Anda di halaman 1dari 36

Case REPORT

Disusun oleh :

Ferdi Ragil
Rizkiana Narwingningtyas
Sari Rahmawati T

Pembimbing :
dr. H. Unang Yusuf Adang Hamba, Sp,BO, Fisc

Kepanitraan Klinik- Stase Bedah


Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Identitas
O Nama : Tn. HM
O Usia : 30 tahun
O Jenis Kelamin : Laki-laki
O Status : Belum Menikah
O Agama : Islam
O Tgl MRS : 15 juli 2017
Anamnesis
(Autoanamnesa)
Keluhan Utama
Terdapat benjolan di lutut kaki sebelah kiri sejak 4
tahun yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang


Os datang ke RSUD Syamsudin S.H dengan keluhan
terdapat benjolan di lutut kaki sebelah kiri sejak + 4
tahun yang lalu SMRS. Os mengatakan awalnya jatuh
lalu muncul benjolan di lutut kirinya awalnya kecil
lama kelamaan semakin membesar sebesar bola
sepak, serta sakit sehingga pasien sulit berjalan. lalu
sebulan SMRS muncul lagi benjolan kecil di pinggir
benjolan awal.
O Riwayat Penyakit Dahulu
Belum pernah seperti ini sebelumya, penyakit lain di
sangkal (DM -, HT -, ASMA -)
O Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan yang sama dalam keluarga disangkal

O Riwayat Pengobatan
Os pernah berobat ke tukang urut namun tidak ada
perbaikan.
Keadaan umum
Pemeriksaan fisik : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : afebris
Nadi : 60 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit

Status Generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Tidak ada deformitas, epistaksis (-/-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran thyroid (-)
Thorax : Bentuk dan gerak simetris normal
Cor : iktus cordis tidak terlihat, bunyi jantung murni
reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo : bentuk dan gerak simetris normal, pada perkusi
Sonor, Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Cembung, Nyeri tekan (-), tympani, BU (+)
tidak meningkat, hepar dan lien tidak teraba,
BU (+) tidak meningkat
Ekstremitas:
Ekstr. Atas : Akral hangat, RCT <2 detik,
edema (-), sianosis (-)
Ekstr. Bawah : Akral hangat, RCT <2 detik,
edema (-), sianosis (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Lokalis

Ekstremitas : akral hangat, CRT< 2 detik, edema (-/-/-/-)

a.r tibia sinistra terdapat:


Look : deformitas (+), edema (-), massa (+), hiperemis (-)
Feel : massa (+) ukuran diameter 15cm, konsistensi padat
keras batas tegas, teraba hangat, nyeri (+). Fungsi motorik
dan sensorik sinistra terganggu.
Move: : Terbatas Karena Nyeri

Resume
O Laki-laki berusia 30 th datang dengan
keluhan Benjolan di lutut kaki kiri dengan
diameter + 20 cm, konsistensi keras,
berbatas tegas, permukaan tidak rata,
bernanah (-) , berdarah (+) , dan nyeri (+)
dan warna kulit agak kemerahan.
Pemeriksaan Penunjang Yang
Disarankan
O Radiologi
O Histologi
Analisa Kasus

Laki-laki
Usia 30 tahun
Mengeluh terdapat benjolan dan nyeri di lutut
sebelah kiri
Awalnya pasien jatuh
Muncul benjolan kecil yang semakin
membesar dalam jangka waktu 4 tahun
Riwayat trauma (+)
Pasien tidak bisa berjalan
Analis Kasus benjolan di lutut
sebelah kiri

kartilago
Tulang

Ostesarkoma Giant Cell Kondroblastoma


Tumor

Umur < 20thn tumor teraba di


mengeluhkan Klinis tumor daerah metafisis
adanya benjolan tumbuh aktif, dan diafisis
yang nyeri dengan agresif dan disertai nyeri yang
batas yang tidak cepat membesar menetap atau
tegas. Nyeri sehingga bertambah sesuai
dirasakan terus- menimbulkan dengan
menerus dan benjolan di sekitar pertumbuhan
bertambah berat sendi yang di sertai tulang.
pada malam hari. nyeri dan
Kulit diatas tumor menurunnya
teraba hangat dan pergerakan sendi..
vena kelihatan
Diagnosa awal

Tumor jinak a/r tibia 1/3 proximal


e.c suspek Giant Cell Tumor DD//:
Ostesarkoma, Kondroblastoma.
Pemeriksaan Penunjang Yang
Dilaksanakan
O Radiologi
O Darah Rutin
Radiologi
keterangan : Lesi tampak
radiolusen , tampak tumor
mendestruksi tulang. terdapat
gambaran soap bubble dan
gambaran egg shell.
O Pemeriksaan Penunjang
O Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin (gr/dL) 10,7 13-17
Hematokrit (%) 33 40-54
Eritrosit 3,8 4,4-6,0
Leukosit 8.600 4000-10000
Trombosit 331.000 150.000-
450.000
Protein total 4.8 6.3-8.2
Albumin 2.8 3.5-5.5
Globulin 2.0 2.4-3.0
Clotting Time (menit) 9,00 5-15
Bleeding Time (menit) 2.30 1-3
MCV (fL) 85 80-100
MCH (pg) 28 26-34
MCHC (g/dl) 33 32-36
AST (SGOT) 15 <37
ALT (SGPT) 17 <42
Ureum (mg/dL) 20 19-43
Kreatinin (mg/dL) 0,78 0,66-1,25
Diagnosa Kerja

Giant Cell Tumor a/r tibia 1/3


proximal DD//: Ostesarkoma,
Kondroblastoma.
Giant Cell Tumor
DEFINISI
O Giant Cell Tumor = Osteoclastoma

Sel Giant Multinuklear


( Tumor Jinak)
PREDILEKSI
O Tempat :
epiphysis tulang panjang
- proximal tibia
- distal femur
- proximal humerus
EPIDEMIOLOGI & INSIDEN
O Usia 20 40 tahun, jarang pada anak-anak
PATOFISIOLOGI
O Giant Cell Tumor (GCT) terjadi secara
spontan.
O Tidak diketahui pasti apakah karena
trauma, faktor lingkungan, atau diet.
O Pernah ditemukan kasus juga karena
hiperparatiroidisme
PATOFISIOLOGI
1. Perubahan Siklin
adanya gen siklin D1 yang terlibat dalam
perkembangan neoplasma.
gen siklin D1 terdapat pada tulang
panjang dan overekspresi protein
menggunakan PCR dan imunohistokimia
PATOFISIOLOGI
2. Evaluasi Imunohistokimia
adanya ekspresi micropthalmia
(faktor transkripsi lesi giant cell)

3. Sel Stroma
sel stroma yang dimaksud adalah sel
stroma fibroblastlike
GAMBARAN KLINIS
GEJALA UTAMA:
O Nyeri serta pembengkakan terutama pada
lutut dan mungkin ditemukan efusi sendi,
gangguan gerakan pada sendi.
O Gejala gejala fraktur
O Pembesaran massa
O kelemahan, keterbatasan gerak sendi dan
fraktur patologis
PEMERIKSAAN FISIK
Ditemukan:
O massa yang keras > 80%
O Nyeri
O Disuse artrophy
O Efusi pada persendian
O Hangat pada lokasi tumor
GAMBARAN KLINIS
GCT dibagi menjadi beberapa staging :
STAGE 1
- benign latent dari giant cell tumor
- tidak ada aktivitas agresif lokal
STAGE 2
- benign active giant cell tumor
- pada pencitraan terlihat gambaran
alterasi struktur tulang cortikal
GAMBARAN KLINIS
STAGE 3
- tumor lokal agresif
- pada pencitraan terlihat gambaran lesi
litik mengelilingi medula dan korteks tulang
- tumor dapat melewati korteks dan
penetrasi ke jaringan lunak
Pemeriksaan Penunjang

O Gambaran Radiologi
O Histologi
Gambaran Radiologi

X-RAY
O Gambaran radiologi GCT pada tulang panjang
melibatkan metafisis dan epifisis yang meluas
ke permukaan sendi. Lesi tampak radiolusen,
sering disertai trabekulasi dan berbatas jelas.
Korteks tulang menipis dan kadang-kadang
menggembung (ballooning). Gambaran khas
GCT pada X-ray adalah soap bubble appearnce
dan kadng-kadang membentuk gambaran egg
shell. Sebagian besar lesi bersifat eksentrik dan
dekat dengan permukaan persendian.
CT-scan
O Pemeriksaan CT-scan membantu
menentukan luas dekstruksi korteks secara
tepat dan lokasi optimal untuk cortical
window.
MRI

O Pemeriksaan MRI diindikasikan ketika


tumor telah mengikis korteks dan dicurigai
adanya keterlibatan neurovaskular.
Pemeriksaan MRI dapat membantu
mengevaluasi penetrasi subkondral
Histologi
O Sediaan diambil dari area yang nekrosis dan hemoragis.
Pada pemeriksaan histologi didapatkan gambaran giant
cell berinti banyak dengan sel stroma yang homogen,
berinti satu yang bulat atau oval. Nukleus sel stroma
yang identik dengan nukleus giant cell merupakan
gambaran histologi yang khas pada GCT yang
membedakan dengan kondisi lain yang mengandung
giant cell.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
O Penanganan giant cell tumour adalah operasi, baik
dengan kuratase intralesi, maupun eksisi luas.
O Stage 1 atau 2
O Untuk lesi stage 1 atau 2, tujuan terapi adalah
mengangkat lesi dengan tetap menyelamatkan sendi yang
terlibat. Terapi yang dipilih adalah kuretase. Namun
karena tingginya angka rekurensi post kuretase, yaitu
sekitar 22 hingga 52 %, maka dilakukan ajuvan terapi
dengan menggunakan nitrogen cair, phenol, atau
methylmethacrylate. Dengan penambahan ajuvan terapi,
kesuksesan kontrol lokal meningkat menjadi 85 sampai
90 %. Eksisi dilakukan dengan membuat cortical window
yang cukup luas untuk mengakses setiap sudut dari lesi
intraoseus.
PENATALAKSANAAN
O Stage 3 atau lesi rekuran
O Kategori ini termasuk fraktur patologis atau destruksi sendi. Eksisi
luas diindikasikan pada :
1. Tumor stage 3 ekstensif tanpa support mekanik dari tulang yang
tersisa
2. Lesi rekuren
3.GCT yang disertai fraktur patologis dengan intraartikular
dispacement

O Untuk keadaan rekureni lokal yang masif, transformasi maligna,


atau infeksi, amputasi merupakan pilihan terapi. Adapun
penggunaan radioterapi pada tumor yang tidak dapat direseksi
masih dipertimbangkan karena dapat menyebabkan transformasi
maligna.
O 1. Kumar V, Cotran R, Fausto. Robbins and Cotrans Pathologic
Basis Of Disease. 7 th Ed. Saunders.2007
O 2. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit.Volume 2.Edisi 6. EGC.Jakarta.2005:Hal 1375
O 3. Agudelo JF, Bednar M, Bhatia N. Current Diagnosis & Treatment
in Ortophedics. 4th Ed. The McGraw-Hill Companies.2006.
O 4. Rasjad Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi
3.Yarsif Watampone. Jakarta.2007.294-295
O 5. Mulholland, Michael W. Lillemoe, Keith D. Doherty, Gerard M.
Ed. Greenfield's Surgery: Scientific Principles And Practice. 4th
Edition.Lippincott Williams & Wilkins.2006: Page 2036
O 6. Unni K.Dahlins Bone Tumors: General Aspects and Data on
11,087 Cases.5th Ed. Lippincott-Raven
Publishers.Philadelphia.1996.page 263-282.

Anda mungkin juga menyukai