Anda di halaman 1dari 25

BAYI BESAR, HIPOGLIKEMIA DAN

OMPHALITIS

NAMA: CHICY CINTYA DOLLITA


NO. STAMBUK: N III 13 071
PEMBIMBING: Dr. Suldiah, Sp. A
PENDAHULUAN
Angka kejadian bayi besar meningkat terutama dinegara berkembang. Beberapa
penelitian melaporkan 15 % dan 25% wanita melahirkan bayi besar dalam populasi
berbeda dalam 3 dekade terakhir. Dalam beberapa penelitian mengemukakan
beberapa faktor resiko diantaranya umur ibu, penambahan berat badan ibu, rasio
pinggang dan panggul, multiparitas, umur kehamilan, diabetes gestational, obesitas,
merokok selama kehamilan, riwayat kehamilan dengan berat badan lahir >4000 gram

. Bayi besar(makrosomia) merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat lebih dari
4000 gram. Dimana bayi dengan makrosomia akan meningkatkan resiko perinatal
dan maternal bila dibandingkan dengan berat normal

Hipoglikemia adalah gangguan metabolisme yang dapat terjadi pada bayi


normal maupun bayi beresiko tinggi dimana kadar gula darah sewaktu
kurang dari 40-45 mg/dl. Manifestasi klinis hipoglikemia sering kali tidak
spesifik, dapat bersifat asimptomatik dan bisa juga simptomatik
Pada bayi juga biasanya terjadi infeksi pada tali pusat, tali pusat atau funiculus
umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan.
Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama kehamilan
menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini
sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit. Tali
pusat biasanya putus satu minggu setelah lahir dan luka sembuh dalam 15 hari.
Sebelum luka sembuh merupakan jalan masuk untuk kuman dan infeksi yang
dapat menyebabkan infeksi tali pusat dan adanya sepsis
KASUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Bayi perempuan masuk rumah sakit Undata umur 3 hari berat badan 4350
gram, panjang bayi 52 cm, masuk rumah sakit tanggal 04-12-2015 pukul
08.00 WITA dengan keluhan tali pusat basah, ada sedikit darah, dan berbau.
ANAMNESIS
Pasien diantar oleh ibunya ke rumah sakit Undata dengan keluhan tali pusat
basah, ada sedikit darah dan berbau.
RIWAYAT PERSALINAN
Dari anamnesis didapatkan bahwa bayi lahir di Rumah Sakit Anutpura lahir
dengan sectio caesarea atas indikasi pre eklampsia. Ketuban berwarna putih
keruh dengan APGAR Skore 7/9. Saat dilahirkan bayi langsung menangis,
sianosis(-), merintih(-) kelainan kongenital(-), usia kehamlilan cukup bulan
usia kehamilan 38 minggu berat badan bayi baru lahir 4400 gram dan
panjang 52 cm.
LANJUT
RIWAYAT KEHAMILAN
Dari riwayat ibu usianya 28 tahun, memiliki riwayat Diabetes Mellitus, tidak
ada hipertensi, tidak ada demam selama kehamilan, riwayat antenatal care
rutin setiap bulan ke bidan. Selama hamil ibu banyak mengkonsumsi
makanan, berat badan ibu naik > 10 kg selama kehamilan.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital
Denyut Jantung : 120 kali/menit
Pernapasan : 52 kali/menit
Suhu : 36,5 oC
CRT : 2 detik
Berat badan lahir : 4350 gram
Panjang badan : 52 cm
Lingkar kepala : 36 cm
Lingkar dada : 39 cm
Lingkar lengan : 11 cm
Lingkar perut : 38 cm

Sistem Pernapasan
Sianosis : (-)
Merintih : (-)
Apnea : (-)
Retraksi dinding dada : (-)
Pergerakan dinding dada : simetris bilateral kanan sama dengan kiri
Cuping hidung : (-)
Stridor : (-)
Bunyi napas: bronkovesikular+/+
SKOR DOWN
Frekuensi napas: 0
Retraksi :0
Sianosis :0
Udara masuk : 0
Stridor :0
Total : 0
Kesimpulan : tidak ada gawat napas

Sistem Kardiovaskular
Bunyi jantung : bunyi jantung 1/11 murni reguler
Murmur : (-)
Sistem Hematologis
Pucat: (-)
Anemia : (-)

Sistem Gastrointestinal
Kelainan dinding abdomen : (-)
Muntah: (-)
Diare : (-)
Organomegali : (-)
Bising usus : (+) kesan normal
Umbilikus : berbau, basah dan keluar sedikit darah, edema (-)
Sistem Saraf
Tingkat keadaran : compos mentis
Aktivitas : sedang
Fontanela : datar
Sutura : belum menyatu
Kejang : (-)
Refleks cahaya : (+)

Sistem Genitalia
Keluaran : (-)
Anus : (+)
Pemeriksaan Lain
Ekstremitas : normal, akral hangat
Turgor : baik
Tulang belakang : normal
Trauma lahir : (-)
Kelainan kongenital : (-)

Pemeriksaan GDS: 43 g/dl.


RESUME

Bayi perempuan usia 3 hari masuk tanggal 04-12-2015 pukul 08.00 WITA masuk
Rumah Sakit Undata dengan keluhan tali pusat basah, ada darah sedikit dan berbau. Bayi
lahir cukup bulan usia kehamilan 38 minggu dengan sectio caesarea atas indikasi pre
eklampsia dengan berat badan lahir 4400 gram, panjang badan 52 cm. Air ketuban warna
putih jernih. Saat lahir bayi langsung menangis, aktivitas kurang, sianosis dan merintih tidak
ada. Apgar Score 7/9.
Dari riwayat ibu memiliki riwayat Diabetes Mellitus dan pasien melakukan operasi
sesar diRSU Anutapura, tidak ada hipertensi sebelum kehamilan, tidak ada demam selama
kehamilan, riwayat antenatal care rutin setiap bulan ke bidan. Selama hamil ibu banyak
mengkonsumsi makanan, berat badan ibu naik > 10 kg selama kehamilan.
Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan:
Denyut jantung:120 x/menit.
Pernapasan: 52 x/menit
Suhu:36,5 oC.
Berat badan sekarang 4350 gram
Skor Down: 0 yang berarti tidak ada gawat napas.
Skor ballard: tidak dilakukan karena pasien sudah berumur 3 hari
Dan GDS 43 g/dl.
DIAGNOSIS
Bayi Besar + hipoglikemia+ omphalitis

Anjuran pemeriksaan : periksa darah rutin


FOLLOW UP TANGGAL 5-12-2015
DISKUSI
Makrosomia atau bayi besar adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lebih dari
4000 gram. Batasan makrosomia adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lebih
dari 4000 gram. Pada kasus ini bayi lahir dengan berat 4400 gram dan berjenis kelamin
perempuan, bayi dilahirkan dengan sectio caesarea atas indikasi preeclampsia dan bayi
besar2

Dari berbagai penelitian didapatkan kesan bahwa hiperinsulinemia berperan dalam


merangsang pertumbuhan bayi besar. Hipotesis perdersen menyebutkan bahwa
hiperglikemia maternal merangsang hiperinsulinemia janin dan makrosomia.
Hiperinsulinemia akan menekan glukoneogenesis dan glikogenolisis janin. Kadar glukosa
menurun <45 mg/dl. Glukosa menurun sampai kadar yang rendah 1 -1 jam setelah
kelahiran. Pada kasus ini pemeriksaan gula darah pada saat masuk rumah sakit 43 mg/dl
ini merupakan tanda dari hipoglikemia pada bayi karena bayi tersebut mempunyai kadar
gula darah yang rendah.
Berdasarkan kriteria Harman dan Jaudon pasien mengalami hipoglikemia ringan yaitu
kadar gula darah sewaktu 40-60 mg/dl, dimana kadar gula darah sewaktu pasien 43
mg/dl. Sehingga pasien mendapatkan dextrose 10 % secara intravena sebanyak 18
tetes/menit. Sedangkan kriteria hipoglikemia sedang adalah 20-40 mg/dl dan hipoglikemia
berat <20 mg/dl.11

Bayi yang mempunyai risiko hipoglikemia (6):


Bayi dari ibu dengan diabetes
Bayi besar untuk masa kehamilan (BMK)..
Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK).
Bayi kurang bulan.
Bayi lebih bulan
Pasca asfiksia..
Polisitemia.
Bayi yang dipuasakan,
Bayi yang mengalami stres selama kehamilan atau persalinan,
Bayi sakit. Bayi kembar identik yang terjadi twin to twin tranfusion,
hipotermia, distress pernapasan, tersangka sepsis, eritroblastosis fetalis,
sindrom Beckwith-Wiedermann, mikrosefalus atau defek pada garis tengah
tubuh, abnormalitas endokrin atau inborn error of metabolism dan bayi stres
lainnya, mempunyai risiko mengalami hipoglikemia.
Bayi yang lahir dari ibu yang bermasalah
Pada kasus ini, dapat disimpulkan bahwa bayi tersebut memiliki faktor resiko
untuk mengalami hipoglikemia, yaitu bayi dengan ibu yang menderita Diabetes
Mellitus, Bayi besar untuk masa kehamilan (BMK). Bayi BMK biasanya lahir dari
ibu dengan toleransi glukosa yang abnormal. dan Hal ini juga didukung oleh
pemeriksaan laboratoriun Gula Darah Sewaktu (GDS) yang bernilai 43 mg/dl.
TATALAKSANA BAYI HIPOGLIKEMIA
Asimtomatik (tanpa manifestasi klinis)
Pemberian ASI sedini mungkin dan sering akan menstabilkan kadar glukosa darah.
Teruskan menyusui bayi (kira-kira setiap 1-2 jam) atau beri 3-10 ml ASI perah tiap kg
berat badan bayi, atau berikan suplementasi (ASI donor atau susu formula)
Periksa ulang kadar glukosa darah sebelum pemberian minum berikutnya sampai
kadarnya normal dan stabil
Jika bayi tidak bisa menghisap atau tidak bisa mentoleransi asupannya, hindari
pemaksaan pemberian minum, dan mulailah pemberian glukosa intra vena. Pada
beberapa bayi yang tidak normal, diperlukan pemeriksaan yang seksama dan lakukan
evaluasi untuk mendapatkan terapi yang intensif
Jika kadar glukosa tetap rendah meskipun sudah diberi minum, mulailah terapi glukosa
intra vena dan sesuaikan dengan kadar glukosa darah
ASI diteruskan selama terapi glukosa intra vena. Turunkan jumlah dan konsentrasi
glukosa intra vena sesuai dengan kadar glukosa darah
Catat manifestasi klinis, pemeriksaan fisis, kadar skrining glukosa darah, konfirmasi
laboratorium, terapi dan perubahan kondisi klinik bayi (misalnya respon dari terapi yang
diberikan).
Ompalitis adalah infeksi pada tali pusat bayi baru lahir yang ditandai dengan
kulit kemerahan disertai pus.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi tali pusat pada bayi baru
lahir adalah sebagai berikut :7
a. Faktor Bakteri
b. Faktor Maternal
c. Faktor tradisi

Pada pasien ini kemungkinan omphalitis terjadi akibat factor maternal. Untuk
pengobatannya diberikan injeksi ampisilin untuk antibiotic yang mengatasi
infeksi tali pusat dari bayi tersebut.
Prognosis pada bayi ini adalah dubia ed bonam. Untuk
penanganan yang cepat dan tepat pada hipoglikemia dan
omphailtis. Tetapi jika tidak diobati, hipoglikemia yang berat dan
berkepanjangan dapat menyebabkan kematian. prognosis
tergantung dari berat, lamanya penyakit, adanya gejala-gejala
klinik dan kelainan patologik yang menyertainya, demikian pula
etiologi, diagnosis dini dan pengobatan yang adekuat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai