Anda di halaman 1dari 18

STUDI KASUS PENGENDALIAN VEKTOR DAN

HAMA TERHADAP FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN


PADA KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN
SAMPANG

OLEH ELOMPOK 5
ANGGOTA KELOMPOK 5
Nandella Larasati 101411131060
Nensi Kristin Ningsih 101411131073
Intan Tri Armawati 101411131087
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang
sering kali mengalami bencana banjir. Masalah
kesehatan yang dapat terjadi akibat bencana banjir,
misalnya leptospirosis.

Leptospirosis adalah salah satu the emerging


infectious disease yang disebabkan oleh infeksi
bakteri patogen yang disebut Leptospira dan
ditularkan dari hewan kepada manusia (zoonosis).

Kecamatan Sampang merupakan kecamatan yang


paling sering mengalami bencana banjir.

pengendalian vektor dan hama dalam keadaan


darurat seperti saat bencana banjir dinilai sangat
penting.
Tinjauan pustaka
Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh spiroketa dari genus Leptospira.

Genus Leptospira terdiri dari dua puluh jenis spesies, lima diantaranya termasuk spesies yang
menyebabkan penyakit misalnya L. interrogans yang memiliki kurang lebih 250 serovar.

Transmisi leptospirosis terjadi melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan
binatang yang seringkali terinfeksi Leptospira. Beberapa faktor risiko disebutkan berhubungan
dengan infeksi Leptospira, misalnya pekerjaan, higienitas, status ekonomi, tingkat pendidikan,
faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor demografi.

pengendalian leptospirosis terdiri dari pencegahan primer dan pencegahan sekunder.

6
STUDI KASUS
Curah hujan di Kecamatan Sampang cukup tinggi karena
diatas 177,6 mm yang merupakan komponen pendukung
perkembangbiakan bakteri leptospira (Juniarsih, 2012).
Kabupaten Sampang merupakan daerah dataran rendah
ketinggian rata-rata 29 mdpl, sehingga menjadi daerah rawan
banjir.
Berdasarkan hasil pemetaan dan analisis faktor risiko
lingkungan ketinggian tempat terhadap kejadian leptospirosis
Kecamatan Sampang memiliki ketinggian tempat di bawah 47
mdpl, sehingga berpotensi dalam penularan leptospirosis.
Kondisi lingkungan yang berubah akibat banjir merupakan
pendukung penularan leptospirosis.
Kejadian leptospirosis paling banyak terjadi di Kecamatan
Sampang, pada kelompok umur 30-44 tahun, dan berjenis
kelamin laki-laki.
PENGENDALIAN VECTOR DAN HAMA TERHADAP
FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN PADA KEJADIAN
LEPTOSPIROSIS
UPAYA PENGENDALIAN VEKTOR DAN HAMA AGAR
PENULARAN PENYAKIT DAPAT DIMINIMALISASI

1. Pentingnya pengendalian vektor dan hama dalam bencana


dan keadaan darurat
2. Kontrol penyakit dan gangguan kontrol
3. Tindakan pengendalian yang tersedia
4. Pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor dan
hama
5. Kebersihan dan perlindungan pribadi
PENTINGNYA PENGENDALIAN VEKTOR DAN HAMA DALAM BENCANA DAN
KEADAAN DARURAT

Beberapa bencana menimbulkan peningkatan populasi


spesies vektor atau gangguan hama lainnya seperti nyamuk,
serangga dan tikus.
Contoh wabah penyakit yang diamati dalam situasi seperti itu
meliputi leptospirosis (ditularkan dari hewan ke manusia),
malaria (ditularkan oleh nyamuk Anopheles), tifus epidemik
(ditularkan oleh kutu) dan demam berdarah (ditularkan oleh
nyamuk Aedes).
KONTROL PENYAKIT DAN GANGGUAN KONTROL

melakukan identifikasi agen penyebab bencana banjir


yang ada di Kabupaten Sampang
kebersihan lingkungan di Kabupaten Sampang

perlindungan terhadap masyarakat Kabuapten


Sampang.
Pemberian vaksinasi

Perlunya bekerja sama dengan pihak terkait.


TINDAKAN PENGENDALIAN YANG TERSEDIA

o Perlu dilakukan densitas reduksi untuk mengurangi kepadatan


populasi vektor dan jenis gangguan, dilakukan dengan cara
pengelolaan lingkungan (penggunaan racun tikus,
pemasangan jebakan, penggunaan bahan rodentisida, dan
menggunakan predator roden.)
PENGELOLAAN LINGKUNGAN UNTUK PENGENDALIAN VEKTOR DAN
HAMA

Jauhkan stok makanan dari keberadaan tikus


Lingkungan rumah dikelilingi dengan racun tikus

Jarak antara kamar mandi atau jamban tidak boleh berdekatan


dengan dapur.
Tindakan lingkungan untuk mengendalikan nyamuk itu bisa
dilakukan pembibitan karena itu bisa meratakan tanah,
mengisi lobang dan pengeringan daerah banjir dan lain-lain.
KEBERSIHAN DAN PERLINDUNGAN PRIBADI
penggunaan vaksin, obat-obatan (misalnya untuk
profilaksis) atau pestisida (misalnya di jamban yang
diresapi) dan pemberian perlindungan tersebut juga
diberikan oleh petugas kesehatan yang berkompeten.
menggunakan sepatu bot agar kaki idak bersentuhan
langsung dengan banjir.
KESIMPULAN

Pengendalian vektor saat bencana banjir dan keadaan darurat dinilai


sangat penting, mengingat penularan penyakit dapat dengan mudah terjadi
apabila faktor lingkungan mulai tidak stabil. Beberapa upaya untuk
meminimalisasi penularan penyakit yaitu pentingnya pengendalian vektor dan
hama dalam bencana dan keadaan darurat, kontrol penyakit dan gangguan
kontrol, tindakan pengendalian yang tersedia, pengelolaan lingkungan untuk
pengendalian vektor dan hama, kebersihan dan perlindungan pribadi.
Mengingat banyak masalah kesehatan yang dapat terjadi pada saat bencana
ataupun pasca bencana, sehingga pada pra bencana harus dipersiapkan
dengan matang dan terstruktur. Kegiatan pra bencana yang harus
dipersiapkan yaitu upaya pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan, pemetaan
geomedik, serta perencanaan kontinjensi. Tentu, untuk mencapai keberhasilan
dalam kegiatan pra bencana tersebut dibutuhkan kerjasama dan koordinasi
yang baik di antara lintas sektor, seperti BPBD, BMKG, rumah sakit,
puskesmas, pemerintah setempat, stakeholder, dan instansi lainnya. Dengan
demikian, penularan penyakit leptospirosis dapat diminimalkan bahkan
dihilangkan angka kejadiannya.
SARAN

Meningkatkan kerjasama dan koordinasi di antara semua lintas sektor,


untuk memudahkan dalam mencegah dan menanggulangi masalah
kesehatan akibat bencana banjir
Meningkatkan surveilans penderita leptospirosis sebagai upaya
kewaspadaan dini Kejadian Luar Biasa (KLB) leptospirosis
Melakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat terkait
pencegahan dan penanggulangan leptospirosis
Memberikan peringatan apabila curah hujan tinggi guna mengurangi
atau menghindari kontak langsung dengan air yang telah
terkontaminasi dengan bakteri leptospira.
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai