Anda di halaman 1dari 53

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Keperawatan Kertas Karya Diploma

2017

Asuhan Keperawatan pada Tn. S


dengan Prioritas Masalah Kebutuhan
Dasar Perawatan Diri : Berpakaian dan
Mandi di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia

Nababan, Yosevin Karunia

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2588
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Perawatan Diri : Berpakaian dan Mandi
di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia

Karya Tulis Ilmiah (KTI)


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

OLEH :

YOSEVIN KARUNIA NABABAN


142500019

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017

Universitas Sumatera Utara


2

Universitas Sumatera Utara


3

Universitas Sumatera Utara


Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan

Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Perawatan Diri : Berpakaian dan Mandi

di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia

1. Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas


Sumatera Utara Medan.
2. Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan dan selaku Dosen
Pembimbing saya.
3. Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp. KMB, selaku Wakil Dekan II
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
4. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp. M.Kep, Sp. Mat, selaku Wakil Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
5. Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Pelaksana
Program Studi D-III Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
6. Jenny Marlindawani Purba, S.Kp, MNS, Ph.D, selaku Dosen penguji.
7. Seluruh Dosen dan Staf pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.

Universitas Sumatera Utara


8. Yang terhormat kepada kedua orang tua saya ayahanda (Jhon Piter Nababan,
SP) dan ibunda (Evi Hendra Br.Sebayang, SPsy) yang tercinta atas segala
keikhlasan dalam memberikan kasih sayang serta abang (Yosua Pernando
Nababan) dan adik saya yang saya sayangi (Sara Claresti Pertiwi
Br.Nababan), yang tidak pernah lelah memberikan dukungan moril maupun
materil dengan penuh kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Medan khususnya Teman-teman Program Studi D-III Keperawatan Stambuk
2014, terimakasih atas doa, dukungan dan kebersamaannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta masukan yang
membangun dari semua pihak bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
pelayanan keperawatan.

Medan, Juli 2017

P enulis,

Yosevin Karunia Nababan

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . ........................................................................................ 1
B. Tujuan ........................................................................................................ 4
C. Manfaat ...................................................................................................... 4
BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah
Defisit Perawatan Diri........................................................................... 5
1. Pengkajian................. ........................................................................ 6
2. Analisa Data...................................... ................................................ 7
3. Rumusan Masalah.............................. ............................................... 8
4. Perencanaan........................................................................................ 8
B. Asuhan Keperawatan Kasus................................................................ 12
1. Pengkajian ......................................................................................... 12
2. Analisa Data ...................................................................................... 22
3. Rumusan Masalah ............................................................................. 24
4. Perencanaan ...................................................................................... 25
5. Implementasi dan Evaluasi ............................................................... 32
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 40
B. Saran ......................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 42
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Abraham Maslow (1964) mengatakan bahwa setiap manusia memiliki
kebutuhan yang mendasar yang harus dipenuhi untuk mencapai kebutuhan
tertinggi. Kebutuhan manusia dapat digolongkan menjadi lima tingkat kebutuhan
yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan
cinta dan mencintai, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Salah
satu kebutuhan dasar yang harus diperhatikan dalam asuhan pada klien adalah
perawatan diri merupakan salah satu kebutuhan yang sering terabaikan terutama
pada pasien defisit perawatan diri. (Mubarak, 2007)
Perawatan diri merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan
perawatan diri dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: budaya, nilai sosial
pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi
terhadap perawatan diri (Aziz, 2009). Perawatan diri merupakan salah satu
kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya.Perawatan diri perorangan
diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti,pada
orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri dan pada orang
yang mengalami gangguan jiwa mereka juga memerlukan hygiene atau perawatan
diri yang baik (Potter & Perry, 2005).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting). (Nurjannah, 2004)
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan
diri(hygiene), berpakaian, berhias, makan, BAB/BAK (Fitria, 2010). Jadi defisit
perawatan diri adalah defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi
akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari

Universitas Sumatera Utara


ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan, berhias diri, dan eliminasi
(BAB/BAK). (Keliat, 2010)
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya defisit perawatan diri
yaitu : keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif dan keterampilan terhambat (ketergantungan), biologis yaitu penyakit
kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri dan
social yaitu kurang dukungan dan latihan kemampuan dari lingkungannya
(Nurjannah, 2004).
Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa berat yang ditandai dengan
penurunan atau ketidakmampuan berkomunikasi,gangguan realitas (halusinasi
atau waham), afek tidak wajar atau tumpul, gangguan kognitif (tidak mampu
berpikir abstrak) serta mengalami kesukaran melakukan aktivitas sehari- hari (
Keliat, 2011). Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa yang mempengaruhi fungsi
otak dan menyebabkan munculnya gangguan pikiran, persepsi, emosi, gerakan,
dan perilaku (Videback, 2008). Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa
fungsional dengan gangguan utama pada proses fikir serta disharmoni (keretakan,
perpecahan) antara proses pikir, afek, emosi, kemauan dan psikomotor disertai
distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi (Direja, 2011).
Gangguan ini merupakan masalah kesehatan jiwa yang paling serius di
dunia. Jumlah penderita skizofrenia di seluruh dunia dilaporkan oleh World
Health Organization (WHO) adalah sekitar 29 juta orang. Dari angka ini, sekitar
20 juta diantaranya diperkirakan berasal dari negara-negara miskin dan
berkembang (Barbato, 1998). Skizophrenia menempati urutan terbesar dalam
kelompok pasien gangguan jiwa di Indonesia (Depkes RI, 2008). Kelompok
skizofrenia juga menempati 90% pasien di rumah sakit Jiwa di seluruh Indonesia
(Jalil, 2006).
Sulistyowati (2008), Prevalensi skizofrenia di Indonesia tiga sampai lima
perseribu penduduk. Bila diperkirakan jumlah penduduk sebanyak 220 juta orang
akan terdapat gangguan jiwa dengan skizofrenia kurang lebih 660 ribu sampai
satu juta orang. Hal ini merupakan angka yang cukup serta perlu penanganan yang
serius.

Universitas Sumatera Utara


Pada pasien skizofrenia, kesadaran terhadap harga diri berkurang, klien
sering merasa tidak berguna atau sama sekali tidak berharga. Mereka merasa
bersalah karena tidak mampu menjalankan fungsi mereka dan sering
menghubungkan peristiwa dengan diri mereka. Mereka menjadi kehilangan rasa
senang dari aktivitas yang menyenangkan sebelumnya. yang mengalami depresi
akan mengalami kekurangan energi untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-
hari, dengan sering mengabaikan hygiene dan berhias secara teratur (seperti mandi
dan merawat rambut). Badan mereka bau, kotor serta berdaki dan pakaian mereka
berwarna gelap, kusut dan kotor. Dan wanita tidak lagi menghiraukan berdandan.
Penampilan individu yang depresi menggambarkan harga dirinya yang rendah
(APA, 2000).
Berdasarkan masalah tersebut penulis tertarik ingin memberikan asuhan
keperawatan kepada penderita gangguan jiwa khususnya pada klien dengan defisit
perawatan diri untuk menjaga kebersihan diri pada klien di Kelurahan Sari Rejo
Kecamatan Medan Polonia.

Universitas Sumatera Utara


1.2.TUJUAN

1.2.1.Tujuan Umum
Tujuan umum dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan Asuhan
Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah defisit perawatan diri di
Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.

1.2.2.Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pengkajian pada Tn. S dengan prioritas masalah
defisit perawatan diri
b) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan
c) Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. S dengan
prioritas masalah defisit perawatan diri
d) Mampu melakukan implementasi pada Tn. S dengan prioritas masalah
defisit perawatan diri
e) Mampu melakukan evaluasi pada Tn. S dengan prioritas masalah defisit
perawatan diri

1.3.MANFAAT
Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1.3.1. Bagi Pendidikan
Menjadi bahan masukan dalam proses belajar mengajar dalam
melakukan penulisan karya tulis ilmiah, khususnya mahasiswa D-III
Keperawatan.
1.3.2. Bagi Praktek Keperawatan
Menambah wawasan perawat tentang bagaimana merawat pasien
dengan defisit perawatan diri dan upaya untuk meningkatkan pelayanan
bagi pasien.
1.3.3. Bagi Klien
Dapat merawat dirinya sendiri baik dalam mandi, makan, berhias
dan buang air kecil/buang air besar.

10

Universitas Sumatera Utara


BAB II
PENGELOLAAN KASUS
2.1.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Defisit
Perawatan Diri
2.1.1. Pengertian Perawatan Diri
Perawatan diri adalah suatu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan nya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatan nya, klien dikatakan
terganggu perawatan diri nya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
secara mandiri (Depkes, 2000).
Defisit perawatan diri pada klien gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias
secara mandiri, dan toileting (BAB/BAK) secara mandiri (Keliat, 2010).

2.1.2. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2009), penyebab defisit perawatan
diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Ada beberapa
dampak yang sering timbul pada masalah defisit perawatan diri, antara
lain:
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpelihara kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan
fisik yang sering terjadi adalah: gangguan integritas kulit,
gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai
dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.

11

Universitas Sumatera Utara


2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Sikap seseorang melakukan hygiene perorangan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, ( Potter& Perry, 2005) :
1. Body image/Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri, misalnya karena adanya perubahan fisik dan
penyakit yang dideritanya sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya.
2. Praktik sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi.
3. Status sosio ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan
tingkat praktik kebersihan yang digunakan, dan pada pasien
gangguan jiwa kemampuan untuk melakukan kebersihan diri
menurun.
4. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Klien juga harus
termotivasi untuk memelihara perawatan diri, pembelajaran praktik
diharapkan dapat memotivasi seseorang untuk memenuhi
perawatan yang perlu.
5. Keadaan Fisik
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya

2.1.4. Klasifikasi Perawatan Diri


Menurut NANDA (2012), klasifikasi perawatan diri terdiri dari:
a. Kurang perawatan diri: Mandi atau kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
b. Kurang perawatan diri: Mengenakan pakaian atau berhias

12

Universitas Sumatera Utara


Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan
kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c. Kurang perawatan diri: Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan
untuk menunjukkan aktivitas makan.
d. Kurang perawatan diri: Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan
untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.

2.1.5. Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri/Personal Hygiene


Tanda dan gejala klien defisit perawatan diri adalah seperti berikut,
(Depkes, 2000) :
1. Fisik :
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor.
d. Gigi kotor disertai bau mulut.
e. Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis :
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3.Sosial :
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang, Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
c. Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembarang
tempat
Sedangkan menurut Purba dkk (2011) untuk mengetahui apakah
pasien mengalami masalah kurang perawatan diri, maka tanda dan gejala
yang dapat diperoleh melalui observer pada pasien yaitu

13

Universitas Sumatera Utara


a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi
kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut
acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai,
pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak
berdandan.
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran,
dan makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan
BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan
baik setelah BAB/BAK

2.2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah


Defisit Perawatan Diri/Personal Hygiene

2.2.1. Pengkajian
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan
klien,pengamatan langsung dan pemeriksaan. Setelah pengkajian
dilakukan makaditemukan beberapa tanda dan gejala adanya gangguan
defisit perawatan diri yaitu (Fitria, 2010):
a. Gangguan kebersihan diri (mandi)
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan
badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu
atau aliran air, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan
tubuh sertamasuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau
mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta
memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki
ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih
pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing

14

Universitas Sumatera Utara


tarik, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan,
mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan
makanan, mempersiapkan makanan, menangani perkakas,
mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan
makanan, mengambil cangkir atau gelas.
d. BAB/BAK
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar atau kamar kecil, duduk atau
bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat dan menyiram
toilet atau kamar kecil. Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya
diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani
oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga
dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya baik dalam hal
mandi, berpakaian, berhias, makan, BAB dan BAK.

2.2.2. Analisa Data


Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta
kebutuhan keperawatan dankesehatan lainnya. Pengumpulan informasi
merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang
terkumpul, di dapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi
klien. Selanjutna data dasar itu Universitas Sumatera Utara digunakan
untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan
keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-
masalah klien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit
(initial assessment), selama klien dirawat secara terus menerus (on going
assessment), serta pengakajian ulang untuk menambah/melengkapi data
re-assessment (Sigit, 2010).

15

Universitas Sumatera Utara


Data Subyektif:
1. klien mengatakan mandi bukanlah hal yang penting
2. klien mengatakan ia malas untuk melakukan perawatan diri seperti
mandi, memakai sabun, shampo, sikat gigi, dan menggunting kuku kaki
dan tangannya.

Data Obyektif:
1. Klien tampak tidak rapi
2. Klien tampak mengeluarkan air liur pada saat diam atau pun berbicara
3. Badan klien bau dan berdaki
4. Rambut acak-acakan
5. Tampak ketombe
6. Giginya terlihat kuning dan kotor
7. Mulut berbau

2.2.3. Rumusan Masalah


Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah
apa yang akan dicapai dalam penelitian. Diagnosa keperawatan yang
mungkin muncul pada gangguan Defisit Masalah yang sering timbul pada
kebutuhan Defisit perawatan diri. perawatan diri (NIC NOC & NANDA,
2014) yaitu: Defisit perawatan diri total berhubungan dengan kerusakan
neuromuskular di tandai dengan tingkat ketergantungan pasien, pasien
tidak mampu untuk mandi sendiri, tidak mampu mengganti pakaian , tidak
mampu berpindah ke toilet, tidak mampu mengambil makanan sendiri.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan maka dapat dirumuskan
masalah sebagai Defisit Perawatan Diri: Mandi dan Berdandan/berhias.

2.2.4. Perencanaan
Menurut Purba dkk (2012) perencanaan meliputi:
1. Menyediakan alat mandi dan berdandan untuk pasien (mis: sabun,
sikat gigi, odol, sampo dan bedak).

16

Universitas Sumatera Utara


2. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri untuk melatih
pasien dalam menjaga kebersihan diri dapat dilakukan tahapan
tindakan yang meliputi:
3. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
4. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
5. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri , Melatih pasien
mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
6. Melatih pasien berdandan/berhias perawat dapat melatih pasien
berdandan untuk pasien wanita latihan meliputi:
Berpakaian, Menyisir rambut dan Berhias

17

Universitas Sumatera Utara


2.3.Asuhan Keperawatan Kasus

PROGRAM D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN USU

1. FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 47 tahun
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak ada
Alamat : Jl. Karya Bakti I Gg ubs No.9
Tanggal Masuk RS :-
No. Register :-
Ruangan/Kamar :-
Tanggal Pengkajian : 11 juni 2017
Diagnosa Medis : Defisit Perawatan Diri

II. KELUHAN UTAMA :


Klien tidak mau mandi, klien tampak kotor dan bau. Keluarga
mengatakan klien sering mudah tersinggung dan marah dan
berpakaian tidak rapi.

18

Universitas Sumatera Utara


III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya :
Klien mengatakan dia malas mandi dan tidak mau diatur orang
lain
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :
Klien mengatakan dengan menyendiri keadaan dapat kembali
baik.

B. Quantitiy/quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien merasa tidak tenang dengan dirinya yang kotor dan tidak
rapi.
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak kotor dan tidak rapi.

C. Severity
Klien merasa terganggu dengan kondisinya yang sekarang.

D. Time
Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang pernah dialami
± 3 tahun lalu klien pernah mengalami gangguan jiwa, tetapi
kambuh lagi karena tidak teratur minum obat.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Klien mengatakan pengobatan hanya dengan berobat jalan.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Klien tidak pernah di rawat di klinik kejiwaan.

19

Universitas Sumatera Utara


D. Lama dirawat
Klien tidak pernah dirawat di rumah sakit jiwa.
E. Alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi.
F. Imunisasi
Klien mengatakan imunisasinya lengkap.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


A. Orang tua
Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa
seperti klien.
B. Saudara kandung
Klien adalah anak ke 3 dari 6 bersaudara, dan saudara kandung
klien tidak memiliki riwayat gangguan jiwa seperti klien.
C. Penyakit keturunan yang ada
Keluarga klien memiliki penyakit keturunan.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
E. Anggota keluarga yang meninggal
Anggota keluarga yang meninggal adalah ayah klien, istri klien,
kakak klien dan adik klien.
F. Penyebab meninggal
Ayah klien meninggal karena penyakit asma.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Klien mengatakan ia sering menyendiri karena merasa tidak
berguna dengan keadaannya.
B. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien sangat tidak menyukai badannya yang kotor.

20

Universitas Sumatera Utara


b. Ideal diri
Klien ingin cepat sembuh dan dapat diterima di masyarakat
sekitar.
c. Harga diri
Klien mengatakan dirinya sudah tidak berguna dan berarti lagi
karena telah gagal menjadi seorang suami yang baik untuk istrinya.
d. Peran diri
Klien sebagai seorang suami
e. Identitas
Klien merupakan seorang pria tamatan SMP.
C. Keadaan emosional
Keadaan emosional klien tampak labil namun klien kooperatif.
D. Hubungan sosial :
a. Orang yang berarti
Menurut klien orang yang berarti adalah ibu dan istrinya.
b. Hubungan dengan keluarga
Menurut klien hubungan klien dengan keluarga baik dan
harmonis.
c. Hubungan dengan orang lain
Hubungan klien dengan temannya diruangan baik.
d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien tidak memiliki hambatan berhubungan dengan orang
lain.

E. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama islam.
b. Kegiatan ibadah
Klien sering mengikuti kegiatan ibadah.

21

Universitas Sumatera Utara


VII. STATUS MENTAL
a. Tingkat kesadaran
Klien sadar penuh (composmentis).
b. Penampilan
Penampilan klien tidak rapi, klien mengatakan malas mandi dan
gosok gigi, klien mengatakan sudah 2 hari tidak ganti baju dan
celana, terlihat baju dan celana klien belum pernah diganti selama
pengkajian, klien mengatakan tidak mempunyai peralatan mandi,
gigi kotor, tercium bau badan, kulit kepala berketombe.
c. Pembicaraan
Selama wawancara klien mudah diajak berbicara, namun klien
berbicara agak lambat, menjawab pertanyaan dengan singkat.
d. Alam perasaan
Saat diajak berbincang–bincang klien tampak tidak bergairah dan
lesu.
e. Afek
Afek klien tumpul dimana klien berespon jika diberi hal yang
menyenangkan atau menyedihkan.
f. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara dengan perawat, klien tampak kooperatif dan
kontak mata mudah beralih kearah yang tak menentu.
g. Persepsi
Klien mengatakan tidak mau berinteraksi karena malu terhadap
dirinya yang kotor dan bau.
h. Proses pikir
Pembicaraan klien sesuai stimulus/pertanyaan perawat. Masalah
keperawatan tidak ditemukan.
i. Isi pikir
Klien tidak mengalami gangguan daya pikir pada saat berinteraksi
dengan perawat. Masalah keperawatan tidak ditemukan.

22

Universitas Sumatera Utara


j. Waham
Saat dilakukan wawancara klien tampak curiga dengan keadaan
sekitar, terlihat dari mata klien yang suka melihat kesegala arah.
k. Memori
Klien memiliki daya ingat yang masih bagus.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum
Composmentis (CM)
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 36,5
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 80 x/i
- Pernafasan : 20 x/i
C. Pemeriksaan Head to toe
Kepala
a. Bentuk : Bulat, simetris
b. Ubun-ubun : Ada, normal
c. Kulit kepala : Kulit kepala kotor
Rambut
a. Keadaan rambut : Merata, terlihat
kotor, berketombe
b. Bau : Tercium bau
c. Warna kulit : Sawo matang
Wajah
a. Warna kulit : Sawo matang
b. Struktur wajah : Lengkap
Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap, simetris
b. Palpebra : Palpebra normal
c. Konjungtiva dan sklera : Hipermis

23

Universitas Sumatera Utara


d. Pupil : Bulat 3-4 mm
e. Cornea dan iris : Iris: Coklat
f. Visus : Klien tidak memiliki
visus
g. Tekanan bola mata : Tidak di kaji
Hidung
a. Tulang hidung : Normal, tidak ada
sekret
b. Lubang hidung : Normal dan lengkap
c. Cuping hidung : Baik
Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris
b. Ukuran telinga : Normal
c. Lubang telinga : Lengkap
d. Ketajaman pendengaran : Baik
Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : Simetris
b. Keadaan gusi dan gigi : Kotor dan ada flek
c. Keadaan lidah : Normal
d. Orofaring : Tidak dikaji
Leher
a. Posisi trachea : Simetris, normal
b. Thyroid : Tidak ada
pembengkakan
c. Suara : Normal
d. Kelenjar limfe : Tidak ada
pembengkakan
e. Vena jugularis : Normal
f. Denyut nadi karotis : Terada jelas
Pemeriksaan integumen
a. Kebersihan : Kotor

24

Universitas Sumatera Utara


b. Kehangatan : Baik
c. Warna : Sawo matang
d. Turgor : Kembali <2 detik
e. Kelembaban : Kering
f. Kelainan pada kulit : Tidak ada

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


I. Pola makan dan minum
1) Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari
2) Nafsu/selera makan : Nafsu makan klien
baik
3) Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri
4) Alergi : Tidak ada riwayat
alergi
5) Mual dan muntah : Tidak ada mual &
muntah
6) Tampak makan memisahkan diri
(pasien gangguan jiwa) : Klien tampak makan
memisahkan diri
7) Waktu pemberian maka : Pagi, siang, dan sore
8) Jumlah dan jenis makan : 1 porsi nasi + lauk
pauk
9) Waktu pemberian cairan : Tidak ditentukan
10) Masalah makan dan minum : Tidak ada masalah

II. Perawatan diri/Personal hygiene


a. Kebersihan tubuh : Terlihat kotor dan
berdaki
b. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi kotor,mulut
kering

25

Universitas Sumatera Utara


c. Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku tangan dan
kaki panjang, hitam-
hitam

III. Pola kegiatan/Aktivitas


1. Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi,
ganti pakaian, dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau
total:
a.Klien melakukan aktivitas mandi, makan, ganti pakaian
harus diarahkan terlebih dahulu.
2. Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit:
a.Klien sering mengikuti kegiatan ibadah selama dirawat di
Rumah
IV. Pola Eliminasi
1. BAB
a. Pola BAB : 2 x sehari
b. Karater feses : kadang keras dan lembek
c. Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat
perdarahan
d. BAB terakhir : malam hari
e. Diare : tidak mengalami diare
f. Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan
laksatif
2. BAK
a) Pola BAK : 3-5 x sehari
b) Kateter urin : tidak memakai kateter urin
c) Nyeri / rasa terbakar : tidak ada nyeri

d) Penggunaan diauretik : tidak ada penggunaan


diuretik

26

Universitas Sumatera Utara


V. Mekanisme koping
a. Adaptif
Saat ada masalah klien hanya memendam masalah nya sendiri
tanpa menceritakannya kepada siapa pun.

b. Maladaptif
Klien mengatakan kalau mempunyai masalah klien selalu
menghindarinya dan klien mengatakan lebih baik tidur dari
pada memikirkannya.

27

Universitas Sumatera Utara


2.3.2. Analisa Data

No Data Masalah
Keperawatan

1. DS :
klien mengatakan Defisit Perawatan
klien malas untuk Diri
merawat diri.

DO :
a. Klien tampak tidak
rapi
b.Badannya kotor
dan bau
c. Rambut kotor
d. Berketombe
e.Giginya terlihat
kotor
f. Kuku kotor

28

Universitas Sumatera Utara


2 DS:
klien merasa tidak
berguna dengan
dirinya yang
sekarang Harga Diri Rendah
DO :
a.Tampak
memisahkan diri
b.Terlihat
menyendiri
c.Kontak mata (-)

3 DS: Resiko
Keluarga Perilaku Kekerasan
mengatakan klien
sering marah marah.
DO:
a. Klien terlihat
mudah tersinggung

29

Universitas Sumatera Utara


2.3.3. Rumusan Masalah
Masalah Keperawatan
1. Defisit Perawatan Diri : Berpakaian dan Mandi
2. Harga Diri Rendah
3. Resiko Perilaku Kekerasan

2.3.4. Diagnosa Keperawatan (PRIORITAS)


1. Defisit perawatan diri : berpakaian,mandi berhubungan dengan
gangguan kemampuan untuk melakukan/menyelesaikan berpakaian dan
merapikan dan menyelesaikan aktifitas sendiri ditandai dengan klien mengatakan
tidak ada pakaian yang cocok dengannya, sehingga pasien bertahan dengan
pakaiannya,pakaian klien tampak tidak rapi dan klien mengatakan pakaiannya
masih bersih,klien mengatakan tidak ada alat mandi,rambut klien tampak
berketombe,tubuh klien tampak kotor dan klien mengatakan badannya masih
bersih.
2. Harga diri rendah : Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan
kemampuan klien dalam mengenali kemampuannya ditandai dengan klien merasa
dirinya tidak berharga, kontak mata kurang, dan klien merasa tidak mampu
melakukan apapun
3. Resiko perilaku kekerasan : Resiko perilaku kekerasan berhubungan
dengan gangguan kemampuan klien dalam mengontrol emosinya ditandai dengan
klien mudah tersinggung dan susah diatur

30

Universitas Sumatera Utara


2.3.5. INTERVENSI dan RASIONAL

Diagnosa Perencanaan
Keperaw Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
atan

Defisit 1.Klien dapat 1.Klien mampu SP 1:


Perawatan melakukan menyebutkan 1.Jelaskan 1.Meningkatkan
Diri: kebersihan diri a.penyebab tidak pentingnya pengetahuan
Mandi dan secara mandiri. merawat diri kebersihan diri kliententang
Berpakaia 2. Klien dapat b.Manfaat menjaga tanda-tanda
n melakukan perawatan diri perawatan diri
berdandan/berhi yang baik.
a. Tanda-tanda
as bersih dan rapi
b. Gangguan yang 2.Jelaskan cara 2. Klien dapat
dialami jika menjaga menjaga
perawatan diri kebersihan
kebersihan diri.
tidak diperhatikan dirinya secara
2. Klien dapat mandiri.
melaksanakan
perawatan diri 3. Membantu
3.Bantu pasien
secara klien
memperaktekka
Mandi dalam hal: meningkatkan
n cara menjaga
a. Kebersihan diri harga dirinya.
kebersihan diri.
b. Berdandan

4. Menghindari
4.Anjurkan klien
adanya
memasukkan
perubahan
dalam jadwal
peran akibat
kegiatan harian
perasaan HDR.

31

Universitas Sumatera Utara


SP 2: 1. Untuk
1.Meningkatkan mengetahui
pengetahuan kemajuan
klien tentang klien dalam
tanda-tanda berinteraksi dan
perawatan menilai
diriyang baik. keberhasilan
dalam strategi
pelaksanaan.

2. Klien dapat 2. Menambah


menjaga pengetahuan
kebersihan klien
dirinya secara tentang
mandiri. berdandan.

3. Membantu 3. Meningkatkan
klien rasa percaya diri
meningkatkan klien.
harga dirinya.

4.Menghindari 4. Menghindari
adanya adanya
perubahan perubahan
peran akibat peran akibat
perasaan HDR. perasaan HDR.

32

Universitas Sumatera Utara


1. Klien dapat 1. Klien mampu SP 1:
Harga Diri mengidentifikasi menyebutkan 1.Identifikasi 1.Aspek sangat
Rendah kemampuan dan aspek positif dan kemampuan dan penting untuk
aspek kemampuan yang aspek positif meningkatkan
positif yang dimiliki yang PD serta harga
dimiliki. klien. dimiliki klien. diri.
2. Klien dapat 2. Klien mampu
menilai menyebutkan 2.Bantu klien 2.Memvalidasi
kemampuan kemampuan yang menilai dan menguatkan
yang dapat dapat kemampuan apa
digunakan. dilaksanakan. klien yang yang sudah
3. Klien dapat 3. Klien mampu masih ada. disampaikan

menetapkan/me membuat secara lisan.

milih rencana kegiatan 3.Bantu klien 3.Mencari cara

kegiatan yang harian memilihkegiatan yang konstruktif


sesuai 4. Klien mampu yang akan dan

kemampuan. melakukan dilatih menunjukkan


potensi yang
4. Klien dapat kegiatan sesuai sesuai dengan
jadwal yang kemampuan dimiliki klien
berlatih
untuk mengubah
kegiatan yang dibuat klien.
dirinya lebih
sudah
baik dan
dipilih, sesuai
berharga.
kemampuan.

4.Meningkatkan
4. Latih klien
harga diri serta
sesuai dengan
memancing
kemampuan klien untuk
yang dipilih mengucapkan
5. Beri pujian
yang wajar

33

Universitas Sumatera Utara


SP 2:
1. Evaluasi 1. Untuk
jadwal kegiatan mengetahui
harian klien. kemajuan klien
dalam
berinteraksi dan
menilai
keberhasilan
dalam strategi
pelaksanaan.

2. Menambah
2. Latih
kemampuan/pen
kemampuan
getahuan klien.
kedua yang telah
dipilih oleh
klien.

3. Menghindari
3. Anjurkan
adanya
klien
perubahan
memasukkan ke
dalam jadwal peran akibat

kegiatan harian. perasaan HDR.

34

Universitas Sumatera Utara


SP 3
1. Evaluasi 1. Untuk
jadwal harian mengetahui
kegiatan klien. kemajuanklien
dalam
berinteraksi
danmenilai
keberhasilan
dalam
strategi
pelaksanaan.

2. Menambah
2. Melatih
kemampuan/pen
kemampuan
getahuan klien.
ketiga.

3. Menghindari
3. Anjurkan
adanya
klien
perubahan
memasukkan ke
peran akibat
dalam jadwal
perasaan HDR.

35

Universitas Sumatera Utara


Membina Sp 1 :
Resiko hubungan saling 1.Membina 1.Kepercayaan
Perilaku percaya, hubungan saling dari klien
Kekerasan mendiskusikan percaya merupakan hal
penyebab yang mutlak
perilaku serta akan
kekerasan yang memudahkan
pernah dalam
dilakukan dan melakukan
perasaannya jika pendekatan dan
dilakukannya tindakan
perilaku keperawatan
kekerasan, klien kepada klien
dapat
mengontrol atau 2.Untuk
2.Mengidentifik
mengendalikan mengetahui
asi penyebab
perilaku penyebab
dari marah
kekerasan yang perilaku
dimilikannya. kekerasan yang
pernah
dilakukan klien

3.Diskusikan
3.Untuk
pada klien
mengetahui
perilaku
perilaku
kekerasan yang
kekerasan yang
biasa dilakukan
pernah
klien.
dilakukan klien.

36

Universitas Sumatera Utara


4.Diskusikan 4.Membantu
bersama klien klien melihat
akibat dari dampak yang di
perilaku timbulkan akibat
kekerasan yang perilaku
pernah kekerasan yang
dilakukannya dilakukan klien.

37

Universitas Sumatera Utara


2.3.6. IMPLEMENTASI dan EVALUASI

Hari/Tanggal No. Implementasi Evaluasi (SOAP)


Dx Keperawatan

Senin/12 Juni 1 SP 1: S:
2017 1. Membina hubungan a. Nama saya Tn.S
saling percaya. suka dipanggil S saja.
2. Menjelaskan b. Klien mengatakan
pentingnya kebersihan sudah mengerti begitu
diri. pentingnya
3. Menjelaskan cara kebersihan pada
menjaga kebersihan dirinya.
diri dan cara mandi. c. Klien mengatakan
4. Membantu klien akan selalu menjaga
memperaktekkan cara kebersihan

menjaga kebersihan diri dirinya dan akan


dan mandi. mandi.

5. Menganjurkan klien d. Klien mengatakan


memasukkan dalam senang bisa dibantu
jadwal kegiatan dalam kebersihan
tubuhnya.
O: Klien menjawab
dengan suara pelan.
A: Klien dapat
menyebutkan kembali
cara menjaga
kebersihan.
P:
Pertemuan selanjutnya
Jam 13.00-13.30 WIB
Dengan topik cara

38

Universitas Sumatera Utara


berdandan yang baik
dan benar.

SP 2 S:
Senin/12 Juni 1. Mengevaluasi jadwal Klien dapat
2017 kegiatan harian menyebutkan dan
klien. memperaktekkan cara
2. Menjelaskan cara berdandan yang benar.
berdandan. A:
3. Membantu klien - Tujuan tercapai.
memperaktekkan cara - Klien mulai bersih

II berdandan. dan mulai mau


4. Menganjurkan klien berdandan
memasukan P: Memutuskan
Kedalam jadwal kegiatan hubungan.
harian.
SP 1:
1. Mengidentifikasi
kemampuan dan
III
aspek positif yang
dimiliki klien.
2. Membantu klien
menilai kemampuan
klien yang masih dapat
digunakan.
3. Membantu klien
memilih kegiatan
yang akan dilatih sesuai
dengan
kemampuan klien ( 1
kemampuan).

39

Universitas Sumatera Utara


4. Melatih klien sesuai
dengan kemampuan yang
dipilih.
5. Memberi pujian yang
wajar terhadap
kebersihan klien.
6. Menganjurkan klien
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian
SP I :
1. Membina hubungan
saling percaya
2. Membantu mengenal
penyebab dari marah

Hari/Tanggal No.Dx Implementasi Evaluasi (SOAP)

Selasa/13Juni 1 SP 1: S:
2017 1. Membina hubungan a. Nama saya Tn.S suka
saling percaya. dipanggil S saja.
2. Menjelaskan b. Klien mengatakan
pentingnya kebersihan sudah mengerti begitu
diri. pentingnya
3. Menjelaskan cara kebersihan pada dirinya.
menjaga kebersihan c. Klien mengatakan
diri dan cara mandi. akan selalu menjaga
4. Membantu klien kebersihan
memperaktekkan cara dirinya dan akan mandi.
menjaga kebersihan diri d. Klien mengatakan
dan mandi. senang bisa dibantu
5. Menganjurkan klien dalam kebersihan

40

Universitas Sumatera Utara


memasukkan dalam tubuhnya.
jadwal kegiatan O: Klien menjawab
dengan suara pelan.
A: Klien dapat
menyebutkan kembali
cara menjaga
kebersihan.
P:Pertemuan Selesai

41

Universitas Sumatera Utara


2 SP 1:
1. Mengidentifikasi
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki klien.
2. Membantu klien
menilai kemampuan
klien yang masih dapat
digunakan.
3. Membantu klien
memilih kegiatan
yang akan dilatih sesuai
dengan
kemampuan klien ( 1
kemampuan).
4. Melatih klien sesuai
dengan kemampuan yang
dipilih.
5. Memberi pujian yang
wajar terhadap kebersihan
klien.
6. Menganjurkan klien
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian

42

Universitas Sumatera Utara


Selasa/13Juni 2 SP 2: S:
2017 1. Mengevaluasi Klien dapat
kegiatan hari klien. memperaktekkan
2. Melatih kemampuan kemampuannya dengan
kedua. baik.
3. Menganjurkan O:
klienmemasukkan - Ekspresi wajah
kedalam jadwal harian. bersahabat.
- Mau duduk disamping
perawat.
- Kontak mata ada.
A:
- Tujuan tercapai.
- Klien mampu
melakukan tanpa
dibantu.
P:Pertemuan
selanjutnya pada
tanggal 15 Juni 2017
jam 14.00-14.30 WIB
dengan topik melatih
kemampuan ketiga

SP I :
3 1. Membina hubungan
saling percaya
2. Membantu mengenal
penyebab dari marah

43

Universitas Sumatera Utara


Hari/Tanggal No. Implementasi Evaluasi (SOAP)
Dx

Kamis/15 Juni 1 SP 1: S:
2017 1. Membina hubungan a. Nama saya Tn.S suka
saling percaya. dipanggil S saja.
2. Menjelaskan b. Klien mengatakan
pentingnya kebersihan sudah mengerti begitu
diri. pentingnya
3. Menjelaskan cara kebersihan pada
menjaga kebersihan dirinya.
diri dan cara mandi. c. Klien mengatakan
4. Membantu klien akan selalu menjaga
memperaktekkan cara kebersihan

menjaga kebersihan diri dirinya dan akan mandi.


dan mandi. d. Klien mengatakan
5. Menganjurkan klien senang bisa dibantu
memasukkan dalam dalam kebersihan
jadwal kegiatan tubuhnya.
O: Klien menjawab
dengan suara pelan.
A: Klien dapat
menyebutkan kembali
cara menjaga
kebersihan.
P: Pertemuan selesai

44

Universitas Sumatera Utara


2 SP 3:
1. Menganjurkan klien
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian.
2. Melatih kemampuan
ketiga.
3. Membantu klien
memasukkan kegiatan
kedalam jadwal
kegiatan harian.

3 SP I :
1. Membina hubungan
saling percaya
2. Membantu mengenal
penyebab dari marah

45

Universitas Sumatera Utara


BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan
Prioritas Masalah Defisit Perawatan Diri : Berpakaian dan Mandi di
Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia yang dilakukan pada
tanggal 12 Juli sampai 15 Juli 2017, maka penulis mendapatkan data
sebagai berikut : klien malas untuk merawat diri, penampilan tidak rapi,
bau badan, kulit berdaki, rambut kotor dan berketombe, gigi kotor dan bau,
seta kuku panjang. Dari data tersebut penulis menyimpulkan bahwa klien
mengalami defisit perawatan diri : Berpakaian dan Mandi .
Setelah penulis melakukan pengkajian, intervensi dan
implementasi, hasilnya masalah keperawatan dengan defisit perawatan diri
pada Tn. S dihentikan karena klien sudah mau melakukan perawatan diri.
Walaupun demikian perawat harus tetap memantau dan membimbing
pasien dalam merawat diri.

3.2.Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai
berikut :
3.2.1. Pihak Institusi Pendidikan
Agar lebih meningkatkan penerapan dan pengajaran
asuhan keperawatan pada mahasiswa, meningkatkan ilmu
pengetahuan dan memberikan keterampilan yang lebih
kepada mahasiswa dan menambah referensi tentang defisit
perawatan diri: Berpakaian dan Mandi.

3.2.2. Bagi Perawat


Agar lebih meningkatkan pelaksanaan asuhan
keperawatan yang baik, sehingga dapat terjalin kerjasama

46

Universitas Sumatera Utara


yang baik antara pasien, keluarga dan perawat demi
tercapainya tujuan yang diharapkan

3.2.3. Bagi Klien


Dengan adanya bimbingan dan bantuan asuhan yang
dilakukan oleh perawat, diharapkan dapat meningkatkan
kenyamanan dan kesehatan klien selama dirawat di rumah.

47

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A. H.(2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia :Aplikasi Konsep dan


Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Bartato. (1998). Konsep Diri. Jakarta : Arcan.
Departemen Kesehatan/Depkes. (2000). Standar Pedoman Perawatan Jiwa :
Jakarta.
Direja, S. N. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Fitria, (2010). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta :
Salemba Medika.
Jalil, M. (2006). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekambuhan Skizofrenia di
RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang. Skripsi.
Keliat, B.A. (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.
Mubarak, W. (2007). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC.
Nanda. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Nurjannah, (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan
Jiwa.Yogyakarta : Momedia
Perry & Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
dan Praktik. Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC.
Perry & Potter, (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta :EGC.
Purba dkk, (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial
dan Gangguan Jiwa. Medan : USU Press.
Sigit, (2010), Konsep dan Proses Keperawatan, Yogyakarta : Graha Ilmu
Tarwoto & Wartonah, (2009). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Edisi pertama. Jakarta : Salemba Medika.
Videback, SL. 2008. Buku Saku Keperawatan Jiwa. EGC: Jakarta.

48

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan
I,II,III,IV Senin/12 Juni 2017 08.00 Konseling : Meningkatkan perilaku
kesehatan
1. Membina hubungan baik dengan
klien.
2. Membangun hubungan terapeutik
berdasarkan kepercayaan dan
menghormati klien.
10.00
3. Memberikan motivasi pada klien
dalam kebersihan diri.
4. Membantu klien untuk dapat
mengenali kemampuannya
5. Membantu klien mengenali marah
6. Membantu klien dapat
berkomunikasi dengan baik
Self care : bathing/Bantuan
11.00 perawatan
diri : mandi
1. Memantau kebersihan diri pasien
2. Mengarahkan klien untuk
melakukan
aktivitas kebersihan diri : mandi,
kebersihan mulut dan kuku.
3. Mengarahkan klien untuk
melakukan
mandi yang benar.
4. Mengukur tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
HR : 89 x/i
RR : 24 x/i
Therapy activity/Terapi Aktivitas
1. Memberitahu klien pentingnya
dalam
melakukan aktivitas untuk
menggerakkan otot agar tidak terlalu
2. Mendorong klien untuk melakukan
beberapa aktivitas fisik ringan yang
bisa dilakukan klien, seperti
mengambil makan siang dibagian
gizi.

49

Universitas Sumatera Utara


No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan
I,II,III,IV Selasa/13 Juni 2017 08.00 Konseling : Meningkatkan
perilaku
kesehatan
1. Membina hubungan baik dengan
klien.
2. Membangun hubungan
terapeutik
10.00 berdasarkan kepercayaan dan
menghormati klien.
3. Memberikan motivasi pada klien
dalam kebersihan diri.
4. Membantu klien untuk dapat
mengenali kemampuannya
5. Membantu klien mengenali
marah
6. Membantu klien dapat
berkomunikasi dengan baik
12.00
Self care : bathing/Bantuan
perawatan
diri : mandi
1. Memantau kebersihan diri
pasien
2. Mengarahkan klien untuk
melakukan
aktivitas kebersihan diri : mandi,
kebersihan mulut dan kuku.
3. Mengarahkan klien untuk
melakukan
mandi yang benar.
4. Mengukur tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
HR : 84 x/i
RR : 24 x/i
Therapy activity/Terapi Aktivitas
1. Memberitahu klien pentingnya
dalam melakukan aktivitas untuk
menggerakkan otot agar tidak
terlalu kaku.
2. Mendorong klien untuk
melakukan
beberapa aktivitas fisik ringan
yang

50

Universitas Sumatera Utara


bisa dilakukan klien, seperti
mengambil makan siang
No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan
I,II,III,IV Kamis/15 Juni 2017 08.00 Konseling : Meningkatkan
perilaku
kesehatan
1. Membina hubungan baik dengan
klien.
2. Membangun hubungan
terapeutik
10.00 berdasarkan kepercayaan dan
menghormati klien.
3. Memberikan motivasi pada klien
dalam kebersihan diri.
4. Membantu klien untuk dapat
mengenali kemampuannya
5. Membantu klien mengenali
marah
6. Membantu klien dapat
berkomunikasi dengan baik

14.00 Self care : bathing/Bantuan


perawatan
diri : mandi
1. Memantau kebersihan diri
pasien
2. Mengarahkan klien untuk
melakukan
aktivitas kebersihan diri : mandi,
kebersihan mulut dan kuku.
3. Mengarahkan klien untuk
melakukan
mandi yang benar.
4. Mengukur tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
HR : 84 x/i
RR : 24 x/i
Therapy activity/Terapi Aktivitas
1. Memberitahu klien pentingnya
dalam melakukan aktivitas untuk
menggerakkan otot agar tidak
terlalu kaku.
2. Mendorong klien untuk
melakukanbeberapa aktivitas fisik

51

Universitas Sumatera Utara


ringan yangbisa dilakukan klien,
seperti mengambil makan siang
dibagian gizi.
3. Membantu klien untuk
melakukan
jadwal kegiatan yang klien sukai.

52

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai