Anda di halaman 1dari 46

ETIKA LEGAL TINDAKAN KEPERAWATAN

Iwan Effendi.S.Kp,.SH
PRAKTIK PERAWAT
PRAKTIK PROFESI PROFESSIONAL

Adalah praktik yang BAIK & BENAR


BENAR
BAIK -ukurannya norma
-ukurannya norma kebenaran:
kebaikan: (ETIKA) (Hukum & Disiplin)

• SEBAGAI PROFESI => TANGGUNG JAWAB


BENTUK TANGGUNG JAWAB
NAKES/PERAWAT
Tanggung jawab professional
(Responsibility)
kode Etik
sumpah perawat
standar profesi

Tanggung Jawab Hukum (Liability)


Hk Pidana, Hk Perdata, Hk Adm
AKUNTABILITAS PROFESI

-ORGANISASI Profesi
-MKEK, KOMITE ETIK
-LEMBAGA DISIPLIN
-PWT INSTITUSI
-MKDKI
-SANKSI ETIK
-MDTK
-SANKSI DISIPLIN

-PENEGAK HUKUM
-POLISI, JAKSA, ADVOKAT,
HAKIM
-SANKSI HUKUM
-PIDANA, PERDATA, ADM
AUTONOMY

ACCOUNTABILITY
NONMALEFICENCE

PRINSIP ETIKA VERACITY


CONFIDENTIAL

BENEFICIENCE
JUSTICE

5
LANDASAN ETIK/MORAL
PERILAKU PERAWAT
 OTONOMI:
Mandiri & bersedia menanggung resiko dan
bertanggung gugat terhadap keputusan dan
tindakan. Otonomi juga diartikan penghargaan
terhadap otonomi klien dalam mengambil
keputusan
 BENEFICIENCE:

Tiap keputusan dibuat berdasarkan keinginan


untuk melakukan yang terbaik & tidak
merugikan klien
6
NONMALEFICENCE:
Tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik & psikologik

ADIL:

Tidak mendiskriminasikan klien, memperlakukannya


berdasarkan keunikan klien, kebutuhan spiritual klien

7
FIDELITY:
“Caring”, selalu berusaha menepati janji,
memberikan harapan memadai, komitmen &
peduli

VERACITY:
Mengatakan tentang kebenaran, tidak
berbohong dan menipu, fokus informed
consent
 ACCOUNTABILITY

Bertanggung jawab dengan keilmuannya


8
ASAS HUKUM INTERNASIONAL

9
KODE ETIK KEPERAWATAN
INDONESIA

*MUKADDIMAH
*PERAWAT (KLIEN)
*PERAWAT (PRAKTIK)
*PERAWAT (MASYARAKAT)
*PERAWAT (TEMAN SEJAWAT)
*PERAWAT (PROFESI)
EKSISTENSI KEPERAWATAN
UU No.36 tahun 2009 ttg Kesehaatan

Pasal 63 (2)

Pasal 63 (3)

Pasal 63 (4)

11
PRAKTIK KEPERAWATAN
ETIK LEGAL

KEWENANGAN
KEBAIKAN KEAHLIAN FORMIL
MATERIIL

BERETIK/
BERMORAL KOMPETEN BERIZIN

PENERAPAN KODE ETIK PROSES PENGAKUAN Proses sesuai per uuan


DAN NILAI MORAL
13
14
KOLABORASI
POTENSI A + POTENSI B TUJUAN C

PARTNERSHIFT WITH ENEMY

TANGGUNG JAWAB PADA SIAPA YANG SALAH (PIDANA)


BAIK KEPUTUSAN DAN/ATAU PELAKSANAAN

PERDATA DAPAT TANGGUNG RENTENG

15
TANGGUNG JAWAB HUKUM PERAWAT

TANGGUNG JAWAB
HUKUM:

*PIDANA
*PERDATA
*ADMINISTRATIF
TANGGUNG JAWAB HUKUM

ASPEK HUKUM PERDATA


>atas kesalahan sendiri (pasal 1365)

>atas kesalahan orang lain yang dibawah


tanggung jawabnya (pasal 1367 ayat 3
KUH perdata)

ASPEK HUKUM PIADANA


> Tanggung jawab atas kesalahan
pribadi/sifat subyektifitas hukum pidana
TANGUNG JAWAB HUKUM : PIDANA
Azas :
• “tidak dipidana, jika tidak ada kesalahan “

Kapan orang Bersalah….?


1.Seorang telah melakukan perbuatan pidana (perbuatan
bersifat melawan hukum)
2.Keadaan batin orang yg melakukan itu erat kaitannya dg
kemampuan bertanggung jawab
3.Adanya hubungan batin antara pelaku dan perbuatannya
- Kesengajaan (“dolus”)
- Kealpaan/kelalaian (“culpa”)
4. Tidak adanya alasan pemaaf
KESALAHAN KARENA KESENGAJAAN dan
KEALPAAN

KESALAHAN karena KESENGAJAAN : pidana


1. Pelaku sengaja berbuat sesuatu yg melawan
hukum  niat
2. Pelaku mempunyai tujuan dan tujuan itu
memang dikehendaki oleh sipelaku
3. Perbuatan pelaku tersebut dicela karena
merugikan masyarakat.
Tinjauan Hukum Pidana Perawat
Kesalahan karena kesengajaan: melanggar UU
Contoh :
1. Aborsi illegal
2. Keterangan palsu
3. Membocorkan rahasia jabatan
4. Penipuan
5. Penyerangan seks

Kesalahan karena kelalaian yang menyebabkan orang lain


meninggal (pasal 359 KUHP), luka berat (pasal 360 KUHP)

Ukuran kelalaian adalah pelaksanaan pekerjaan sesuai


standar
KEALPAAN

-TIDAK MENGADAKAN PENDUGA-DUGA SEBAGAIMANA YANG


DIHARUSKAN OLEH HUKUM

-TIDAK MENGADAKAN PENGAHATI-HATIAN SEBAGAIMANA


DIHARUSKAN OLEH HUKUM

Kealpaan yang dapat dipidana :


Adanya unsur kelalaian berat (culpa
lata) yang akibatnya fatal yang serius
TANGGUNG JAWAB HUKUM
PERDATA
Tanggung jawab terhadap kerugian pasien
(ringan) akibat :
KELALAIAN/KEALPAAN

Pada dasarnya adalah PERDATA

Bila kerugiannya berat/fatal (luka


berat/cacat/meninggal) menjadi PIDANA
TANGGUNG JAWAB HUKUM PERAWAT

• Pasal 46 uu No. 44 tahun 2009


Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap
semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit.

• Pasal 29 UU No. 36 tahun 2009


Dalam hal tenaga kesehatan diduga melakukan kelalaian
dalam menjalankan profesinya, kelalaian tersebut harus
diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi.

23
TANGGUNG JAWAB HUKUM
ADMINISTRASI
• Terkait dengan Persyaratan Pemberian Izin
oleh Lembaga yang berwenang
• SANKSI
– Teguran
– Peringatan
– Pencabutan Izin

24
PRAKTIK PERAWAT
Permenkes No. 148/2010 & Permenkes No.17 /2013

DOKUMEN HUKUM PRAKTIK PERAWAT

• STR (SURAT TANDA REGISTRASI)


• SIKP (SURAT IZIN KERJA PERAWAT)

• SIPP (SURAT IZIN PRAKTIK PERAWAT)


25
PERIZINAN
Permenkes No. 148/2010
• Yang boleh Praktik Mandiri perawat minimal
lulusan Diploma III Keperawatan
• Setiap perawat Praktik wajib SIPP
• di difasilitas kesehatan wajib SIKP(RS,
PUSKESMAS, KLINIK DLL)
• Perawat Praktik Mandiri wajib pasang papan
nama
• SIKP & SIPP masing-masing hanya satu tempat
praktik 26
PRAKTIK PERAWAT

PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN


 Di luar praktik mandiri
 Praktik mandiri

27
KEWENANGAN PERAWAT
1. PRAKTIK PERAWAT PADA FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT I, II, III

2. MELAKSANAKAN keperawatan yang ditujukan kepada


individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat.

MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWTAN

MELAKUKAN UPAYA PROMOTIF, PREVENTIVE, PEMULIHAN &


pemberdayaan Masyarakat

MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER


KEWENANGAN PERAWAT

ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian,
 Penetapan diagnosa keperawatan,
 Perencanaan,
 Implementasi, (pelaksanaan Prosedur, Observasi,
enkes & Konseling
 dan evaluasi keperawatan
 DAPAT MEMBERI OBAT BEBAS
DAN BEBAS TERBATAS
29
PELIMPAHAN WEWENANG
WEWENANG

ATRIBUTIF PELIMPAHAN

DELEGASI MANDAT

30
PERAWAT DAPAT MELAKUKAN DILUAR
KEWENANGAN
• KONDISI GAWAT DARURAT
– Mempertimbangkan KEMAMPUAN dan
kemungkinan RUJUK
• DIWILAYAH TERSEBUT TIDAK ADA DOKTER 
ditetapkan KADINKES kab/kt
• DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PROGRAM
PEMERINTAH
TINDAKAN KEPERAWTAN KOMPLEMENTER

-AROMATHERAPY -BACH FLOWER REMEDIES


-MASSAGE -ALEXANDER TECHIQUE
-REFLEXOLOGY -ACUPUNTURE
-HIPNOTHERAPY -HERBAL MEDICINE
-SHIATSU -DLL

32
DOKTRIN GOOD SAMARITAN
SYARAT ;
• Kesukarelaan Penolong
– Pembuktiannya; tidak ada harapan/
imbalan/kompensasai
• Itikad baik Penolong
– Contoh tidak baik ; melakukan trakheostomy untuk
menambah keterampilan

33
YANKES KONDISI GADAR
• UU No 36 tahun 2009 TTg Kesehatan pasal 32
(1)
Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik
pemerintah maupun swasta, wajib memberikan pelayanan
kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan terlebih dahulu
Pasal 32 (2)
Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan,
baik pemerintah maupun swasta dilarang menolak pasien
dan/atau meminta uang muka.

34
Pelayanan Kesehatan Pada Bencana
• Tanggap darurat
• Pasca bencana.

Pasal 83

(1) Setiap orang yang memberikan pelayanan kesehatan


pada bencana harus ditujukan untuk penyelamatan
nyawa, pencegahan kecacatan lebih lanjut, dan
kepentingan terbaik bagi pasien.

(2) Pemerintah menjamin perlindungan hukum bagi


setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
35
Nakes dilindungi hukum
• Selama tujuan :
– menyelematkan nyawa
– Mencegah cacat
– Demi kepentingan terbaik pasien

• Selama sesuai kemampuan yang dimiliki


– Ada aspek pembuktian kemampuan/keahlian

36
Pasal 85

(1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan


kesehatan, baik pemerintah maupun swasta wajib
memberikan pelayanan kesehatan pada bencana
bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan.

(2) Fasilitas pelayanan kesehatan dalam


memberikan pelayanan kesehatan pada bencana
dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang
muka terlebih dahulu.

37
UU 38 Tahun 2014 Tentang
Keperawatan
BAB V PRAKTIK KEPERAWATAN
Tugas dan Wewenang
Pasal 35
• Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama,
Perawat dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat
sesuai dengan kompetensinya.
• Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien dan mencegah
kecacatan lebih lanjut.
• Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
keadaan yang mengancam nyawa atau kecacatan Klien.
• Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Perawat sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan
keilmuannya.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai keadaan darurat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
38
SANKSI

Pasal 190 (1)


Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang
melakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang
dengan sengaja tidak memberikan pertolongan pertama terhadap pasien yang
dalam keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2)
atau Pasal 85 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun
dan denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Pasal 190 (2)

Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan


terjadinya kecacatan atau kematian, pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
dan/atau tenaga kesehatan tersebut dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
39
KONTROVERSI

Kasus Misran dari Kalimantan timur


Jumat, 07/05/2010 15:41 WIB

Mantri Tolong Warga Dipidana


Kasus Misran Drama Pedih Kebijakan Pemerintah (Andi
Saputra – detikNews)

40
Putusan MK JUDISIAL REVIEW Psl 108 UU No.36 tahun 2009
oleh MISRAN dkk
Tgl 27 Juni 2009

• Pekerjaan Kefarmasian dpt dilakukan oleh


dr/drg, Perawat, Bidan Bila tdk ada
tenaga Kefarmasian

• DALAM KONDISI GADAR


• Peraturan Pelaksanaannya …..?????
41
MASALAH MEDIKOLEGAL GADAR
• Persepsi keadaan gawat darurat pasien dan
Nakes
• Penerapan standar Pelayanan Gadar
termasuk Rujukan
• Informed consent
• Dokumentasi : Rekam Medik
• Kematian di IGD
• Pembiayaan
• RAHASIA PASIEN vs KEPENTINGAN PUBKLIK

42
Dasar Regulasi Saat ini
• PMK No. 161 tahun 2010 tentang
Registrasi tanaga Kesehatan
• PMK No. 148 tahun 2010 & revisinya PMK
No. 17 tahun 2013 tentang Izin
Penyelenggaraan Praktik Perawat

Belum cukup kuat

UU KEPERAWATAN
Undang
Undang Undang
Undang
KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
Iwan Effendi
Tempat Tanggal Lahir: Jakarta 22 Agustus 1970
Alamat : Gang Remaja Dua Rt 04/03 Kampung Gedong Pasar Rebo
Status : Berkeluarga, Putri 1 Putra 2
Pekerjaan : Dinkes Kesehatan DKI Jakarta
UGD RS OMI
UGD RS Harapan Bunda
PT.MMS
Organisasi :
1. PP- PPNI 2010-2015
2. Koord. Gerakan Nasional Sukseskan UU Kep 2008-sekarang
3. Ketua Organisasi HIPGABI 2013-2018
4. Satgas BPJS ( JKN )
5. PP-PPNI 2015-2020
6. Tenaga ahli komisi DPR RI
Pendidikan
7. Akper
8. FIK Urindo
9. Sarjana Hukum

Anda mungkin juga menyukai