Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPOKALEMIK

A. Gangguan Keseimbangan Elektrolit Hypokalemia


1. Pengertian :
Hipokalemia atau hypopotassaemia (ICD-9), mengacu pada
kondisi di mana konsentrasi kalium (K+) dalam darah rendah. Tingkat
normal kalium serum adalah antara 3,5-5,0 mEq / L, setidaknya 95% dari
kalium tubuh ditemukan di dalam sel, dengan sisanya dalam darah. Ini
gradien konsentrasi dipertahankan terutama oleh pompa Na+/K+.
2. Etiologi
Penyebab hipokalemia meliputi:
a. Antibiotik (penisilin, nafcillin, karbenisilin, gentamisin, amfoterisin
B, foskarnet)
b. Diare (termasuk penggunaan pencahar terlalu banyak, yang dapat
menyebabkan diare)
c. Penyakit yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk
mempertahankan kalium (sindrom Liddle, sindroma Cushing,
hiperaldosteronisme, Bartter sindrom, sindrom Fanconi)
d. Diuretik obat, yang dapat menyebabkan buang air kecil yang
berlebihan
e. Gangguan makan (seperti bulimia)
f. Makan dalam jumlah besar licorice atau menggunakan produk seperti
teh herbal dan mengunyah tembakau yang mengandung licorice
dibuat dengan asam glycyrrhetinic (zat ini tidak lagi digunakan dalam
licorice dibuat di Amerika Serikat)
g. Magnesium Kekurangan
h. Berkeringat
i. Muntah
3. Patofisiologi

Bagan Periodik Hipokalemia

a. Perpindahan Trans-selular
Hipokalemia bisa terjadi tanpa perubahan cadangan kalium sel.
Ini disebabkan faktor-faktor yang merangsang berpindahnya kalium
dari intravaskular ke intraseluler, antara lain beban glukosa, insulin,
obat adrenergik, bikarbonat, dsb. Insulin dan obat katekolamin
simpatomimetik diketahui merangsang influks kalium ke dalam sel
otot. Sedangkan aldosteron merangsang pompa Na+/K+ ATP ase yang
berfungsi sebagai antiport di tubulus ginjal. Efek perangsangan ini
adalah retensi natrium dan sekresi kalium 1.
Pasien asma yang dinebulisasi dengan albuterol akan
mengalami penurunan kadar K serum sebesar 0,2—0,4 mmol/L2,3,
sedangkan dosis kedua yang diberikan dalam waktu satu jam akan
mengurangi sampai 1 mmol/L3. Ritodrin dan terbutalin, yakni obat
penghambat kontraksi uterus bisa menurunkan kalium serum sampai
serendah 2,5 mmol per liter setelah pemberian intravena selama 6
jam.
Teofilin dan kafein bukan merupakan obat simpatomimetik,
tetapi bisa merangsang pelepasan amina simpatomimetik serta
meningkatkan aktivitas Na+/K+ ATP ase. Hipokalemia berat hampir
selalu merupakan gambaran khas dari keracunan akut teofilin. Kafein
dalam beberapa cangkir kopi bisa menurunkan kalium serum sebesar
0,4 mmol/L. Karena insulin mendorong kalium ke dalam sel,
pemberian hormon ini selalu menyebabkan penurunan sementara dari
kalium serum. Namun, ini jarang merupakan masalah klinik, kecuali
pada kasus overdosis insulin atau selama penatalaksanaan ketoasidosis
diabetes.
b. Deplesi Kalium
Hipokalemia juga bisa merupakan manifestasi dari deplesi
cadangan kalium tubuh. Dalam keadaan normal, kalium total tubuh
diperkirakan 50 mEq/kgBB dan kalium plasma 3,5--5 mEq/L. Asupan
K+ yang sangat kurang dalam diet menghasilkan deplesi cadangan
kalium tubuh. Walaupun ginjal memberi tanggapan yang sesuai
dengan mengurangi ekskresi K+, melalui mekanisme regulasi ini
hanya cukup untuk mencegah terjadinya deplesi kalium berat. Pada
umumnya, jika asupan kalium yang berkurang, derajat deplesi kalium
bersifat moderat. Berkurangnya asupan sampai <10 mEq/hari
menghasilkan defisit kumulatif sebesar 250 s.d. 300 mEq (kira-kira 7-
8% kalium total tubuh) dalam 7—10 hari4. Setelah periode tersebut,
kehilangan lebih lanjut dari ginjal minimal. Orang dewasa muda bisa
mengkonsumsi sampai 85 mmol kalium per hari, sedangkan lansia
yang tinggal sendirian atau lemah mungkin tidak mendapat cukup
kalium dalam diet mereka.
c. Kehilangan K+ Melalui Jalur Ekstra-renal
Kehilangan melalui feses (diare) dan keringat bisa terjadi
bermakna. Pencahar dapat menyebabkan kehilangan kalium
berlebihan dari tinja. Ini perlu dicurigai pada pasien-pasien yang ingin
menurunkan berat badan. Beberapa keadaan lain yang bisa
mengakibatkan deplesi kalium adalah drainase lambung (suction),
muntah-muntah, fistula, dan transfusi eritrosit.
d. Kehilangan K+ Melalui Ginjal
Diuretik boros kalium dan aldosteron merupakan dua faktor
yang bisa menguras cadangan kalium tubuh. Tiazid dan furosemid
adalah dua diuretik yang terbanyak dilaporkan menyebabkan
hipokalemi.
e. Implikasi Klinik pada Pasien Penyakit Jantung
Tidak mengherankan bahwa deplesi kalium sering terlihat pada
pasien dengan CHF. Ini membuat semakin bertambah bukti yang
memberi kesan bahwa peningkatan asupan kalium bisa menurunkan
tekanan darah dan mengurangi risiko stroke. Hipokalemia terjadi pada
pasien hipertensi non-komplikasi yang diberi diuretik, namun tidak
sesering pada pasien gagal jantung bendungan, sindrom nefrotik, atau
sirosis hati. Efek proteksi kalium terhadap tekanan darah juga dapat
mengurangi risiko stroke.
Deplesi kalium telah dikaitkan dalam patogenesis dan
menetapnya hipertensi esensial. Sering terjadi salah tafsir tentang
terapi ACE-inhibitor (misal Kaptopril). Karena obat ini meningkatkan
retensi kalium, dokter enggan menambah kalium atau diuretik hemat
kalium pada terapi ACE-inhibitor. Pada banyak kasus gagal jantung
bendungan yang diterapi dengan ACE-inhibitor, dosis obat tersebut
tidak cukup untuk memberi perlindungan terhadap kehilangan
kalium.
Potensi digoksin untuk menyebabkan komplikasi aritmia
jantung bertambah jika ada hipokalemia pada pasien gagal jantung.
Pada pasien ini dianjurkan untuk mempertahankan kadar kalium
dalam kisaran 4,5-5 mmol/L. Nolan dkk. mendapatkan kadar kalium
serum yang rendah berkaitan dengan kematian kardiak mendadak di
dalam uji klinik terhadap 433 pasien di UK.
Hipokalemia ringan bisa meningkatkan kecenderungan aritmia
jantung pada pasien iskemia jantung, gagal jantung, atau hipertrofi
ventrikel kanan. Implikasinya, seharusnya internist lebih "care"
terhadap berbagai konsekuensi hipokalemia. Asupan kalium harus
dipikirkan untuk ditambah jika kadar serum antara 3,5--4 mmol/L.
Jadi, tidak menunggu sampai kadar < 3,5 mmol/L.

4. Tanda dan Gejala :


Hipokalemia ringan sering tanpa gejala, meskipun dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah kecil dan kadang-kadang dapat
menimbulkan aritmia jantung. Hipokalemia moderat, dengan konsentrasi
kalium serum 2,5-3 mEq / L (Nl: 3,5-5,0 mEq / L), dapat menyebabkan
kelemahan otot, mialgia, dan kram otot (karena terganggu fungsi otot
rangka), dan sembelit (dari terganggu fungsi otot halus). Dengan
hipokalemia yang lebih parah, dan hyporeflexia flaccid paralysis bisa
terjadi. Ada laporan dari rhabdomyolysis terjadi dengan hipokalemia
yang mendalam dengan kadar kalium serum kurang dari 2 mEq / L.
Depresi pernapasan dari kerusakan parah fungsi otot rangka ditemukan
pada banyak pasien. Beberapa elektrokardiografi (EKG) temuan yang
terkait dengan hipokalemia mencakup diratakan atau terbalik gelombang
T, gelombang U, depresi ST dan interval PR yang luas. Karena
repolarisasi berkepanjangan dari serat Purkinje ventrikular, gelombang U
menonjol terjadi, yang sering ditumpangkan pada gelombang T dan oleh
karena itu menghasilkan penampilan dari suatu interval QT
berkepanjangan.
5. Pengobatan :
Pengobatan yang paling penting dalam hipokalemia berat adalah
menangani penyebabnya, seperti memperbaiki diet, mengobati diare.
Pasien tanpa sumber yang signifikan kehilangan kalium dan yang tidak
menunjukkan gejala hipokalemia mungkin tidak memerlukan
pengobatan. Hipokalemia ringan (> 3,0 mEq / L) dapat diobati dengan
lisan suplemen kalium klorida (Klor-Con, Sando-K, Lambat-K). Karena
ini sering menjadi bagian dari asupan gizi yang buruk, makanan yang
mengandung kalium mungkin disarankan, seperti sayuran berdaun hijau,
tomat, buah jeruk, jeruk atau pisang. Kedua suplemen makanan dan
farmasi yang digunakan untuk orang yang memakai obat diuretik.
Hipokalemia berat (<3,0 mEq / L) mungkin memerlukan intravena (IV)
suplementasi. Biasanya, digunakan larutan garam, dengan 20-40 mEq
KCl per liter selama 3-4 jam. Pemberian kalium IV di tingkat lebih cepat
(20-25 mEq / jam) dapat predisposisi tachycardias ventrikel dan
membutuhkan pemantauan intensif. Tingkat umumnya aman adalah 10
mEq / jam. Bahkan di hipokalemia parah, suplementasi oral lebih disukai
diberikan profil keamanannya. Formulasi rilis berkelanjutan harus
dihindari dalam pengaturan akut. Kasus-kasus sulit atau resisten dari
hipokalemia mungkin dapat digunakan untuk diuretik hemat kalium,
seperti amilorid, triamterene, atau spironolactone atau eplerenone.

B. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
1. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral dan
parenteral)
2. Tanda umum masalah elektrolit
3. Tanda kekurangan cairan seperti rasa dahaga, kulit kering,
membrane mukosa kering, konsentrasi urine dan urine output
4. Tanda kelebihan cairan: seperti kaki bengkak, kesulitan nafas
dan BB meningkat.
5. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu
status cairan
6. Status perkembangan seperti usia atau situasi social
b. Pengukuran klinik
Berat badan : kehilangan / bertambahnya berat badan menunjukkan
adanya masalah keseimbangan cairan. Perubahan berat badan :
Turun 2 % - 5 % Kekurangan volume cairan * ringan
Turun 5% - 10 % Kekurangan volume cairan * sedang
Turun 10 % - 15 % kekurangan volume cairan *berat
Turun 15 % - 20 % Kematian
Naik 2 % Kelebihan volume cairan ringan
Naik 5 % Kelebihan volume cairan sedang
Naik 8 % Kelebihan volume cairan berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.
1. Keadaan umum : pengukuran tanda vital seperti :
a) suhu : Kekurangan volume cairan : < 36 – 37 ° c
Kelebihan volume cairan : > 35 – 36 ºC
b) Tekanan darah : Kekurangan volume ciran : < 120/80
Kelebihan volume cairan : > 120/80 atau tetap
c) Nadi : Kekurangan vol cairan : < 60-100x/mnt
Kelebihan volume cairan : > 60-100 x /mnt
d) Pernapasan : kekurangan volume cairan : > 16 – 24 x/ menit,
Kelebihan volume cairan : < 16 – 24 x/menit
e) Pengukuran pemasukan cairan : cairan oral (NGT dan oral), cairan
parenteral termasuk obat-obatan IV, makanan yang cenderung
mengandung air, irigasi kateter atau NGT.
f) Pengukuran pengeluaran cairan : urine (volume, kejernihan /
kepekatan), feses (jumlah dan konsistensi), muntah, tube drainase,
IWL.
g) Ukur keseimbanagn cairan dengan akurat : normalnya sekitar +/-
200 cc.

2. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Mengkaji GCS
Kepala : Mesocepal
Fontanel : Cekung (Kekurangan volume cairan) Menonjol (Kelebihan
volume cairan)
Mata : Cekung, konjungtiva anemis, air mata berkurang atau tidak
ada (kekurangan volume cairan) Edema periorbital,
papiledema (kelebihan volume cairan)
Telinga : Bentuk simetris kanan dan kiri
Tenggorokan dan Mulut : Membran mukosa kering, lengket, bibir pecah-
pecah dan kering, salvias menurun, lidah di bagian longitudinal menurun
(kekurangan volume cairan)
Sistem Kadiovaskuler
Inspeksi :
Kekurangan volume cairan : Vena leher datar
Kelebihan volume cairan : Vena leher distensi
Dependent body parts (Bagian-bagian tubuh yang
tertekan pada saat berbaring) : Tungkai, sacrum,
punggung, Lambatnya
Palpasi :
 Kelebihan volume cairan : Denyut nadi kuat, Edema (bagian
tubuh dependent : punggung,sacrum, tungkai)
 Kekurangan volume cairan : Denyut nadi lemah, kapiler
menurun
Auskultasi :
 Kekurangan volume cairan, Hiponatremia, Hiperkalemia,
Hipermagnesemia : Tekanan darah rendah atau tanpa perubahan,
tekanan darah pada posisi orthostatic
 Kelebihan Volume cairan : Hipertensi (tekanan darah tinggi)

Sistem Pernapasan
Inspeksi :
Kelebihan Volume cairan : Peningkatan frekuensi napas, dispnea
Auskulatasi :
Kelebihan volume cairan : krekels

Sistem Gastrointestinal
Inspeksi :
 Kekurangan volume cairan : Abdomen cekung
 Kekurangan volume cairan , hiperkalsemia, hiponatremia : muntah
 Hiponatremia : diare
Auskultasi :
Kekurangan volume cairan, hipokalemia : hiperperistaltik disertai diare
atau hipoperistaltik
Perkusi : Thympani
Palpasi : tidak ada pembesaran dan massa, ada nyeri tekan di perut
bagian kanan bawah

Sistem Ginjal
Inspeksi :
 Kekurangan volume cairan : oliguria atau anuria, berat jenis urine
meningkat
 Kelebihan volume cairan : dieresis (jika ginjal normal), oliguria atau
anuria, berat jenis urine meningkat
 Kulit
Suhu tubuh :
Meningkat : hipernatremia, Ketidakseimbangan hiperosmolar,
asidosis metabolic
Menurun : Kekurangan volume cairan
Inspeksi :
kekurangan volume caiaran, asidosis metabolik : kering,
kemerahan
Palpasi :
Kekurangan volume cairan : turgor kulit tidak elastic, kulit dingin
dan lembab

3. Diagnosa Keperawatan Nanda


Karena hipokalemia dapat mengancam jiwa, penting artinya untuk
memantau timbulnya hipokalemia pad pasien-pasien yang beresiko.
Adanya keletihan, anoreksia, kelemahan otot, penurunan mortilitas usus,
parestesia, atau disritmia harus mendorong perawat untuk memeriksa
konsentrasi kalium serum. Jika tersedia, elektrokardiogram dapat
memberikan informasi yang bernmanfaat. Pasien-pasien yang menerima
digitalis yang berisiko mengalami defisiensi kalium harus dipantau dengan
ketat terhadap tanda-tanda terjadinya toksisitas digitalis karena
hipokalemia meningkatkan aksi digitalis. Pada kenyataannya, dokter
biasanya memilih untuk mempertahankan kadar kalium serum lebih besar
dari 3,5 mEq/L (SI : 3,5 mmol/L) pada pasien-pasien yang menerima
digitalis. (Brunner & Suddarth, 2002, hal.261)
Defisit Volume NOC: NIC :
Cairan Fluid balance Pertahankan catatan intake
Berhubungan Hydration dan
dengan: Nutritional Status : output yang akurat
- Kehilangan Food Monitor status hidrasi (
volume cairan and Fluid Intake kelembaban
secara aktif Setelah dilakukan membran mukosa, nadi adekuat,
- Kegagalan tindakan tekanan darah ortostatik ), jika
mekanisme keperawatan diperlukan
pengaturan selama….. Monitor hasil lab yang sesuai
DS : defisit volume cairan dengan retensi cairan (BUN , Hmt
- Haus teratasi dengan ,
DO: kriteria osmolalitas urin, albumin, total
- Penurunan turgor hasil: protein )
kulit/lidah Mempertahankan Monitor vital sign setiap
- Membran urine 15menit – 1
mukosa/kulit output sesuai dengan jam
kering usia dan BB, BJ urine Kolaborasi pemberian cairan
- Peningkatan normal, IV
denyut nadi, Tekanan darah, Monitor status nutrisi
penurunan tekanan nadi, Berikan cairan oral
darah, suhu tubuh dalam Berikan penggantian
penurunan batas nasogatrik
volume/tekanan normal sesuai output (50 – 100cc/jam)
nadi Tidak ada tanda Dorong keluarga untuk
- Pengisian vena tanda membantu
menurun dehidrasi, Elastisitas pasien makan
- Perubahan status turgor kulit baik, Kolaborasi dokter jika tanda
mental membran mukosa cairan
- Konsentrasi urine lembab, tidak ada rasa berlebih muncul meburuk
meningkat haus yang berlebihan Atur kemungkinan tranfusi
- Temperatur tubuh Orientasi terhadap Persiapan untuk tranfusi
meningkat waktu dan tempat baik Pasang kateter jika perlu
- Kehilangan berat Jumlah dan Monitor intake dan urin output
badan iramapernapasan setiap 8 jam
secara tiba-tiba dalam
- Penurunan urine batas normal
output Elektrolit, Hb, Hmt
- HMT meningkat dalam batas normal
- Kelemahan pH urin dalam
batas
normal
Intake oral dan
intravena adekuat
Kelebihan Volume NOC : NIC :
Cairan Electrolit Pertahankan catatan intake
Berhubungan and acid base dan
dengan : balance output yang akurat
- Mekanisme Fluid Pasang urin kateter jika
pengaturan balance diperlukan
melemah Hydration Monitor hasil lab yang sesuai
- Asupan cairan Setelah dilakukan dengan retensi cairan (BUN , Hmt
berlebihan tindakan ,
DO/DS : keperawatan selama osmolalitas urin )
Berat badan …. Monitor vital sign
meningkat pada Kelebihan volume Monitor indikasi retensi /
waktu yang cairan kelebihan
singkat teratasi dengan cairan (cracles, CVP , edema,
Asupan berlebihan kriteria: distensi
dibanding output Terbebas vena leher, asites)
Distensi vena dari edema, efusi, Kaji lokasi dan luas edema
jugularis anaskara Monitor masukan makanan /
Perubahan pada Bunyi nafas cairan
pola bersih, tidak ada Monitor status nutrisi
nafas, dyspneu/ortopneu Berikan diuretik sesuai
dyspnoe/sesak Terbebas interuksi
nafas, dari distensi vena Kolaborasi pemberian obat:
orthopnoe, suara jugularis, ....................................
nafas Memelihara Monitor berat badan
abnormal (Rales tekanan vena sentral, Monitor elektrolit
atau crakles), tekanan kapiler paru, Monitor tanda dan gejala dari
, pleural effusion output jantung dan Odema
Oliguria, azotemia vital sign DBN
Perubahan status Terbebas
mental, kegelisahan, dari kelelahan,
kecemasan kecemasan atau
bingung
Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
Berhubungan Self Care : Observasi adanya pembatasan
dengan : ADLs klien dalam melakukan aktivitas
Tirah Baring Toleransi Kaji adanya faktor yang
atau imobilisasi aktivitas menyebabkan kelelahan
Kelemahan Konservasi Monitor nutrisi dan sumber
menyeluruh eneergi energi yang adekuat
Ketidakseimb Setelah dilakukan Monitor pasien akan adanya
angan antara suplei tindakan kelelahan fisik dan emosi secara
oksigen dengan keperawatan selama berlebihan
kebutuhan …. Monitor respon kardivaskuler
Gaya hidup yang Pasien bertoleransi terhadap aktivitas (takikardi,
dipertahankan. terhadap disritmia,
DS: aktivitas dengan sesak nafas, diaporesis, pucat,
Melaporkan Kriteria perubahan hemodinamik)
secara Hasil : Monitor pola tidur dan lamanya
verbal adanya Berpartisipa tidur/istirahat pasien
kelelahan si dalam aktivitas fisik Kolaborasikan dengan Tenaga
atau kelemahan. tanpa disertai Rehabilitasi Medik dalam
Adanya dyspneu peningkatan tekanan merencanakan progran terapi yang
atau darah, nadi dan RR tepat.
ketidaknyamanan Mampu Bantu klien untuk
saat beraktivitas. melakukan aktivitas mengidentifikasi aktivitas yang
DO : sehari hari (ADLs) mampu
Respon secaramandiri dilakukan
abnormal Keseimbang Bantu untuk memilih aktivitas
dari tekanan darah an aktivitas dan konsisten yang sesuai dengan
atau istirahat kemampuan fisik, psikologi dan
nadi terhadap sosial
aktifitas Bantu untuk mengidentifikasi
Perubahan ECG dan
: mendapatkan sumber yang
aritmia, iskemia diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
Bantu untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
roda,
krek
Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon fisik, emosi,
sosial
dan spiritual
Hipertermia NOC: NIC :
Berhubungan Thermoregulasi Monitor suhu sesering mungkin
dengan : Setelah dilakukan Monitor warna dan suhu kulit
- penyakit/ trauma tindakan Monitor tekanan darah, nadi
- peningkatan keperawatan dan RR
metabolisme selama………..pasien Monitor penurunan tingkat
- aktivitas yang menunjukkan : kesadaran
berlebih Suhu tubuh dalam Monitor WBC, Hb, dan Hct
- dehidrasi batas Monitor intake dan output
DO/DS: normal dengan Berikan anti piretik:
kenaikan suhu kreiteria Kelola
tubuh diatas rentang hasil: Antibiotik:………………………..
normal Suhu 36 Selimuti pasien
serangan atau – 37C Berikan cairan intravena
konvulsi (kejang) Nadi dan Kompres pasien pada lipat paha
kulit kemerahan RR dalam rentang dan
pertambahan normal aksila
RR Tidak ada Tingkatkan sirkulasi udara
takikardi perubahan warna kulit Tingkatkan intake cairan dan
Kulit teraba dan tidak ada pusing, nutrisi
panas/ hangat Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
Monitor hidrasi seperti turgor
kulit,
kelembaban membran mukosa)
Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi Nutritiona Weight Management
lebih dari kebutuhan l Status : food and Diskusikan bersama pasien
tubuh Fluid Intake mengenai
Berhubungan Nutritiona hubungan antara intake makanan,
dengan : l Status : nutrient latihan, peningkatan BB dan
Intake yang Intake penurunan
berlebihan Weight BB
terhadap kebutuhan control Diskusikan bersama pasien
metabolisme tubuh Setelah dilakukan mengani
DS : tindakan kondisi medis yang dapat
- Laporan adanya keperawatan selama mempengaruhi
sedikit …. BB
aktivitas atau tidak Ketidak seimbangan Diskusikan bersama pasien
ada nutrisi mengenai
aktivitas lebih teratasi dengan kebiasaan, gaya hidup dan factor
DO: kriteria hasil: herediter yang dapat
- Lipatan kulit tricep Mengerti mempengaruhi BB
> 25 factor yang Diskusikan bersama pasien
mm untuk wanita meningkatkan berat mengenai
dan > badan risiko yang berhubungan dengan
15 mm untuk pria Mengiden BB
- BB 20 % di atas tfifikasi tingkah laku berlebih dan penurunan BB
ideal dibawah kontrol klien Dorong pasien untuk merubah
untuk tinggi dan Memodifi kebiasaan
kerangka tubuh kasi diet dalam makan
ideal waktu yang lama Perkirakan BB badan ideal
- Makan dengan untuk mengontrol pasien
respon berat badan Nutrition Management
eksternal (misalnya Penuruna Kaji adanya alergi makanan
: n berat badan 1-2 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
situasi sosial, pounds/mgg menentukan jumlah kalori dan
sepanjang Menggun nutrisi
hari) akan energy untuk yang dibutuhkan pasien.
- Dilaporkan atau aktivitas sehari hari Anjurkan pasien untuk
diobservasi adanya meningkatkan
disfungsi pola intake Fe
makan Anjurkan pasien untuk
(misal : meningkatkan
memasangkan protein dan vitamin C
makanan dengan Berikan substansi gula
aktivitas yang lain) Yakinkan diet yang dimakan
- Konsentrasi intake mengandung tinggi serat untuk
makanan pada mencegah konstipasi
menjelang Berikan makanan yang terpilih
malam ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
Ajarkan pasien bagaimana
membuat
catatan makanan harian.
Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan
kalori
Berikan informasi tentang
kebutuhan
nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Weight reduction Assistance
Fasilitasi keinginan pasien
untuk
menurunkan BB
Perkirakan bersama pasien
mengenai
penurunan BB
Tentukan tujuan penurunan BB
Beri pujian/reward saat pasien
berhasil
mencapai tujuan
Ajarkan pemilihan makanan
Gangguan mobilitas NOC : NIC :
fisik Joint Movement : Exercise therapy : ambulation
Berhubungan Active Monitoring vital sign
dengan : Mobility Level sebelm/sesudah latihan dan lihat
- Gangguan Self care : ADLs respon pasien saat latihan
metabolisme sel Transfer Konsultasikan dengan terapi
- Keterlembatan performance fisik
perkembangan Setelah dilakukan tentang rencana ambulasi sesuai
- Pengobatan tindakan dengan kebutuhan
- Kurang support keperawatan Bantu klien untuk
lingkungan selama….gangguan menggunakan
- Keterbatasan mobilitas fisik teratasi tongkat saat berjalan dan cegah
ketahan dengan kriteria hasil: terhadap cedera
kardiovaskuler Klien meningkat Ajarkan pasien atau tenaga
- Kehilangan dalam kesehatan lain tentang teknik
integritas aktivitas fisik ambulasi
struktur tulang Mengerti tujuan Kaji kemampuan pasien dalam
- Terapi pembatasan dari mobilisasi
gerak peningkatan mobilitas Latih pasien dalam pemenuhan
- Kurang Memverbalisasikan kebutuhan ADLs secara mandiri
pengetahuan perasaan dalam sesuai
tentang kegunaan meningkatkan kemampuan
pergerakan fisik kekuatan dan Dampingi dan Bantu pasien
- Indeks massa kemampuan saat
tubuh diatas berpindah mobilisasi dan bantu penuhi
75 tahun percentil Memperagakan kebutuhan
sesuai dengan usia penggunaan alat ADLs ps.
- Kerusakan Bantu Berikan alat Bantu jika klien
persepsi sensori untuk mobilisasi memerlukan.
- Tidak nyaman, (walker) Ajarkan pasien bagaimana
nyeri merubah
- Kerusakan posisi dan berikan bantuan jika
muskuloskeletal diperlukan
dan neuromuskuler
- Intoleransi
aktivitas/penurunan
kekuatan dan
stamina
- Depresi mood atau
cemas
- Kerusakan kognitif
- Penurunan
kekuatan otot,
kontrol dan atau
masa
- Keengganan untuk
memulai
gerak
- Gaya hidup yang
menetap,
tidak digunakan,
deconditioning
- Malnutrisi selektif
atau
umum
DO:
- Penurunan waktu
reaksi
- Kesulitan merubah
posisi
- Perubahan gerakan
(penurunan untuk
berjalan,
kecepatan, kesulitan
memulai langkah
pendek)
- Keterbatasan
motorik kasar
dan halus
- Keterbatasan
ROM
Kerusakan integritas NOC : NIC : Pressure Management
kulit Tissue Integrity : Skin Anjurkan p asien untuk
berhubungan and menggunakan
dengan : Mucous Membranes pakaian yang longgar
Eksternal : Wound Healing : Hindari kerutan pada tempat
- Hipertermia atau primer dan tidur
hipotermia sekunder Jaga kebersihan kulit agar tetap
- Substansi kimia Setelah dilakukan bersih
- Kelembaban tindakan dan kering
- Faktor mekanik keperawatan Mobilisasi pasien (ubah posisi
(misalnya : selama….. pasien)
alat yang dapat kerusakan integritas setiap dua jam sekali
menimbulkan luka, kulit Monitor kulit akan adanya
tekanan, restraint) pasien teratasi dengan kemerahan
- Immobilitas fisik kriteria hasil: Oleskan lotion atau
- Radiasi Integritas minyak/baby oil pada
- Usia yang ekstrim kulit yang baik bisa derah yang tertekan
- Kelembaban kulit dipertahankan Monitor aktivitas dan mobilisasi
- Obat-obatan (sensasi, elastisitas, pasien
Internal : temperatur, hidrasi, Monitor status nutrisi pasien
- Perubahan status pigmentasi) Memandikan pasien dengan
metabolik Tidak ada sabun dan air
- Tonjolan tulang luka/lesi pada kulit hangat
- Defisit imunologi Perfusi Kaji lingkungan dan peralatan
- Berhubungan jaringan baik yang
dengan Menunjukka menyebabkan tekanan
dengan n pemahaman dalam Observasi luka : lokasi, dimensi,
perkembangan proses perbaikan kulit kedalaman luka,
- Perubahan sensasi dan mencegah karakteristik,warna
- Perubahan status terjadinya sedera cairan, granulasi, jaringan
nutrisi berulang nekrotik, tandatanda
(obesitas, Mampu infeksi lokal, formasi traktus
kekurusan) melindungi kulit dan Ajarkan pada keluarga tentang
- Perubahan status mempertahankan luka dan
cairan kelembaban kulit dan perawatan luka
- Perubahan perawatan alami Kolaburasi ahli gizi pemberian
pigmentasi Menunjukka diae TKTP,
- Perubahan n terjadinya proses vitamin
sirkulasi penyembuhan luka Cegah kontaminasi feses dan
- Perubahan turgor urin
(elastisitas kulit) Lakukan tehnik perawatan luka
DO: dengan
- Gangguan pada steril
bagian tubuh Berikan posisi yang
- Kerusakan lapisa mengurangi tekanan
kulit pada luka
(dermis)
- Gangguan
permukaan kulit
(epidermis)
Kurang NOC: NIC :
Pengetahuan Kowlwdge : disease Kaji tingkat pengetahuan
Berhubungan process pasien dan
dengan : Kowledge : health keluarga
keterbatasan Behavior Jelaskan patofisiologi dari
kognitif, Setelah dilakukan penyakit dan
interpretasi terhadap tindakan bagaimana hal ini berhubungan
informasi yang keperawatan selama dengan
salah, …. anatomi dan fisiologi, dengan cara
kurangnya pasien menunjukkan yang
keinginan untuk pengetahuan tentang tepat.
mencari informasi, proses penyakit Gambarkan tanda dan gejala
tidak dengan yang biasa
mengetahui sumber- kriteria hasil: muncul pada penyakit, dengan
sumber Pasien dan keluarga cara
informasi. menyatakan yang tepat
DS: Menyatakan pemahaman tentang Gambarkan proses penyakit,
secara verbal penyakit, kondisi, dengan
adanya masalah prognosis dan cara yang tepat
DO: program Identifikasi kemungkinan
ketidakakuratan pengobatan penyebab,
mengikuti instruksi, Pasien dan keluarga dengan cara yang tepat
perilaku tidak sesuai mampu melaksanakan Sediakan informasi pada
prosedur yang pasien tentang
dijelaskan secara kondisi, dengan cara yang tepat
benar Sediakan bagi keluarga
Pasien dan keluarga informasi
mampu menjelaskan tentang kemajuan pasien dengan
kembali apa yang cara
dijelaskan perawat/tim yang tepat
kesehatan lainnya Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan
sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.2008.Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien, Jakarta: Salemba Medika

Hidayat, A. Aziz Alimul.2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

North American Nursing Diagnosis Association. (2005-2006). Panduan Diagnosa


Keperawatan. Jakarta : Prima Medika.

Potter, P.A dan Perry, A, G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :


Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4 Volume 2. Jakarta:EGC

Smeltzer, S. C & Bare, B.G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8 Volume 1. Jakarta : EGC.

http://taharuddin.com/keseimbangan-cairan-dan-elektrolit.html diakses pada


Rabu,5 Agustus 2015 pukul 15.00 Wita.

http://www.kapukonline.com/2012/09/Prosedur-Pemenuhan-Kebutuhan-Cairan-
dan-Elektrolit.html diakses pada Rabu, 5 Agustus 2015 pukul 15.00 Wita.

http://informasitips.com/kebutuhan-air-minum-cairan-untuk-manusia-per-hari
diakses pada Rabu, 5 Agustus 2015 pukul 15.00 Wita.

Anda mungkin juga menyukai