tes atau tindakan yg tidak perlu; berbohong pada klien; 3. kekhawatiran mengenai benar tidaknya klien diberi persetujauan tindakan; 4. tidak menghormati instruksi klien; 5. menunda dan/menghentikan hidrasi dan nutrisi dan menghentikan tindakan pada mereka yang tidak lagi mau mengusahakannya. 6. Kebutuhan akan reformasi perawatan kesehatan telah meningkatkan kesadaran terhadap persoalan alokasi dan distribusi sumber yang diperlukan untuk merawat klien dengan aman dan adekuat PEMBAHASAN Nilai (value) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap/ perilaku seseorang. Nilai merupakan pandangan dan evaluasi individu atau masyarakat terhadap apa yang baik dan diinginkan ataukah sesuatu itu tidak baik dan tidak diinginkan (Rich& Butts, 2010) Bila nilai berpegangan pada sikap atau perilaku seseorang, maka moral merujuk pada standar personal tentang benar atau salah. Penalaran moral menyinggung untuk membuat keputusan tentang bagaimana manusia harus bertindak (Rich & Butts, 2010). Dalam keperawatan perioperative proses decision making harus dilakukan oleh expert nurse (Cheryl, B Parker, 1999). Perawat pada umumnya, dan perawat perioperatif pada khususnya, harus menjadi pendukung semua pasien, satu sama lain, rekan kerja, anggota keluarga, dan siswa. Perawat perioperatif, berdasarkan hubungan perawat- pasien, memiliki kewajiban untuk menyediakan perawatan pasien yang aman, profesional, dan etis dan jenis perawatan etis ini dapat dicapai melalui advokasi. Jalan menuju advokasi yang efektif dalam perawatan dan perawatan pasien masih memerlukan beberapa hal : namun, hal ini tergantung pada kita semua (misalnya, dokter, pendidik, administrator) untuk memastikan bahwa individu mendapat perawatan etis dengan memperbaiki tata cara yang sedang kita jalani sekarang juga. (Katheryn schroether RN, 2000). 6 prinsip etis dalam pengambilan keputusan Otonomy: menghormati hak pasien Benefisiensi tugas Fedelity atau kesetiaan: membuat dan menepati Keadilan: tidak diskriminasi, eksploitasi, pilihan yang salah Non malefisience: tidak membahayakan Veracity: kejujuran Kesimpulan Wilkinson (1987) menyimpulkan bahwa upaya digalakan untuk mendukung perawat yang mendapat sangsi dalam kasus distress moral. Ahli administrasi keperawatan harus berusaha memegang teguh komitmen aktif yg ditetapkan dalam RS, agar perawat memdapat masukan mengenai persoalan moral yg dihadapinya. Institusi harus menetapkan definisi, prinsip dan metode yg jelas dalam menghadapi masalah moral ini. Harus ada pemahaman jelas tentang kebijakan dan prosedur oleh ahli administrasi,dokter,perawat dan professional lain. Ahli administrasi harus menyadari bahwa etik tidak dapat didasarkan pada situasi etik individu. Upaya ini dilakukan dengan cara menjamin kesempatan staf untuk meningkatkan informasi, pendidikan dan dukungan administrative yg diperlukan untuk mengatasi masalah moral dalam area praktek keperawatan perioperative (Patricia c. Seffert RN, 2002)