PENDAHULUAN
BAB 2
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. J
Usia : 70 tahun
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku : Aceh
2.2 Anamnesis
Pasien datang ke puskesmas tanah jambo aye dengan keluhan kulit gatal
Pasien datang dengan keluhan di ke 2 tangan terasa panas dan gatal sejak 1
hari yang lalu akibat terkena tumpahan oli rem motor dirumahnya, awalnya jari
tangan hanya terasa gatal, kemudian lama lama menjadi panas, berwarna
kemerahan, kemudian kulit jari dan tangannya mulai mengelupas menjadi kasar,
1
2
dan bersisik. Jari terasa perih jika terkena air. Os menyangkal memiliki riwayat
alergi sebelumnya. Os juga mengaku tidak mengkonsumsi obat apapun
sebelumnya.
A. Status Present
6) Temperatur : 37,8 oC
B. Status General
3
1) Kulit
bentuk tidak teratur, berbatas tidak tegas, tepi ireguler, distribusi terlokalisir
pada ke dua tangan ditutupi skuama kasar berwarna putih disertai beberapa
2) Kepala
Hidung : Hiperemis (-/-), sekret (-/-), deviasi septum (-), nafas cuping
hidung (-)
Mulut
3) Leher
Palpasi : pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), massa (-)
4) Thoraks
Palpasi : massa (-), fremitus vokal kanan dan kiri simetris serta tidak
meningkat
5) Jantung
sinistra
Perkusi :
6) Abdomen
7) Genitalia
Tidak diperiksa
8) Anus
Tidak diperiksa
9) Ekstremitas
2.6 Penatalaksanaan
Darah Rutin.
2.8 Prognosis
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
substansi yang menempel pada kulit.Dikenal dua macam jenis dermatitis kontak
yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik; keduanya dapat
imunologik pada kulit yang disebabkan oleh kontak dengan faktor eksogen yang
fisik, maupun biologik) dan faktor endogen memegang peranan penting pada
penyakit ini .3
3.2. Epidemiologi
Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai
golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Data epidemiologi penderita dermatitis
kontak iritan sulit didapat. Jumlah penderita dermatitis kontak iritan diperkirakan
cukup banyak, namun sulit untuk diketahui jumlahnya. Hal ini disebabkan antara
lain oleh banyak penderita yang tidak datang berobat dengan kelainan ringan.7
2004 untuk kedua jenis kelamin, 15,6% (38.900 kasus) adalah penyakit kulit yang
Berdasarkan penelitian tahunan dari institusi yang sama, bahwa angka kejadian
95% dari penyakit okupasional adalah dermatitis kontak, dan 80% dari penyakit
3.3. Etiologi
1. Faktor Eksogen
Selain dengan asam dan basa kuat, tidak mungkin untuk memprediksi
potensi iritan suatu bahan kimia berdasarkan struktur molekulnya. Potensial iritan
dimaksudkan termasuk sifat kimia bahan iritan, yaitu pH, kondisi fisik,
Selain itu, sifat dari pajanan sepertu jumlah, konsentrasi, lamanya pajanan dan
jenis kontak, pajanan serentak dengan bahan iritan lain dan jaraknya setelah
lokalisasi tubuh yang terpajang dan suhu, dan faktor mekanik seperti tekanan,
gesekan atau goresan, kelembapan lingkunan yang rendah dan suhu dingin
menurunkan kadar air pada stratum korneum yang menyebabkan kulit lebih rentan
2. Faktor Endogen
Gambaran klinik dermatitis kontak iritan paling banyak pada tangan, dan
wanita dilaporkan paling banyak dari semua pasien. Hubungan antara jenis
kelamin dengan kerentanan kulit adalah karena wanita lebih banyak terpajan oleh
bahan iritan, kerja basah dan lebih suka perawatan daripada laki-laki. Tidak ada
2.3. Umur
kimia dan bahan iritan lewat kulit.Banyak studi yang menunjukkan bahwa
umur. Data pengaruh umur pada percobaan iritasi kulit sangat berlawanan. Iritasi
kulit yang kelihatan (eritema) menurun pada orang tua sementara iritasi kulit yang
2008).
2.4. Suku
satusatunya parameter untuk mengukur iritasi yang mungkin sudah sampai pada
kesalahan interpretasi bahwa kulit hitam lebih resisten terhadap bahan iritan
Ada perbedaan lokasi kulit yang signifikan dalam hal fungsi pertahanan, sehingga
kulit wajah, leher, skrotum, dan bagian dorsal tangan lebih rentan terhadap
dermatitis kontak iritan, di mana telapak tangan dan kaki lebih resisten (Tony,
2010).
11
Berdasarkan gejala klinis dermatitis kontak iritan ada dua yaitu dermatitis
Pada dermatitis kontak iritan akut, reaksi sering disebabkan oleh paparan tunggal
iritan dan manifestasi kulit biasanya menghilang dalam beberapa hari sampai
minggu.Sumber iritan yang paling sering adalah kimia atau abrasi pada kulit.Salah
satu peristiwa awal utama sebelum kerusakan kulit yang diamati adalah pelepasan
sitokin proinflamasi. Hal ini pada gilirannya memperkuat reaksi inflamasi dengan
Distribusi penyakit ini biasanya pada tangan. Pada dermatitis kontak iritan
kumulatif, biasanya dimulai dari sela jari tangan dan kemudian menyebar ke
bagian dorsal dan telapak tangan.Pada ibu rumah tangga, biasanya dimulai dari
DKI kronis disebabkan oleh kontak dengan iritan lemah yang berulangulang, dan
mungkin bisa terjadi oleh karena kerjasama berbagai macam faktor. Bisa jadi
suatu bahan secara sendiri tidak cukup kuat menyebabkan dermatitis iritan, tetapi
bila bergabung dengan faktor lain baru mampu memberi kelainan. Kelainan baru
12
paling penting.7
Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal
dan terjadi likenifikasi, batas kelainan tidak tegas.Bila kontak terus berlangsung
maka dapat menimbulkan retak kulit yang disebut fisura. Adakalanya kelainan
hanya berupa kulit kering dan skuama tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh
3.5 DIAGNOSIS
dan pengamatan gambaran klinis yang akurat. DKI akut lebih mudah diketahui
penyebab terjadinya. DKI kronis timbul lambat serta mempunyai gambaran klinis
13
yang luas, sehingga kadang sulit dibedakan dengan DKA. Selain anamnesis, juga
A. Pemeriksaan Fisis
Menurut Rietschel dan Flowler, kriteria dignosis primer untuk DKI sebagai
berikut: 1
- Makula eritema, hiperkeratosis, atau fisura predominan setelah terbentuk
vesikel
- Tampakan kulit berlapis, kering, atau melepuh
- Bentuk sirkumskrip tajam pada kulit
- Rasa tebal di kulit yang terkena pajanan
B. Pemeriksaan Penunjang.
Tidak ada pemeriksaan spesifik untuk mediagnosis dermatitis kontak
iritan. Ruam kulit biasanya sembuh setelah bahan iritan dihilangkan. Terdapat
beberapa tes yang dapat memberikan indikasi dari substansi yang berpotensi
menyebabkan DKI. Tidak ada spesifik tes yang dapat memperlihatkan efek
yang didapatkan dari setiap pasien jika terkena dengan bahan iritan. Dermatitis
kontak iritan dalam beberapa kasus, biasanya merupakan hasil dari efek
berbagai iritans.4
1. Patch Test
Patch test digunakan untuk menentukan substansi yang menyebabkan
yang digunakan harus tepat. Jika terlalu sedikit, dapat memberikan hasil
negatif palsu oleh karena tidak adanya reaksi. Dan jika terlalu tinggi dapat
jam, hasilnya dilihat dan reaksi positif dicatat. Untuk pemeriksaan lebih
sekunder bakteri.
3. Pemeriksaan KOH
Dapat dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya mikology pada
interpretasi ulang dari antigen oleh sel T (memori), dan keluhan utama
pada penderita DKA adalah gatal pada daerah yang terkena pajanan. Pada
patch tes, didapatkan hasil positif untuk alergen yang telah diujikan, dan
yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak. Sering
atopi pada keluarga penderita. Oleh karena itu, pemeriksaan IgE pada
stratum korneun pada epidermis, rambut, dan kuku yang disebabkan oleh
tegas, terdiri atas macam-macam effloresensi kulit. Bagian tepi lesi lebih
tinea pedis, khususnya bentuk mocassin foot, pada seluruh kaki terlihat
kulit menebal, dan bersisik serta eritema yang ringan terutama di tempat
melakukan dengan memproteksi atau menghindakan kulit dari bahan iritan. Selain
itu, prinsip pengobatan penyakit ini adalah dengan menghindari bahan iritan,
jam.
2. Glukokortikoid topikal
16
korneum. Pada pengobatan untuk DKI akut yang berat, mungkin dianjurkan
tappering 10mg.
3. Antibiotik dan antihistamin
Ketika pertahanan kulit rusak, hal tersebut berpotensial untuk terjadinya
penting dalam evolusi, persisten, dan resolusi dari dermatitis akibat iritan, tapi
hal ini masih dipelajari. Secara klinis, infeksi diobati dengan menggunakan
menurunkan sensasi terbakar dan rasa gatal pada kulit yang dihubungkan
hewan, dan setelah dilakuan studi, garam ini berpotensi dalam mengurangi
hidrofilik yang tinggi diduga paling efektif karena dapat menghidrasi kulit
lebih baik.
7. Imunosupresi Oral
Pada penatalaksanaan iritasi akut yang berat, glukokortikoid kerja singkat
boleh digunakan untuk waktu yang lama karena efek sampingnya. Oleh
karena itu, pada penyakit kronik, imunosupresan yang lain mungkin lebih
azadtrioprim.
8. Fototerapi dan Radioterapi Superfisial
Fototerapi telah berhasil digunakan untuk tatalaksana dermatitis kontak iritan,
oral atau topical). Sedangkan radioterapi superfisial dengan sinar Grentz juga
Penalataksanaan ini jarang digunakan pada praktek terbaru, hal ini mungkin
Prognosis baik pada individu non atopi dimana DKI didiagnosis dan diobati
dengan baik. Individu dengan dermatitis atopi rentan terhadap DKI. Bila bahan
kondisi ini sering terjadi pada DKI kronis yang penyebabnya multifactor.
LAMPIRAN
19