Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

MALARIA
Oleh : Annisa Mutmainnah Arifuddin

Pembimbing :
dr. Halimah Sadiyah SpPD
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
NAMA/UMUR : TN.J/ 22 TH AGAMA : KRISTEN
PEKERJAAN : WIRASASWASTA ALAMAT : JLN.TONGKONAN BESSE
TANGGAL MASUK : 8 SEPTEMBER 2017 NO.RM : 232041
ANAMNESIS
Keluhan utama : Demam
Riwayat penyakit sekarang : Demam dialami sejak 4 hari sebelum MRS secara hilang timbul.
Demam naik setiap 2 hari disertai rasa menggigil. Pasien juga merasakan nyeri kepala yang
menjalar ke punggung pada saat demam, batuk (-), sesak (-), mual (-), muntah (-). BAB cukup ,
BAK lancar,kuning
Riwayat bepergian ke daerah endemis Malaria di Papua. Riwayat penyakit pasien Malaria
Tropicana setahun yg lalu

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : baik IMT : 20.7 Tanda tanda vital :
kg/M2 TD : 110/80 mmHg
Gizi : baik N : 84x/mnt
GCS : E4M6V5 P : 22x / mnt
BB : 60 kg S : 40.1 C
TB : 170 cm
Thoraks
Kepala
Ekspresi : biasa Inspeksi
Simetris wajah : simetris kiri Bentuk : normochest, simetris
kiri dan kanan
dan kanan
Sela iga dalam batas normal
Deformitas : tidak ada
Pembuluh darah tidak ada
kelainan
Mata Lain lain (-)
Eksoptalmus/enoptalmus : (-)
Palpasi
Gerakan : dbn
Nyeri tekan (-)
Tekanan bola mata : tdk
Fremitus raba simetris kiri dan
diperiksa kanan
Kelopak mata : edema
Perkusi
palpebra (-)
Paru kiri dan kanan sonor.
Konjungtiva : anemis (+/+)
Batas paru hepar : ics VI dekstra
Sklera : ikterus (-/-)
anterior
Kornea : jernih Batas paru belakang kanan
THT
Pupil : bulat, isokor 2,5 mm/2,5 setinggi columna vertebra
Tonsil : T1-T1 hiperemis (-)
mm : normal
Faring thorakal IX dekstra
Lidah : normal Batas paru belakang kiri setinggi
kolumna vertebra thorakal X
Bibir : sianosis (-), pucat (-), kering
sinistra
(+)
Auskultasi
Bunyi nafas : vesikuler
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tdk nampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung kanan ICS 4 line
parasternalis dekstra, batas kiri jantung
ICS 5 linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : S1/S2 murni reguler
Abdomen
Inspeksi : datar, ikut gerak napas
Auskultasi : peristaltik (+) kesan
normal
Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-),
hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani, undulasi (-)
Lain lain : ascites (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Laboratorium Urinalisa dalam
WBC : 9.5 x 103 u/L batas normal
RBC : 5,53 x 106 u/L
HB : 12.7 g/dl Parasitology DDR
HCT ` : 45.9 % (L) (DrikeDrupple)
PLT : 97 x 103 u/L (L) Kesan : Malaria
SGOT : 16 U/L Vivax
SGPT : 27 U/L
GDS : 79 mg/dl
Kreatinin : 1.0 mg/dl
ASSESMENT
Malaria Vivaks

PLANNING
Diet lunak RL : 24 tpm PROGNOSIS
PCT infus extra jika suhu
Dubia at Bonam
>38.5O
Paracetamol tab 3 x 500
mg
Neurobion 1amp/24j/hari
Dyhidroartemisin 40 mg
+ piperaquine 320
selama 3 hari (ACT)
Primaquine 15mg selama
14 hari
RESUME
Seorang laki-laki umur 22 tahun Masuk RSUD Kota
Makassar pada tanggal 8 September 2017 dengan
keluhan utama demam sejak 4 hari yang lalu secara
hilang timbul. Demam naik setiap 2 hari disertai rasa
menggigil. Pasien juga merasakan nyeri kepala yang
menjalar ke punggung pada saat demam. Riwayat
bepergian ke daerah endemis Malaria di Papua. Riwayat
penyakit pasien Malaria Tropicana.
Hasil pemeriksaan lab PLT : 97 x 103 u/L. Pemeriksaan
DrikeDupple (DDR) : Malaria vivax
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
penunjang maka pasien ini didiagnosis sebagai Malaria
vivax.
Diskusi

Definisi
Malaria ialah penyakit yang dapat bersifat akut
maupun kronis, yang disebabkan oleh protozoa
genus Plasmodium dan ditandai dengan panas,
anemia, dan splenomegali.
Epidemiologi
Pada dasarnya setiap orang dapat
terkena malaria. Perbedaan
prevalensi menurut umur dan jenis
kelamin lebih berkaitan dengan
perbedaan derajat kekebalan
karena variasi keterpaparan
gigitan nyamuk :
1) Ras ata suku bangsa
2) Kurangnya enzim tertentu.
(Def. G6PD)
3) Kekebalan pada malaria terjadi
apabila tubuh mampu
menghancurkan Plasmodium
yang masuk atau menghalangi
perkembangbiakannya
Etiologi
Malaria falsiparum (M. Tropicana)
Malaria vivaks (M. Tertiana)
Malaria ovale
Malaria malariae (M. Kuartana)
Malaria knowlesi
Siklus hidup plasmodium
malaria
Sporozoit Tropozoit hati Skizon
Dari liur Nyamuk
Siklus Eritroriser
10.000-30.000
merozoit

Setelah 2-3x siklus Menginfeksi pada


skizogoni darah eritrosir

Bentuk stadium seksual

Gametosit jantan
dan betina

Bila dihisap kembali oleh


nyamuk
Menembus dinding lambung Sifat inefektif dan siap
nyamuk ditularkan

zigot Ookinet Ookista Sporozoit


Patogenesis
Demam
mulai timbul bersamaan dengan pecahnya skizon darah
yang mengeluarkan bermacam-macam antigen.
Anemia
terjadi karena pecahnya sel darah merah yang terinfeksi
maupun yang tidak terinfeksi.
Splenomegali
Limpa merupakan organ retikuloendothelial, dimana
Plasmodium dihancurkan oleh sel-sel makrofag dan
limposit. Penambahan sel-sel radang ini akan
menyebabkan limpa membesar
Manifestasi Klinis
Manfiestasi umum malaria :
Masa inkubasi
Biasanya berlangsung 8-37 hari tergantung pada spesies parasit
Plasmodium Masa Inkubasi (rata-rata)
P. falciparum 9 14 hari (12)
P. vivax 12 17 hari (15)
P. ovale 16 18 hari (17)
P. malariae 18 40 hari (28)
P.knowlesi 10 12 hari (11)

Keluhan-keluhan prodromal

Keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam, berupa:


kelesuan, malaise, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang
atau otot, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang
merasa dingin di punggung
Diagnosis malaria

Anamnesis Pemeriksaan Fisis

Pemeriksaan penunjang
ALU
R
PEN
EMU
AN
PEN
DER
ITA
MAL
ARI
A
Pengobatan Malaria tanpa komplikasi
Malaria falsiparum dan Malaria vivaks

Dosis ACT untuk malaria falsiparum sama dengan malaria vivaks 1 kali perhari
selama 3 hari, Primakuin 15 mg untuk malaria falsiparum hanya diberikan pada
hari pertama saja dengan dosis 0,75 mg/kgBB, dan untuk malaria vivaks
selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg /kgBB.

Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP) atau
Artesunat-Amodiakuin + Primakuin

Nb :
Dhydroartemisinin 40 mg
Piperakuin 320 mg
Artesunat 50 mg
Amodiakuin 200 mg
Primakuin 15 mg
a. Pengobatan Malaria falsiparum menurut berat badan dengan DHP dan
Primakuin
Jumlah tablet perhari menurut berat badan
<5 6-10 11-17 18-30 31-40 41-59 >60
Jenis
kg kg kg kg kg kg kg
Hari
obat 0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 >15 >15
bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun
1-3 DHP 1 1 2 3 4
Primakui
1 - - 1 2 2 3
n

b. Pengobatan Malaria vivaks menurut berat badan dengan DHP dan Primakuin

Jumlah tablet perhari menurut berat badan

Har <5 6-10 11-17 18-30 31-40 41-59 >60


Jenis obat kg kg kg kg kg Kg kg
i
0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 >15 >15
bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun

1-3 DHP 1 1 2 3 4
1-
Primakuin - - 1/2 3/4 1 1
14
a. Pengobatan Malaria falsiparum menurut berat badan dengan Artesunat
+Amodiakuin dan Primakuin
Jumlah tablet perhari menurut berat badan

Jenis <5 6-10 11-17 18-30 31-40 41-59 >60


Hari kg Kg kg kg Kg Kg kg
obat
0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 >15
>15 tahun
bulan Bulan tahun tahun tahun tahun
Artesunat 1 1 2 3 4
1-3 Amodiaku
1 1 2 3 4
in
1 Primakuin - - 1 2 2 2

b. Pengobatan Malaria vivaks menurut berat badan dengan Artesunat


+Amodiakuin dan Primakuin
Jumlah tablet perhari menurut berat badan
Jenis <5 6-10 11-17 18-30 31-40 41-59 >60
Hari kg Kg kg Kg kg kg kg
obat
0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 >15 >15
bulan Bulan tahun Tahun tahun tahun tahun
Artesunat 1 1 2 3 4
1-3 Amodiaku
1 1 2 3 4
in
1-14 Primakuin - - 1 1
2) Pengobatan malaria vivaks yang relaps
ACT yang sama tapi dosis Primakuin
ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari.

3) Pengobatan malaria ovale


Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan
ACT yaitu DHP atau kombinasi Artesunat +
Amodiakuin. Dosis pemberian obatnya sama
dengan untuk malaria vivaks yaitu 1 kali perhari
selama 3 hari.
4) Pengobatan malaria malariae
Pengobatan P. malariae yaitu diberikan ACT 1 kali
perhari selama 3 hari, dengan dosis sama dengan
pengobatan malaria lainnya hanya tidak diberikan
primakuin.

5) Pengobatan infeksi campur P. falciparum +


P. vivax/P. ovale
Pada penderita dengan infeksi campur diberikan
ACT selama 3 hari serta primakuin dengan dosis
0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari
Malaria berat
Jika ditemukan Plasmodium falcifarum atau Plasmodium vivax
stadium aseksual atau RDT positif ditambah satu atau beberapa
keadaan di bawah ini:
1. Gangguan kesadaran atau koma
2. Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan tanpa bantuan)
3. Tidak bisa makan dan minum
4. Kejang berulang lebih dari dua episode dalam 24 jam
5. Sesak napas, Respiratory Distress ( pernafasan asidosis)
6. Gagal sirkulasi atau syok: tekanan sistolik <70 mm Hg (pada
anak: < 50 mmHg);
7. Ikterus disertai adanya disfungsi organ vital
8. Black Water Fever
9. Perdarahan spontan
10. Edema Paru (secara radiologi)
Lanjutan..
Gambaran laboratorium :
1. Hipoglikemi: gula darah < 40 mg%.
2. Asidemia (pH:< 7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma <
15 mmol/L).
3. Anemia berat (Hb < 5 gr% atau hematokrit <15%)
4. Hemoglobinuri
5. Hiperparasitemia (di daerah endemis rendah : > 2 % atau
>100.000 parasit/uL ; daerah endemis tinggi : > 5% atau
>250.000 parasit/ uL).
6. Hiperlaktatemia (laktat > 5 ugr/L)
7. Gagal ginjal akut (urin < 0,5 ml/kgBB/jam dalam 6 jam)
Pemantauan Pengobatan
A. Rawat Jalan
Pada penderita rawat jalan evaluasi
pengobatan dilakukan pada hari ke 4, 7, 14,
21 dan 28 dengan pemeriksaan klinis dan
sediaan darah secara mikroskopis
B. Rawat Inap
Pada penderita rawat inap evaluasi
pengobatan dilakukan setiap hari dengan
pemeriksaan klinis dan darah malaria hingga
klinis membaik dan hasil mikroskopis negatif.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai