Disusun Oleh :
Rizkianna Narwiningtyas
2013730094
Negara-negara/area-area
kasus demam berdarah dengue (DBD) seringkali dengan risiko transmisi
dengue
muncul di musim
Denguepancaroba.
merupakan penyakit infeksi virus mosquito-
Pada
bornetahun 2014, paling
yang tersebar sampai pertengahan
cepat bulan
di dunia. Dalam Desember
50 tahun terakhir
tercatat
kejadiannya meningkat 30 kali lipat dengan penyebaran yang meluas
penderita
ke berbagaiDBD
negaradibaru12 kabupaten
dengan dan
karakteristik 3 kota
geografis yangdari 11
beragam
provinsi
dari area di Indonesia
pemukiman sebanyak
ke perkotaan.9 49270%
Sekitar orang danyang
populasi 25
berada dalam
diantaranya resiko terinfeksi
meninggal dunia dengue
pada berada
bulan di kawasan2016
januari asia
tenggara dan pasifik bagian barat. Semenjak tahun 2000 angka
sedangkan pada bulan februari tercatat 116 orang
kematian akibat dengue mencapai rata rata 1% di area ini, namun di
dengan jumlah
Indonesia, India dankematian 9 orang
myanmar angka , mencapai
kematian hasil tersebut
3-5%
menunjukan adanya penurunan di indonesia sepanjang
bulan januari-februari 2016.
Menurut buku Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Virus Dengue
pada Anak (2014), kriteria pulang pada pasien yang dirawat adalah sebagai
berikut:
Tidak demam minimal 24 jam tanpa terapi antipiretik
Nafsu makan membaik
Perbaikan klinis yang jelas
Jumlah urin cukup
Minimal 2-3 hari setelah syok teratasi
Tidak tampak distress pernafasan yang disebabkan efusi pleura atau asites
Jumlah trombosit >50.000/mm3. Apabila masih rendah namun klinis baik,
pasien boleh pulang dengan nasihat jangan melakukan aktvitas yang
memudahkan untuk mengalami trauma selama 1-2 minggu (sampa trombosit
normal). Pada umumnya apabila tidak ada penyulit atau penyakit lain yang
menyertai (misalnya ITP), trombosit akan kembali ke kadar normal dalam waktu
3-5 hari
DAFTAR PUSTAKA
1. Pudjiadi AH, dkk. Pedoman pelayanan medis ikatan dokter anak indonesia jilid 1. Edisi ke-1. Jakarta: Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2009.
2. Hadinegoro SR, Moedjito I, Chairulfatah A. Pedoman diagnosis dan tatalaksan infeksi virus dengue pada
anak. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2015.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Pedoman tatalaksana klinis infeksi dengue di sarana
pelayanan kesehatan. Jakarta.
4. Halstead SB. Dengue fever and dengue hemorrhagic fever. Dalam: Kliegman, Stanton, Geme ST, Schor,
Behrman editor. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-19. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011. Hal.
1147-50
5. World Health Organization. Dengue: Guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control. Geneva:
WHO Library Cataloguing; 2009.
6. Departemen Kesehatan. Wilayah KLB DBD ada di 11 provinsi. Diunduh dari http://www.depkes.go.id , pada
tanggal 24 September 2017, jam 08.18 WIB.
7. Suhendro, dkk. Demam Berdarah Dengue. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, ed 5, jilid III. Jakarta: Internal
Publishing; 2006: 1732-35
8. Pusat Data dan Suerveilens Epidemiologi Kementrian dan Kesehatan RI.2010. Buletin jendela epidemiologi
topik utama demam berdarah dengue. Jakarta.
9. World Health Organization. Dengue haemorrhagic fever: diagnosis, treatment, prevention and control. Edisi
ke-2. Geneva: WHO Library Cataloguing; 1997
10. Dash AP, Bhatia R, Kalra NL. Dengue in south-east asia: an appraisal of chasemanagement and vector
control. Dalam: Dash AP editor. Dengue Bulletin Volume 36. India: WHO Library Cataloguing; 2012. Hal. 1-
13.