Gas hidrogen merupakan energi masa depan karena dapat diperbaharui dan juga tidak menimbulkan
polusi yang menyebabkan efek rumah kaca, aman bagi lingkungan. Gas hidrogen melepaskan energi
yang besar dalam satuan unitnya dan mudah dikonversikan menjadi listrik melalui fuel cell sebagai
bahan bakar.
Gas hidrogen selain diproduksi melalui proses biologis, juga dapat diproduksi melalui proses
gasifikasi minyak bumi dan juga hidrolisis dengan sistem elektrolisa, yaitu memecah air menjadi
hidrogen dan oksigen dengan sel elektro kimia.
Dengan semakin berkurangnya cadangan minyak bumi dunia, gasifikasi minyak bumi untuk
menghasilkan hidrogen dikurangi atau dihilangkan. Sedangkan untuk mendapatkan hidrogen dengan
sistem elektrolisa membutuhkan energi yang sangat besar. Oleh karena itu, produksi hidrogen
melalui sistem biologi terasa lebih visioner.
Hidrogen yang dihasilkan melalui proses biologi dapat diproduksi oleh mikroalga ataupun bakteri
dan disebut biohidrogen.
(Anam, 2010)
Biohidrogen
Ada tiga jenis mikroorganisme yang dapat memproduksi hidrogen. Pertama adalah sianobakter.
Mikrorganisme ini memecah air menjadi hidrogen dan oksigen melalui proses fotosintesis.
Mikroorganisme ini tidak memerlukan bahan organik sebagai makanannya. Kedua adalah bakteri
anaerobik, dimana bakteri ini menggunakan bahan organik sebagai sumber makanan dan mengubahnya
menjadi hidrogen. Reaksinya cepat dan tidak membutuhkan cahaya matahari. Proses ini lebih
menguntungkan dalam pengolahan limbah skala besar. Yang ketiga adalah bakteri fotosintetik, dimana
merupakan kombinasi dari bakteri anaerobik dan sianobakter (Anam, 2010).
Bahan Baku Pembuatan Biohidrogen
Bahan-Bahan
Berpati
Bahan yang
Biohidrogen Mengandung
Karbohidrat
Bahan-Bahan
yang
Mengandung
Selulosa
Mengapa harus
Batang Pisang ?
Biorenewable
Resources
Ketersediannya yang
melimpah dan belum
termanfaatkan
Memiliki kandungan
selulosa yang tinggi
Batang Pisang dan Komposisinya
Pre-Treatment
Pemurnian
Hidrolisa
Gas H2
99%
Fermentasi
Anaerob
Pre-Treatment
Terjadi perombakan rantai panjang karbohidrat menjadi bagian yang lebih pendek dan
selanjutnya hasil perombakan itu diubah menjadi hidrogen pada proses asidifikasi.
Pembangkit listrik fuel cell ini juga dapat digunakan sebagai sumber energi listrik untuk alat-alat
transportasi darat (electric vehicles) salah satunya adalah sepedamotor listrik yang mulai dikenal
masyarakat Indonesia, yang umumnya masih menggunakan baterai jenis lead-Acid. Dengan menggunakan
fuel cell, masalah klasik pada jangka waktu yang lama untuk recharging baterai yang umumnya 4 8 jam
dapat dipersingkat hingga hanya 5 menit saja untuk mengisi ulang gas hidrogen pada tabung gas yang
digunakan kendaraan, selanjutnya tabung gas ini berfungsi sebagai penyimpan bahan bakar untuk
pembangkit fuel cell.
Energy densitas pada fuel cell-hidrogen merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan sumber energy fuel
cell lainnya, terlebih jika dibandingkan dengan energi densitas pada jenis baterai apapun.
Pada alat transportasi listrik bobot kendaraan berpengaruh pada konsumsi energi listrik yang dibutuhkan ,
sehingga kendaraan listrik harus dibuat seringan mungkin
(Chandrasa, 2009)
Daftar Pustaka
Anam, Khairul. 2010. Pemanfaatan Biomassa untuk Produksi Biohidrogen. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Chandrasa, Ganesha Tri. 2009. Penelitian Hidrogen sebagai Bahan Bakar Sepeda Motor Lstrik yang
Berkesinambungan. Prosiding Seminar Nasional Daur Bahan Bakar. ISSN : 1693-4687.
Mawardiyani, Novianti. 2013. Perancangan Pabrik Biohidrogen dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan
Proses Fermentasi Menggunakan Bakteri Fakultatif Anaerob. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
November.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. 2014. Potensi Biomassa Limbah Kakao dan Kopi Sebagai
Sumber Energi Alternatif Biohidrogen. Publikasi Semi Populer Volume 6, Nomor 11.
Tuo, Muharni. 2016. Kandungan Hemiselulosa, Selulosa Dan Lignin Silase Pakan Lengkap Berbahan Utama
Batang Pisang ( Musa Paradisiaca ) Dengan Lama Inkubasi Yang Berbeda. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
TERIMA KASIH