Anda di halaman 1dari 34

Indah Chitra

Michael
Nova Linda

Preseptor : dr. Getry Sukmawati, Sp. M


Definisi
Pterigium adalah lipatan berbentuk sayap/segitiga
pada konjungtiva yang berupa jaringan fibrovaskular
yang menginvasi kornea superfisial. Biasanya
ditemukan di bagian nasal dan dapat bilateral.
Epidemiologi
Pterygium banyak terdapat pada orang dewasa, tetapi
dijumpai pula pada anak-anak, baik laki-laki maupun
perempuan.
perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah
2:1
Etiologi

Unknown, tetapi diduga merupakan fenomena iritatif


akibat:
Sinar ultraviolet B
Lingkungan dengan angin banyak, penuh sinar
matahari, debu, atau berpasir.
Faktor Risiko
Peningkatan paparan cahaya termasuk tinggal di
daerah subtropik dan tropis
Pada pekerjaan dengan aktifitas di luar ruangan
Predisposisi genetik untuk berkembangnya pterigium
tampaknya muncul pada beberapa keluarga
Patogenesis
Ultraviolet adalah mutagenik untuk gen supresor
tumor P53 pada stem sel basal limbus.
Overekspresi sitokin seperti transforming growth factor
(TGF- ) dan vascular endothelial growth factor
(VEGF)
peningkatan pengaturan kolagenase, adanya migrasi
sel, dan angiogenesis.
Perubahan patologi yang terjadi terdiri dari degenerasi
elastoid kolagen, dan munculnya jaringan fibrovaskular
subepitelial.
Anamnesis
keluhan berkisar dari tidak ada gejala sampai
kemerahan yang tampak jelas, pembengkakan,
gatal, iritasi dan kekaburan pandangan.
ada pula yang datang dengan mengemukakan
adanya sesuatu yang tumbuh di atas korneanya.
Pemeriksaan Fisik
Menunjukkan penebalan, berupa lipatan berbentuk
segitiga yang tumbuh menjalar ke dalam kornea
dengan puncak segitiganya di kornea, kaya akan
pembuluh darah yang menuju ke arah puncak
pterygium.
Pemeriksaan Fisik
Pada bagian puncak pterygium dini terlihat bercak-
bercak kelabu yang dikenal sebagai pulau-pulau
Fuchs.
Garis Stocker (garis yang terpigmentasi oleh zat besi)
dapat terlihat pada pterygium lanjut di kornea.
Astigmatisma biasanya terjadi pada pterygium lanjut.
Histopatologik
Kerusakan epitel kornea dan membran bowman.
Epitel yang ireguler dan degenerasi hialin dalam
stromanya.
Pada pewarnaan hematoksilin dan eosin tampak
gambaran basofil
Penatalaksanaan

Pada kelompok usia 20 40 tahun, terapi umumnya


dengan pembedahan karena pterigium pada kelompok
usia ini cenderung progresif
Pada kelompok usia diatas 40 tahun, pertumbuhan
pterigium cenderung lambat dan dapat diobservasi
jika belum mencapai pupil
Pada keadaan inflamasi diberikan pengobatan untuk
menekan peradangannya, umumnya dipakai 1%
indometasin topikal. Diberikan 6 kali sehari pada 3
hari pertama, diikuti 4 kali sehari selama 11 hari
berikutnya
Jika pterygium membesar dan meluas sampai ke
daerah pupil, lesi harus diangkat
Terapi Pembedahan
Indikasi eksisi pterigium termasuk:
Ketidaknyamanan yang persisten
Distorsi visual
Pertumbuhan pterigium yang progresif (lebih dari 3-4
mm) ke sentral kornea atau visual aksis.
Terbatasnya pergerakan bola mata
Teknik Pembedahan
Bare Sclera excision
Excision with conjunctival closure
Exicion with antimitotic adjunctive therapies
Ocular surface transplantation techniques
Bare Sklera
Amnion membran
transplantation
Diagnosa Banding
Pseudopterigium
Konjungtiva Squamous Cell Carsinoma
Komplikasi
Mata merah atau iritasi
Distorsi atau reduksi pandangan sentral
Scarring kronik pada konjungtiva dan kornea
Pterigium yang meluas yang mengenai otot ekstra okuler
dapat menghambat pergerakan bola mata dan
menyebabkan diplopia.
Pada pasien yang belum di lakukan eksisi, scarring
pada muskulus rektus media menyebabkan diplopia.
Pada pasien pterigium yang sebelumnya sudah
dilakukan eksisi, scarring dan disinsersi dari
muskulus rektus media menyebabkan diplopia
komplikasi
Kekeringan lokal dan penipisan kornea
Komplikasi post operatif
Komplikasi yang paling sering muncul dari
pembedahan pterigium adalah rekurensi post operatif.
Angka kekambuhan dapat dikurangi dengan
penggunaan konjungtival atau limbal autograft atau
transplantasi membran amnion saat eksisi.
Komplikasi post operatif
Infeksi
Reaksi pada bahan jahitan
Lepasnya graft konjungtiva
Scarring pada kornea
Diplopia
Post- operatif astigmatisma
Perdarahan pada permukaan
Komplikasi lanjut setelah
radiasi beta dan mitomicin
Scleral dan/atau penipisan kornea atau ektasia dapat
muncul bertahun-tahun atau beberapa dekade setelah
pengobatan.
Granuloma episkleral dapat muncul 3 tahun setelah
terapi
Prognosis
Prognosis kosmetik dan visual setelah eksisi pterigium
adalah baik.
Pada pasien dengan rekurensi pterigium dapat
dilakukan eksisi ulang dan grafting dengan autograph
konjungtiva dan limbal atau transplantasi membran
amnion.
Identitas pasien
Nama : A
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Negeri Asal : Kerinci
Keluhan Utama
Kedua mata terasa perih sejak 6 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
1. Kedua mata terasa perih, berair dan merah yang
bertambah parah sejak 6 bulan yang lalu terutama
jika terkena angin
2. Penglihatan tampak seperti berkabut sejak 1 tahun
yang lalu, dan pasien merasakan adanya sensasi
benda asing di kedua mata
3. Pasien bekerja sebagai petani yang sering terpapar
sinar matahari.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah memakai kaca mata rabun jauh namun, 3
tahun terakhir tidak pernah dipakai lagi

Tidak pernah menderita trauma pada kedua mata


sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita kelainan seperti
ini.
Status Ophtalmikus
Status Ophtalmikus OD OS
Visus tanpa koreksi 5/60 5/30
Visus dengan koreksi 5/5, S -1,25 5/5, S -1
Refleks fundus (+) (+)
Silia/supersilia Madarosis(-), trikiasis(-) Madarosis(-), trikiasis(-)
Palpebra superior Udem -, hiperemis Udem -, hiperemis
Palpebra inferior Udem -, hiperemis - Udem -, hiperemis -

Aparat lakrimalis Normal Normal


Konjungtiva tarsalis Hiperemis(+), papil (-), folikel (-) Hiperemis (+), papil (-), folikel (-)
Konjungtiva fornik Hiperemis (+), papil (-), folikel (-) Hiperemis (+), papil (-), folikel (-)
Konjungtiva bulbi Hiperemis (+), papil (-), folikel (-) Hiperemis (+), papil (-), folikel (-)
Terdapat massa putih di bagian Terdapat massa putih di bagian
nasal, meluas ke kornea berbentuk nasal, meluas ke kornea berbentuk
kerucut dengan puncak di kornea, kerucut dengan puncak di kornea,
ukuran 1mm dari limbus ukuran 2mm dari limbus

Sclera Putih Putih


Kornea Bening, bagian nasal tertutup Bening, bagian nasal tertutup
massa putih, ukuran 1mm dari massa putih, ukuran 2mm dari
limbus limbus
Kamera okuli anterior Cukup dalam Cukup dalam

Iris Coklat, rugae(+) Coklat, rugae(+)


Pupil Bulat,rf (+/+) Bulat, rf (+/+)
Lensa Terdapat kekeruhan di bagian Kekeruhan di bagian
posterior posterior
Fundus: Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
-media
-papil
-pembuluh darah
-retina
-macula

Tekanan bulbus okuli N(palpasi) N(Palpasi)


Posisi bulbus okuli Orto Orto
Gerakan bulbus okuli Bebas Bebas
Pemeriksaan lainnya
Gambar
Pterigium Ocular Dextra
Pterigium Ocular Sinistra
Diagnosis Kerja
Pterigium ODS
Katarak senilis stadium insipien
Anjuran Terapi
Cendo Xitrol 1 tetes 4 kali sehari selama 7 hari
Cendo Lyteers 1 tetes 6 kali sehari selama 7 hari

Anda mungkin juga menyukai