Anda di halaman 1dari 12

KIMIA KAYU DAN

PULP
(ABKC 3508)

Dosen Pembimbing :
Rahmat Eko Sanjaya, M.Pd
KELOMPOK 2
Maulida Rahimah
A1C315020 A1C315032

Susi Siti Mariam


A1C315042 A1C315058

Thisna Wulan Dari


A1C315210

Kelas : A-02
Penggunaan jamur merupakan metode penting untuk
ini tujuan dalam beberapa dekade terakhir. Dalam
penelitian ini, serbuk kayu (Fagus orientalis), yang
paling banyak digunakan di Indonesia Industri papan
serat Turki, diolah dengan jamur jamur Pleurotus
ostreatus yang dapat dimakan dan menyelidiki efek
kandungan kimia dari serbuk kayu kering. Akibatnya,
total 7727,6 gr P. Ostreatus Jamur diperoleh dan
kandungan lignin serpihan kayu menurun drastis dari
hari ke hari. Dulu diamati bahwa kandungan lignin dari
keripik kayu mengalami penurunan sebesar 22,03%
pada hari ke 72 setelah mulai dari jamur ke muncul.
Dengan demikian hasil ini, berpotensi menghemat
energi fibrilasi mekanik, karena melarutkan jumlah
lignin yang diinginkan selama fiberisasi berkurang.
Produksi Pleurotus ostreatus Beech (Fagus
orientalis) lumbers, diperoleh dari provinsi
Kastamonu di Wilayah Laut Hitam Barat
Turki. Kayu Sampel dipotong menjadi roda,
kira-kira Tinggi 2 cm, dan dikeringkan.
Setelah itu, keripik, 2 mm tebal dan tinggi
1,5-2 cm, diperoleh dari roda Sebagian chip
disimpan sebagai sampel kontrol dan lainnya
disterilkan untuk tujuan mencegah
pertumbuhan organisme lainnya Serat
disterilkan
Sampel diklimatisasi pada 27 2 C dan 70
5% RH untuk jangka waktu 15 hari.
Akhirnya, keripik yang diolah dikeringkan
pada 40 2 derajat 3 hari dan produksi
jamur dihentikan setelah terjadinya yang
pertama jamur setiap 12 hari (12, 24, 36, 48,
60, 72 hari).
Jumlah produksi jamur pada periode ditunjukkan pada Tabel 2. Setelah
produksi jamur, perubahan komponen kayu dan nilai kelarutan relatif
terhadap sampel kontrol diberikan pada Tabel 3. Sekitar 400 gr jamur
itu diperoleh dari semua kelompok pada periode pertama.
Lignin serves as an adhesive
between the wood cells
(Fengel and Wegener, 1989).
Therefore this content is
most important value for the
defibration in fiber
production. indicates in
detail the lignin content
change. The lignin content is
decreased day by day. After
the 72 days, average 22.03 %
of lignin is degraded by P.
ostreatus fungus. Ferraz et
al. (2008)
it is clearly shown that holocellulose and alpha
cellulose content are changed by time However, these
values has not changed at the same level according to
the periods. Qualities of lignin can be shown as the
reason for this situation. Because lignin is a highly
amorphous polymer and has bonds between other
components of wood cell wall (Fengel and Wegener,
1989). So, other polymers must be degraded while
reducing lignin.
Figure 4 shows a steady increase in ash content, excluding the last
period. The highest change is 83.33 % on 60 days. The reason of the
increase of the ash content may be caused from the white rot fungi
enzymes (ligninases), which are used by fungus for degrading
lignin. Because ligninases contains metal ions or prosthetic groups
(Teeri and Henriksson, 2009). Mushrooms needed more than more
lignin degradation when it grow up and the ash content increasing
with more and more ligninases enzyme production.

Anda mungkin juga menyukai