Anda di halaman 1dari 41

Timy Christian tahun

112016078
Nama : Tn. N
Jenis kelamin : Laki-Laki
Tgl lahir/Umur :18-11-1945 (71 th)
Suku Bangsa : Betawi
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pekerjaan :Swasta
Pendidikan : SD
Alamat :Jl.Jengki Kebon pala,
Jakarta Timur
No RM : 170XXX
Tanggal masuk RS: 13 Oktober 2017, jam 12.30 WIB

ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada
tanggal 13 Oktober 2017 pukul 12.30 di poli bedah
umum.

Keluhan Utama
Benjolan pada buah zakar sejak 1 tahun yang lalu sebelu
masuk rumah sakit.

Keluhan Tambahan
Pasien mengeluhkan sakit di buah zakar,tidak ada demam,
lemas. BAB dan BAK pasien dalam batas normal.
OS datang dengan keluhan ada benjolan di buah zakar kanan
sejak kurang lebih 1 tahun sebelum masuk rumah sakit. Menurut
OS ukuran benjolan berubah-ubah, jika OS sedang berdiri,
berjalan batuk atau mengedan, maka benjolan akan keluar dan
semakin membesar dari ukuran sebelumnya, dan bila OS sedang
berbaring, maka ukuran benjolan mengecil. OS tidak pernah
mengalami trauma pada daerah buah zakar, lipat paha maupun
perut sebelumnya. Kadang OS juga merasakan nyeri di daerah
bagian perut kiri atas dan keluhan mereda jika benjolan turun ke
buah zakar.

Sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit OS mengeluhkan


terkadang sulit buang air besar dan feses terasa keras sehingga
harus mengedan tetapi keluhan sulit BAB tersebut tidak
berlangsung lama. OS juga mengeluh benjolan sudah tidak dapat
masuk kembali. Pasien juga mengeluhkan nyeri dan terasa berat
di buah zakarnya Tidak ada keluhan lain seperti demam,
pusing, mual, muntah dan perut kembung.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah mengalami hal seperti ini 47 tahun
yang lalu dan pernah di operasi. OS memiliki riwayat
hipertensi, OS tidak memiliki riwayat penyakit lain
seperti diabetes mellitus, alergi, asma, batuk-batuk
yang lama dan penyakit jantung.

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit
serupa dengan pasien. Penyakit lain disangkal pasien,
seperti riwayat kanker, hipertensi, diabetes mellitus,
tuberkulosis, penyakit jantung dalam keluarga.
Status Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Skala Nyeri :2
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 19 x/menit
Suhu : 36,4oC
Saturasi : 98 %
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 70 kg
IMT : 27.34 (obese)
Kepala : Normosefali
Rambut : Rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut, tidak alopesia
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
pupil isokor diameter 3 mm, reflex cahaya langsung +/+,
refleks cahaya tidak langsung +/+
Telinga : Normotia, sekret (-/-), darah (-/-), pus (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-)
Mulut : Sianosis (-), lidah tidak kotor, oral higiene
baik
Tenggorokan : T0/T0 tenang, faring tidak hiperemis.
Leher :
Tekanan Vena Jugularis (JVP) : tidak dilakukan
Kelenjar tiroid : tidak membesar
Kelenjar getah bening : tidak membesar
Thorax :

Paru-paru depan belakang


Inspeksi : simetris kiri dan kanan saat statis dan dinamis,
tidak ada bagian dada yang tertinggal, tidak tampak retraksi sela
iga.
Palpasi : Focal fremitus kanan kiri terasaa sama
kuat, nyeri tekan (-), benjolan (-), retraksi sela iga (-)
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing
(-/-)

Cor
Inspeksi: ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS V, linea midclavicularis
sinistra
Perkusi
Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra
Batas atas : ICS II linea sternalis sinistra
Batas kiri : ICS V 1/3 lateral dari linea midclavicularis sinistra
Batas bawah: ICS VI linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut datar, tidak
membuncit, warna kulit sawo matang,
pelebaran pembuluh darah (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : supel, defens muskular (-),
nyeri tekan (-) dan nyeri lepas (-) di sembilan
kuadran, massa (-), undulasi (-),nyeri ketok
CVA dextra sinistra (-)
Perkusi : timpani pada seluruh lapang
abdomen , ascites (-)
Lengan Kanan Kiri
Otot

Tonus Normotonus Normotonus

Massa Tidak teraba massa Tidak teraba massa

Sendi Normal, tidak ada Normal, tidak ada


nyeri nyeri
Gerakan
Aktif Aktif
Kekuatan
Normal (5555) Normal (5555)
Oedem
Tidak ada Tidak ada
Tungkai & Kaki Kanan Kiri
Luka Tidak ada Tidak ada

Varises Tidak ada Tidak ada

Otot

Tonus Normotonus Normotonus


Massa Tidak teraba massa Tidak teraba massa

Sendi Normal, tidak ada Normal, tidak ada


nyeri nyeri
Gerakan
Aktif Aktif
Kekuatan
Normal (5555) Normal (5555)
Edema
Tidak ada Tidak ada
Refleks Kanan Kiri
Refleks tendon +2 +2

Biseps +2 +2

Triseps +2 +2

Patella +2 +2

Refleks kulit Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Refleks patologis Negatif Negatif


Genitalia Eksterna (Scrotum)
Inspeksi: Tampak pembesaran pada buah zakar,
bentuk agak bulat dengan ukuran 7x 5 x 3 cm
di daerah skrotum dextra, berwarna seperti
warna kulit disekitarnya dan tidak terdapat
tanda-tanda radang

Palpasi: Teraba massa di daerah skrotum dextra


dengan ukuran 7 x 5 x 3 cm,permukaan rata,
tidak nyeri,teraba lunak, fluktuasi (-), testis tidak
teraba,isi masa melingkar seperti cincin ketika
jari di tekan ke scrotum.
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hemoglobin 14.6 g/dl 14 18 g/dl
Hematokrit 44 % 43 51 %
Trombosit 196.000mm3 150000-440000 mm3
Leukosit 7.400 /L 5000 10000 /L
Trombosit 309.000 /mm3 150.000 400.000 /mm3

Bleeding time 3 menit 30 1 5 menit


Clotting time 6 menit 1 16 menit

SGOT 16u/l 10-50 u/l

SGPT 19u/l 10-50 u/l

Ureum 38 38 mg/dl

Kreatinin 1.0 0.9-1.3 mg/dl


OS datang dengan keluhan ada benjolan di buah zakar kanan sejak kurang lebih 1
tahun sebelum masuk rumah sakit. Menurut OS ukuran benjolan berubah-ubah, jika OS
sedang berdiri, berjalan batuk atau mengedan, maka benjolan akan keluar dan
semakin membesar dari ukuran sebelumnya, dan bila OS sedang berbaring, maka
ukuran benjolan mengecil. OS tidak pernah mengalami trauma pada daerah buah
zakar, lipat paha maupun perut sebelumnya. Kadang OS juga merasakan nyeri di
daerah bagian perut kiri atas dan keluhan mereda jika benjolan turun ke buah zakar.
Sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit OS mengeluhkan terkadang sulit
buang air besar dan feses terasa keras sehingga harus mengedan tetapi keluhan sulit
BAB tersebut tidak berlangsung lama. OS juga mengeluh benjolan sudah tidak dapat
masuk kembali. Pasien juga mengeluhkan nyeri dan terasa berat di buah zakarnya
Tidak ada keluhan lain seperti demam, pusing, mual, muntah dan perut kembung.
Pasien pernah mengalami hal seperti ini 47 tahun yang lalu dan pernah di operasi.
OS memiliki riwayat hipertensi, OS tidak memiliki riwayat penyakit lain seperti diabetes
mellitus, alergi, asma, batuk-batuk yang lama dan penyakit jantung. Status generalis
tensi 150/90.
Pada pemeriksaan fisik scrotum tampak pembesaran pada buah zakar, bentuk agak
bulat dengan ukuran 7x 5 x 3 cm di daerah skrotum dextra, berwarna seperti warna
kulit disekitarnya dan tidak terdapat tanda-tanda radang. Pada palpasiTeraba massa di
daerah skrotum dextra dengan ukuran 7 x 5 x 3 cm,permukaan rata, tidak
nyeri,teraba lunak, fluktuasi (-), testis tidak teraba,isi masa melingkar seperti cincin
ketika jari di tekan ke scrotum.Auskultasi bising usus normopristaltik.Pemeriksaan
penunjang darah rutin,SGOT,SGPT,Ureum,Kreatinin.dalam batas normal.
DIAGNOSIS KERJA
- Hernia Scrotalis Reponibilis Dextra
- Hipertensi

DIAGNOSIS BANDING
- Hidrokel
- Tumor testis kanan.
PENGOBATAN
Amlodipine 1x5mg
Asam mefenamat 3x500 bila nyeri
Konsul Penyakit Dalam untuk persiapan
operasi.
Operasi : herniotomi dan hernioraphi

PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Definisi
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi
suatu rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga bersangkutan (fascia dan
muskuloaponeurotik) yang menberi jalan keluar
pada alat tubuh selain yang biasa melalui dinding
tersebut.

Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui


defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-
aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas 3
hal : cincin, kantong dan isi hernia.
Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di
dinding abdomen muncul didaerah sekitar lipat paha.
Hernia indirect lebih banyak daripada hernia direct yaitu
2:1, dimana hernia femoralis lebih mengambil porsi yang
lebih sedikit.

Hernia sisi kanan lebih sering terjadi daripada di sisi kiri.


Perbandingan pria:wanita pada hernia indirect adalah 7:1.

Hernia femoralis kejadiannya kurang dari 10 %. Hernia


femoralis lebih sering terjadi pada lansia dan laki-laki
yang pernah menjalani operasi hernia inguinal. Insiden
hernia femoralis dikalangan wanita 4 kali lebih sering
dibandingkan dikalagan pria, karena secara keseluruhan
sedikit insiden hernia inguinalis pada wanita.
Penyebab terjadinya hernia
1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir
atau didapat kemudian dalam hidup.
2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3. Kongenital
a. Hernia congenital sempurna.
b. Hernia congenital tidak sempurna
Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi
dia mempunyai defek pada tempat tempat tertentu
(predisposisi) dan beberapa bulan (0 1 tahun)
setelah lahir akan terjadi hernia melalui defek tersebut
karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan
intraabdominal (mengejan, batuk, menangis).
1. Kantong hernia
Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis.
Tidak semua hernia memiliki kantong, misalnya hernia
incisional, hernia adiposa, hernia intertitialis.
2. Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong
hernia, misalnya usus, ovarium, dan
jaringan penyangga usus (omentum).
3. Pintu hernia
Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui
kantong hernia.
4. Leher hernia
Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan
kantong hernia.
5. Locus minoris resistence (LMR)
1. Menurut lokasinya :
a. Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi dilipatan paha.
Jenis ini merupakan yang tersering dan dikenal dengan istilah
turun berok atau burut.
b. Hernia umbilikus adalah di pusat.
c. Hernia femoralis adalah di paha.

2. Menurut isinya :
a. Hernia usus halus
b. Hernia omentum

3. Menurut penyebabnya :
a. Hernia kongenital atau bawaan
b. Hernia traumatic
c. Hernia insisional adalah akibat pembedahan sebelumnya.
4. Menurut terlihat dan tidaknya :
a. Hernia externs, misalnya hernia inguinalis, hernia scrotalis, dan
sebagainya.
b. Hernia interns misalnya hernia diafragmatica, hernia foramen winslowi,
hernia obturaforia.

5. Menurut keadaannya :
a. Hernia inkarserata adalah bila isi kantong terperangkap, tidak dapat
kembali kedalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase
atau vaskularisasi. Secara klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk
hernia irrenponibel.

b. Hernia strangulata adalah jika bagian usus yang mengalami hernia


terpuntir atau
membengkak, dapat mengganggu aliran darah normal dan pergerakan otot
serta mungkin
dapat menimbulkan penyumbatan usus dan kerusakan jaringan.

6. Menurut nama penemunya : 4,5


a. Hernia petit yaitu hernia di daerah lumbosacral.
b. Hernia spigelli yaitu hernia yang terjadi pada linen semi sirkularis diatas
penyilangan vasa epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominalis
bagian lateral.
c. Hernia richter yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang
terjepit.
7. Menurut sifatnya :
a. Hernia reponibel adalah bila isi hernia dapat keluar
masuk. Isi hernis keluar jika berdiri atau mengedan dan
masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada
keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
b. Hernia irreponibel adalah bila isi kantung hernia tidak
dapat dikembalikan ke dalam rongga.

8. Jenis hernia lainnya :


a. Hernia pantolan adalah hernia inguinalis dan hernia
femuralis yang terjadi pada satu sisi dan dibatasi oleh vasa
epigastrika inferior.
b. Hernia scrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya
masuk ke scrotum secara lengkap.
c. Hernia littre adalah hernia yang isinya adalah
divertikulum meckeli.
1. Hernia Inguinalis

Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi kerana usia lanjut, karena
pada umur tua otot dinding rongga perut melemah,organ dan jaringan
tubuh mengalami proses degenerasi.

Kanalis telah menutup pada orang tua. Namun karena daerah ini merupakan
locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan
intraabdominal meningkat seperti batuk batuk kronik, bersin yang kuat
dan mengangkat barang barang berat, mengejan.

A. Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)


Hernia ini merupakan jenis henia yang didapat (akuisita) disebabkan
oleh faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan
otot dinding di trigonum Hesselbach*. Jalannya langsung (direct) ke
ventral melalui annulus inguinalis subcutaneous.

B. Hernia Inguinalis Indirekta (lateralis)


Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral
pembuluh epigastrika inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar
melalui dua pintu dan saluran, yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Pada
pemeriksaan hernia lateralis akan tampak tonjolan berbentuk lonjong.
Dapat terjadi secara kongenital atau akuisita
2. Hernia femoralis
benjolan di lipat paha di bawah ligamentum
inguinale, di medial vena femoralis dan lateral
tuberkulum pubikum.
Tidak jarang yang lebih jelas adalah tanda
sumbatan usus, sedangkan benjolan di lipat
paha tidak ditemukan, karena kecilnya atau
karena penderita gemuk.
Hernia ini masuk melalui annulus femoralis
ke dalam kanalis femoralis dan keluar pada
fosa ovalis di lipat paha.
* Inspeksi
Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang
muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan
dan mneghilang setelah berbaring.

Hernia inguinal
Lateralis : muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari
lateral ke medial, tonjolan
berbentuk lonjong.
Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.

Hernia skrotalis : benjolan yang terlihat sampai skrotum


yang merupakan tojolan lanjutan dari hernia inguinalis
lateralis.
Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal.
Hernia epigastrika : benjolan dilinea alba.
Hernia umbilikal : benjolan diumbilikal.
Hernia perineum : benjolan di perineum.
Pertengahan antara SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL)
ditekan lalu pasien disuruh mengejan. Jika terjadi
penonjolan di sebelah medial maka dapat diasumsikan
bahwa itu hernia inguinalis medialis.

Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum


(AIM) ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat
benjolan di lateral titik yang kita tekan maka dapat
diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis.

Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas


(pertengahan canalis inguinalis) ditekan lalu pasien
disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateralnya
berarti hernia inguinalis lateralis jika di medialnya hernia
inguinalis medialis.
Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat
diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dua
permukaan sutera, tanda ini disebut sarung tanda sarung tangan
sutera.

Kantong hernia yang berisi mungkin teraba usus, omentum (seperti


karet), atau ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi pada waktu
jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien mulai mengedan
kalau hernia menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis
dan kalau samping jari yang menyentuh menandakan hernia
inguinalis medialis. lipat paha dibawah ligamentum inguina dan
lateral tuberkulum pubikum.

Hernia femoralis : benjolan lunak di benjolan dibawah


ligamentum inguinal.

Hernia inkarserata : nyeri tekan.


* Perkusi
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus
dipikirkan kemungkinan hernia
strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.

* Auskultasi
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen
pada hernia yang mengalami obstruksi usus (hernia
inkarserata).
- Colok dubur
Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda
Howship romberg (hernia obtutaratoria). 5,6
- Tanda tanda vital : temperatur meningkat,
pernapasan meningkat, nadi meningkat, tekanan
darah meningkat. 1,2,3
Pemeriksaan Finger Test :
Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus
eksternus ke kanal inguinal.
Penderita disuruh batuk:
Bila impuls diujung jari berarti Hernia
Inguinalis Lateralis.
Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis
Medialis.
Pemeriksaan Ziemen Test :
Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan
dulu (biasanya oleh penderita).
Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada
:
jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
jari ke 4 : Hernia Femoralis.
Pemeriksaan Thumb Test :
Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan
penderita disuruh mengejan
Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis
medialis.
Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia
Inguinalis Lateralis
- Hasil laboratorium
Leukosit > 10.000 18.000 / mm3
Serum elektrolit meningkat

Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan Ultrasound pada daerah inguinal
dengan pasien dalam posisi supine dan posisi
berdiri dengan manuver valsafa memiliki
sensitifitas dan spesifisitas diagnosis mendekati
90%.

CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi


pelvis untuk mencari adanya hernia obturator.
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan
melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau
penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah
direposisi.

Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri


memegang isi hernia dan membentuk corong, tangan
kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan
sedikit tekanan perlahan yang tetap sampai terjadi
reposisi.

Pada anak-anak reposisi spontan . Reposisi dilakukan


dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative
dan kompres es di atas hernia. Bila usaha reposisi ini
berhasil, anak disiapkan operasi hari berikutnya. Bila
tidak berhasil, operasi segera.
Indikasi operasi sudah ada sejak diagnosa
ditegakkan. Prinsip dasar operasi terdiri dari
herniotomi dan hernioplasti.1
Herniotomi adalah membebaskan kantong hernia
sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi
hernia dibebaskan kalau ada perlekatan,
kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit ikat
setinggi mungkin lalu dipotong.

Hernioplasti ialah melakukan tindakan


memperkecil annulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding posterior kanalis inguinalis.
Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada kasus
ireponibel; ini dapat terjadi kalau isi terlalu besar, atau terjadi
perlekatan. ->Hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi
strangulasi yang menimbulkan obstruksi sederhana.

Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi ke


jaringan isi hernia --> bendungan vena --> udem organ atau
struktur di dalam hernia --> suplai darah terhambat -->
nekrosis dan hernia akan berisi cairan transudat serosanguinis -
-> Bila isi jaringan adalah usus, bisa terjadi perforasi yang
menimbulkan abses lokal, fistel, hingga peritonitis.

Gambaran klinis hernia inkarserata yang mengandung usus


dimulai dengan gambaran obstruksi usus dengan gangguan
keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa.

Bila telah strangulasi, bisa terjadi toksik akibat gangrene dan


gambaran menjadi sangat serius. Penderita akan mengeluh nyeri
hebat di tempat hernia dan akan menetap karena rangsang
peroitoneal
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai