Anda di halaman 1dari 52

Laporan Kasus Anak

Duktus Arteriosus Persisten


dengan
Gagal Jantung Kongestif
Disusun Oleh :
PINIEL FRIMANTAMA
NIM : FAA 112 023

Pembimbing :
dr. Ni Made Yuliari A., Sp.A

KEPANITRAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK & REMAJA


RSUD dr. DORIS SYLVANUS / FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2017

1
Pendahuluan
Asianotik
Penyakit Jantung
Bawaan Duktus
Sianotik
Arteriosus
Persisten
Menduduki posisi ke 4 tersering
Lebih sering pada anak
perempuan 2:1
Dapat berlangsung hingga
dewasa

Silalahi C, dkk.Buku Ajar Kardiologi Anak, EGC 2006


2 Roebino S. Buku Ajar Karidologi, FKUI 2008
KASUS
Identitas Pasien
Nama : An. E.N
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 8 tahun 6 bulan

Ayah Ibu
Nama : Tn. B Nama : Ny. R
Umur : 45 tahun Umur : 42 Tahun
Pendidikan : S1 Pendidikan : D3
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Bidan
3
ANAMNESIS
Pasien dari : IGD RSDS
Keluhan Utama : Sesak
Riwayat Penyakit Sekarang :

Sesak napas pada malam hari, sesak di rasakan pada dada,


memberat saat terlengkup/ menggunakan 1 bantal, membaik
saat berbaring dengan lebih dari 2 bantal.
Sesak dirasakan sejak 4 tahun lalu,dan dirasakan semakin
memberat.
Sesak dipengaruhi aktivitas fisik
4
... ANAMNESIS
Sesak disertai berkeringat berlebih,
dada berdebar-debar dan Nafsu makan kurang.
Keluhan lain seperti nyeri dada, batuk, pilek, demam
disangkal oleh ibu pasien.
Pasien merupakan anak yang aktif dan berprestasi di
sekolah

5
Riwayat Penyakit Terdahulu
Usia 8 bulan diare

Saat usia 4 tahun pasien Batuk dan


mengalami keluhan yang sama pilek
namun tidak tediagnosis berulang
sebagai kelainan jantung.

6
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Saat Hamil Saat Persalinan Neonatal
ANC Lengkap Tidak Ikterik
Lahir di tolong bidan
Riw demam (-) UK 40 minggu Tidak Sianosis
Bintik Langusng menangis Tidak Kejang
BBL 3,700 gram
kemerahan (-) PBL 51 cm
LK 32 cm
Menangis kuat,
meyusui sebentar- sebentar
namun sering.

7
Riwayat Perkembangan dan Imunisasi
Riwayat perkembangan
Anak berprestasi di kelas tidak pernah keluar dari 3
besar. Anak aktif ke sekolah menggunakan sepeda dan
gemar bermain sepak bola dengan teman-temannya.
Kesan tidak ada masalah dalam perkembangan
anak

Riwayat imunisasi
Imunisasi dasar lengkap sesuai usia

8
Riwayat Makanan
Asupan gizi pasien secara kuantutas kurang.

Riwayat Keluarga
Tidak yang memiliki riwayat sakit jantung.

Riwayat Sosial Lingkungan


Tinggal di lingkungan pustu dengan keadaan rumah beton
dengan 2 kamar tidur, 6 jendela beserta ventilasi, dan 2 wc.
Rumah dihuni 4 orang, sumber air dari sumur bor, tidak ada
yang merokok di rumah.

9
PEMERIKSAAN FISIK

Tampak Sesak,
Keadaan Tidak tampak sianosis,
umum Tampak Lemas,
Tampak Retraksi dinding dada
Kesadaran Compos mentis
Eye (4), Verbal (5), Motorik
GCS
(6)

10
...PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital
115 kali/ menit, regular, kuat angkat
Nadi
dan isi cukup
Suhu 36,7 C
Pernapasa 28 x/menit
Sp02 94%
Berat Badan 25,5 kg
Tinggi Bada 135 cm
11
BB Aktual x 100%
BB baku untuk TB Aktual
25,5 x 100%
31
= 82.2% (Gizi Kurang)

TB Aktual x 100%
TB baku untuk Umur

135 x 100%
130
= 103 % (TB normal)

12
...PEMERIKSAAN FISIK
Kepala (normosepal)

Rambut berwarna hitam tidak mudah


Rambut
tercabut, distribusi merata
Edema palpebra (-), konjungtiva anemis
Mata
(-), sklera ikterik (-)
Hidung Napas cuping hidung (+/+)
Sianosis (-), mukosa bibir kering (-),
Mulut
pucat (-), lidah normal, tonsil (T2/T2).
Leher Peningkatan JVP (+) 5+3 cmH2O

13
...PEMERIKSAAN FISIK

Paru-paru
Bentuk asimetris (-/+), tidak ada
Inspeksi ketinggalan gerak, frekuensi napas 28 kali/
menit, retraksi (+)
Palasi fremitus fokal (+/+), benjolan (-/)
Perkusi Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi suara napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)

14
...PEMERIKSAAN FISIK
Jantung
Inspeksi Iktus kordis di SICV midclavicula sinistra.
Iktus kordis di SIC V lateral midklavikula
Palpasi
sinistra
Perkusi Batas jantung melebar

S1 tunggal, S2 sulit di nilai. Bising jantung (+) fase


sistolik dan diastolik, jenis bising kontinu, pungtum
maksimum di SIC II linea parasternalis sinistra,
Auskultasi
menjalar ke sepanjang tepi kiri sternum hinggaSIC
V linea parasternalis sinistra, drajat bising jantung
5/6, gallop (+) di SICV linea parasternalis sinistra

15
...PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi Datar
Auskultasi 8 x/menit
Hepar teraba membesar 2cm di
bawah arkus kosta, lien tidak teraba
Palpasi
membesar , tidak ada asites, tidak ada
nyeri tekan.
Perkusi Timpani

Akral teraba hangat (+), Edema (-),


Ekstremitas
capillary reffil time < 2, Jari tabuh (-)
16
Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap
Hemoglobin : 12,6 g/dL
Sel darah merah : 4.87 x 10^6/uL
Sel darah putih :7.34 x 10^3/uL
Trombosit : 297 x 10^3/uL
GDS : 74 mg/dL
Creatinin : 0.66 mg/dl

17
Foto Thorak

18
EKG

19
Ekokardiologi

20
Diagnosis Banding
Sesak Jantung PJB asianotik DAP

Paru-paru PJB Sianotik ASD

VDS

Gagal Jantung Kongestif

21
Diagnosis Kerja

Duktus arteriosus presisten


Gagal jantung kongestif
Gizi kurang

22
TATALAKSANA
O2 nasal 2 liter
Posisikan duduk
Inf. D5 NS 6 tpm
Po : Ramipril 1 x 2.5 mg
Pro ekokardiografi

23
Tinjauan Pustaka...

24
Duktus Arteriosus Persisten

25 Buku Ajar Kardiologi Anak, EGC 2006


Etiologi
Akibat dari kelainan pada jantung 90%
developmental duktus arteriosus presisten
PGE2
Bayi kurang bulan / Prematur
faktor genetik
faktor persalinan
structural duktus arteriosus presisten
Akibat infeksi penyakit campak jerman (rubella) 10%

26 Buku Ajar Kardiologi Anak, EGC 2006


Faktor Risiko
Dilahirkan terlalu cepat (prematur).
Riwayat keluarga dan kondisi genetik lainnya.
Infeksi rubella (campak Jerman) selama kehamilan.
Memiliki cacat jantung lainnya.
Jenis kelamin perempuan (2:1)
Dilahirkan di dataran tinggi.

27 Lippincott Williams & Wilkins; 2008


Patofisiologis

Patent Ductus Arteriosus. Avaiable from


28
youtube. OSMOSA. 2017
Kecil (<3mm)
asimptomatik

Sedang (4-5mm)
Sulit untuk makan
Berat badannya tidak bertambah
diaforesis
takipnea
takikardia
Mudah kelelahan

Berat (>5mm)
Gejala PDA lebih berat

29
Buku Ajar Neonatologi.IDAI;2008
Kecil Nadi dan napas normal
Jantung tidak membesar
continue murmur pada subklavikula kiri ( jarang)

Jantung sedikit membesar


Sedang Frekuensi nafas sedikit lebih cepat
Nadi teraba kuat akibat tekanan nadi yang melebar

Berat Jantung membesar


Takikardi, Dipsnea, Takipnea
Thrill pada parasternlais ICS II sinistra.
Tanda patognomonik (bising jantung kontinu)
Irama Gallop S3 gagal jantung
Berat disertai HP : Shun Right to the left
30
Buku Ajar Neonatologi.IDAI;2008
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thorak
EKG
Ekokardiograpi
GOLD
STANDAR

31 Lecture Notes Pediatrika. EMS. 2007


Foto thorak

32
EKG

33
Ekokardiografi

34
Penatalaksanaan
Duktus arteriosus persisten

Neonatus / bayi Anak / remaja

Gagal jantung HIPERTENSI


Gagal jantung (-) HIPERTENSI
(+) PULMONAL
PULMONAL (-)
(+)

L to the R R to the L
Prematur Cukup bulan

Ibuprofen / antifailure
indometasin +
antifailure reaktif nonreaktif
gagal berhasil

berhasil gagal Umur >12 mggu


Berat >4-6kg

Menutup Operasi
spontan ligasi Transcatheter closure konservatif

35 Buku Ajar Kardiologi. FKUI.2008


Komplikasi
Hipertensi Pulmonal
Esenmenger syndrome
Gagal Jantung

36
DISKUSI...
- Diagnosis
- Tatalaksana
- Prognosis
- Tidank lanjut

37
Diagnosis DAP

TEORI PASIEN
DAP lesi sedang besar : Pada pasien :
Takipnea Sesak napas disertai
Takiarida berdebar-debar
Diaforesis Berkeringat berlebih
Sulit menaikan berat badan Sulit makan
Sesak tidak dipengaruhi
aktivitas fisik

38
Pemeriksaan Fisik
TEORI PASIEN
DAP Jantung membesar
Jantung membesar Nadi : 115 x/m
Takikardi, Dipsnea, Takipnea RR : 28 x/m
Tanda patognomonik (bising Bising jantung kontinu (+)
jantung kontinu) Suara Gallop S3 (+)
Peningkatan JVP 5+2cmH2O
Jantung membesar
Hepatomegali
Akral dingin

39
Pemeriksaan Penunjang

TEORI PASIEN
DAP Pada pasien :
Radiologi Radiologi menunjukan
EKG adanya Kardiomegali
Ekokardiografi Ekokardiografi menunjukan
adanya lesi dengan diameter
5-7 mm pada duktus
arteriosus.

40
Diagnosis Gagal Jantung Kongestif

TEORI PASIEN
Sistem skor Reittman pada Reittman :
anak usia >1 tahu Nilai 9
Skore >6

41
Reittman skoring
Skor
Kriteria
0 1 2
Riwayat
Diaforesis (berkeringat) Hanya di kepala. Kepala dan badan Kepala dan
saat beraktivitas badan saat
Kadang-kadang. istirahat.
Takipnea Jarang Kadang-kadang Sering
Pemeriksaan fisik
Pernapasan Normal Retraksi dispnea
Laju napas/ menit
1-6 tahun <35 35-45 >45
7-10 tahun <25 25-35 >35
11-14 tahun <18 18-28 >28
Laju jantung / menit
1-6 tahun <105 105-115 >115
7-10 tahun <90 90-100 >100
11-14 tahun <80 80-90 >90
Hepatomegali ( tepi hepar dari kosta) <2 cm 2-3cm >3 cm
42 Buku Ajar Kardiologi anak.IDAI. 1994
Skor Ross yang dimodifikasi NYHA
TEORI PASIEN
Kategori I : Aktivitas fisik Kategori III
normal Pasien saat berbaring merasa
Kategori II : Batasan ktivitas sesak.
fisik ringan
Kategori III : Batasan
aktifitas fisik bermakna
Kategori IV : Aktivitas fisik
Terganggu

43
Sistem skor Ross yang dimodifikasi
NYHA
Derajat I
Tidak terdapat batasan dalam melakukan aktivitas fisik. Aktifitas fisik
sehari-hari tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak
Derajat II
Terdapat batasan aktivitas ringan. Tidak terdapat keluhan saat istirahat,
namun aktivitas fisik sehari-hari menimbulkan kelelahan, palpitasi, atau
sesak napas.
Derajat III
Terdapat batasan aktivitas bermakna. Tidak terdapat keluhan saat
beristirahat tetapi aktivitas fisik ringan menebabkan kelelahan, palpitasi
atau sesak.
Derajat IV
Setiap aktivitas fisik yang dilakukan menimbulkan keluhan. Terdapat
gejala saat beristirahat

44 Buku Ajar Kardiologi anak.IDAI. 1994


...Penatalaksanaan
TEORI PASIEN
DAP
indometasin dosis 0,2
mg/kgBB/8 jam
Stabilisasi
Ibuprofen dosis 10 mg/kgBB
intervensi pembedahan.
dilanjutkan 5 mg/kgBB
Parasetamol IV dengan dosis
15 mg/kgBB/6 jam 3 hari.
DAP Komplikasi
Intervensi Bedah

45
Penatalaksanaan
TEORI PASIEN
Gagal Jantung Kongestif
Diet cairan 75% dari O2 nasal
kebutuhan cairan Diet cairan 1200 cc/hari
Digoksin 20-30 ug/kgBB Posisikan duduk
Diuretik Inf. D5 NS 6 tpm
Furosemide 1 mg/kgBB/kali Po :
Spironolakton 1-2mg/kgBB Ramipril 1 x 2.5 mg
kaptopril 0.2-0.5 mg/kgBB

46
Kebutuhan cairan
Kebutuhan cairan :
1600 cc x 75% = 1200 cc/ hari
1200cc/ hari di berikan :
600 cc intra vena
( 600cc x 15) 9000 cc
24 jam x 60 menit = 1440 menit
= 6,25 tpm

600 cc oral :
Minum 150 cc x 3 = 450 cc
Makan 50 cc x 3 = 150 cc
47
Penatalaksanaan Gizi kurang
BBI : Tinggi Badan 100 x 90%
135 cm 100 x 90%
= 31.5 kg
Kebutuhan kalori :
BBI x RDA = 31.5 kg x 70 kcl/kgBB
= 2.205 kcal
Kebutuhan protein :
BBI x RDA = 31.5 kg x 1 gm
= 31.5 gm

48
49
Prognosis pada anak
DAP dengan Gagal Jantung Kongestif
Kurang Baik karena :
- PDA sudah lama
- Berkomplikasi gagal jantung kongestif
- Gizi kurang
- Komplikasi intervensi bedah

50
Tindak lanjut
Perbaiki kondisi pisikologis
Mengontrol gagal jantung
kongestif
Perbaikan gizi

51
Daftar Pustaka
1. Silalahi C, Wahab AS. Duktus arteriosus Paten. Dalam : Wahab AS. Kardiologi Anak:
Penyakit Jantung KongenitalYang Asianotik. Jakarta: Kedokteran EGC. 2006
2. Roebiono S Poppy. Duktus Arteriosus Presisten. Buku Ajar Kardiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:
2008
3. Usman A. Kelainan Kardiovaskular. Dalam: Buku Ajar Neonatologi. 1st ed.
Jakarta:Badan Penerbit IDAI;2008
4. Clark EB, Mierop LHS. Development of The Cardiovasvular System. In: Moss and
Adams: Heart Disease in Infants, Children, and adolescents. 7th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2008.
5. Rudolph A. Congenital Disease of The Heart. 3rd ed.UK: Wiley-Blackwell; 2009
6. Meadow,Roy, Newell, Simon. Lecture Notes Pediatrika. Ed.7. Jakarta : EMS. 2007
7. Sastroasmoro S, Madiyaono B. Buku ajar kardiologi anak. Jakarta: IDAI. 1994
8. Mayo Clinic staff. Patent Ductus Arteriosus. Avaiable from:
http://www.mayoclinic.com/health/patent-ductus-arteriosus/DS00631. Last Update
on: Marc. 14, 2017.
9. Guyton AC. Hall JE. Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2007
52 10. Snell RS. Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2006

Anda mungkin juga menyukai