• Pengkajian
• Diagnosa
• Intervensi
• Implementasi
• evaluasi
Pengkajian
• Untuk mengkaji status nutrisi pasien dipaparkan
pendekatan ABCD, yaitu:
a. Anthropolometric measurement (Tinggi badan, Berat
badan, Tebal lipatan kulit, Lingkar Tubuh)
b. Biochemical data (Hemoglobin, Hematokrit, Albumin)
c. Clinical sign of nutrional status (Rambut, Kulit, Mata ,
Cardiovaskuler, Otot-otot, Gastrointestinal, Aktifitas ,
Neurologi)
d. Dietery history (Pola diet/makan, Pengetahuan tentang
nutrisi, Kebiasaan Makanan, Makanan kesukaan,
Pemasukan cairan, Problem diet, Tingkat aktivitas, Riwayat
kesehatan/ pengkomsumsian obat)
Diagnosa
a. Kekurangan nutrisi berhubungan dengan :
1. Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara
berkelanjutan akibat penyakit infeksi, luka bakar, ataupun
kanker
2. Disfagia akibat kelumpuhan serebral
3. Penurunan absorpsi nutrisi akibat toleransi laktosa
4. Penurunan nafsu makan
5. Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare,
ataupun pengeluaran lainnya
6. Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya
7. Kesulitan mengunyah
Diagnosa
b. Kelebihan nutrisi berhubungan dengan :
1. Perubahan pola kenyang akibat efek obat
atau radiasi
2. Penurunan fungsi pengecap atau penciuman
3. Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi
4. Penurunan kebutuhan metabolisme
5. Kelebihan asupan
6. Perubahan gaya hidup
Perencanaan
Tujuan :
1. Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang
2. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parental
Rencana tindakan :
4. Monitor perubahan factor yang menyebabkan terjadinya kekurangan
kebutuhan nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisi
5. Kurangi factor yang mempengaruhi perubahan nutrisi
6. Ajarkan untuk merencanakan makanan
7. Kaji tanda vital dan bising usus
8. Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin
9. Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.
Perencanaan
• Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum
dapat dilakukan dengan cara:
1. Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan
penurunan nafsu makan
2. Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi
sering memperhatikan jumlah kalori dan tanpa kontraindikasi
3. Menata ruangan senyaman mungkin
4. Menurunkan stress psikologis
5. Menjaga kebersihan mulut
6. Menyajikan makanan mudah dicerna
7. Hindari makanan yang mengandung gas
Perencanaan
• Tindakan pada gangguan kesulitan makan secara umum
dapat dilakukan dengan cara :
1. Atur posisi seperti duduk tegak 60-90 derajat pada
kursi atau ditepi tempat tidur
2. Pertahankan posisi selama 10-15 menit
3. Fleksikan kepala ke depan pada garis tengah tubuh 45
derajat untuk mempertahankan kepatenan esophagus
4. Mulai dari jumlah yang kecil
5. Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari makanan
yang pedas atau asam, makanan berserat (sayuran
mentah), dan rendam makanan kering agar lunak
Perencanaan
• Tindakan pada gangguan kelebihan nutrisi secara umum dapat
dilakukan dengan cara:
1. Hindari makanan yang mengandung lemak
2. Berikan motivasi untuk menurunkan berat badan
3. Lakukan program olah raga
• Tindakan pada gangguan obstruksi mekanis secara umum dapat
dilakukan dengan cara:
1. Lakukan kebersihan mulut segera dengan kumur-kumur
menggunakan minuman bikarbonat rendah kalori atau 1/2 atau
1/4 larutan hiderogen peroksida dan air sebagai pembersih
mulut
2. Ajarkan teknik mempertahankan nafsu makan dengan
mengubah variasi dan kepadatan seperti jus atau sop kental
3. Gunakan suplemen tinggi kalori atau protein
Implementasi
• 1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
• Pemberian nutrisi melaui oral merupakan
tindakan keperawatan yang dilakukan pada
klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi secara sendiri dengan cara membantu
memberikan makan.nutrisi melalui oral
(mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan
nutrisi pasien dan membangkitkan selera
makan pada klien.
Implementasi
• 2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa
Penduga/Lambung
• Pemberian nutrisi melalui pipa
penduga/lambung merupakan tindakan
keperawatan yang dilakukan pada klien yang
tidak mampu menelan dengan cara memberi
makan melalui pipa lambung atau pipa
penduga. Tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi klien.
Implementasi
• 3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
• Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan
pemberian nutrisi berupa cairan infuse yang dimasukkan
ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral
(untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer
(untuk nutrisi parental parsial). Pemberian nutrisi
melalui parental dilakukan pada klien yang tidak bias
makan melalui oral atau pipa nasograstik dengan tujuan
untuk menunjang nutrisi sentral yang hanya memenuhi
sebagian kebutuhan harian.
Evaluasi
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan
adanya kemampuan dalam makan serta adanya
perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari
kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan
tidak adanya tanda kekurangan atau kelebihan berat
badan
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau
parenteral ditunjukkan dengan adanya proses
pencernaan makanan yang adekuat
Gambaran Pemasangan NGT