Anda di halaman 1dari 33

dr. Muh.Iqbal Basri, M.Kes, Sp.

Bagian Ilmu Penyakit Saraf


Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
MAKASSAR
Dalam Neurologi dikenal 3 macam diagnosis :
1. Diagnosis Klinis
2. Diagnosis Topis
3. Diagnosis Etiologis
 Diagnosis berdasarkan
deskripsi dari gejala dan temuan-
temuan klinis yang diperoleh.
Contoh :
 Hemiparese tipika (klinis didapatkan hemiparese +
parese Nn. VII & XII tipe sentral , kontralateral lesi)
 Hemiparese alternans (klinis didapatkan hemiparese
kontralateral yg lesi + parese Nn. Craniales
ipsi/homolateral lesi
 Tetraparese / Paraparese UMN
 Tetraparese / Paraparese LMN
 Sefalgia
 Kejang umum
 Demensia
 Afasia motorik
 Ensefalopati
 dll
 Diagnosis diambil setelah
gejala dan tanda klinis yang
diperoleh dihubungkan dengan
lokalisasi lesi di susunan saraf.
Contoh :
 (Lesi di) hemisfer serebri sinistra / dekstra
 (Lesi di) batang otak (pons / medulla
oblongata / mesensefalon)
 (Lesi di) medulla spinalis
 (Lesi di) nervi spinales
 (lesi di) serebellum
 dll.
 Diagnosis yang diambil
berdasarkan gejala klinis, tanda, dan
lokalisasi lesi dihubungkan dengan
proses patologi yang
terjadi/penyebabnya di susunan
saraf.
Contoh :
 Tumor medulla spinalis
 Infeksi selaput otak
 Trauma med spinalis
 Non Hemorrhagic Stroke
 Hemorrhagic Stroke
 Tumor otak
Dengan demikian resume suatu status
neurologis, selalu diakhiri dengan :
3 DIAGNOSIS.
Cara penulisan:
- Diagnosis klinis : .............................
- Diagnosis Topis : ............................
- Diagnosis etiologis:..........................
Contoh
Seorang laki-laki, 50 tahun, masuk RS dengan
kelemahan separuh badan sebelah kiri, disertai
mulut mencong dan bicara pelo. Setelah dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisis, maka
didapatkan DIAGNOSIS NEUROLOGISnya :

- Diagnosis Klinis : hemiparese sinistra cum


parese N VII dan XII sinistra
tipe sentral.
- Diagnosis topis : hemisfer serebri dekstra
- Diagnosis etiologis : Non Hemorraghic Stroke
I. LESI DI KORTEKS SEREBRI
Lesi struktural :
- hemiparese / plegia tipika
- paraparese UMN utk lesi di falx cerebri
- monoparese / plegia UMN
- afasia motorik, sensorik, global dan
gangguan fungsi luhur lainnya
Lesi iritatif :
- kejang umum (tonik klonik)
- kejang parsial (Jacksonian’s type)
II. LESI DI CAPSULA INTERNA

 Lesi kecil : pure motor hemiplegia


tipika
 Lesi besar : hemiparese / plegia
tipika + hemianestesi
III. LESI DI BATANG OTAK

Tanda umum : hemiparese / plegia alternans:

Lokalisasi tergantung dari :


 Nn. Craniales apa yang terlibat
 Atau adanya tanda lain yang menyertai
sehingga kumpulan tanda-tanda yang
ditemukan tergabung dalam apa yang
disebut sindroma batang otak.
III.a. Lesi di medulla oblongata

1. Sindr. Lateralis (Wallenberg Syndrome)


Penyebab tersering : trombosis pada PICA
(Posterior Inferior Cerebellar Artery)
- parese N IX, X homolateral
- vertigo (gangguan vestibuler)
- ataksia homolateral
- hemihipestesia alternans
- Horner syndrome yang tidak lengkap di
sisi homolateral
 Miosis : timbul karena lemahnya m.
dilatator pupillae
 Ptosis : timbul karena lemahnya m.
tarsalis sup
 Enoftalmus : timbul karena lemahnya m.
orbitalis
 Anhidrosis pada wajah ipsilateral
2. Sindrom Retro Olivar :
- parese N.IX, X, XI, XII
- hemihipestesi kontralateral

3. Sindrom Pra Olivar :


- hemi plegia kontralateral
- parese N. XII homo / ipsilateral
- hemihipestesia kontralateral
III. b. Lesi di PONS

1. Sindrom Millard Gubler


- parese N VI dan VII homolateral
- hemiparese / plegia kontralateral

2. Sindrom Raymond – Cestan


- ataksia serebellar homolateral
- hemihipestesia kontralateral
- gangguan rasa sikap kontralateral
- deviation conjugae pontis
3. Sindrom Foville (lesi di paramedian
PONS)
- hemiparese / plegia kontralateral
- deviation conjugae pontini
- hemihipestesia kontralateral
III. c. Lesi di MESENSEFALON
1. Sindrom WEBER : disebut pula hemiparese /
plegia alternans N III
- hemiparese / plegia kontralateral
- parese N III ipsilateral
Penyebab tersering : strok, hematoma Epidural

2. Sindrom BENEDICT
- parese N III homolateral
- hemimovement disorder kontralateral
(hemichorea, hemiatetosis, atau hemiparkinson)
3. Sindrom CLAUDE
- parese N III homolateral
- hemiataksia kontralateral
- hemihipestesia kontralateral
IV. LESI DI MEDULA SPINALIS
1. Setinggi segmen cervical (C1 – C3):
- tetraparese / tetraplegia UMN
- hipesthesia/anesthesia dari akral s/d
distribusi segmental medulla spinalis
yang terganggu
- gangguan susunan saraf otonom
(miksi, defekasi, fungsi seksual)
2. Setinggi segmen C4 – Th 1
 Tetraparese / tetraplegia :
- setinggi lesi → LMN
- di bawah lesi → UMN
 Hipesthesia / anesthesia setinggi segmen
medulla spinalis
 Gangguan SS otonom
3. Setinggi Th 2 s/d bagian atas pleksus
lumbosakral
- paraparese / paraplegia UMN
- hipesthesia / anesthesia setinggi
segmen medulla spinalis yang
terganggu
- gangguan SS otonom
4. Setinggi pleksus lumbosakral
- paraparese / plegia LMN
- hipestesia / anesthesia setinggi segmen
m.s yang terganggu
- gangguan SS otonom
5. Setinggi konus medularis
- anastesia daerah selangkangan (saddle
anaestesia) simetris
- gangguan SS otonom
- refleks anus negative
6. Setinggi cauda equina
- anastesia selangkang asimetris
- gangguan SS otonom
- tanda laseque positif
7. Lesi yang mengenai separuh potongan
melintang medulla spinalis (hemilesi di m.s)
akan menimbulkan SINDROMA BROWN –
SEQUARD dengan tanda sbb:
a. kelumpuhan extr. Sup dan atau extr. Inf.
homolateral : disebabkan oleh terputusnya
traktus piramidalis sesisi
b. gangguan proprioseptif homolateral :
disebabkan oleh terputusnya traktus Goll dan
Burdach sesisi
c. gangguan eksteroseptif kontralateral
disebabkan oleh terputusnya traktus
spinothalamikus yang membawa impuls dari
sisi kontralateral
contoh :
Hemilesi di MS Th.4 kiri akan ditemukan
kelainan sbb :
a. motorik : monoparese inferior kiri
b. proprioseptif : rasa sikap terganggu di
tungkai kiri
c. exteroseptif : hipesthesia/anestesi di
extr inf kanan
Periksa batas atas dari gangguan
sensibilitas, dengan cara :
 pemeriksaan eksteroseptif
 tes keringat (tes perspirasi)
lalu cocokkan temuan yang diperoleh
dengan peta sensibilitas dari FOERSTER
Contoh:

Bila batas atas setinggi :


 Papilla mammae, maka medulla spinalis
yang bermasalah terletak di segmen
Th.4.
 Pusat/umbilicus : Th. 10
 Lipat paha/inguinal : Th. 12 / L.1
 dst
MENGAITKAN LESI di MEDULA SPINALIS dengan
DUGAAN LESI TERSEBUT DITIMBULKAN OLEH
KELAINAN PADA RUAS TULANG BELAKANG

Semasa embrional, pertumbuhan med. Spinalis


jauh lebih lambat daripada pertumbuhan
columna vertebrae, sehingga pada waktu lahir
ujung bawah medulla spinalis terletak setinggi
corpus vertebra L1 – L2. Keadaan ini tidak
berubah lagi dan disebut ASCENSUS MEDULLAE,
sehingga akan tampak bahwa :
1. segmen C3 terletak di belakang ruas corpus vertebra C2
2. segmen C6 terletak di belakang ruas corpus vertebra C4
3. segmen Th4 terletak di belakang ruas corpus vertebra Th1
4. segmen Th8 terletak di belakang ruas corpus vertebra Th5
5. segmen L1 terletak di belakang ruas corpus vertebra Th9
6. segmen L4 terletak di belakang ruas corpus vertebra Th11
7. segmen sakral terletak di belakang ruas Th12 – L1

Hal tersebut di atas perlu diingat untuk dijadikan panduan


dalam meminta sentrasi atau fokus suatu foto tulang
belakang.

Anda mungkin juga menyukai