Pemeriksaan Rangsang Menineal Fisiologis Patologis
Pemeriksaan Rangsang Menineal Fisiologis Patologis
1
ELFRIDA JESIKA S.KED
FAB 115 019
ISI ANAMNESA
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit sekarang / kronologis
penyakitnya
Riwayat penyakit dahulu (RPD)
Riwayat alergi
Kebiasaan pasien
2
CARA PEMERIKSAAN
KESADARAN .
PEMERIKSAAN KESADARAN:
kwantitatif
kwalitatif.
3
CARA PEMERIKSAAN KESADARAN .
MEMBUKA MATA.
RESPONS VERBAL ( BICARA ).
RESPONS MOTORIK ( GERAKAN ).
4
PENILAIAN GLASSGOW COMA SCALE
(GCS)
DIPANGGIL 3
RANGSANG NYERI 2
5
6
PENILAIAN GLASSGOW COMA SCALE
(GCS)
KATA-KATA TIDAK 3
PATUT
(INAPPROPRIATE)
BUNYI TAK BERARTI 2
INCOMPREHENSIBLE
TIDAK BERSUARA 1
7
PENILAIAN GLASSGOW COMA SCALE
(GCS)
FLEKSI (DEKORTIKASI) 3
EKSTENSI 2
(DESEREBRASI)
TIDAK ADA RESPONSE 1 8
(DIAM)
9
10
CARA PEMERIKSAAN
RANGSANG MENINGEAL .
KAKU KUDUK.
Pemeriksaan dilakukan sbb:
Tangan pemeriksa ditempatkan dibawah
kepala pasien yang sedang berbaring,
kemudian kepala ditekukkan ( fleksi) dan
diusahakan agar dagu mencapai dada.
Selama penekukan diperhatikan adanya
tahanan.
Bila terdapat kaku kuduk, kita dapatkan
tahanan dan dagu tidak dapat mencapai
dada. Kaku kuduk dapat bersifat ringan
atau berat 16
CARA PEMERIKSAAN
RANGSANG MENINGEAL .
KERNIG SIGN.
Pada pemeriksaan ini , pasien yang
sedang berbaring difleksikan pahanya
pada persendian panggul sampai
membuat sudut 90 derajat. Setelah itu
tungkai bawah diekstensikan pada
persendian lutut sampai membentuk
sudut lebih dari 135 derajat terhadap
paha. Bila teradapat tahanan dan rasa
nyeri sebelum atau kurang dari sudut
135 derajat , maka dikatakan kernig sign
positif.
17
18
CARA PEMERIKSAAN
RANGSANG MENINGEAL .
BRUDZINSKI SIGN.
Ini meliputi :
Tanda leher menurut Brudzinski,
Tanda tungkai kontralateral menurut Brudzinski,
Tanda pipi menurut Brudzinski,
Tanda simfisis pubis menurut Brudzinski
19
CARA PEMERIKSAAN
RANGSANG MENINGEAL .
Tanda Leher menurut Brudzinski
Pasien berbaring dalam sikap terlentang,
dengan tangan yang ditempatkan
dibawah kepala pasien yang sedang
berbaring , tangan pemeriksa yang satu
lagi sebaiknya ditempatkan didada pasien
untuk mencegah diangkatnya badan
kemudian kepala pasien difleksikan
sehingga dagu menyentuh dada.
Test ini adalah positif bila gerakan fleksi
kepala disusul dengan gerakan fleksi di
sendi lutut dan panggul kedua tungkai
secara reflektorik. 20
21
CARA PEMERIKSAAN
RANGSANG MENINGEAL .
Tanda tungkai kontra lateral
menurut Brudzinski.
Pasien berbaring terlentang. Tungkai
yang akan dirangsang diextensikan pada
sendi lutut, kemudian tungkai atas
difleksikan pada sendi panggul.
Bila timbul gerakan secara reflektorik
berupa fleksi tungkai kontralateral pada
sendi lutut dan panggul ini menandakan
test ini postif. 22
23
CARA PEMERIKSAAN
RANGSANG MENINGEAL .
24
CARA PEMERIKSAAN
RANGSANG MENINGEAL .
25
CARA PEMERIKSAAN
RANGSANG MENINGEAL .
Tanda Lasegue.
Untuk pemeriksaan ini dilakukan pada pasien
yang berbaring lalu kedua tungkai diluruskan (
diekstensikan ) , kemudian satu tungkai
diangkat lurus, difleksikan pada persendian
panggulnya. Tungkai yang satu lagi harus selalu
berada dalam keadaan ekstensi ( lurus ) .
Keadaan normal dapat mencapai sudut 70
derajat sebelum timbul rasa sakit dan tahanan.
Bila sudah timbul rasa sakit dan tahanan
sebelum mencapai 70 derajat maka disebut
tanda Lasegue positif.
Namun pada pasien yang sudah lanjut usianya
diambil patokan 60 derajat. 26
27
28
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS FISIOLOGI .
Pemeriksaan Penjelasan
Perkenalkan a. Memperkenalkan diri dan membina sambung
diri dan rasa yang baik dengan pasien
Anamnesis b. Menanyakan Identitas umum pasien
c. Menanyakan keluhan utama yang dialami
pasien
d. Menggali keluhan dan gejala subyektif yang
dirasakan pasien sesuai kasus yang diberikan
e. Memastikan pasien sudah menyampaikan data
yang kita perluka dengan lengkap
f. Melakukan resume anamnesis
g. Meminta izin pada pasien untuk dilakukan
pemeriksaan dada (Informed consent)
Persiapan a. Memposisikan pasien sesuai dengan
Pemeriksaan pemeriksaan yang akan dilakukan, seluruh
29
pemeriksaan nantinya dibandingkan untuk sisi
kiri dan kanan untuk dibandingkan
b. Mempersiapkan alat pemeriksaan
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS FISIOLOGI.
Refleks Biseps
Mempersiapkan alat periksa : Palu
Refleks
Memposisikan pasien terlentang maupun
duduk dan meminta pasien untuk rileks
Memposisikan lengan bawah pasien pada
posisi rileks (sendi siku sedikit fleksi)
Mengetukkan palu refleks di atas tendon
m. bisep brakii secara langsung maupun
dilandasi dengan ibu jari pemeriksa 30
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS FISIOLOGI.
Refleks Biseps
31
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS FISIOLOGI.
Refleks Triceps
Mempersiapkan alat periksa : Palu Refleks
33
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS FISIOLOGI.
Refleks Brakioradialis
Mempersiapkan alat periksa : Palu Refleks
34
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS FISIOLOGI.
Refleks Brakioradialis
35
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS FISIOLOGI.
Refleks Patella
Mempersiapkan alat periksa : Palu Refleks
Memposisikan pasien duduk dengan lutut
dan betis tergantung dengan sudut 90 derajat
dan rileks
Apabila pasien tidak memungkinkan untuk
duduk (posisi berbaring), angkat dan tahan
paha sehingga lutut dan betis tergantung
dengan sudut 90 derajat dan rileks
Mengetukkan palu refleks di atas tendon m.
kuadriseps femoris (dibawah patella, jangan 36
mengetuk patella)
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS FISIOLOGI.
Refleks Brakioradialis
37
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS FISIOLOGI.
Refleks Achilles
Mempersiapkan alat periksa : Palu Refleks
39
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS FISIOLOGI.
Refleks Abdomen
Mempersiapkan alat periksa : Palu Refleks
40
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS FISIOLOGI.
Refleks Abdomen
41
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS FISIOLOGI.
Refleks Kremaster
Menghangatkan tangan pemeriksa
42
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS PATOLOGIS.
Tanda Babinski
Mempersiapkan alat periksa : ujung pegangan palu
refleks, ujung pulpen yang tidak runcing, spatel lidah,
dsb
Memposisikan pasien terlentang, panggul dan lutut
dalam kondisi ekstensi dan meminta pasien untuk
rileks
Menggosok (dengan alat periksa) telapak kaki pasien
mulai dari dekat tumit menyusuri sisi lateral hingga
dekat jari ke-5 (membentuk huruf J terbalik
43
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS FISIOLOGI.
Tanda Babinski
44
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS PATOLOGIS.
Tanda Chaddock
Mempersiapkan alat periksa : ujung pegangan palu
refleks, ujung pulpen yang tidak runcing, spatel lidah,
dsb
Memposisikan pasien terlentang, panggul dan lutut
dalam kondisi ekstensi dan meminta pasien untuk
rileks
Menggosok (dengan alat periksa) sekitar maleolus
eksternal dengan arah melingkar
45
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS FISIOLOGI.
Tanda Chaddock
46
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS PATOLOGIS.
Tanda Gordon
Mempersiapkan alat periksa : ujung pegangan palu
refleks, ujung pulpen yang tidak runcing, spatel lidah,
dsb
Memposisikan pasien terlentang, panggul dan lutut
dalam kondisi ekstensi dan meminta pasien untuk
rileks
Menggosok (dengan alat periksa) sekitar maleolus
eksternal dengan arah melingkar
47
CARA PEMERIKSAAN
REFLEKS FISIOLOGI.
Tanda Chaddock
48
CARA PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS.
Tujuan pemeriksaan :
Untuk mengukur ketajaman penglihatan (
visus) dan menentukan apakah kelainan pada
penglihatan disebabkan oleh kelainan okuler
lokal atau oleh kelainan saraf.
Untuk mempelajari lapang pandang.
52
CARA PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS.
Cara pemeriksaan.
Cara pemeriksaan.
Terdiri dari:
pemeriksaan gerakan bola mata.
pemeriksaan kelopak mata.
pemeriksaan pupil.
57
SARAF OTAK III,IV,VI (NERVUS
OKULOMOTORIUS,TROKLEARIS,ABDUSENS)
3. Pemeriksaan pupil
Lihat diameter pupil, normal besarnya 3 mm.
Bandingkan kiri dengan kanan ( isokor atau anisokor ).
Lihat bentuk bulatan pupil teratur atau tidak.
refleks akomodasi.
caranya : pasien diminta untuk melihat
telunjuk pemeriksa pada jarak yang cukup
jauh, kemudian dengan tiba tiba dekatkanlah
pada pasien lalu perhatikan reflek konvergensi
pasien dimana dalam keadaan normal kedua
bola mata akan berputar kedalam atau nasal.
Reflek akomodasi yang positif pada orang
normal tampak dengan miosis pupil.
refleks ciliospinal.
rangsangan nyeri pada kulit kuduk akan
memberi midriasis ( melebar ) dari pupil
homolateral.
keadaan ini disebut normal.
60
SARAF OTAK III,IV,VI (NERVUS
OKULOMOTORIUS,TROKLEARIS,ABDUSENS)
refleks okulosensorik.
61
SARAF OTAK V ( NERVUS TRIGEMINUS ).
Cara pemeriksaan.
Pemeriksaan motorik.
pasien diminta merapatkan gigi sekuatnya, kemudian
meraba m . masseter dan m. Temporalis. Normalnya
kiri dan kanan kekuatan, besar dan tonus nya sama .
pasien diminta membuka mulut dan memperhatikan
apakah ada deviasi rahang bawah, jika ada
kelumpuhan maka dagu akan terdorong kesisi lesi.
Sebagai pegangan diambil gigi seri atas dan bawah
yang harus simetris.Bila terdapat parese disebelah
kanan , rahang bawah tidak dapat digerakkan
kesamping kiri. Cara lain pasien diminta
mempertahankan rahang bawahnya kesamping dan
kita beri tekanan untuk mengembalikan rahang
bawah keposisi tengah.
62
SARAF OTAK V ( NERVUS TRIGEMINUS ).
Cara pemeriksaan.
Pemeriksaan sensorik.
Dengan kapas dan jarum dapat diperiksa rasa
nyeri dan suhu, kemudian lakukan
pemeriksaan pada dahi, pipi dan rahang
bawah.
Pemeriksaan refleks.
a. Refleks kornea ( asal dari sensorik Nervus
V).
Kornea
disentuh dengan kapas, bila normal pasien
akan menutup matanya atau
menanyakan apakah pasien dapat merasakan.
63
SARAF OTAK V ( NERVUS TRIGEMINUS ).
b. Refleks masseter / Jaw reflex ( berasal dari motorik
Nervus V).
c. Refleks supraorbital.
Pemeriksaan N. Kokhlearis.
Fungsi N. Kokhlearis adalah untuk pendengaran.
c. Pemesiksaan Schwabach.
Pada test ini pendengaran pasien dibandingkan
dengan pendengaran pemeriksa yang dianggap
normal. Garpu tala dibunyikan dan kemudian
ditempatkan didekat telinga pasien. Setelah pasien
tidak mendengarkan bunyi lagi, garpu tala
ditempatkan didekat telinga pemeriksa. Bila masih
terdengar bunyi oleh pemeriksa, maka dikatakan
bahwa Schwabach lebih pendek ( untuk konduksi
udara ). Kemudian garpu tala dibunyikan lagi dan
pangkalnya ditekankan pada tulang mastoid pasien.
Disuruh ia mendengarkan bunyinya. Bila sudah tidak
mendengar lagi maka garpu tala diletakkan ditulang
mastoid pemeriksa. Bila pemeriksa masih
mendengarkan bunyinya maka dikatakan Schwabach
( untuk konduksi tulang ) lebih pendek. 69
Test Pendengaran dengan garputala 512 MHz
** Terganggu
Pemeriksaan N. Vestibularis.
a. Pemeriksaan dengan test kalori.
Bila telinga kiri didinginkan ( diberi air dingin )
timbul nystagmus kekanan. Bila telinga kiri
dipanaskan ( diberi air panas ) timbul nystagmus
kekiri. Nystagmus ini disebut sesuai dengan
fasenya yaitu : fase cepat dan fase pelan,
misalnya nystagmus kekiri berarti fase cepat
kekiri.
Bila ada gangguan keseimbangan maka
perubahan temperatur dingin dan panas
memberikan reaksi.
Cara pemeriksaan:
Pasien diminta untuk membuka mulut dan
mengatakan huruf a . Jika ada gangguan maka
otot stylopharyngeus tak dapat terangkat dan
menyempit dan akibatnya rongga hidung dan
rongga mulut masih berhubungan sehingga bocor.
Jadi pada saat mengucapkan huruf a dinding
pharynx terangkat sedang yang lumpuh tertinggal,
dan tampak uvula tidak simetris tetapi tampak
miring tertarik kesisi yang sehat.
Pemeriksa menggoreskan atau menyentuh dinding
pharynx kanan dan kiri dan bila ada gangguan
sensibilitas maka tidak terjadi refleks muntah.
73
SARAF OTAK XI ( NERVUS
AKSESORIUS ).
Cara pemeriksaan.
Memeriksa tonus dari m. Trapezius. Dengan
menekan pundak pasien dan pasien diminta
untuk mengangkat pundaknya.
Memeriksa m. Sternocleidomastoideus. Pasien
diminta untuk menoleh kekanan dan kekiri
dan ditahan oleh pemeriksa , kemudian
dilihat dan diraba tonus dari m.
Sternocleidomastoideus.
74
SARAF OTAK XII ( NERVUS
HIPOGLOSUS ).
Cara pemeriksaan.
Dengan adanya gangguan pergerakan lidah, maka kata-
kata tidak dapat diucapkan dengan baik hal demikian
disebut: dysarthria.
Dalam keadaan diam lidah tidak simetris, biasanya
tergeser kedaerah lumpuh karena tonus disini menurun.
Bila lidah dijulurkan maka lidah akan membelok kesisi
yang sakit.
Melihat apakah ada atrofi atau fasikulasi pada otot lidah .
Kekuatan otot lidah dapat diperiksa dengan menekan
lidah kesamping pada pipi dan dibandingkan kekuatannya
pada kedua sisi pipi.
75
DAFTAR PUSTAKA
76
TERIMA KASIH
77