Anda di halaman 1dari 23

WIWIT RAHAYU, SP MP

Pembangunan ekonomi : suatu proses yg


diarahkan untuk menambah produksi per
kapita, pendapatan per kapita dan
produktivitas

Tujuan pembangunan : Kesejahteraan


masyarakat

Modal Pembangunan: SDM, SDA, modal


finansial, teknologi
Berkaitan dengan kualitas dan
produktivitas SDM

Merupakan indikator ekonomi


(Upah minimum, garis kemiskinan)
Kemiskinan Ekonomi
Kurang Meningkat

Perbaikan Gizi, Investasi Sektor


Peningkatan Sosial (Gizi, Kes,
tumbuh kembang
Produktivitas Pendidikan)
fisik & mental anak

Peningkatan Kualitas SDM


Gizi kurang & Gizi cukup &
infeksi sehat

tumbuh kembang Anak cerdas


otak tidak optimal, dan produktif
bersifat permanen,
Tak terpulihkan

MUTU SDM RENDAH MUTU SDM TINGGI

BEBAN ASET
IPM : Indikator Keberhasilan upaya
membangun kualitas hidup manusia
(masyarakat/penduduk). Salah satu
ukuran kinerja daerah.

Ukuran IPM diwakili oleh 3 (tiga)


parameter yang terdiri atas: angka
harapan hidup, pencapaian pendidikan,
dan paritas dayabeli
IPM Indonesia
tahun 2010 peringkat 108 dari 169 negara
tahun 2011 peringkat 124 dari 187 negara

Di lingkup ASEAN, tahun 2010 Indonesia


berada di peringkat 6 dari 10 negara, lebih
rendah daripada Singapura (27), Brunei
Darussalam (37), Malaysia (57), Thailand (92),
dan Filipina (97).
Produktivitas:
Rasio dari hasil yang dicapai dengan
pengorbanan yang dikeluarkan untuk
menghasilkan sesuatu (Encyclopedia
Britanica, 1982)
Rasio keluaran dan masukan dalam satu
satuan waktu tertentu
Hasil kerja atau produksi per orang per
satuan waktu
Mempertimbangkan beban kerja, lama
kerja dan situasi kerja
Paling penting adalah energi
Komposisi yang dianjurkan: 60% KH,
30% lemak, dan 10% protein
Makan bagi pekerja di perusahaan
diharapkan menyumbang 1/3 kebutuhan
energi atau besar sumbangan energi 800-
1100 Kal.
Reduce food intake
(quantity/Quality)

Poor nutritional
Status, Increased
Morbidity and
Mortality
Economic Crisis,
Reduced Purchasing Power

Reduce Productivity
Masalah Gizi IQ Lost Produktivitas
GAKI 10-50%
AGB 5-10% Lebih rendah 20-30%
Gizi Buruk 10-13%
Kurang vitamin A 1. Sistem kekebalan rendah
2. Resiko Kematian meningkat
Gizi lebih Penyakit degeneratif
Karbohidrat dipecah menjadi energi
dibantu Vit B1, B2, Biotin
Asam lemak dipecah menjadi energi
dibantu Vit B2, Niasin, Biotin
Zat besi membantu membentuk energi
dalam sel.. Kurang besi, pembentukan
energi kurang optimal
Besi sebagai komponen Hb.bila kurang
.anemia.produktivitas rendah
Penyediaan makan di kantin
Penyuluhan dan pemeliharaan
kesehatan tenaga kerja (pemberian obat
cacing pada tenaga kerja perkebunan,
pemberian vitamin C pada pekerja
logam)
Pemeriksaan kesehatan secara rutin
Meningkatkan ketersediaan pangan keluarga
dengan meningkatkan pendapatan keluarga
Memperbaiki kuantitas dan kualitas pangan yang
dikonsumsi agar cukup energi, protein, zat besi,
vit A, Iodiom, dan zat gizi lain.
Program suplementasi besi maupun bersama zat
gizi lain bagi pekerja
Fortifikasi pangan dengan I, Fe, Vit A, dsb
Peningkatan pengetahuan gizi
Subsidi harga pangan
Peningkatan gizi merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan pendapatan
nasional (peningkatan produktivitas
dan kualitas SDM )

Peningkatan gizi akan mengurangi


biaya kesehatan masyarakat
berkurangnya kematian bayi dan anak balita
berkurangnya biaya perawatan untuk
neonatus, bayi dan balita
produktivitas meningkat karena berkurangnya
anak yang menderita kurang gizi dan adanya
peningkatan kemampuan intelektualitas
berkurangnya biaya karena penyakit kronis
meningkatnya manfaat intergenerasi melalui
peningkatan kualitas kesehatan.

(Improved nutrition can be a driver of growth)


GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN

1. Tingkat Konsumsi Beras (kg/orang/tahun)(Sajogyo, 1979)


(kg/orang/tahun)(Sajogyo, 1979)

Kategori Perdesaan Perkotaan


Nyaris miskin 480 720
Miskin 320 480
Sangat Miskin 240 360
320x8500=2.720.000/org/thn
226.667/org/bln
2. Tingkat Pendapatan
2. Tingkat pendapatan

Tingkat pendapatan per orang per bulan yang dianggap


minimal dapat memenuhi kebutuhan dasar (didasarkan
pada nilai rupiah untuk dapat memenuhi konsumsi
pangan 2000 Kal/orang/hari)
Contoh: Tahun 2003 Jateng Rp 119.403,-
Tahun 2007 Indonesia Kota Rp 187.942,-
Desa Rp 146.837,-
Tahun Uraian Kota Desa Kota+Desa

2009 Garis 222.123 179.835 200.262


Kemiskinan
(Rp/kap/bln)
Jml (jiwa) 11.910.500 20.619.400 32.530.000

% 10,71 17,35 14,15


2010 Garis 232.988 192.354 211.726
Kemiskinan
(Rp/kap/bln)
Jml (jiwa) 11.097.800 19.925.600 31.023.400
% 9,87 16,56 13,33
2011 Garis 253.016 213.395 233.740
Kemiskinan
(Rp/kap/bln)
Jml (jiwa) 11.046.750 18.972.180 30.018.930
% 9,23 15,72 12,49
Tahun Uraian Kota Desa

2012 Garis Kemiskinan 277.382 240.441


(Rp/kap/bln)

Jml ( juta jiwa) 10,51 18,08

% 8,60 14,70
2013 Garis Kemiskinan 308.826 275.779
(Rp/kap/bln)

Jml ( juta jiwa) 10,63 17,92


% 8,52 14,42
Upah Minimum: ditentukan berdasarkan nilai
rupiah untuk dapat memenuhi konsumsi pangan
sebesar 2000 Kal/orang/hari
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai