2017
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2588
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Perawatan Diri : Berpakaian dan Mandi
di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia
OLEH :
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta masukan yang
membangun dari semua pihak bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
pelayanan keperawatan.
P enulis,
1.1.LATAR BELAKANG
Abraham Maslow (1964) mengatakan bahwa setiap manusia memiliki
kebutuhan yang mendasar yang harus dipenuhi untuk mencapai kebutuhan
tertinggi. Kebutuhan manusia dapat digolongkan menjadi lima tingkat kebutuhan
yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan
cinta dan mencintai, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Salah
satu kebutuhan dasar yang harus diperhatikan dalam asuhan pada klien adalah
perawatan diri merupakan salah satu kebutuhan yang sering terabaikan terutama
pada pasien defisit perawatan diri. (Mubarak, 2007)
Perawatan diri merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan
perawatan diri dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: budaya, nilai sosial
pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi
terhadap perawatan diri (Aziz, 2009). Perawatan diri merupakan salah satu
kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya.Perawatan diri perorangan
diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti,pada
orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri dan pada orang
yang mengalami gangguan jiwa mereka juga memerlukan hygiene atau perawatan
diri yang baik (Potter & Perry, 2005).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting). (Nurjannah, 2004)
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan
diri(hygiene), berpakaian, berhias, makan, BAB/BAK (Fitria, 2010). Jadi defisit
perawatan diri adalah defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi
akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari
1.2.1.Tujuan Umum
Tujuan umum dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan Asuhan
Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah defisit perawatan diri di
Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
1.2.2.Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pengkajian pada Tn. S dengan prioritas masalah
defisit perawatan diri
b) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan
c) Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. S dengan
prioritas masalah defisit perawatan diri
d) Mampu melakukan implementasi pada Tn. S dengan prioritas masalah
defisit perawatan diri
e) Mampu melakukan evaluasi pada Tn. S dengan prioritas masalah defisit
perawatan diri
1.3.MANFAAT
Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1.3.1. Bagi Pendidikan
Menjadi bahan masukan dalam proses belajar mengajar dalam
melakukan penulisan karya tulis ilmiah, khususnya mahasiswa D-III
Keperawatan.
1.3.2. Bagi Praktek Keperawatan
Menambah wawasan perawat tentang bagaimana merawat pasien
dengan defisit perawatan diri dan upaya untuk meningkatkan pelayanan
bagi pasien.
1.3.3. Bagi Klien
Dapat merawat dirinya sendiri baik dalam mandi, makan, berhias
dan buang air kecil/buang air besar.
10
2.1.2. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2009), penyebab defisit perawatan
diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Ada beberapa
dampak yang sering timbul pada masalah defisit perawatan diri, antara
lain:
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpelihara kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan
fisik yang sering terjadi adalah: gangguan integritas kulit,
gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai
dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.
11
12
13
2.2.1. Pengkajian
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan
klien,pengamatan langsung dan pemeriksaan. Setelah pengkajian
dilakukan makaditemukan beberapa tanda dan gejala adanya gangguan
defisit perawatan diri yaitu (Fitria, 2010):
a. Gangguan kebersihan diri (mandi)
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan
badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu
atau aliran air, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan
tubuh sertamasuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau
mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta
memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki
ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih
pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing
14
15
Data Obyektif:
1. Klien tampak tidak rapi
2. Klien tampak mengeluarkan air liur pada saat diam atau pun berbicara
3. Badan klien bau dan berdaki
4. Rambut acak-acakan
5. Tampak ketombe
6. Giginya terlihat kuning dan kotor
7. Mulut berbau
2.2.4. Perencanaan
Menurut Purba dkk (2012) perencanaan meliputi:
1. Menyediakan alat mandi dan berdandan untuk pasien (mis: sabun,
sikat gigi, odol, sampo dan bedak).
16
17
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 47 tahun
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak ada
Alamat : Jl. Karya Bakti I Gg ubs No.9
Tanggal Masuk RS :-
No. Register :-
Ruangan/Kamar :-
Tanggal Pengkajian : 11 juni 2017
Diagnosa Medis : Defisit Perawatan Diri
18
B. Quantitiy/quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien merasa tidak tenang dengan dirinya yang kotor dan tidak
rapi.
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak kotor dan tidak rapi.
C. Severity
Klien merasa terganggu dengan kondisinya yang sekarang.
D. Time
Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut.
19
20
E. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama islam.
b. Kegiatan ibadah
Klien sering mengikuti kegiatan ibadah.
21
22
23
24
25
26
b. Maladaptif
Klien mengatakan kalau mempunyai masalah klien selalu
menghindarinya dan klien mengatakan lebih baik tidur dari
pada memikirkannya.
27
No Data Masalah
Keperawatan
1. DS :
klien mengatakan Defisit Perawatan
klien malas untuk Diri
merawat diri.
DO :
a. Klien tampak tidak
rapi
b.Badannya kotor
dan bau
c. Rambut kotor
d. Berketombe
e.Giginya terlihat
kotor
f. Kuku kotor
28
3 DS: Resiko
Keluarga Perilaku Kekerasan
mengatakan klien
sering marah marah.
DO:
a. Klien terlihat
mudah tersinggung
29
30
Diagnosa Perencanaan
Keperaw Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
atan
4. Menghindari
4.Anjurkan klien
adanya
memasukkan
perubahan
dalam jadwal
peran akibat
kegiatan harian
perasaan HDR.
31
3. Membantu 3. Meningkatkan
klien rasa percaya diri
meningkatkan klien.
harga dirinya.
4.Menghindari 4. Menghindari
adanya adanya
perubahan perubahan
peran akibat peran akibat
perasaan HDR. perasaan HDR.
32
4.Meningkatkan
4. Latih klien
harga diri serta
sesuai dengan
memancing
kemampuan klien untuk
yang dipilih mengucapkan
5. Beri pujian
yang wajar
33
2. Menambah
2. Latih
kemampuan/pen
kemampuan
getahuan klien.
kedua yang telah
dipilih oleh
klien.
3. Menghindari
3. Anjurkan
adanya
klien
perubahan
memasukkan ke
dalam jadwal peran akibat
34
2. Menambah
2. Melatih
kemampuan/pen
kemampuan
getahuan klien.
ketiga.
3. Menghindari
3. Anjurkan
adanya
klien
perubahan
memasukkan ke
peran akibat
dalam jadwal
perasaan HDR.
35
3.Diskusikan
3.Untuk
pada klien
mengetahui
perilaku
perilaku
kekerasan yang
kekerasan yang
biasa dilakukan
pernah
klien.
dilakukan klien.
36
37
Senin/12 Juni 1 SP 1: S:
2017 1. Membina hubungan a. Nama saya Tn.S
saling percaya. suka dipanggil S saja.
2. Menjelaskan b. Klien mengatakan
pentingnya kebersihan sudah mengerti begitu
diri. pentingnya
3. Menjelaskan cara kebersihan pada
menjaga kebersihan dirinya.
diri dan cara mandi. c. Klien mengatakan
4. Membantu klien akan selalu menjaga
memperaktekkan cara kebersihan
38
SP 2 S:
Senin/12 Juni 1. Mengevaluasi jadwal Klien dapat
2017 kegiatan harian menyebutkan dan
klien. memperaktekkan cara
2. Menjelaskan cara berdandan yang benar.
berdandan. A:
3. Membantu klien - Tujuan tercapai.
memperaktekkan cara - Klien mulai bersih
39
Selasa/13Juni 1 SP 1: S:
2017 1. Membina hubungan a. Nama saya Tn.S suka
saling percaya. dipanggil S saja.
2. Menjelaskan b. Klien mengatakan
pentingnya kebersihan sudah mengerti begitu
diri. pentingnya
3. Menjelaskan cara kebersihan pada dirinya.
menjaga kebersihan c. Klien mengatakan
diri dan cara mandi. akan selalu menjaga
4. Membantu klien kebersihan
memperaktekkan cara dirinya dan akan mandi.
menjaga kebersihan diri d. Klien mengatakan
dan mandi. senang bisa dibantu
5. Menganjurkan klien dalam kebersihan
40
41
42
SP I :
3 1. Membina hubungan
saling percaya
2. Membantu mengenal
penyebab dari marah
43
Kamis/15 Juni 1 SP 1: S:
2017 1. Membina hubungan a. Nama saya Tn.S suka
saling percaya. dipanggil S saja.
2. Menjelaskan b. Klien mengatakan
pentingnya kebersihan sudah mengerti begitu
diri. pentingnya
3. Menjelaskan cara kebersihan pada
menjaga kebersihan dirinya.
diri dan cara mandi. c. Klien mengatakan
4. Membantu klien akan selalu menjaga
memperaktekkan cara kebersihan
44
3 SP I :
1. Membina hubungan
saling percaya
2. Membantu mengenal
penyebab dari marah
45
3.1.Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan
Prioritas Masalah Defisit Perawatan Diri : Berpakaian dan Mandi di
Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia yang dilakukan pada
tanggal 12 Juli sampai 15 Juli 2017, maka penulis mendapatkan data
sebagai berikut : klien malas untuk merawat diri, penampilan tidak rapi,
bau badan, kulit berdaki, rambut kotor dan berketombe, gigi kotor dan bau,
seta kuku panjang. Dari data tersebut penulis menyimpulkan bahwa klien
mengalami defisit perawatan diri : Berpakaian dan Mandi .
Setelah penulis melakukan pengkajian, intervensi dan
implementasi, hasilnya masalah keperawatan dengan defisit perawatan diri
pada Tn. S dihentikan karena klien sudah mau melakukan perawatan diri.
Walaupun demikian perawat harus tetap memantau dan membimbing
pasien dalam merawat diri.
3.2.Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai
berikut :
3.2.1. Pihak Institusi Pendidikan
Agar lebih meningkatkan penerapan dan pengajaran
asuhan keperawatan pada mahasiswa, meningkatkan ilmu
pengetahuan dan memberikan keterampilan yang lebih
kepada mahasiswa dan menambah referensi tentang defisit
perawatan diri: Berpakaian dan Mandi.
46
47
48
49
50
51
52