Kelompok 4 :
1. Siska Krisdayanti
(16.1352)
2. Siti Suci Fitrianan
(16.1353)
DEFINISI MENINGOKEL
Tanda
--------------------------------------
--------------------
1. Penonjolan seperti kantung di
punggung tengah sampai
bawah pada bayi baru lahir Gejala
2. Jika disinari, kantung tersebut -----------------------------
tidak tembus cahaya --------------
3. Korda spinalis yang terkena 1. Kelumpuhan /
rentan terhadap infeksi kelemahan pada pinggul,
(meningitis) tungkai atau kaki
4. Seberkas rambut pada daerah 2. Penurunan sensasi
sakral (panggul bagian 3. Inkontinensia urin
belakang) maupun inkontinansia
5. Lekukan pada daerah sacrum alvi
Masalah Keperawatan
1. Gangguan nutrisi
Walaupun tidak terdapat gangguan saraf hisap atau telan
tetapi bayi juga sukar minum makan cara memberi
minum harus hati-hati dan sering istirahat
2. Gangguan eliminasi
Gangguan eliminasi dapat ditemukan adanya enuresis
(keluar urin tidak sengaja) yang dapat terjadi siang hari
(diurnal) maupun malam hari (nokturnal) disebabkan
adanya gangguan pada saraf sfingter urine.
Lanjutan....
3. Gangguan neurologic
Pasien sering mengalami kelumpuhan anggota
gerak karena terdapat gangguan persyarafan.
4. Gangguan istirahat
Pasien dengan kelainan bawaan meningokel
memerlukan perawatan khusus segera setelah
lahir karena biasanya bayi menderita berbagai
kelainan tubuh sebagai akibat adanya
kelainan persarafan
Lanjutan....
5. Risiko terjadi komplikasi
Berbagai jenis komplikasi dapat terjadi,
termasuk meningitis purulenta, kantong
mielokel terbuka (terjadi infeksi atau meningitis
berulang), timbulnya hidrosefalus dan
sebagainya
6. Gangguan rasa nyaman orang tua.
Ibu bayi perlu diberikan penjelasan bahwa
kelainan pada bayi terjadi bukan karena
kesalahn ibu dan keadaan demikian juga sering
terjadi pada bayi lain.(Ngastiyah, 1997).
Penatalaksanaan
Meningokel
Jenis Ensafalokel
2. Pada ensefalokel basalis,
misalnya intranasal atau
nasofaringeal
Umumnya, ensefalokel terjadi pada periode awal
kehamilan, tepatnya di awal minggu ke-4
kehamilan. Pada saat itu, perkembangan
embriologi, yang melibatkan sistem saraf
pusat. Persyarafan mengembangkan dan
membentuk tabung untuk memisahkan diri dari
jaringan tulang kepala. Kegagalan untuk menutup
jaringan saraf menyebabkan beberapa kelainan
Lanjutan....
Etiologi Ensafalokel
Tanda dan Gejala
A. Tanda B. Gejala
1. Hidrosefalus Gejala dari ensefalokel, antara lain
2. Mikrosefalus berupa :
3. keterbelakangan mental 1. Kelumpuhan keempat anggota gerak
4. pertumbuhan. (kuadriplegia stastik).
5. Ataksia 2. Gangguan penglihatan,
6. Kejang Beberapa anak memiliki
kecerdasan yang normal. Ensefalokel
seringkali disertai dengan kelainan
kraniofasial atau kelainan otak lainnya.
Masalah Keperawatan
1. Gangguan nutrisi
Walaupun tidak terdapat gangguan
saraf hisap atau telan tetapi bayi juga
sukar minum makan cara memberi
minum harus hati-hati dan sering
istirahat
2. Gangguan eliminasi
Gangguan eliminasi dapat ditemukan
adanya enuresis (keluar urin tidak
sengaja) yang dapat terjadi siang hari
(diurnal) maupun malam hari
(nokturnal) disebabkan adanya
gangguan pada saraf sfingter urine.
3. Gangguan neurologic
Pasien sering mengalami
kelumpuhan anggota gerak karena
terdapat gangguan persyarafan.
4. Gangguan istirahat
Pasien dengan kelainan bawaan
meningokel memerlukan perawatan
khusus segera setelah lahir karena
biasanya bayi menderita berbagai
kelainan tubuh sebagai akibat
adanya kelainan persarafan
5. Risiko terjadi komplikasi
Berbagai jenis komplikasi
dapat terjadi, termasuk meningitis
purulenta, kantong mielokel terbuka
(terjadi infeksi atau meningitis
berulang), timbulnya hidrosefalus dan
sebagainya
6. Gangguan rasa nyaman orang tua.
Ibu bayi perlu diberikan
penjelasan bahwa kelainan pada bayi
terjadi bukan karena kesalahn ibu
dan keadaan demikian juga sering
terjadi pada bayi lain.(Ngastiyah,
1997).
Penatalaksanaan Ensafalokel
A. Pencegahan
Bagi ibu yang berencana hamil, ada
baikya mempersiapkan jauh jauh hari.
Misalnya, mengkonsumsi makanan bergizi
serta menambah suplemen yang
mengandung asam folat. Hal itu dilakukan
untuk mencegah terjadinya beberapa
kelainan yang bisa menyerang bayi.
A. Secara Medis
1) Penanganan pra bedah.
Segera setelah lahir daerah yang terpapar
harus dikenakan kassa steril
2) Perawatan pra bedah neonatus rutin
dengan penekanan khusus pada
mempertahankan suhu tubuh yang dapat
menurun dengan cepat.
3) Lingkaran oksipito-fronlalis kepal diukur
dan dibuat graviknya.
4) Akan diminta X-ray medulla spinalis.
5) Akan diambil fotografi dari lesi
6) Persiapan operasi
7) Suatu catatan aktivitas otot pada
anggota gerak bawah dan sringter anal
akan di lakukan oleh fisioterapi.
2. Pembedahan
Pembedahan medulla spinalis yang
terpapar ditutupi dengan penutup durameter dan
kulit dijahit di atas dura yang diperbaiki.
3. Perawatan pasca bedah.
1) Pemberian makan per oral dapat
diberikan 4 jam setelah pembedahan.
2) Jika ada drain penyedotan luka
maka harus diperiksa setiap jam untuk
menjamin tidak adanya belitan atau
tekukan pada saluran dan terjaganya
tekanan negative dan wadah.
3) Lingkar kepala diukur dan dibuat
grafik sekali atau dua kali seminggu.
B. Secara Keperawatan
Sebelum tindakan operasi lakukan informed choice
dan berikan informed chonsent (Vivian Nanny, 2010).
1) Asuhan keperawatan gangguan nutrisi
Memberikan ASI yang adekuat. Mengangkat pasien
tersebut jika akan memberi minum.
2) Asuhan keperawatan gangguan istirahat
Memberikan posisi yang nyaman, selain bayi tidur
tengkurap bayi perlu dimiring-miringkan dengan
diberi ganjal bantal di belakang punggungnya.
3) Asuhan keperawatan gangguan eliminasi
Untuk mencegah iritasi popok bayi harus sering
diperiksa jika basah segera diganti.
4) Asuhan keperawatan gangguan neurologi
Manajemen dan pengawasan anak serta keluarga
dengan ensafalokel memerlukan pendekatan tim
multidisipliner, yang meliputi ahli bedah, dokter, dan ahli
terapi dengan satu individu (sering dokter anak) yang
berperan sebagai penasehat dan koordinator program
terapi.
5. Asuhan keperawatan Risiko terjadi komplikasi