Anda di halaman 1dari 20

BAB VII KEDAULATAN

WILAYAH NEGARA (HAKEKAT &


FUNGSINYA)
Negara Mempunyai Kekuasaan
Tertinggi

Negara Tidak Mengakui Suatu


KekuasaanYang Lebih Tinggi
daripada Kekuasaan Sendiri
AKIBAT DARI PAHAM KEDAULATAN:

KEMERDEKAAN
PERSAMAAN DERAJAT

HAKEKAT NEGARA DALAM HI:


RAKYAT
WILAYAH
PEMERINTAHAN
KEMAMPUAN BERHUBUNGAN
DENGAN NEGARA LAIN
WILAYAH SENGKETA ISRAEL vs
PALESTINA
A. PRESCRIPTION
daluwarsa
CARA-CARA B. ACCRETION
MEMPEROLEH pertambahan
C. CESSION
WILAYAH penyerahan-
DALAM perjanjian
D. CONQUEST
HI penaklukan-
kolonisasi
E. OCCUPATION
pendudukan-
penguasaan
WILAYAH NEGARA:
1. WILAYAH DARAT

2. WILAYAH
LAUT/PERAIRAN

3. WILAYAH RUANG
UDARA & RUANG
ANGKASA?
1. WILAYAH DARAT

Dataran Rendah, Dataran Tinggi,


Pegunungan dan Lembah

Negara Tak Berpantai (landlocked state)


BATAS2 WILAYAH DARATAN

1. Secara alamiah : pohon, sungai,


perbukitan, gunung, ngarai, masyarakat
adat;
2. Buatan : patok-patok, tugu, koordinat dll.
2. WILAYAH LAUT: NEGARA
PANTAI

Bagian-bagian laut:

1. Laut Lepas (High Seas)-tidak ada kedaulatan


negara (common heritage of mankind);

2. Laut Nasional atau Perairan Nasional


(National Water)-negara berdaulat
Mengapa negara-negara ingin
menguasai laut?

a. Ledakan penduduk dunia;

b. Perubahan peta bumi politik;


dan
c. Kemajuan Ilmu Pengetahuan &
Teknologi.
PERAIRAN NASIONAL?

1. Laut Wilayah (Territorial Sea);


2. Laut Pedalaman (Inner Sea);
3. Teluk (Bay);
4. Selat (Canal);
5. Danau (Lake);
6. Sungai (River).
Hak Berdaulat/Sovereign
Rights

Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)/Exclusive Economic Zone,


diukur dari garis pangkal normal sejauh 200 mil laut untuk
kepentingan ekonomi negara pantai ;

Landas Kontinen (Continental Shelf) diukur dari garis


pangkal normal sejauh 200 mil laut, untuk kepentingan
ekonomi negara pantai;

Zona Tambahan /Contiguous Zone diukur dari garis


pangkal normal sejauh 20 mil laut (untuk kepentingan
pertahanan dan keamanan)
3 MACAM GARIS PANGKAL:
GARIS PANGKAL NORMAL:
1.
Garis yang merupakan pertemuan antara tepi laut dengan
daratan, kemudian diikuti alur pantainya, ditetapkan pada
waktu air laut surut.

2. GARIS PANGKAL LURUS:


Garis yang ditarik lurus yang menghubungkan titik-titik terluar
dari ujung-ujung terluar, cara menetapkannya dengan menarik
garis lurus pada waktu air surut

3. GARIS PANGKAL KEPULAUAN:


Garis pangkal kepulauan yang menghubungkan titik-titik
terluar dari pulau-pulau terluar dan karang-karang kering dari
kepulauan.
WAWASAN NUSANTARA
(Konsep Negara Kepulauan)
1. HAGUE AGREEMENT 1948: Ordonansi Lingkungan Maritim 1939 (Territorial
Zee en Maritieme Kringen);

2. DEKLARASI JUANDA 13 Desember 1957 ttg PERAIRAN INDONESIA


(penyatuan air dan darat utk kepentingan pertahanan, keamanan dan
ekonomi);

3. Perpu No. 4/Prp/1960


Tentang Perairan Indonesia (tindak lanjut Deklarasi Juanda 13 Desember
1957);

4. Konvensi Hukum Laut PBB 1982 (United Nations Convention the Law of the Sea)
diratifikasi dengan UU No.17/1985.
Deklarasi Juanda 13 Desember
1957 ttg Perairan Indonesia
Indonesia mencabut Ordonansi Lingkungan
Maritim 1939/Hague Agreement 1948;
Indonesia mempergunakan garis pangkal lurus
dalam hal menetapkan lebar laut teritorialnya
yakni dengan cara menghubung-hubungkan
titik-titik dari ujung-ujung yang terluar dengan
garis-garis lurus;
Indonesia menetapkan lebar Laut Teritorial
sejauh 12mil laut;
Pelaksanaan Hak Lintas Damai di Perairan
Indonesia bagi kapal-kapal asing tetap dijamin.
Perpu No. 4/Prp/1960 ttg
Perairan Indonesia
1. Untuk kesatuan bangsa (budaya), integritas wilayah dan kesatuan
ekonominya ditarik garis-garis pangkal lurus yang menghubung-
hubungkan titik-titik terluar dari pulau-pulau terluar;

2. Negara berdaulat atas segala perairan yang terletak dalam garis-garis


pangkal lurus ini termasuk dasar laut (landas kontinen) dan tanah
dibawahnya (subsoil) maupun diatasnya, dengan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya;

3. Jalur laut teritorial selebar 12mil diukur dari garis-garis pangkal lurus
ini;

4. Hak Lintas Damai kapal-kapal asing melalui Perairan Nusantara


(archipelagic waters) dijamin selama tidak merugikan negara pantai
dan mengganggu keamanan dan ketertibannya.
3. WILAYAH RUANG UDARA

WILAYAH RUANG UDARA (DIBAWAH


ATMOSFIR)
Konvensi Paris 1919 (Pengaturan Navigasi
Udara)
KonvensiChicago 1944 ( Pengaturan Navigasi
Udara) Ps.1 : Negara berdaulat di ruang udara
diatas wilayahnya/darat dan/atau laut)
Prinsip : 1. usque ad coelum= kedaulatan
negara sampai tak terbatas;
2. berlaku kedaulatan.
Wilayah Ruang Angkasa?
Space Treaty 1967 Perjanjian tentang Prinsip-Prinsip
Eksplorasi dan Pemanfaatan Ruang Angkasa Bulan dan
Benda-Benda Langit Lainnya;
Moon Treaty 1979 (Perjanjian Yang Mengatur Kegiatan
Negara di Bulan dan Benda-Benda Langit Lainnya);
1. Persamaan hak bagi semua negara dalam pemanfaatan
dan eksplorasi ruang angkasa, bulan dan benda-benda
langit lainnya;
2. Pemanfaatan semata-mata untuk semua negara dan
untuk perdamaian;
3. Klaim kedaulatan dalam bentuk apa pun dilarang;
4. Res Communis/Common Heritage of Mankind (milik
bersama ummat manusia).
Teori Tentang Tingginya
Wilayah Ruang Udara

Teori Keamanan (kepentingan keamanan);


Teori Pengawasan (kemampuan kontrol negara);
Teori Batas KetinggianYang Ditetapkan (50- 100 mil);
Teori Udara (berdasar kemampuan pesawat udara);
Teori Gravity (berdasarkan hukum gravitasi bumi);
Teori Von Karman (100 km).
Kedaulatan NKRI di ruang
udara?
Tugas : Dimanakah diatur kedaulatan NKRI di
ruang udara?
Baca :
Ordonansi Pengangkutan Udara (Stb 1939-
100)
UU No.83/1958 tentang Penerbangan
UU No. 15/1992 tentang Penerbangan
UU No.1/2009 tentang Penerbangan.
KISI-KISI

Uraian tentang cara-cara negara memperoleh


wilayah;
Uraian tentang batas-batas wilayah negara di
darat, wilayah negara di laut dan wilayah negara
di ruang udara;
Uraian tentang cara perolehan wilayah dengan
accretion yang dilakukan oleh Singapura;
Kronologi Indonesia sebagai Negara Kepulauan
(Deklarasi Juanda 1957 sampai dengan UNCLOS
III PBB 1982) dan urgensinya.

Anda mungkin juga menyukai