Punya Yama
Punya Yama
Pembimbing :
dr. Ni Made Yuliari A., Sp.A
1
Pendahuluan
Asianotik
Penyakit Jantung
Bawaan Duktus
Sianotik
Arteriosus
Persisten
Menduduki posisi ke 4 tersering
Lebih sering pada anak
perempuan 2:1
Dapat berlangsung hingga
dewasa
Ayah Ibu
Nama : Tn. B Nama : Ny. R
Umur : 45 tahun Umur : 42 Tahun
Pendidikan : S1 Pendidikan : D3
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Bidan
3
ANAMNESIS
Pasien dari : IGD RSDS
Keluhan Utama : Sesak
Riwayat Penyakit Sekarang :
5
Riwayat Penyakit Terdahulu
Usia 8 bulan diare
6
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Saat Hamil Saat Persalinan Neonatal
ANC Lengkap Tidak Ikterik
Lahir di tolong bidan
Riw demam (-) UK 40 minggu Tidak Sianosis
Bintik Langusng menangis Tidak Kejang
BBL 3,700 gram
kemerahan (-) PBL 51 cm
LK 32 cm
Menangis kuat,
meyusui sebentar- sebentar
namun sering.
7
Riwayat Perkembangan dan Imunisasi
Riwayat perkembangan
Anak berprestasi di kelas tidak pernah keluar dari 3
besar. Anak aktif ke sekolah menggunakan sepeda dan
gemar bermain sepak bola dengan teman-temannya.
Kesan tidak ada masalah dalam perkembangan
anak
Riwayat imunisasi
Imunisasi dasar lengkap sesuai usia
8
Riwayat Makanan
Asupan gizi pasien secara kuantutas kurang.
Riwayat Keluarga
Tidak yang memiliki riwayat sakit jantung.
9
PEMERIKSAAN FISIK
Tampak Sesak,
Keadaan Tidak tampak sianosis,
umum Tampak Lemas,
Tampak Retraksi dinding dada
Kesadaran Compos mentis
Eye (4), Verbal (5), Motorik
GCS
(6)
10
...PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital
115 kali/ menit, regular, kuat angkat
Nadi
dan isi cukup
Suhu 36,7 C
Pernapasa 28 x/menit
Sp02 94%
Berat Badan 25,5 kg
Tinggi Bada 135 cm
11
BB Aktual x 100%
BB baku untuk TB Aktual
25,5 x 100%
31
= 82.2% (Gizi Kurang)
TB Aktual x 100%
TB baku untuk Umur
135 x 100%
130
= 103 % (TB normal)
12
...PEMERIKSAAN FISIK
Kepala (normosepal)
13
...PEMERIKSAAN FISIK
Paru-paru
Bentuk asimetris (-/+), tidak ada
Inspeksi ketinggalan gerak, frekuensi napas 28 kali/
menit, retraksi (+)
Palasi fremitus fokal (+/+), benjolan (-/)
Perkusi Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi suara napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
14
...PEMERIKSAAN FISIK
Jantung
Inspeksi Iktus kordis di SICV midclavicula sinistra.
Iktus kordis di SIC V lateral midklavikula
Palpasi
sinistra
Perkusi Batas jantung melebar
15
...PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi Datar
Auskultasi 8 x/menit
Hepar teraba membesar 2cm di
bawah arkus kosta, lien tidak teraba
Palpasi
membesar , tidak ada asites, tidak ada
nyeri tekan.
Perkusi Timpani
17
Foto Thorak
18
EKG
19
Ekokardiologi
20
Diagnosis Banding
Sesak Jantung PJB asianotik DAP
VDS
21
Diagnosis Kerja
22
TATALAKSANA
O2 nasal 2 liter
Posisikan duduk
Inf. D5 NS 6 tpm
Po : Ramipril 1 x 2.5 mg
Pro ekokardiografi
23
Tinjauan Pustaka...
24
Duktus Arteriosus Persisten
Sedang (4-5mm)
Sulit untuk makan
Berat badannya tidak bertambah
diaforesis
takipnea
takikardia
Mudah kelelahan
Berat (>5mm)
Gejala PDA lebih berat
29
Buku Ajar Neonatologi.IDAI;2008
Kecil Nadi dan napas normal
Jantung tidak membesar
continue murmur pada subklavikula kiri ( jarang)
32
EKG
33
Ekokardiografi
34
Penatalaksanaan
Duktus arteriosus persisten
L to the R R to the L
Prematur Cukup bulan
Ibuprofen / antifailure
indometasin +
antifailure reaktif nonreaktif
gagal berhasil
Menutup Operasi
spontan ligasi Transcatheter closure konservatif
36
DISKUSI...
- Diagnosis
- Tatalaksana
- Prognosis
- Tidank lanjut
37
Diagnosis DAP
TEORI PASIEN
DAP lesi sedang besar : Pada pasien :
Takipnea Sesak napas disertai
Takiarida berdebar-debar
Diaforesis Berkeringat berlebih
Sulit menaikan berat badan Sulit makan
Sesak tidak dipengaruhi
aktivitas fisik
38
Pemeriksaan Fisik
TEORI PASIEN
DAP Jantung membesar
Jantung membesar Nadi : 115 x/m
Takikardi, Dipsnea, Takipnea RR : 28 x/m
Tanda patognomonik (bising Bising jantung kontinu (+)
jantung kontinu) Suara Gallop S3 (+)
Peningkatan JVP 5+2cmH2O
Jantung membesar
Hepatomegali
Akral dingin
39
Pemeriksaan Penunjang
TEORI PASIEN
DAP Pada pasien :
Radiologi Radiologi menunjukan
EKG adanya Kardiomegali
Ekokardiografi Ekokardiografi menunjukan
adanya lesi dengan diameter
5-7 mm pada duktus
arteriosus.
40
Diagnosis Gagal Jantung Kongestif
TEORI PASIEN
Sistem skor Reittman pada Reittman :
anak usia >1 tahu Nilai 9
Skore >6
41
Reittman skoring
Skor
Kriteria
0 1 2
Riwayat
Diaforesis (berkeringat) Hanya di kepala. Kepala dan badan Kepala dan
saat beraktivitas badan saat
Kadang-kadang. istirahat.
Takipnea Jarang Kadang-kadang Sering
Pemeriksaan fisik
Pernapasan Normal Retraksi dispnea
Laju napas/ menit
1-6 tahun <35 35-45 >45
7-10 tahun <25 25-35 >35
11-14 tahun <18 18-28 >28
Laju jantung / menit
1-6 tahun <105 105-115 >115
7-10 tahun <90 90-100 >100
11-14 tahun <80 80-90 >90
Hepatomegali ( tepi hepar dari kosta) <2 cm 2-3cm >3 cm
42 Buku Ajar Kardiologi anak.IDAI. 1994
Skor Ross yang dimodifikasi NYHA
TEORI PASIEN
Kategori I : Aktivitas fisik Kategori III
normal Pasien saat berbaring merasa
Kategori II : Batasan ktivitas sesak.
fisik ringan
Kategori III : Batasan
aktifitas fisik bermakna
Kategori IV : Aktivitas fisik
Terganggu
43
Sistem skor Ross yang dimodifikasi
NYHA
Derajat I
Tidak terdapat batasan dalam melakukan aktivitas fisik. Aktifitas fisik
sehari-hari tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak
Derajat II
Terdapat batasan aktivitas ringan. Tidak terdapat keluhan saat istirahat,
namun aktivitas fisik sehari-hari menimbulkan kelelahan, palpitasi, atau
sesak napas.
Derajat III
Terdapat batasan aktivitas bermakna. Tidak terdapat keluhan saat
beristirahat tetapi aktivitas fisik ringan menebabkan kelelahan, palpitasi
atau sesak.
Derajat IV
Setiap aktivitas fisik yang dilakukan menimbulkan keluhan. Terdapat
gejala saat beristirahat
45
Penatalaksanaan
TEORI PASIEN
Gagal Jantung Kongestif
Diet cairan 75% dari O2 nasal
kebutuhan cairan Diet cairan 1200 cc/hari
Digoksin 20-30 ug/kgBB Posisikan duduk
Diuretik Inf. D5 NS 6 tpm
Furosemide 1 mg/kgBB/kali Po :
Spironolakton 1-2mg/kgBB Ramipril 1 x 2.5 mg
kaptopril 0.2-0.5 mg/kgBB
46
Kebutuhan cairan
Kebutuhan cairan :
1600 cc x 75% = 1200 cc/ hari
1200cc/ hari di berikan :
600 cc intra vena
( 600cc x 15) 9000 cc
24 jam x 60 menit = 1440 menit
= 6,25 tpm
600 cc oral :
Minum 150 cc x 3 = 450 cc
Makan 50 cc x 3 = 150 cc
47
Penatalaksanaan Gizi kurang
BBI : Tinggi Badan 100 x 90%
135 cm 100 x 90%
= 31.5 kg
Kebutuhan kalori :
BBI x RDA = 31.5 kg x 70 kcl/kgBB
= 2.205 kcal
Kebutuhan protein :
BBI x RDA = 31.5 kg x 1 gm
= 31.5 gm
48
49
Prognosis pada anak
DAP dengan Gagal Jantung Kongestif
Kurang Baik karena :
- PDA sudah lama
- Berkomplikasi gagal jantung kongestif
- Gizi kurang
- Komplikasi intervensi bedah
50
Tindak lanjut
Perbaiki kondisi pisikologis
Mengontrol gagal jantung
kongestif
Perbaikan gizi
51
Daftar Pustaka
1. Silalahi C, Wahab AS. Duktus arteriosus Paten. Dalam : Wahab AS. Kardiologi Anak:
Penyakit Jantung KongenitalYang Asianotik. Jakarta: Kedokteran EGC. 2006
2. Roebiono S Poppy. Duktus Arteriosus Presisten. Buku Ajar Kardiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:
2008
3. Usman A. Kelainan Kardiovaskular. Dalam: Buku Ajar Neonatologi. 1st ed.
Jakarta:Badan Penerbit IDAI;2008
4. Clark EB, Mierop LHS. Development of The Cardiovasvular System. In: Moss and
Adams: Heart Disease in Infants, Children, and adolescents. 7th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2008.
5. Rudolph A. Congenital Disease of The Heart. 3rd ed.UK: Wiley-Blackwell; 2009
6. Meadow,Roy, Newell, Simon. Lecture Notes Pediatrika. Ed.7. Jakarta : EMS. 2007
7. Sastroasmoro S, Madiyaono B. Buku ajar kardiologi anak. Jakarta: IDAI. 1994
8. Mayo Clinic staff. Patent Ductus Arteriosus. Avaiable from:
http://www.mayoclinic.com/health/patent-ductus-arteriosus/DS00631. Last Update
on: Marc. 14, 2017.
9. Guyton AC. Hall JE. Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2007
52 10. Snell RS. Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2006