Anda di halaman 1dari 2

LAJU KOROSI FASILITAS PRODUKSI TERHADAP RENTANG pH FLUIDA

GEOTHERMAL SUMUR LHD 23 DI PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA


LAHENDONG Renewable Spirit

Syahrawi Syarif, Resky Indrawan, Tondo Wicaksono, Ahmad Suvian Iman


PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA LAHENDONG

1.5 LU

Keterangan : LAUT
SULAWESI
U ABSTRAK
Jalan Raya
Transmisi listrik 150 kV
(Terpasang) 0 50
Sejak tahun 2001, Lapangan Geothermal Lahendong telah memproduksi uap untuk pembangkit listrik
MANADO Km
Transmisi listrik dengan kapasitas terpasang sampai saat ini adalah 6 x 20 MWe. Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga
(Direncanakan)
Bitung
Panasbumi (PLTP) sangat dipengaruhi oleh kehandalan fasilitas produksi dan ketersedian uap secara terus
Tondano
menerus menuju PLTP.
LHD Salah satu sumur produksi yang memasok uap untuk PLTP Unit IV Lahendong adalah sumur LHD-23 yang

Ganti FOTO memiliki karakteristik fluida dengan pH sangat asam, 2,2 2,5. Pada kondisi asam, fluida berbahaya bagi
TOM D. Tondano

Tompaso
G. Soputan fasilitas produksi dikarenakan laju korosi sangat cepat. Salah satu metode untuk mengamati laju korosi
1 LU
LAUT SULAWESI MANAD
O
Lahendong
adalah dengan menghitung jumlah kandungan besi dalam sampel brine yang diambil dari fasilitas
G. Ambang
Gorontalo
Kotamobagu
pemipaan. Laju korosi diketahui dengan mengalikan kandungan besi dalam sampel brine dengan laju alir
PALU
Luwuk
brine pada sumur tersebut.
Kotamobagu Poso
Pengambilan sampel brine untuk analisa dilakukan pada berbagai rentang pH dengan menginjeksikan
Polmas NaOH 32% pada kadar tertentu. Hasil dari perhitungan laju korosi ini nantinya dapat dijadikan
KENDARI
pertimbangan untuk menetapkan pH optimal yang paling ekonomis.
UJUNGPANDANG LAUT
BANDA

PETA INDEKS Keywords: Lahendong, produksi, pH asam, korosi


124 BT 125 BT

PENDAHULUAN DATA DAN METODE


Kapasitas terpasang PLTP saat ini adalah 6 x 20 MW, yang mengaliri 35% Metode Spektrofotometer Serapan Atom (Atomic Absorption Spectrophometer)
kebutuhan listrik di wilayah Sulutgo (Sulawesi Utara Gorontalo). Unit 1 & 2 adalah metode kuantitatif untuk mengetahui kandungan logam-logam pada suatu
dialiri oleh uap dari sumur-sumur produksi yang berada di bagian selatan cairan dengan cara mengatomisasi unsur-unsur yang terkandung menjadi atom
Lapangan Panas Bumi Lahendong, sedangkan PLTP Unit 3 & 4 dialiri uap dari sehingga dapat ditangkap oleh detektor menggunakan media spektrum cahaya
sumur-sumur produksi di bagian utara dan tengah Lapangan Panas Bumi yang di pancarkan oleh lampu katoda yang memiliki panjang gelombang yang
Lahendong. PLTP Lahendong Unit 5 & 6 dipasok oleh sumur-sumur produksi di bervariasi, tergantung dari logam yang ingin diketahui.
daerah Tompaso (Gambar 1).
Peran penting Lapangan Panas Bumi Lahendong dalam menjaga kesinambungan Prinsip Kerja Metode Spektrofotometer Serapan Atom (Atomic Absorption
pasokan uap bagi PLTP Lahendong bukannya tidak menemui kendala. Sumur- Spectrophometer) adalah sample yang sudah dalam bentuk fasa cair di hisap
sumur produksi besar memiliki fluida ber-pH rendah, yakni 2,2 2,5. Fluida asam kedalam nebulizer yang berfungsi mengubah sampel dari fasa cair kedalam fasa
ini dapat menyebabkan laju korosi yang sangat cepat pada fasilitas produksi. gas, yang akan di semprotkan pada burner yang bertujuan agar proses atomisasi
Untuk itu perlu dilakukan pengamatan laju korosi yang intensif untuk dapat berjalan dengan sempurna, setelah terjadi proses atomisasi pada burner
memperkirakan usia fasilitas produksi. lampu katoda yang memiliki panjang gelombang tertentu akan melewati nyala api
Metode pengamatan laju korosi fasilitas produksi di Area Lahendong umumnya dan menyerap spektrum cahaya dari proses atomisasi, sehingga detektor dapat
dilakukan dengan metode ultrasonic. Namun pembacaan dari metode ultrasonic menangkap sinyal, dan di konversi menjadi absorbansi.
yang fluktuatif menjadikan perkiraan usia fasilitas produksi agak sulit dilakukan.
Dengan demikian diperlukan metode pengamatan laju korosi alternatif. Salah satu Sampel-sampel untuk analisa laju korosi ini diperoleh dari fasilitas produksi sumur
metode alternatif terkait dengan laju korosi adalah metode kimia dengan LHD-23.
mengamati unsur-unsur yang terkorosi. Unsur-unsur yang terkorosi umumnya Motode pengambilan sample : sumur produksi lahendong 23 yang memiliki fasa 2
adalah besi (Fe) dan mangan (Mn). jenis terdiri dari uap (steam) dan air (brine), sehingga pada proses sampling
membutuhkan separator yang berfungsi untuk memisahkan antara uap dan brine.

Pada proses pengambilan sample dilakukan beberapa kali pengambilan dengan


kondisi pH yang berbeda-beda untuk mengetahui seberapa besar laju korosi yang
terjadi fasilitas produksi lahendong 23 yang notabene memiliki pH standar 2.2 -2.5

www.pertamina.com
Renewable Spirit

DATA DAN METODE (Lanjutan)

HASIL & DISKUI


Lahendong 23 dengan kondisi pH 2.5

Pada kondisi pH seperti diatas laju korosi Fe (besi) pada fasilitas produksi lahendong 23 adalah
144.748 gram/jam sehingga diperoleh daya tahan fasilitas produksi lhd 23 selama 352 hari
dengan safety faktor 50 % dari spesifikasi pipa

Lahendong 23 dengan kondisi pH 3.3

Pada kondisi pH seperti diatas laju korosi Fe (besi) pada fasilitas produksi lahendong 23 adalah
134.997 gram/jam sehingga diperoleh daya tahan fasilitas produksi lhd 23 selama 378 hari
dengan safety faktor 50 % dari spesifikasi fasilitas produksi

Lahendong 23 dengan kondisi pH 3.4

Pada kondisi pH seperti diatas laju korosi Fe (besi) pada fasilitas produksi lahendong 23 adalah
121.605 gram/jam sehingga diperoleh daya tahan fasilitas produksi lhd 23 selama 420 hari
dengan safety faktor 50 % dari spesifikasi fasilitas produksi

Lahendong 23 dengan kondisi pH 3.7

Pada kondisi pH seperti diatas laju korosi Fe (besi) pada fasilitas produksi lahendong 23 adalah
98.223 gram/jam sehingga diperoleh daya tahan fasilitas produksi lhd 23 selama 452 hari
dengan safety faktor 50 % dari spesifikasi fasilitas produksi

Lahendong 23 dengan kondisi pH 4.1

Pada kondisi pH seperti diatas laju korosi Fe (besi) pada fasilitas produksi lahendong 23 adalah
39.760 gram/jam sehingga diperoleh daya tahan fasilitas produksi lhd 23 selama 520 hari
dengan safety faktor 50 % dari spesifikasi fasilitas produksi

Lahendong 23 dengan kondisi pH 5.5

Pada kondisi pH seperti diatas laju korosi Fe (besi) pada fasilitas produksi lahendong 23 adalah
15.9040 gram/jam sehingga diperoleh daya tahan fasilitas produksi lhd 23 selama 1254 hari
dengan safety faktor 50 % dari spesifikasi fasilitas produksi

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil laju korosi dari berbagai karakteristik pH brine diatas dapat
disimpulkan :

1. pH yang paling aman terhadapat fasilitas produksi adalah pH 7.0 karena


tidak diperoleh korosi pada jalur fasilitas produksi

2. Dari hasil percobaan diatas dari pihak Pertamina dapat memprediksikan


program untuk maintenance pergantian selanjutnya berdasrakan life time
PUSTAKA
yang telah diperoleh diatas

Corresponding Author : ahmad.fanani@pertamina.com

www.pertamina.com

Anda mungkin juga menyukai