Anda di halaman 1dari 25

PEMERIKSAAN KLINIK

PENYAKIT JANTUNG
I. ANAMNESA/RIWAYAT PENYAKIT
KELUHAN UTAMA
1. Sesak Nafas
Sesak nafas waktu aktifitas (Dyspnea on
Effort/ Exertional Dyspnea)
Paroxysmal nocturnal dyspnea
Orthopnea

Bukan Sesak Nafas


Sensasi seperti sesak nafas hiperventilasi
Pernafasan cheyne-stokes
KELUHAN UTAMA
2. Nyeri Dada
- Penyakit jantung koroner
Bisa dari jantung : - Aorta stenosis
- Perikarditis akut
- Diseksi Aneurisma Aorta

Berasal dari luar jantung


Sistim respirasi
Sistim neuromuskuler
Sistem skeletal
Kelainan psikiatri
Sistim G.I.T bagian atas
KELUHAN UTAMA lain :
3. Palpitasi
4. Pingsan / syncope
5. Batuk darah
6. Rasa capai & lemah
7. Klaudikasio intermiten
8. Bengkak / sembab / edema
9. Sianosis
PEMERIKSAAN FISIK
A. INSPEKSI UMUM : pasien bengkak, tampak sesak, gelisah/kesakitan
B. PEMERIKSAAN NADI
- Frekuensi - < 60 x/menit Bradikardia
- > 100 x/menit Takhikardia
- Irama :
- teratur
- tidak teratur
- sama sekali tidak teratur
- Pengisian / amplitudo
0 = tidak teraba
1+ = melemah
2+ = normal
3+ = hiperaktif
4+ = pulsasi berlebihan
- Elastisitas dinding pembuluh darah
C. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
- Palpasi
- Auskultasi

D. PEMERIKSAAN TEKANAN VENA JUGULARIS

Internal jugular Sternal angle


Meniscus
12 cm
5 cm 5 cm

Right atrium

Jugular venous pressure cannot be Jugular venous pressure is 7 cm of


Measured (In surpine patient) water
E. PEMERIKSAAN JANTUNG
1. Inspeksi
- Deformitas
- Pulsasi normal : iktus kordis
- Pulsasi abnormal dinding dada :
aneurisma, pembesaran jantung
2. Palpasi :
Cari iktus kordis yaitu pulsasi pada apex jantung : normal
pada ruang sela iga IV atau V 2 jari medial linea mid-
klavikularis . Diukur lebarnya berapa cm (normal 2 cm )
Bila iktus bergeser ke lateral dan kebawah berarti ada
pembesaran ventikel kiri atau jantung terdorong oleh cairan
atau udara di paru ( efusi pleura / pneumotorak )
Cari adakah getaran / thrill di dada, atau raba adanya pulsasi
abnormal di dada
3. Perkusi
4. Auskultasi
Perkusi jantung

Terutama untuk menentukan batas jantung :


Batas kanan jantung :
Tentukan batas paru-hati dengan perkusi di linea mid-klavikularis kanan
mulai dari ics II kanan kebawah sampai menemukan perubahan dari
sonor ke redup, biasanya pada ics VI.
Dari batas tersebut diukur 2 jari kearah cranial (keatas ). Dari titik baru
ini dilakukan perkusi kearah medial untuk menemukan perubahan dari
sonor ke redup yang merupakan batas kanan jantung. Normal pada
garis sternal kanan.
Batas kiri jantung :
Dari garis aksila anterior kiri perkusi dri atas ke bawah sejajar iga untuk
menemukan perubahan dari sonor ke timpani ( udara di lambug ),
biasanya pada ics VII.
Dari sini diukur 2 jari kearah kranial (keatas ). Dari titik ini dilakukan
perkusi kearah medial sampai menemukan perubahan dari sonor ke
redup yang merupakan batas relatif jantung kiri ( normal pada 2 jari
medial garis midklavikularis kiri ), lalu diteruskan ke medial lagi
menemukan perubahan dari redup ke pekak yang merupakan batas
absolut jantung kiri. Pada emfisema batas jantung absolut akan
mengecil.
Perkusi jantung

Menentukan pinggang jantung :


Dari titik teratas garis parasternal kiri diperkusi
kearah kaudal dengan posisi jari tengah sejajar iga.
Temukan perubahan perkusi dari sonor ke redup
yang merupakan batas pinggang jantung. Normal
pada ics III kiri linea parasternal kiri.
Bila batas redup pada ics II berarti pinggang jantung
menghilang yang menunjukkan adanya hipertropi
atrium kiri.
SUPERIOR AORTA
VENA CAVA PULMONARY
ARTERY
PULMONARY VALVE
AORTIC VALVE LEFT ARTERIAL
APPENDIX
RA
MITRAL VALVE
LV
TRICUSPID VALVE RV 5th RIB
1

2 3

4 E
5
6

1. Stenoclavicular area 5. Apical Area


2. Aortic Area 6. Epigastric Area
3. Pulmonic Area 7. Ectopic Areas
4. Right Ventricular Area (location variable)
4. Auskultasi :
Tehnik auskultasi :
Penderita sebaiknya relaxed dan comfortable
Ruangan sebaiknya sunyi
Stetoskop : - bagian telinga harus
tepat untuk telinga dan tidak sakit,
perhatikan arah pemasangannya
- saluran karet harus berdinding
tebal dan panjangnya 30-40 cm
- ujung harus mempunyai :
- bell untuk suara/bising bernada
rendah
- diaphragma untuk suara/bising
bernada tinggi
4. Auskultasi :
Seluruh prekordium harus diauskultasi.
Ada 4 daerah yang harus mendapat perhatian khusus,
ialah :
RAI II kanan untuk auskultasi katub aorta
RAI II kiri untuk auskultasi katub pulmonal
RAI IV-V kanan untuk auskultasi katub tricuspid
Apeks kordis (RAI V kiri) untuk auskultasi katub mitral
Daerah-daerah ini sebetulnya tidak sesuai dengan letak
anatomis dari katub-katub.
Perubahan posisi tubuh kadang-kdang diperlukan untuk
dapat mendengar lebih jelas, ialah :
Terlentang miring ke kiri untuk suara/bising katub mitral
Duduk membungkuk ke depan untuk suara/bising katub
aorta
Suara-suara jantung :
S1 :
Terjadiwaktu katub Mitral / Trikuspidal menutup
M1 mendahului dan lebih keras dari T1
Nadanya rendah gunakan bell
Sinkron dengan pulsasi di apeks kordis / aa. Karotis
S1 mengeras apabila katub mitral terbuka lebar pada saat sistolik :
Mitral stenosis dengan irama sinus normal

Keadaan dengan high output (anemia, hipertiroidi, dsb)

Interval PR mendadak

S1 melemah apabila katub mempunyai kesempatan untuk


bergerak ke arah menutup sebelum sistolik
AV block derajat I (interval PR memanjang)

Bradikardia dengan diastolik yang lama

S1 bervariasi apabila posisi katub berubah-ubah dari denyut ke


denyut :
AV block total

Fibrilasi atrium
Suara-suara jantung :
S2 :
Terjadi waktu katub Aorta / Pulmonal menutup, nada tinggi gunakan
diafragma stetoskop
A2 mendahului dan lebih keras dari P2
Fixed splitting (mendua). (splitting terdengar waktu inspirasi dan ekspirasi)
didapatkan pada ASD (Atrial Septal Defect)
Paradoxical splitting (splitting terdengar lebih jelas waktu ekspirasi), oleh
karena P2 mendahului A2.
Aortic stenosis

LBBB (Left Bundle Branch Block)

PDA (Patent Ductus Arteriousus)

Wide splitting oleh karena keterlambatan right ventricular ejection atau left
ventricular ejection yang terlalu cepat :
Mitral regurgitation / insufficiency

RBBB (Right Bundle Branch Block)

Pulmonic stenosis

ASD (Atrial Septal Defect), Juga terdapat fixed splitting

Splitting yang normal disebut physiologic splitting


Suara-suara jantung :
S3 :

Terjadi pada akhir pengisian cepat dari ventrikel,


bernada rendah
Paling jelas di apeks kordis
Fisiologis pada anak-anak dan dewasa
Patologis pada orang dewasa muda, menandakan
adanya gagal jantung, amyloidosis, myocardiopa-
thy atau myocarditis
Irama yang terjadi oleh karena adanya S3 disebut
irama gallop protodiastolik / ventrikuler
Suara-suara jantung :
S4 :
Terjadi oleh karena distensi ventrikel yang dipak-
sakan akibat dari kontraksi atrium
Paling jelas terdengar pada apeks kordis
Fisiologis bila didapatkan pada anak-anak
Patologis bila didapatkan pada orang dewasa yang
biasanya oleh karena pressure overload seperti
aortic stenosis/pulmonic
Irama yang terjadi oleh karena adanya S4 disebut
irama gallop presistolik/atrial
S3 dan S4 dapat didengar sebagai satu suara apa-
bila terjadi takhikardia, irama yang terjadi disebut
irama gallop summasi.
MURMUR (BISING) JANTUNG
Karena adanya turbulensi dan pembentukan
gelembung dalam sistem sirkulasi
Mekanismenya
- Perbedaan tekanan
- Bising normal peningkatan aliran darah

Setiap bising dideskripsi sbb. :


1. Fase : sistolik /diastolik 4. Nada tinggi atau rendah
2. Lokasi : maksimal dimana 5. Penjalarannya
(ics berapa ) 6. Kualitas : keras / kasar
disebut rumble, atau lemah
3. Intensitas : derajat 1 sampai 6
a. Short duration
Early systolic

Early diastolic

Late systolic

Late diastolic (presystolic)

b. Medium duration
Midsystolic

Middiastolic

c. Long duration
Holosystolic

Holodiastolic

Continuous
Untuk memperjelas bising jantung atau suara
jantung diperlukan intervensi atau maneuver
khusus :
1. Respirasi
2. Valsava maneuver
3. Perubahan posisi
4. Latihan fisik (contoh : sustained handgrip isometric
exercise, dsb)
5. Perubahan kecepatan/irama denyut jantung (contoh :
carotid sinus massage, dsb)
6. Intervensi farmakologi (inhalasi amyl nitrite atau
pemberian vasokonstriktor I.v seperti phenylephrine,
norepinephrine, methoxamine, mephentermine, dsb.)
7. Transient arterial occlusion : dengan menaikkan
tensimeter >20 mmHg diatas tekanan sistolik.
Rangkuman
Pada stenosis mitral :
Bunyi jantung (S) 1 mengeras, S2 normal
Opening snap ( bunyi pembukaan katub mitral yang
kaku ), terdengar setelah S2 tapi sebelum S3, nada
tinggi dan tajam, terdengar di tepi kiri sternum ics 3.
Bising diastolik
Pada insufisiensi mitral :
Jantung membesar, apeks kekiri dan lateral bawah
Pulsus seler
Bising pansistolik, menjalar ke aksila kiri
Rangkuman

Pada stenosis aorta


Denyut nadi kecil (anakrot )
Pembesaran jantung ke kiri
Bising ejeksi sistolik, menjalar ke arah leher
S2 terpisah
Pada insufisiensi aorta
Pulsus seler
Hipertropi ventrikel kiri
Bising diastolik
Rangkuman

Pada atrial septal defect (ASD )


Fixed - wide splitting S2
Bising sistolik
Pada ventrikular septal defect (VSD ) :
Bising pansistolik di ics III menalar ke kranial / atas
Kadang Ada thrill atau denyutan di daerah pulmonal
Pada patent ductus arteriosus ( PDA ) :
Continuous murmur
S2 mengeras
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai