Anda di halaman 1dari 73

dr.

Roza Silvia, MClinEmbryol


OVARIUM
TUBA UTERINA

ENDOMETRIUM

UTERUS

CERVIX
UTERI

VAGINA
VESICA
URINARIA

RECTUM

CLITORIS
LABIUM
MINUS

LABIUM
MAJUS

2
Pembahasan :
 Ovarium
 Tuba falopii / oviduct / tuba uterina
 Uterus
 Vagina
 Plasenta
 Kelenjar payudara
 Genitalia eksterna

3
OVARIUM

MARGO LIBER

MARG MESOVARIUS

Setiap ovarium dibagi menjadi

4
OVARIUM

 Epitel germinativum  epitel selapis kubis

 Tunika albugenia  jar. ikat padat kolagen tak beraturan

 Korteks dan medula  batasnya tidak tegas

 Korteks ovarium  folikel ovarium (berbagai stadium)


dan stroma jaringan ikat

 Medula  p. darah besar, p. limfe dan serabut saraf,


sedikit sel-sel intersisial dan sel-sel hilus

5
STRUKTUR OVARIUM

TUNICA ALBUGINEA

CORTEX

HILUS

MEDULLA

6
OVARIUM

7
PERTUMBUHAN FOLIKEL OVARIUM
 Berlangsung sejak bayi sampai menopause
 Keterlibatan komponen ovarium : stroma, sel-sel
folikel dan oosit
 Perubahan selama pertumbuhan :
 Ukuran semakin besar
 Letak semakin dalam di korteks
 3 jenis folikel pada masa pertumbuhan :
 Folikel primordial
○ Sejak janin sampai sebelum akhil balikh
 Folikel sedang tumbuh
○ Folikel primer : unilaminar, multilaminar
○ Folikel sekunder/folikel antral
 Folikel matang (Graaf)
8
FOLIKEL OVARIUM
 Bangunan bulat dalam stroma corteks ovarium yang
mengandung oosit
 Jumlah :
 Pada wanita umur muda : memenuhi korteks
 Wanita dewasa : 400 000 buah dalam kedua ovarium
 Makin tua umur, makin berkurang jumlahnya
 Hanya dilepaskan < 500 oosit selama hidup
 Ukuran :
 Bervariasi, tergantung pada tahap pertumbuhannya
 Dalam setiap siklus haid :
 Sekitar 5-15 folikel mengalami pertumbuhan, hanya
1 oosit yg dilepas, sisanya mengalami degenerasi :
Atresia folikuler
 Pelepasan oosit disebut ovulasi
9
Stadium Zona Lapisan sel Cairan Sel Teka Ketergantu-
Pelusida folikel folikel ngan hormon
(granulosa)
Folikel Tidak ada Selapis sel-sel Tidak ada Tidak ada Tergantung
primordial gepeng faktor lokal
Folikel Ada Selapis sel-sel Tidak ada Tidak ada Tergantung
primer kubis faktor lokal
unilaminar
Folikel Ada Banyak Tidak ada Teka Tergantung
primer lapisan sel-sel interna & faktor lokal
multilaminar kubis eksterna
Folikel Ada Terdapat Tertimbun Teka Tergantung
sekunder rongga antar dalam interna & FSH
sel2 granulosa rongga2 eksterna
antar sel2
granulosa
Folikel Graaf Ada Membentuk Mengisi Teka Tergantung
membran antrum interna & FSH sampai
granulosa, eksterna menjadi folikel
kumulus utama
ooforus
10
PERTUMBUHAN FOLIKEL OVARIUM

FOLIKEL PRIMORDIA SEJAK KELAHIRAN


SAMPAI AKIL BALIG

11
F. primordial

F. primer

F. sekunder

F. graaf
FOLIKEL PRIMORDIA

INTI OOSIT DALAM FOLIKEL PRIMORDIA

13
PERTUMBUHAN FOLIKEL PRIMER

SEL STROMA SEL-SEL GRANULOSA


GEPENG SELAPIS

SEL-SEL GRANULOSA KUBOID BERLAPIS DUA

14
FOLIKEL SEKUNDER FOLIKEL TERSIER

15
OVULASI
 Proses :
 Oosit bersama corona radiata melepaskan diri dari
dinding folikel, terapung-apung dalam cairan folikel
 Folikel matang sobek
○ Karena tekanan cairan folikel, korteks ovarium iskemia
○ Bagian korteks antara permukaan dan folikel menjadi
lemah
○ Cairan folikel tumpah
 Pelepasan oosit bersama corona radiata dari ovarium
 Waktu :
 Hari ke-14 siklus haid
 Sisa folikel :
 Corpus rubrum :
○ Terbentuk oleh pecahnya pembuluh darah, sehingga
sisa-sisa foikel terisi bekuan darah
16
PROSES OVULASI

17
CUMULUS OOCYTE COMPLEX
PERUBAHAN FOLIKEL SETELAH OVULASI
CORPUS LUTEUM
 Perkembangan dari corpus rubrum
 Terletak dalam korteks ovarium
 Mikroskopis :
○ Jaringan sel-sel lutein mengelilingi jaringan ikat longgar di
tengahnya
 Fungsi :
○ Kelenjar endokrin : Progesteron dan estrogen
 Poses :
○ Folikel yg tidak berisi cairan mengempis, dinding melipat-lipat
○ Jaringan ikat stroma ovarium mengisi bekuan darah (kebanyakan
menempati bagian tengah)
○ Sel granulosa bertambah besar, berhenti mitosis
 Berubah menjadi Sel Lutein Granulosa, sel endokrin penghasil
steroid
 Sitoplasma mengandung lipid dan butir2 lipokrom
○ Sel Teka Interna :
 Berubah menjadi Sel Lutein Teka , sel endokrin
 Lebih kecil daripada Sel Lutein Granulosa 19
PERUBAHAN FOLIKEL SETELAH OVULASI

20
CORPUS LUTEUM

SEL LUTEIN THECA

SEL LUTEIN GRANULOSA BEKUAN DARAH

21
SEL-SEL LUTEIN CORPUS LUTEUM

JARINGAN PENGIKAT

22
PERUBAHAN CORPUS LUTEUM
 Umur corpus luteum 10 - 14 hari
○ Tidak ada fertilisasi : Corpus luteum spurium
○ Selama kehamilan : corpus luteum gravidarum
 Terbentuk corpus albicans melalui degenerasi sel-sel
corpus luteum (autolisis dan fagositosis) serta
terbentuk jaringan parut (jaringan ikat)
 Perubahan corpus albicans :
 Letak bergeser ke dalam ovarium
 Proses :
○ Absorbsi jaringan ikat, diganti oleh stroma ovarium
○ Berlangsung selama bulanan sampai tahunan

23
CORPUS ALBICANS

24
ATRESIA FOLLICULI
 Definisi :
 Proses degenerasi jaringan folikel ke dalam ovarium yang
didahului oleh berhentinya mitosis sel-sel granulosa dan
matinya oosit

 Waktu:
 Sejak lahir sampai beberapa saat setelah menopause
○ Paling banyak saat terjadi perubahan hormonal (setelah
lahir, masa akil balikh dan saat hamil)

 Dapat mengenai folikel di tahap perkembangan apa saja

25
BERBAGAI BENTUK ATRESIA FOLLICULI

GLASSY MEMBRANE

26
HISTOFISOLOGI
 Sel teka interna
- Membentuk androstendion (hormon seks pria)
Androstendion menembus lamina basalis, masuk ke sel granulosa
dimana enzim aromatase mengubah hormon tsb menjadi estradiol
(hormon wanita)
- Reseptor LH pada membran sel-nya
 Sel teka eksterna
- nutrisi untuk sel teka interna
 Sel lutein granulosa
- membentuk sebagian besar progesteron
- mengubah androgen dari sel lutein teka menjadi estrogen
 Sel lutein teka
- membentuk progesteron dan androgen, serta sedikit estrogen

27
TUBA UTERINA FALLOPII

FIMBRIAE

28
STRUKTUR DINDING TUBA UTERINA
• Tunika mukosa
- Epitel selapis toraks, paling tinggi di daerah ampula
- Terdiri dari sel silindris bersilia (paling banyak di
fimbrie dan ampula) serta sel sekretori tanpa silia
- Lamina propria

• Tunika muskularis
- Otot polos, stratum sirkuler (dalam), longitudinal (luar)

• Tunika serosa
- lanjutan dari peritoneum viseral

29
STRUKTUR MEMBRANA MUCOSA DINDING TUBA UTERINA

30
DINDING AMPULLA TUBA UTERINA FALLOPII

31
UTERUS

UTERUS

VAGINA

VESICA URINARIA

RECTUM

SYMPHISIS OSSIUM PUBIS

MONS VENERIS

INTROITUS VAGINAE

ANUS

32
DINDING UTERUS
 Endometrium
○ Merupakan membrana mukosa
○ Ketebalan dan struktur tergantung daerah yang
dilapisi & periode terkait siklus menstruasi
○ Lapisan: Stratum fungsional (dilepaskan saat
menstruasi) & Sratum basalis
• Miometrium
o Merupakan lapisan otot paling tebal
o 3 lapisan otot polos (Longitudinal-sirkular-
longitudinal)
o Berubah apabila dalam keadaan hamil
• Perimetrium
o Daerah fundus: ditutupi oleh peritoneum viseral,
sehingga merupakan Tunika Serosa
o Daerah lainnya merupakan Tunika Adventisia 33
Stratum fungsional endometrium
 Fungsi :
○ Mempersiapkan implantasi janin hasil fertilisasi
○ Dalam keaadaan tidak hamil mengalami perubahan
struktur dan fungsi secara periodik mengikuti
siklus haid
 Struktur :
 Epitel selapis silindris
○ Sel bersilia
○ Sel sekretori
 Lamina propria
○ Jaringan ikat
○ Mengandung kelenjar uterina

34
MIOMETRIUM

MIOMETRIUM

35
STRUKTUR DINDING UTERUS

STRATUM FUNCTIONALE

STRATUM BASALE

PERMUKAAN ENDOMETRIUM

MYOMETRIUM

36
Tahap perubahan struktur endometrium dalam
satu silkus haid

 Fase menstruasi (h 1-4)

 Fase proliferatif/Folikuler (h 5-14)

 Fase sekretorik/Luteal (h 15-28)


37
Struktur endometrium pd fase menstruasi
 Pelepasan hemoragik lapisan fungsional
 Berlangsung jika tidak ada fertilisasi dan nidasi
(2 minggu sesudah ovulasi, hari ke-1 sampai 4)
 Pemicu: penurunan mendadak progesteron dan
estrogen  spasme (konstriksi) & relaksasi A. spiralis
 Perubahan:
 Kelenjar berhenti sekresi
 Stroma menyusut, edema menghilang, terjadi
perdarahan
 Arteri : kontraksi dinding arteri, iskemia, kematian sel-
sel endotel, diikuti pengenduran arteri dan perdarahan
 Stratum fungsional dilepaskan

38
PERUBAHAN STRUKTUR ENDOMETRIUM
PADA AWAL FASE MENSTRUASI

KEBOCORAN PEMBULUH DARAH


SEL NETROFIL

39
Perubahan struktur endometrium fase proliferatif

 Pembentukan kembali seluruh lapisan fungsional


 Perubahan:
 Penambahan tebal endometrium 2X- 3X  Stratum
fungsional
 Sel-sel epitel dan sel stroma banyak mitosis
 Kelenjar tubuler tumbuh memanjang dan banyak,
lumen sempit, sel epitel kelenjar berbentuk kolumner
(pada akhir fase mengandung glikogen)
 Arteri spiralis:
○ Memanjang, sedikit berkelok-kelok
○ Belum mencapai 1/3 lapisan permukaan

40
PERUBAHAN STRUKTUR ENDOMETRIUM PADA AWAL
FASE PROLIFERATIF/FOLIKULER

41
PERUBAHAN STRUKTUR ENDOMETRIUM PADA AKHIR
FASE PROLIFERATIF/FOLIKULER

42
PERUBAHAN STRUKTUR ENDOMETRIUM PADA
AWAL FASE SEKRETORI/LUTEAL

43
Perubahan struktur endometrium fase sekretorik

 Penebalan endometrium akibat dari edema dan sekresi


oleh kelenjar uterina
 Perubahan:
 Kelenjar menjadi berkelok-kelok, lumen terisi sekresi
bahan glikoprotein, dan sel-selnya menyimpan
sebagian besar glikogen pada sisi basal
sitoplasmanya
 Arteri spiralis:
○ Bertambah panjang sampai ke superfisial lapisan
fungsional dan sangat berkelok-kelok

44
PERUBAHAN STRUKTUR ENDOMETRIUM PADA
AKHIR FASE SEKRETORI/LUTEAL

45
PERUBAHAN STRUKTUR KELENJAR SELAMA SIKLUS MENSTRUASI

46
CERVIX UTERI
Membrana mukosa
 Berbeda dengan daerah lain dari uterus
Tipis (3 mm), lipatan-lipatan bercabang
Tidak dilepaskan saat menstruasi
 Epitel selapis silindris: beberapa sel bersilia dan sel
sekretorik
 Epitel berlapis gepeng: permukaan luar porsio vaginalis
 Lamina propria
○ Jaringan ikat padat, banyak serat kolagen
○ 15 % sel-sel otot polos
○ Mengandung kelenjar besar: kelenjar cervikalis uteri
(bersifat serosa)  menjadi mukoid pd kehamilan
○ Sedikit mengalami perubahan sesuai siklus menstruasi

47
CERVIX UTERI
TUNICA MUSCULARIS VAGINAE

CANALIS CERVICIS

DINDING VAGINA

PORTIO VAGINALIS

48
STRUKTUR DINDING CERVIX UTERI
CANALIS CERVICIS
UTERI

PORTIO VAGINALIS

VAGINA

49
GLANDULA CERVICALIS UTERI

50
VAGINA
 Membrana mukosa:
 Epitel berlapis gepeng tak bertanduk (150-200 m),
○ mengandung glikogen
 Lamina propria
○ Jaringan ikat longgar, banyak serat fibroelastis &
anyaman pembuluh darah
 Tunika muskularis:
 2 lapis otot polos (longitudinal di luar, sirkular di
dalam)
 Tunika adventisia:
 Banyak pembuluh darah, serat fibroelastis dan serat
saraf

51
DINDING VAGINA

POTONGAN MELINTANG

VAGINA

TUNICA MUSCULARIS MEMBRANA MUCOSA

52
STRUKTUR DINDING VAGINA

TUNICA MUSCULARIS
MEMBRANA MUCOSA

53
PLACENTA
• Struktur sementara saat kehamilan
• Pars Fetalis: Lempeng chorion
• Villi placentae / villi chorialis: jaringan ikat
masenkim dan pembuluh darah
– Cytotrophoblast
– Syncytiotrophoblast

• Pars Maternalis: Decidua basalis


• Daerah pinggiran plasenta, desidua basalis
menyatu erat dengan chorion pada zona
marginalis
• Septum plasenta membagi plasenta menjadi
Cotyledon

54
STRUKTUR PLACENTA

VILLUS CHORIALIS

PARS FOETALIS

ANCHORING VILLUS
PARS MATERNA
DECIDUA BASALIS
PARS BASALIS
ENDOMETRIUM

55
STRUKTUR VILLI CHORIALIS
 Dinding:
 Syncytiotrophoblast
○ Batas sel tidak jelas,
○ Langsung kontak dengan darah maternal
○ Fungsi:
 Pengambilan nutrisi dan oksigen dari darah
maternal
 Pelepasan limbah metabolisme fetus dan CO2
 Sintesis dan sekresi hormon plasenta : Protein
dan Steroid (terutama progesteron & hCG)
 Cytotrophoblast
○ Sel trofoblas yang belum terdiferensiasi
 Isi: jaringan ikat mesenkim longgar dan kapiler sistem
sirkulasi fetus (tidak berfenestra)
56
STRUKTUR VILLI PLACENTAE

57
STRUKTUR PLACENTA MENDEKATI PERSALINAN

STEM VILLUS

TERMINAL VILLUS

ANCHORING VILLUS DECIDUA BASALIS

58
STRUKTUR VILLI PLACENTAE MENDEKATI PERSALINAN

SEL HOFBAUER

59
GLANDULA MAMMAE
 Modifikasi kelenjar sudorifera menjadi apokrin
 Ductus lactiferus: saluran keluar dari 1 lobus
 Lobulus kelenjar : kumpulan kelenjar
○ Pars sekretorius
 Bentuk tubuloalveolar = Ductus alveolaris
○ Pars ekskretorius
 Lobus kelenjar (15 - 25): kumpulan beberapa lobulus
 Jaringan ikat :
 Pembatas lobus sebagai septum
 Pembatas lobulus : jaringan ikat padat

60
STRUKTUR GLANDULA MAMMAE

 Pars sekretorik:
○ Epitel kuboid/kolumnar pendek
 Duktus ekskretorius:
 Semua menampung kumpulan duktus alveolaris
 Duktus intralobularis: saluran
keluar akan bersatu
dengan saluran keluar dalam satu lobulus
 Duktus Laktiferus:
○ Menampung sekret dari satu lobus
○ Bermuara langsung pada permukaan papilla
mammae

61
GLANDULA MAMMAE WANITA PUBERTAS
 Struktur:
 Pars sekretorik : tubulo-alveolar
 Duktus Laktiferus :
○ Dekat pars sekretorik : epitel selapis kubis dengan
lapisan beberapa sel mioepitel
○ Makin dekat muara : 2 lapis epitel kuboid
○ Sinus Laktiferus dekat muara keluarnya : epitel
berlapis gepeng (lebih tebal)
 Sinus Laktiferus/Ampula : pelebaran duktus
laktiferus, epitel berlapis gepeng
 Perubahan selama siklus haid :
 Proliferasi pars sekretorik dan duktus ekskretorik
 Penambahan lemak sebelum haid

62
GLAND. MAMMAE WANITA PUBERTAS

TUBULO-ALVEOLER

63
GLAND. MAMMAE WANITA PUBERTAS

64
SISTEM SALURAN KELUAR GLAND. MAMMAE WANITA PUBERTAS

65
GLANDULA MAMMAE GRAVIDITAS (HAMIL)
 Graviditas paruh waktu pertama :
 Pertambahan percabangan dari ujung kelenjar
seara cepat
 Proliverasi alveoli
○ Pertambahan komponen epitel
○ Pengurangan jaringan lemak intersisial
○ Pertambahan sel-sel limfosit, eosinofil
 Graviditas paruh waktu kedua :
 Pertumbuhan berhenti
 Pembesaran komponen seluler dan alveoli
 Sekresi laktoprotein, sedikit lipid

66
GLAND. MAMMAE GRAVIDITAS

67
GLAND. MAMMAE GRAVIDITAS

LOBULUS

68
GAMBARAN PARS SECRETORIA GLANDULA
MAMMAE PADA SAAT GRAVIDITAS
 Gambaran umum : tidak merata
○ Daerah yang fungsional:
 Dinding alveoli menipis
 Pars sekretorik menghasilkan sekret
 Alveolus mengembang
○ Daerah non fungsional:
 Sel epitel menebal
 Alveoli mengempis
 Sel epitel alveolus :
○ Bentuk kolumnar : ujung sel ada tonjolan2 ke
lumen, inti di tengah
○ Bentuk kolumnar pendek/gepeng : ujung sel rata
69
GLANDULA MAMMAE (LAKTASI)
 Selama ASI diisap keluar

 Alveoli : Sel besar berisi sekresi


 Pars sekretorik : berisi ASI
 Sel epitel menjadi kuboid
 Berisi vakuol sekresi lipid (bermacam ukuran)
- terdapat di bagian puncak sel
- dibatasi membran
- vakuol dilepaskan bersama membran (apokrin)
 Mengandung butir-butir sekresi protein
- tidak dibatasi membran
- terdapat di bagian basal sel

70
GLANDULA MAMMAE (LAKTASI)

71
GLANDULA MAMMAE (LAKTASI)

72
GENITALIA EKSTERNA
 Labia mayora  lemak, folikel rambut, kelj. sebasea,
kelj. keringat

 Labia minora  jar. ikat kaya p. darah, mengandung


serat elastin, kelj. sebasea, folikel rambut (-)

 Vestibulum  kelj. Bartholini, kelj. Vestibulum kecil

 Klitoris  banyak serat saraf sensorik, korpuskulum


Meissner & korpuskulum Pacini

73

Anda mungkin juga menyukai