MKep
Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah
kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya suplai darah ke bagian otak
(Smeltzer & Bare, 2002). Stroke adalah sindrom
klinis yang awal timbulnya mendadak, progesi
cepat, berupa defisit neurologis fokal dan/ atau
global, yang berlangsung 24 jam atau lebih
atau langsung menimbulkan kematian, dan
sematamata disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak non traumatik (Mansjoer,
2000).
STROKE CLASSIFICATION
85 % 15 %
Ischemic Hemorrhagic
Stroke Non Hemorrhagic (Iskemik): disebabkan
oleh trombus,embolus atau spasme pembuluh
darah otak. Akibat yg timbul adalah jarot
mengalami iskemik dan nekrosis.kejadiannya
sering saat beristirahat/bangun tidur
Stroke Hemorrhagic : terjadi karena pecahnya
pembuluh darah otak tertentu. Perdarahan yg
sering tjd adlah perdarahan intra serebral dan
subarachnoid.penyebabnya adalah ruptur
aneurisma pembuluh darah otak atau akibat
hipertensi berat.kejadiannya sering saat
melakukan aktivitas
Faktor resiko terjadinya stroke menurut Mansjoer
(2000) adalah:
1. Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin, ras,
riwayat keluarga, riwayat stroke, penyakit jantung
koroner, dan fibrilasi atrium.
2. Yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus,
merokok, penyalahgunaan alkohol dan obat,
kontrasepsi oral, dan hematokrit meningkat
Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya
diakibatkan dari salahsatu dari empat kejadian yaitu:
1. Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh
darah otak atau leher.
2. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material
lain yang di bawa keotak dari bagian tubuh yang lain.
3. Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak
4. Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah
serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak
atau ruang sekitar otak.
Menurut Smeltzer & Bare (2002) dan Price & Wilson
(2006) tanda dan gejala penyakit stroke adalah
kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai
atau salah satu sisi tubuh, hilangnya sebagian
penglihatan atau pendengaran, penglihatan ganda
atau kesulitan melihat pada satu atau kedua mata,
pusing dan pingsan, nyeri kepala mendadak tanpa
kausa yang jelas, bicara tidak jelas (pelo), sulit
memikirkan atau mengucapkan katakata yang
tepat, tidak mampu mengenali bagian dari tubuh,
ketidakseimbangan dan terjatuh dan hilangnya
pengendalian terhadap kandung kemih.
Otak sangat tergantung pd oksigen,pada saat
terjadi anoksia metabolisme cerebral akan
segera mengalami perubahan.Hipoksia
pertama kali menimbulkan iskemia.Iskemia
dlm wkt singkat <10- 15 mnt menyebabkan
defisit sementara.Iskemia dalam waktu yg
lama menyebabkan kematian sel permanen
dan infark serebral dg disertai edema serebral
Stoke trombotik karena adanya aterosklerosis
dan menyebabkan penyempitan lumen arteri
supplay darah ke otak terganggu
Stroke embolik yg disebabkan embolus yg
berasal dari trombus jantung
Stroke hemorrhagic terjadi apabila pembuluh
darah di otak pecah tjd perdarahan ke dalam
jaringan parenkim otak menimbulkan
perubahan komponen intra kranial yg seharusnya
konstan menimbulkan TIK yg bila berlanjut
herniasi otak dan juga menyebabkan
edema,spasme PD otak dan penekanan pada
daerah tsb terjadi nekrosis jaringan otak
Penatalaksaan medis menurut menurut Smeltzer
& Bare (2002) meliputi:
1. Diuretik untuk menurunkan edema serebral
yang mencapai tingkat maksimum 3 sampai 5
hari setelah infark serebral.
2. Antikoagulan untuk mencegah terjadinya
thrombosis atau embolisasi dari tempat lain
dalam sistem kardiovaskuler.
3. Antitrombosit karena trombosit memainkan
peran sangat penting dalam pembentukan
thrombus dan embolisasi.
Check airway penting untuk oksigenisasi
Cek tanda-tanda vital
Keseimbangan cairan dan elektrolit : catat
intake output, makanan dan minum dengan
diet 1500 cal. Jika perlu pemasanagn NGT.
Posisi kepala 30 derajat
Pemberian manitol selama 5 hari pada
pasen stroke yang impending herniasi dan
herniasi
Tujuan :
klien akan memperlihatkan Perfusi Jaringan
Yg adequat
TIK normal
Kriteria :
1) Tingkat kesadaran membaik, fungsi
kognitif, memori dan motoric baik
2) Tanda-tanda vital stabil dan tidak
memburuknya status neurologis
1) Kaji setiap 1-4 jam :
Status neurologis dengan memantau ukuran
pupil, reflek cahaya, serta pergerakan bola
mata.
Tingkat kesadaran dengan GCS
Fungsi motorik dan sensorik
Kemampuan bicara
Tanda-tanda vital : TD, N,R,S, Skala Nyeri
2) Pertahankan pemberian O2
3) Tingkatkan aliran vena dari otak dg cara
elevasi kepala 30 derajat
4) Pertahankan kien untuk bedrest
5) Anjurkan kepada klien untuk menghindar
valsava manuver ( batuk, bersin,
mengedan))
6) Berikan terapi sesuai program< osmotik
diuretik, anti hiperensi
5. Evaluasi
Evaluasi adalah respons pasien terhadap terapi
dan kemajuan mengarah pencapaian hasil yang
diharapkan. Aktivitas ini berfungsi sebagai
umpan balik dan bagian kontrol proses
keperawatan, melalui mana status pernyataan
diagnostik pasien secara individual dinilai untuk
diselesaikan, dilanjutkan, atau memerlukan
perbaikan (Doenges dkk, 1999). Evaluasi asuhan
keperawatan sebagai tahap akhir dari proses
keperawatan
yang bertujuan untuk menilai hasil akhir dan
seluruh tindakan keperawatan yang telah
dilakukan. Evaluasi ini bersifat sumatif, yaitu
evaluasi yang dilakukan sekaligus pada akhir
dari semua tindakan keperawatan yang telah
dilakukan dan telah disebut juga evaluasi
pencapaian jangka panjang.
Kriteria hasil dari tindakan keperawatan yang di
harapkan pada pasien
stroke adalah mempertahankan tingkat
kesadaran dan tandatanda vital stabil, kekuatan
otot bertambah dan dapat beraktivitas secara
minimal, dapat berkomunikasi sesuai dengan
kondisinya, mempertahankan fungsi perseptual,
dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara
mandiri, klien dapat mengungkapakan
penerimaaan atas kondisinya, dan klien dapat
memahami tentang kondisi dan cara
pengobatannya.
Dokumentasi keperawatan merupakan aspek
penting dari praktik keperawatan yaitu
sebagai segala sesuatu yang tertulis atau
tercetak yang dapat diandalkan sebagai
catatan tentang bukti bagi individu yang
berwenang. Dokumentasi keperawatan juga
mendeskripsikan tentang status dan
kebutuhan klien yang komprehensif, juga
layanan yang diberikan untuk perawatan klien
(Potter & Perry, 2005).
Format ini ada di catatan medic yang berorientasi
pada masalah (problem oriented medical record)
yang mencerminkan masalah yang di identifikasi
oleh semua anggota tim perawat. Format soapier
terdiri dari:
S = Data Subjektif masalah yang dikemukakan
dan dikeluhkan atau yang dirasakan sendiri oleh
pasien.
O = Data Objektif (tandatanda klinik dan fakta
yang Berhubungan dengan diagnose keperawatan
meliputi data fisiologis dan informasi dari
pemeriksaan
A = Pengkajian (Assesment) Analisis data subjektif
dan objektif dalam menentukan masalah pasien.
P = Perencanaan Pengembangan rencana segera atau
untuk yang akan dating dari intervensi tindakan
untuk mencapai status kesehatan optimal.
I = Intervensi Tindakan yang dilakukan oleh perawat.
E = Evaluasi Merupakan analisis respon pasien
terhadap intervensi yang diberikan.
R = Revisi Data pasien yang mengalami perubahan
berdasarkan adanya respon pasien terhadap tindakan
keperawatan merupakan acuan perawat dalam
melakukan revisi atau modifikasi rencana asuhan
kepeawatan.