Anda di halaman 1dari 27

Tetanus Neonatorum

dr Rinang Mariko SpA(K)


Definisi

Penyakit dengan tanda


utama kekakuan otot
(spasme) tanpa disertai
gangguan kesadaran yang
disebabkan oleh kuman
Clostridium tetani.
Etiologi

Clostridium tetani Batang


gram positif, obligat anaerob
Mempunyai flagela
spora bulat pada ujungnya,
menyerupai tongkat penabuh
genderang (drumstick)
Clostrodium tetani

Suasana anaerob
vegetatif menghasilkan
eksotoksin rentan antibiotik,
pemanasan dan desinfektan
Epidemiologi

Masalah kesehatan di negara


berkembang dengan angka
mortalitas yang masih tinggi 28
per 100 000 kasus

Indonesia salah satu dari


sepuluh besar penyebab kematian
bayi dan anak
Epidemiologi

Dapat dicegah dengan imunisasi


dan atau pelayanan saat dan
pasca persalinan yang bersih
Patogenesis

Spora Btk vegetatif toksin

Toksin dilepas berdifusi ke


Toksin dihasilkan pada
jaringan. Menyebar
akhir pertumbuhan aktif,
keseluruh tubuh lewat
dilepas saat kuman lisis
peredaran darah/limfe
atau membelah
diserap oleh serabut saraf
Patogenesis

Menghasilkan dua eksotoksin


tetanospasmin dan tetanolisin

Tetanolisin merusak jaringan sekitar


dan mengoptimalisasi kondisi untuk
multiplikasi

Tetanospasmin melepas pengaruh di motor


end plate otot rangka, medula spinalis, otak
dan sistem saraf simpatis
Patogenesis

Toksin ujung presinap


Tetanospasmin LMN perlekatan
BM 150 dalton rantai fragmen C pd reseptor
polipeptida tunngal ganglioside dan
Membelah menjadi dua internalisasi badan sel
rantai light saraf medula spinalis
chain/fragmen A 50 Dalton dan otak
dan heavy chain yg terdiri
dari fragmen B dan C
dihubungkan ikatan
disulfida
Patogenesis

Toksin merusak
synaptobrevin, yaitu
protein untuk melekatkan
Toksin saraf berdifusi neurotransmitter
menuju sel inhibitor, sel menghalangi pengeluaran
yang mengeluarkan GABA transmitter motor neuron
dan glysin pada otak tanpa inhibisi kekakuan
otot, spasme
Manifestasi klinis

Masa inkubasi 5-13 hari


Awal malas menyusu dan menangis terus menerus
Kesulitan hingga tidak sanggup menghisap
Trimus (kekakuan rahang)
Kaku pada wajah (bibir tertarik kelateral dan alis tertarik
ke atas) risus sardonikus
Kaku kuduk, disfagia dan kaku seluruh tubuh
Manifestasi klinis

Kaku periodik yang dipicu rangsangan sensoris


Kejang spontan terus menerus
Spasme & kejang berulang vasokontriksi
saluran nafas apneu dan sianosis

Spasme pada otot punggung punggung


tertarik menyerupai busur panah (opistotonus)
Diagnosis

Berdasarkan temuan klinis, laboratorium


tidak spesifik sepenuhnya berdasarkan
anamnesis dan pemeriksan fisik
Diagnosis

Anamnesis

Perawatan pasca persalinan yang kurang


bersih, perawatan umbilikus yang kurang steril
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik

Trismus
Risus sardonikus
Opistotonus
Otot dinding perut kaku seperti papan
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan biakan pada luka


Nilai hitung leukosit
Pemeriksaan CSS
Kadar antitioksin dalam darah
Kadar enzim otot
EMG
Diagnosis Banding

Meningitis, meningoensefalitis, ensefalitis

Tetani oleh karena hipokalsemia


Komplikasi

Sistem tubuh Komplikasi


Jalan nafas Aspirasi
Laringospasme/obstruksi
Obstruksi diakibatkan sedasi
Respirasi Apnea
Hipoksia
Tipe I (ateletaksis, aspirasi, pneumonia) dan tipe II
gagal napas (spasme laring, spasme tubuh yang
lama, sedasi berlebihan)
ARDS
Komplikasi dari penggunaan ventilasi yang lama
(contoh : pneumonia)
Komplikasi trakeostomi (contoh : stenosis trakea)
Kardiovaskular Takikardia, hipertensi, iskemia
Hipotensi, bradikardia
Takiaritmia, bradiaritmia
Asistol
Gagal jantung
Komplikasi

Sistem tubuh Komplikasi


Ginjal Gagal ginjal : fase oligouria dan poliuria
Stasis urin dan infeksi
Gastrointestinal Stasis lambung
Ileus
Diare
Perdarahan
Lain-lain Status konvulsivus
Dehidrasi
Penurunan berat badan
Tromboemboli
Sepsis dan gagal organ multipel
Fraktur vertebra selama spasme
Avulsi tendon selama spasme
Penatalaksanaan

Pengobatan
umum

Mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi


Menjaga saluran nafas tetap bebas
Memberikan tambahan oksigen
Mengurangi spasme dan mengatasi kejang
Diazepam 0,1-0,2 mg/kgbb/kali iv dengan
interval 3-6 jam atau 10 mg/kgbb/hari IV,
maksimal 40 mg/kgbb/hari, sesuai gejala
klinis
Penatalaksanaan

Pengobatan
khusus

1. Anti Tetanus Serum (ATS) atau Human Tetanus


Immunoglobulin (HTIG)
ATS 5000 IU IM atau
HTIG 500 IU IM dosis tunggal
2. Antibiotik
Metronidazol inisial 15 mg/kgbb dilanjutkan
30 mg/kgbb/hari interval 6 jam selama 7
sampai 10 hari
Prognosis

Angka kematian 25-70%


Mortalitas menjadi 10-30%
dengan perawatan intensif
Prognosis masa inkubasi,
period of onset, jenis luka dan
status imunitas

Menilai prognosis penyakit


Dakar score dan Philip score
Dakar score
Faktor
Prognostik Skor 1 Skor 0
Masa inkubasi < 7 hari > 7 hari
Period of onset <2 hari > 2 hari
umbilikus, luka bakar,
Tempat masuk fraktur terbuka, luka tempat lain dan tidak
kuman bedah, diketahui
injeksi intra muscular
Spasme Ada tidak ada
Demam >38,4oC <38,4oC
Takikardi dewasa>120x/menit dewasa<120x/menit
neonatus>150x/menit Neonatus<150x/menit

Skor > 3 mortaliti 59%


Skor<3mortaliti 14%
Philip score
Faktor Skor
Masa inkubasi
- kurang 48 jam 5
- 2-5 hari 4
- 5-9 hari 3
- 10-14 hari 2
- lebih 14 hari 1
Lokasi infeksi
- internal dan umbilical 5
- leher, kepala dan dinding tubuh 4
- ekstremitas proksimal 3
- ekstremitas distal 2
- tidak diketahui 1
Imunisasi
- tidak ada 10
- mungkin ada/ ibu mendapat 8
- lebih 10 tahun yang lalu 4
- kurang 10 tahun 2
- proteksi lengkap 0
Faktor yang memberatkan
- penyakit atau trauma yang membahayakan jiwa 10
- keadaan yang tidak langsung membahayakan 8
- keadaan yang tidak membahayakan jiwa 4
- trauma atau penyakit ringan 2
- ASA grade I 0
Skor <9= ringan; skor 9-19= sedang; skor>19= berat
Pencegahan

Proses persalinan steril

Pendidikan dan
pengarahan

Imunisasi
Vaksinasi Tetanus

Imunisasi tetanus wanita usia subur atau sedang hamil


Proteksi >90%

Tanpa riwayat imunisasi dua dosis TT atau Td atau DPT


jarak minimal 4 minggu

Wanita hamil dg riw imunisasi jelas vaksin I segera diikuti


dosis ke 2 maksimal 3 minggu sebelum melahirkan.
Bila sudah mendapat dua dosis pada kehamilan sebelumnya
dosis ke 3 pada kehamilan berikutnya
Perawatan persalinan
dan pasca persalinan

Secara signifikan dapat menurunkan jumlah


infeksi perinatal

Persalinan yang bersih persalinan yang dibantu oleh


tenaga medis di dalam suatu institusi medis atau dilakukan di
rumah dengan bantuan bidan dengan prosedur persalinan
yang higienis (memastikan kebersihan tangan, tali pusat,
perineum, dan semua substans yang digunakan)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai